NovelToon NovelToon
SIMPANAN KAPTEN

SIMPANAN KAPTEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Pernikahan rahasia / Poligami / Teen Angst / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Penapianoh

Azura Claire Morea, seorang dokter muda yang terpaksa membuat suatu kesepakatan bersama seseorang yang masih berstatus pria beristri.

Ya, dia Regan Adiaksa Putro, seorang kapten TNI AD. demi kesembuhan dan pengobatan sang ibu Azura terpaksa menerima tawaran sang kapten sebagai istri simpanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIMPANAN KAPTEN 2

"Ja-jas hujan? K-KB?" Azura menyebutkan kembali dua hal yang membuat tubuhnya menegang, mendengarnya.

Bukan karena azura tidak mengetahuinya, namun hal itu erat kaitannya dengan hubungan suami istri, dan hal itu yang memicu ketegangan dalam dirinya. Biar bagaimanapun, ini hal baru baginya.

"Iya, apa kau tidak memahami dua hal itu?" Ujar Regan dengan senyum nakal. Ia berniat menggoda sang dokter cantik itu.

Azura masih terdiam dengan wajah yang mulai memerah karena malu. Melihat reaksi azura, Regan semakin tersenyum nakal. Ia bisa menebak, ini akan menjadi pertama bagi dokter cantik itu, dan rasanya Regan semakin tidak sabar.

"Jas hujan adalah alat kontrasepsi yang harus saya gunakan saat ingin menggenjotmu nanti, dan KB adal...,"

"I-iya, Kapten! sa-saya sudah tau," selah Azura.

Ia tidak ingin mendengar penjelasan pria itu lebih lanjut lagi. Sebab penggunaan bahasanya sangat eksplisit dan membuat sekujur tubuh azura terasa ngilu saat mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu! Sampai jumpa besok, Dokter Azura Claire calon istriku!"

Wajah memerah Azura begitu candu dipandangan Regan. Entah mengapa, reaksi malu dan gugup gadis itu, betul-betul menarik atensinya. Dia menyukainya.

Jika dibandingkan dengan tatapan Ratu yang penuh tipu daya, dia lebih menyukai tatapan polos gadis cantik itu.

Keesokan harinya, seperti rencana semalam. Regan dan Azura berangkat ke kota untuk mengeksekusi rencana mereka.

Hari ini, Azura meminta ijin pada atasannya untuk menyelesaikan persoalan terkait ibunya, yang sudah diketahui oleh atasannya dan diberikan ijin.

Ia berangkat bersama Regan yang sudah menunggunya. Regan termasuk, seorang yang sudah sangat lama bertugas di Papua dan sangat mengetahui medan di sana. Hal ini yang membuat Ia betah, jika bertugas disana.

Selain Ia mencintai pekerjaannya, Ia juga menyukai alam di ketinggian puncak Jayawijaya yang dingin dan asri itu.

Regan juga, akrab dengan penduduk disana, sehingga Ia diterima dengan sangat baik oleh penduduk asli setempat.

Perjalanan dari pos ke kota memakan waktu satu setengah Jam. Dalam perjalanan, azura hanya terdiam saat mereka berpapasan dengan suku asli disana yang terus bertegur sapa dengan Regan layaknya keluarga.

Regan juga membagi beberapa snack dan beberapa hal yang Ia sengaja bawa didalam mobil, untuk dibagikan pada mereka.

Senyuman manis yang terus menghiasi wajah tampan pria itu, yang kini hanya menggunakan celana panjang berbahan Levis, dengan Kaos Over Size berwarna putih, yang dipadukan dengan topi baseball berwarna merah marun, pria itu terlihat sangat menawan.

Hidung mancung, bibir merah basah, membuat Azura tak sengaja menggigit bibirnya, kala melihat senyuman sang kapten yang jika berada di pos kerap kali memasang wajah dingin.

"Tampan," gumam Azura tanpa sadar. Ia segera menepuk jidatnya, kala tersadar dengan kata-katanya.

Namun atensinya teralihkan, karena sapaan seorang pemuda setempat pada sang kapten tampan yang sedang berada di kursi kemudi.

"Eh, kaka regan, ko mo ke?"

("Kak Regan, kamu mau kemana?")

"Ah, sa mo ke kota dulu, ada keperluan. Ko tunggu ee, nanti sa balik, sa belikan ko baju baru. Ko pu baju itu, su tra laku skali," balas Regan sambil tertawa kecil.

("Oh, saya mau ke kota, ada keperluan. Kamu tunggu saya yah, nanti pas kembali, saya belikan kamu baju baru. Bajumu yang itu, udah jelek,")

"Ah Iyo kah? Terimakasih lagi kakak!"

