NovelToon NovelToon
Aku Sudah Memaafkan

Aku Sudah Memaafkan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / cintamanis / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus / trauma masa lalu
Popularitas:1.7M
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

"Aku emang cinta sama kamu. Tapi, maaf ... kamu enggak ada di rencana masa depanku."


Tanganku gemetar memegang alat tes kehamilan yang bergaris dua. Tak bisa kupercaya! Setelah tiga bulan hubunganku dengannya berakhir menyakitkan dengan goresan luka yang ia tinggalkan, aku malah mengandung darah dagingnya.

Saat itu juga, aku merasakan duniaku berotasi tidak normal. Aku terisak di sudut ruangan yang temaram. Menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi. Namun, satu yang aku yakini, hidup itu ... bukan pelarian, melainkan harus dihadapi.


Adaptasi dari cerpen Aku Sudah Memaafkan, ©2022, Yu Aotian

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 : Kita yang Menabung Rindu

Warning! Agak anu....

.

.

.

Perjalanan menuju tahun keempat tengah dimulai. Namun sebelumnya, biarkan kami menikmati hari jadi ketiga lebih dulu. Ini sudah sebulan berlalu, tapi kami baru bisa merayakannya. Itu pun harus menunggunya selesai pulang dari rumah sakit.

Berdiri di depan cermin, aku mengecek penampilanku malam ini. Apakah rambutku harus dibiarkan terurai atau dikuncir saja agar tidak terlihat membosankan? Namun, apakah kak Evan akan menyukainya?

Di tengah kebingunganku, terdengar bunyi ketukan pintu kamar kosku. Dia sudah datang! Aku buru-buru menuju pintu, tapi kemudian berbalik kembali ke depan cermin untuk menyemprotkan parfum favoritnya ke seluruh tubuhku. Tak lupa kembali memoles lipstik pink. Ah, ini terlalu terang. Dia tak menyukainya. Kuhapus kembali dan kuganti dengan warna yang sedikit pucat. Sempurna!

Aku lantas segera membuka pintu. Kak Evan yang masih memakai jas dokter, tengah berdiri sambil memegang buket bunga mawar dan sekotak kue tart berukuran sedang. Wajah tampannya tak pernah gagal terpancar meski berbalut lelah.

"Sorry aku telat, di tempat kerja tadi lagi hujan. Ini bunga mawar dan ini tart keik sesuai requestanmu," ucapnya sambil mengulas senyum.

"Makasih, Sayang!"

Aku terharu dia masih menyempatkan mencari semua ini. Bahkan kepala dan badannya terlihat sedikit basah. Kuambil barang bawaannya itu dan mempersilakan ia masuk. Aku buru-buru mengambil handuk kecil dari lemariku. Dia menekukkan kakinya agar sejajar dengan tinggi badanku, untuk mempermudah aku mengeringkan rambutnya yang setengah basah.

Ya, hari jadi kami yang ketiga hanya bisa dirayakan di dalam kos. Ini karena kak Evan memiliki jadwal yang padat di rumah sakit sehingga untuk menghindari perayaan kami batal, aku memintanya merayakannya di sini saja.

Aku meletakkan keik tart pemberiannya di meja mini. Kuputar koleksi musik dari ponselku untuk menambah kesan suasana romantis ruangan ini. Kak Evan yang baru saja membuka jasnya, lantas ikut duduk bersila di depan kue tersebut.

"Pacarku harum banget, jadi minder, nih!" pujinya saat aku ikut duduk di sampingnya.

Aku tersenyum simpul sambil memeluk buket bunga mawar pemberiannya. Dia merangkulku sambil mengarahkan I-phonenya ke depan bersiap mengambil foto bersama.

"Jadi ini yang dibilang hp Apple?" tanyaku.

"Hum." Dia mengangguk. "mau aku beliin? Ada versi tablet juga, bagus buat kalo mau presentasi."

"Enggak, ah. BB-ku masih bagus. Lagian, katanya kalo dengar musik di hp iPhone harus bayar.

"Ya, gak papa. Itung-itung kita hargai karya musisi."

Ya, salah satu dari banyaknya persamaan kami adalah kami sama-sama senang mendengarkan musik.

Kami banyak kali berpose di depan keik tart yang terdapat lilin angka tiga di atasnya. Bisa dikatakan ini perayaan yang paling sederhana dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, tetap berkesan dan tentunya membuatku bahagia. Mengingat, kami sudah jarang bersama.

"Kayaknya bagus deh kalo lilin di kuenya nyala. Tunggu, aku ambil macis dulu!"

