NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORDS---26

Tatapan mata sayu dengan senyum tersungging di sudut bibirnya, memperhatikan Tama dari kejauhan dari sekitar 10 menitan yang lalu. Marlina, dia adalah Kaka perempuan Tama, tak sengaja melihat aktivitas sang adik saat sedang melewati daerah itu. Marlina begitu memahami adik satu-satunya, menyayangi dan menjaganya, dan selalu berusaha ada di setiap Tama membutuhkan dirinya.

Air mata mulai menggenang di sudut pelupuk mata Marlina, setiap mengingat betapa keras perjuangan Tama untuk tetap melanjutkan hidup, untuk terus bertanggungjawab pada sang pemilik kehidupan. Jatuh bangun dilalui Tama, keluar masuk rumah sakit dan psikiater dijalaninya, semua untuk membuktikan bahwa Tama mampu mengalahkan semua rasa sakit dan hancur karena luka yang tak bisa dihindarinya.

"Sayang,,, bisakah kita lanjut jalan sekarang?" ujar Jun, suami Marlina yang duduk di depan kemudi.

Sapaan lembut Jun sambil menepuk pundak Marlina, menyadarkannya dari lamunan. "Ah, iya Mas,,,"

"Percayalah padanya, Tama bukan pria lemah, dia sudah lebih kuat sekarang." Jun berusaha menenangkan Marlina.

Marlina menghela nafas, menepuk pelan dadanya yang terasa sangat sesak, "Aku yakin hatinya masih sangat rapuh. Kamu lihat tadi, dia sama sekali tak punya ekspresi, seakan melanjutkan hari hanya menjadi tujuannya yang tak pasti. Aku selalu merasa takut dia akan jatuh sewaktu-waktu."

Jun tersenyum tipis, memberi ketenangan pada Marlina, mengusap lembut kepala Marlina, "Jangan berfikir terlalu jauh, kita hanya bisa berdoa semoga Tama dipertemukan dengan wanita yang benar-benar bisa memahaminya."

"Aku bahkan berdoa agar Tama tidak usah lagi jatuh cinta." linangan air mata membasahi wajah Marlina seutuhnya.

"Loh, jangan seperti itu, justru Tama akan semakin mudah hancur, jika terus hidup tanpa tujuan seperti sekarang. Biarkan dia jatuh cinta, biarkan dia kembali mengisi hidupnya menjadi lebih berwarna."

"Tapi sayang,,,,"

"No, cukup Marlina, jangan biarkan keterpurukan dan masa lalu terus menguasai kalian. Coba bayangkan juga bagaimana perasaan ayah dan ibu kalau Tama tidak bisa lagi jatuh cinta."

"Ah,,, ada benarnya juga."

"Sudahlah, kita harus belajar percaya bahwa Tama bukan pria yang rapuh."

Percakapan suami istri dalam mobil terhenti saat mereka sampai di depan sekolah Miko dan Berta saat itu sudah jam pulang sekolah.

.

.

.

Di tempat lain, di kantor Tama,

"Mbak Dewi, sudah saya kerjakan tepat waktu. Saya serahkan ke siapa?" Ujar Siska menghampiri Dewi.

"Oh, bisa minta tolong taruh di meja Pak Tama? Aku lagi repot nih."

"Oke, siap."

Siska masuk ke ruangan Tama perlahan, Hawa dingin menyambut Siska, sampai membuatnya mengatupkan kedua tangannya di dada. Tak mau kehilangan kesempatan, matanya tak berhenti berkeliling, menelisik setiap inchi ruangan Tama.

"Jadi seperti ini suasana ruang kerja cowok sok keren itu." mata jahat Siska mulai menentukan siasat buruk. "Rapih sih, tapi tampak kosong."

"Lulusan pribumi aja banyak tingkah. Awas saja nanti, bakal aku buat habis, aku pastikan kamu akan tunduk dan patuh mengejarku." monolog Siska sambil mengusap papan nama yang terpasang di atas meja, tertulis dengan huruf balok , 'BIMO PRATAMA'.