("Beneran? Makasih yah kak!")

"Iyo sama-sama Bro! Daa...," Mereka lalu melanjutkan perjalanan.

("Iya sama-sama Bro! Dadah...,")

Mendengar Regan fasih menggunakan dialek Papua, membuat azura tersenyum manis. Ia sangat menyukai Regan dalam mode ini. Ini jelas, Regan yang sangat berbeda, dengan sang Kapten Regan yang Ia kenal.

"Bagaimana gak di tugasin disini terus, toh orangnya sudah seperti orang sini. Dia tahu bagaimana mendekatkan diri dengan penduduk sini. Bahkan obrolan mereka begitu akrab, aku kagum," batin azura dengan seulas senyuman manis, hingga memamerkan deretan gigi putih bersih miliknya.

"Mau sampai kapan, kamu tersenyum seperti itu. Bisa kering gigimu," ujar Regan yang melihat senyuman di wajah Azura.

Azura segera tersadar, namun tetap tidak dapat menyembunyikan senyumannya.

"Mereka siapa Kapten?" Akhirnya azura memberanikan diri untuk berbicara, setelah diam yang hampir seribu tahun, ehh 🤭🤣

"Oh, mereka pemuda-pemuda setempat. Saya sering mengunjungi mereka untuk sekedar berbagi cerita dan membagikan hal-hal yang sekiranya mereka butuhkan."

"Disini mereka kebanyakan tidak sekolah, oleh sebab itu, saya sering membawakan buku, agar mereka bisa belajar membaca tulis. Yah, itu ajah sih!" jawab Regan dengan full senyuman. Terlihat jelas, pria itu begitu menyukai apa yang Ia lakukan.

"Asik yah," ujar azura.

"Banget. Definisi memiliki keluarga ditempat yang bagi semua orang berbahaya dan tempat konflik. Kau akan mengetahui kebenarannya yang begitu kontras dengan cerita diluar sana, setelah kau berada disini. Selamat bergabung Dokter azu...,"

"Zura, panggil saja saya zura!" potong Azura sembari tersenyum manis.

"Selamat bergabung Ra, saya lebih suka, memanggilmu dengan panggilan itu."

"Tidak masalah, itu artinya hanya Kapten yang memanggilku seperti itu. Dan menjadi berbeda itu, ada baiknya. Aku menyukai panggilan itu," balas Azura, sembari menggigit bibirnya, menahan rasa malu karena terlalu terbawa suasana, hingga berani mengatakan hal itu.

Regan hanya tersenyum manis. Ia menyadari, Azura pun menyukai kedekatannya dengan penduduk sana. Tidak seperti Ratu yang bahkan tidak sudi untuk menginjakkan kaki disana.

Dan Regan pun, tidak ingin memaksanya, sebab hubungan mereka hanyalah status, keduanya sama-sama tidak memiliki perasaan apapun.

Setelah kurang lebih dua jam perjalanan, sebab mereka berhenti beberapa kali karena bertegur sapa, akhirnya mereka sampai di kota Wamena.

Kota itu berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Kota Wamena masih memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi udara seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tidak heran, suhu udara disana, terasa lebih dingin.

Mereka segera pergi ke kantor KUA untuk melangsungkan akad nikah. Untuk Regan Ia sudah memiliki walinya sendiri, yakni sepasang suami-isteri yang sudah Ia anggap seperti keluarganya saat berada di tempat tugas.

Sedangkan untuk Azura, mereka menggunakan wali hakim. Acaranya berlangsung hikmad, setelah menyiapkan beberapa keperluan yang harus mereka penuhi. Seperti baju dan perlengkapan lainnya seperti mempersiapkan mahar.

Azura sangat terkejut dengan mahar yang diberikan Regan untuknya. Mahar satu milyar bukanlah jumlah yang kecil untuk dirinya yang hidup pas-pasan, dan berusaha sekuat tenaga untuk meraih prestasi gemilang agar dapat menyelesaikan kuliahnya dengan jalur beasiswa.

Setelah proses nikahnya selesai, kini keduanya resmi menjadi suami istri. Hati Azura terasa sakit, karena harus mengambil keputusan sejauh ini. Namun, hal baik lainnya yang datang, membuat rasa sakit itu tersamarkan.

Ia menghubungi adiknya, untuk bertanya tentang kondisi sang ibu, dan jawaban yang Ia harapkan akhirnya terdengar dari seberang sana, bahwa kondisi sang ibu sudah membaik, setelah melakukan kemoterapi.