Aku beranjak untuk mengambil korek api di kotak penyimpanan. Tepat saat aku menemukannya, lampu di kamar kos mendadak padam hingga membuat ruangan gelap gulita. Bersamaan dengan itu, kak Evan mendadak merengkuhku dari belakang.

"Nyalakan pemantiknya!" pintanya sambil berbisik di telingaku. Ternyata, kak Evan yang sengaja memadamkan lampu kamarku.

Karena gelap, aku kesulitan menyalakan pemantik api. Kak Evan lalu membalikkan badanku menghadap ke arahnya. Karena posisi kami yang berhimpitan, kedua kakiku malah berpijak di punggung kakinya. Dia mengambil pemantik dari tanganku kemudian menyalakannya sehingga menghasilkan cahaya remang yang berpendar ke seluruh ruangan.

Bak tengah berdansa, dia menggiringku dengan pelan menuju meja kecil tempat diletakkan kue tart yang menjadi simbol perayaan hari jadi kami. Tangannya masih terus memegang pemantik api yang menyala, sementara sebelahnya lagi merangkul pinggangku. Kedua tanganku berpegangan di pundaknya agar tak jatuh, dengan sepasang kaki yang masih menginjak kakinya. Alunan lagu sendu yang mewakili perasaanku saat ini mengiringi langkah-langkah kami.

Aku ingin engkau selalu

Hadir dan temani aku

Di setiap langkah

Yang meyakiniku

Kau tercipta untukku

Meski waktu akan mampu

Memanggil seluruh ragaku

Ku ingin kau tau

Ku selalu milikmu

Yang mencintaimu (Ungu_tercipta untukku)

Kami menyalakan lilin-lilin kecil di atas meja.

Di kamar yang temaram ini, aku duduk di pangkuannya sambil bersama-sama memotong keik dan saling menyuapi.

"Enak, gak?" tanyanya setelah memberiku suapan kecil.

"Enak. Enak banget!" Aku menoleh padanya sambil tersenyum.

"Tunggu, diam!" Dia memintaku untuk tak bergerak.

Aku pun mendadak menjadi patung dengan posisi kepala yang masih menoleh ke arahnya. Dia mendekat. Mendekati wajahku. Bibirku bergetar saat bibirnya menjamah sudut bawah bibirku hanya untuk mengambil sisa whippy cream yang menempel di sana.

Dia kembali menyuapiku sepotong keik. Namun, kali ini seperti sengaja membuat whippy creamnya melumer ke seluruh bibirku. Aku yang melihat tampilan bibirku yang celemotan lewat rekaman video, lantas segera membalasnya dengan ikut mengoleskan whippy cream ke wajahnya. Dia tergelak dan berusaha menahan kedua tanganku agar tak menyentuh wajahnya.

Tak mau kalah, aku berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya. Namun, itu justru membuat tubuhnya mendadak terbaring di lantai. Posisi tubuhku pun ikut terjatuh di atas tubuhnya dengan kedua tangan yang berpegangan di dadanya.

Untuk beberapa detik, kami bergeming dengan mata yang bersirobok. Dia mengangkat kepalanya untuk membenamkan bibirnya di bibirku. Kami berpagutan. Saling melahap. Berebut rasa manis dan legitnya whippy cream yang masih tertinggal di mulut kami masing-masing. Lembut. Sangat lembut.

Tanpa melepaskan tautan bibir kami, dia membalikkan posisi kami sehingga akulah yang kini terbaring di lantai sementara dia di atasku. Tangannya mulai bergerak perlahan, menurunkan dressku ke bawah hingga sebatas perut. Jari-jarinya mulai mengikuti jalan tubuhku yang polos.

Kurasakan jemarinya mulai menyelinap di segitiga pink bersulam renda milikku. Sementara bibirnya kembali membungkam bibirku yang mendesis. Hanya sebentar. Bibir itu turun perlahan. Mencumbu leherku. Mencecap setiap pori-pori kulitku. Menyeruput permukaan dadaku layaknya seduhan cokelat hangat.

Bibirnya yang hangat kembali turun. Menjelajah ke bawah. Paling bawah. Menyentuh titik intim milikku. Kedua pahaku spontan mengapit kepalanya. Jari-jari kakiku menekuk kuat. Dadaku kian membusung, sementara perutku mengempis ke dalam. Kepalaku mendongak, menatap langit-langit kamar. Sebelah tanganku mencengkram kaki meja, sebelahnya lagi menjambak rambutnya.