"Aku taruh di sini, silahkan periksa sendiri, jangan syok kalau hasil pekerjaanku diluar kemampuanmu. Maaf ya, aku jauh melampaui jangkauanmu." monolog Siska diiringi raut wajah sadis penuh niat buruk.

"Dia buat suhu AC di berapa sih ini, rasanya seperti di kutub, keluar ajalah, takut ikutan membeku." gumam Siska lalu meninggalkan ruangan Tama. "Eh, tapi aku bantu kasih contoh suhu AC yang bersahabat dulu, hal pertama yang wajib dikuasai seorang perempuan adalah menghangatkan."

Dengan percaya diri Siska mengubah suhu AC diruangan Tama. Entah itu tindakan benar atau justru malah akan menjadi bumerang nantinya. Siska kembali ke mejanya, duduk berpangku tangan, melihat para staf lain yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

"Aneh, mereka sangat sibuk, tapi raut wajah mereka tampak santai, tak ada tekanan sama sekali. Apa karena tidak ada yang mengawasi ya?" gumam Siska lirih.

"Sore pak Tama, sudah kembali?" ujar salah satu staf.

"Sore." jawab Tama sambil terus berjalan cepat menuju ruangannya.

"Eh, Tama, sudah kembali?" Siska juga ikut menyambut.

"Hmm,,," jawab Tama acuh tanpa menatap Siska.

"Oh my God!!!! Sedingin itu ternyata." gerutu Siska dengan ekspresi syok yang sangat kentara. "Wah, aku semakin merasa tertantang ini. Tunggu saja kamu pasti akan mencariku karena mengajarimu hidup dalam kehangatan."

Baru saja Tama masuk ke ruangannya, tiba-tiba kembali melongokkan kepalanya keluar. "Siska, masuk!"

"Oke." jawab Siska lalu merapikan pakaiannya. "Kan,,,, apa kubilang, baru soal AC saja dia sudah mulai terpikat padaku." gumaman Siska begitu percaya diri.

"Duduk!" singkat dan sangat dingin.

"Kenapa diganti lagi jadi lebih dingin?" Siska merasakan hawa yang lebih dingin dari sebelumnya.

"Jangan berani menyentuh apapun di ruang kerjaku, tanpa aku minta. Jangan asal masuk ruanganku, jangan mengubah apapun yang ada di dalam sini." kalimat tegas dilontarkan Tama.

"Haaah? Tapi aku cuma,,,,"

"Apa? mau apa?"

"Ruanganmu ini terlalu dingin, aku hanya ingin memberitahu suhu yang pas agar kamu nyaman." Siska membela diri.

"Tidak perlu repot-repot mengajariku, pekerjaanmu disini bukan itu." Tama begitu emosional, seperti bukan dirinya.

"Ketus banget sih, cuma masalah sepele loh, cuma soal suhu AC." sahut Siska sedikit sewot.

"Intinya bukan soal suhu AC, tapi soal menghargai privasi rekan kerja.."

"Privasi?? Nggak salah kamu ngomongin itu sama aku? Coba kamu lihat, memangnya aku sudah melakukan kesalahan fatal kah?"

"Sudah cukup, aku tidak punya waktu untuk berdebat. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu, intinya, jangan mengubah apapun di ruanganku."

"Pekerjaanku sudah selesai, kamu periksa saja sendiri, dan jangan lupa diapakan mental, kamu akan syok saat tahu betapa tinggi standar konsep yang aku buat." Ujar Siska membanggakan diri.

"Nanti aku lihat, terimakasih sudah tepat waktu, silahkan kembali ke mejamu."

Siska meninggalkan ruangan Tama dengan wajah yang ditekuk karena kesal pada Tama. "Dasar sinting!! "

"Apa ini?!!!" seru Tama sangat terkejut.

...****************...

To be continue....

1
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!