Ia bahkan sempat berbicara dengan ibunya. Hal itu yang membuat azura tidak menyesali keputusannya.

Kini, Ia hanya harus menjalankan perannya sebagai istri siri seorang Kapten Regan dengan baik. Dan tetap menjaga kerahasian hubungan ini, demi kebaikan bersama.

Setelah resmi menjadi suami istri. regan mengajak azura ke sebuah tempat indah di kota Wamena. Sebuah padang rumput luas, yang jika dilihat hamparannya indah bagai permadani berwarna merah ke unguan.

"Ini bulan Oktober 'kan?" tanya Regan.

"Iyah Kapten, emang napa?"

"Kita pergi ke Padang rumput Oktober yah," ujar Regan sekenanya.

"Apa, Padang rumput apa?" tanya azura tidak paham dengan arah pembicaraan sang kapten.

"Kita akan pergi untuk melihat padang rumput disini yang hanya akan bermekaran di bulan Oktober, sehingga rumput itu, dinamakan rumput Oktober. Bagus banget tau, semoga kamu suka yah," ujar Regan sembari menyunggingkan senyum tipis.

"Rumput, yang hanya mekar dibulan Oktober. Emang ada yang kek gitu disini?" Regan segera mengangguk, mengiyakan.

"Banyak hal bagus disini, tapi hari ini, kita hanya akan kesana, nanti kalau ada waktu luang, saya akan mengantarmu untuk mengunjungi banyak tempat bagus lainnya."

Azura mengangguk dengan senyuman. Regan dihadapannya ini, benar-benar Regan yang sangat berbeda dari biasanya. Namun, Ia menyukai hal ini.

Setelah tiba disana, azura membelalakkan matanya tak percaya dengan pemandangan indah yang berada dihadapannya.

"Sumpah, ini berasa diluar negeri gak sih? Bagus banget," cicit Azura yang segera berjalan mendekati rumput yang jika dilihat dari dekat, berwarna ungu, namun jika dilihat dari jauh, berwarna merah dan sangat indah dipandang mata.

Azura berbalik menatap Regan lekat-lekat. Air matanya perlahan menetes.

"Kita nikahnya, disaat bunga ini sedang mekar yahh, manis sekali kapten."

Regan menatap wajah cantik itu dan tersenyum lembut, "Hmm," Regan berdehem sambil mengangguk.

"Makasih, udah bawa aku kesini Kapten!" Regan hanya mengangguk sambil memandang ke depan.

Seakan menerawang jauh ke depan sana, entah bagaimana hubungan yang sudah terikat diantara mereka, berjalan nantinya. Ia hanya mengharapkan yang terbaik.

Dia ingin sosok istri yang benar-benar bisa melakukan tugasnya sebagai istri. Bukan hanya partner ranjang, namun juga selalu ada disaat dirinya membutuhkan dukungan moral dan perhatian.

Tanpa sadar, Regan telah menggantungkan harapan besarnya pada Azura, yang baru saja Ia nikahi secara siri.

"Ehh tunggu bentar yah, aku kesana dulu!" Ujar Regan sembari menunjuk ke arah, beberapa ibu-ibu yang sedang berdiri disana.

Azura mengangguk dan terus mengabadikan momen itu, dengan kamera handphonenya. Ada banyak foto dan video yang Ia buat. Hatinya membuncah dengan kebahagiaan.

Dan itulah tujuan utama regan membawa gadis itu kesana. Untuk mengatasi kegundahan dalam hatinya, paskah pernikahan mereka yang merupakan sebuah keterpaksaan bagi dokter cantik itu.

"Ra...," bisik regan, yang ternyata sudah berada dibelakang gadis yang sejak tadi sibuk menikmati pemandangan hamparan rumput Oktober di hadapannya.

"Ka-Kapten!" ujar azura sedikit terkejut, karena merasakan hembusan nafas pria itu di tengkuk lehernya.

"Nih," regan menyodorkan seikat bunga kehadapannya.

Azura segera menerima bunga itu sambil mengamatinya dengan seksama. Bunga yang kelopaknya terlihat seperti terbuat dari bahan plastik, namun batang dan daunnya, masih segar dan terlihat seperti bunga hidup.

"Ini... Bunga kok kek gini? Ini bunga hidup apa mati sih?" bingung azura.

"Itu namanya bunga Edelweiss Papua, atau orang sini sering menyebutnya bunga abadi. Ada juga yang menyebutnya bunga plastik karena tampilannya yang seperti terbuat dari plastik. Bunga ini mampu bertahan hingga 8 tahun lamanya. Hebat 'kan?" ucap regan yang hanya mendapatkan anggukan dari azura yang masih tidak percaya dengan bunga yang baru pertama kali Ia lihat ini.