Rasanya seperti berjuta letusan kecil kembang api yang merambat dari ujung pusat tubuhku, mengalir ke pembuluh nadiku, mengguncang jantungku hingga semuanya meledak bersamaan. Sulit untuk tak mengakui jika dia sangat mengenal baik titik sensitif tubuhku. Semua yang ia lakukan atas tubuhku, tak mampu kusergap dengan nalar.

Di bawah cahaya lampu lilin yang hampir redup, aku dan dia memecahkan tabungan rindu yang telah lama kami pendam. Jari-jari kami yang tersemat cincin kopel kini bersatu dalam genggaman, sebagaimana tubuh kami juga telah saling mengisi. Menciptakan setiap detik dan menit yang penuh akan gelombang kehangatan. Larut dalam peluh, hingga kami saling tenggelam dan menyerah bersama.

Perayaan anniversary selalu kami akhiri dengan percintaan indah seperti ini. Aku tak punya sesuatu yang bisa kuberikan padanya selain cinta yang terus tumbuh dari waktu ke waktu dan rasa takut kehilangan yang amat besar.

Malam ini, menjadi hari termanis yang kami lewatkan bersama. Sebab, setelahnya hubungan kami terasa sedikit berbeda. Tidak, tidak ada yang berubah darinya. Hanya saja ....

.

.

.

Catatan author:

Tunggu, biar gua terawang dulu. Keknya ini jadi chapter manis terakhir mereka. Karena ke depannya itu agak pait-pait gitu, wkwk

Oh, iya, gua saranin bacanya jangan diskip-skip alias langsung loncat-loncat chapter. Gua tau kekurangan novel gua itu ada di awal-awal bab, di mana novel-novel gua bab awalnya itu temponya emang lambat. Tapi, tiap chapter di novel gua itu akan saling berkesinambungan nantinya dengan chapter ke depannya. Entar kalian pasti bakal ngomong, "oh, iya, di bab berapa itu kan sudah ....".

Intinya, selalu ada alasan kenapa ada chapter tersebut. Kalo yang dah sering baca novel gua pasti ngerti. Ok, jangan lupa like dan komeng biar gua semangat, Bray ...

1
🍭ͪ ͩ🍟𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️
Aku juga sangat sukaaa maaf baru mampir kak
Cucu Supriatin
kayaknya Nadin sbnrnya dah suka sama Evan...cmn gengsi aj gk mau ngaku..
Suwarni Arny
wah kayaknya nadin udah mulai mencintai evan
Suwarni Arny
akhirnya ketemu jg
Suwarni Arny
good arai, beri kesempatan mereka deket lg
Suwarni Arny
saya jg berharap sih mereka bersatu
lanny trianawati
Luar biasa
Echa04
Nadine kek nya mulai suka sama Evan dan terobsesi jd milik seutuhnya...
haaaiiiiizzzzzzz... apa kabarnya Ita nie?
Esti Afitri88
suka banget afegan dinovel ini . dramatis
Norainah Hani
makasih ilmunya kak Yu, baru tahu ttg penyakit itu🙏
Norainah Hani
nah Van Nadin mulai agresif sama kamu..
Norainah Hani
aduh Van..harus tegas sama Nadin
Norainah Hani
ntar datang dijengukin ortu lalu bikin live streaming ya si Nadin
Norainah Hani
pak dokter sudah sehat kah tangannya ? 😂
Raisya
sokorrrrlah kau Nadin, dikira kakaknya dokter Evan, untung kau gak dikatain kayak ondel ondel bebeguk orang orangan sawah😀😀😀
lucky gril
semoga ada org yg bisa merubah nadin nyaman dan bisa melepas evan dengan ikhlas🤲
Raisya
terimakasih kak YU, dapat ilmu pengetahuan baru lagi....ngeri ya orang yang punya riwayat kayak Nadin

Evan......kalau aku jadi Ita , lebih baik cari kehidupan baru, nikah sama dokter lain yang cakep meskipun gak sekaya kamu, asal hidupnya bahagia
kezellllll tahu....... menunggu itu pekerjaan yang membosankan( aku mode jahat👻)
bunda n3
Dan tahu ga Evan, menunggu itu sesuatu yg sangat membosankan
suminar
😆😆😆😆😆😆
Naftali Hanania
setelah 7tahun pun masih hrs bersabar lg ya ternyata...emang segala sesuatu itu gak segampang ngebalikin telapak tangan.....🤗✌️ biar gmn pun..semoga nadin bs sembuh dr traumanya.....✌️🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!