"Ini bunga, hanya ada disini. Kamu gak akan nemuin bunga ini ditempat lain. Hanya ada di Papua." azura terkagum dengan pengetahuan seorang Kapten regan tentang tempat itu.

"Karena kita baru nikah, meskipun hanya nikah siri. Aku mau hubungan kita abadi, seperti nama bunga ini,

bunga abadi." Ucap azura dengan nada lirih.

Regan menghela nafas panjang, tak mampu menjawab ucapan itu. Karena baginya Ia hanya ingin menikmati kemolekan tubuh sang dokter cantik itu. Dan untuk abadinya, dia memiliki istri dan itu sangat tidak mungkin.

Namun entahlah, Ia pun tidak ingin menyakiti hati gadis itu, dengan menolak mentah-mentah harapan gadis cantik itu.

Setelah mengitari kota Wamena yang tidak begitu luas. Kini waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 sore. Karena kelelahan, mereka kembali ke hotel yang sudah mereka singgahi pagi tadi, untuk meletakkan bawaan mereka, sebelum melakukan semua yang ingin mereka lakukan.

Setelah mengajak gadis itu berjalan-jalan, guna meredam getaran kegelisahan dan rasa frustasinya, kini azura menjadi lebih santai dan tidak setegang tadi.

"Kita balik ke hotel yah?! Aku agak lelah. Juga gerah, ingin mandi." ucap regan.

"Ya udah hayuk, aku juga rasanya lengket banget ini, habis masuk ke rerumputan tadi," ujar azura sembari tertawa lepas. Merasa lucu pada dirinya sendiri, yang seperti orang udik, saat berada disana.

Regan pun tak dapat menahan tawanya, mengingat tingkah azura tadi, yang terlihat begitu menyukai berada disana, meskipun kini badannya memerah karena terlalu lama berada dekat dengan rerumputan itu.

...***...

Azura memutuskan untuk mandi lebih dulu. Sebab Ia sudah sangat lelah dan ingin segera berbaring. Setelah azura, regan pun gantian membersihkan tubuhnya.

Namun, regan sangat lama berada didalam sana. Bukan karena mandinya yang lama, namun ada sesuatu yang lain yang membuncah dalam hatinya.

Iya segera menghembuskan nafas kasar.

"Gila, belum juga lihat tubuhnya, udah bangun ajah kamu tong! Apa aku sepengen itu yahh! Tapi gadis itu, sepertinya belum pernah melakukannya. Akan sangat sulit mendekatinya, kalau dia belum siap." gumam regan sembari mengacak-acak rambutnya.

Ia sudah tidak dapat mengendalikan hasrat berci ntanya. Apalagi berada satu kamar dengan azura, regan kepayahan, menahan gejolak hasratnya yang semakin meninggi.

1
🩷nining
akhirnya🤭🤭🤭🤭🤭🤭....di tunggu up berikutnya kakak cantik...
🩷nining
hutang MP yg di gagalin ratu🤣🤣
🩷nining
aq yakin...azura msh perawan ....iya kan kk author🤣🤣
🩷nining
hai kk...di tunggu up berikut nya ya😍😍
🩷nining
di tunggu up berikutnya ya...
tambah seru nih
🩷nining
lanjut kakak....
𝐏𝐄𝐍𝐀𝐏𝐈𝐀𝐍𝐎𝐇: HIHI maaf ya kak, aku udah nulis naskahx cuman semalam lupa ubah tgl update nya🥰🙏
total 3 replies
Linda Liddia
Harus semangat thor kalo buat cerita harus sampe END biar para pembaca gak kecewa..
Fittar
kenapa gak kamu gugat cerai aja regan dari pada kamu juga terjebak dengan pernikahan yang bagai mainan itu. jd kamu bebas menikah resmi dengan azura.
🩷nining
sedih banget....apa iya azura di perkosa?
resstu anwr
menarikkk
🩷nining
masa iya tidak terselamatkan.....percuma dong azura punya suami kapten🤣
🩷nining
kapten....azura ilang....pusing kan🤣
Fittar
semoga azura tidak kenapa kenapa
🩷nining
selamat mencari azura kapten....jadi suami nyebelin sih🤣
🩷nining
di tunggu up berikut nya ya
🩷nining
luar biasa
🩷nining
lanjut kak...
Wang Lee
Semangat🌹
muna aprilia
lanjut
Maryam marhan
pke syarat segala
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!