NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Dewi benar benar di buat tidak nyaman oleh Marchel yang sejak pagi terus berusaha mengajak nya mengobrol. Marchel bahkan sudah ada di depan kelas Dewi saat Dewi keluar. Pria itu terus memamerkan senyuman lebar pada Dewi. Bahkan saat Dewi ke toilet Marchel menunggunya.

Artha yang diam diam selalu berada disamping Dewi juga dibuat kesal karena Marchel yang terus saja menguntit pada Dewi. Marchel bahkan tidak membiarkan Dewi bergerak bebas. Benar benar pria yang menyebalkan menurut Artha.

“Kamu masih ada kelas abis ini?” Tanya Marchel terus menatap Dewi yang melangkah di samping nya.

Dewi menelan ludah. Keputusan ayahnya menitipkan Dewi pada Marchel adalah hal yang salah. Dan Dewi akan protes nanti.

“Eum.. Iya kayanya.” Jawab Dewi pelan.

“Ya sudah kalau begitu aku tunggu kamu deh. Aku juga nggak ada yang bisa aku kerjain di rumah. Jadi biar nggak bosen aku tungguin kamu aja. Dan juga supaya menghemat ongkos.” Katanya dengan nada bisikan di akhir kalimat nya.

Melihat Marchel yang begitu ngelunjak, Artha merasa tidak tahan. Kedua mata pria itu menyala kuning keemasan pertanda rasa kesal sudah benar benar menguasainya. Pelan pelan tangan Artha terangkat hendak menyerang Marchel namun tiba tiba Artha sadar dirinya tidak boleh lagi melakukan hal yang merugikan Dewi. Apa lagi Marchel yang adalah tetangga dekat keluarga Dewi.

“Oke.. Aku harus sabar...” Gumam Artha mengurungkan niat dan menurunkan kembali tangannya.

“Eum.. Marchel kayanya kamu nggak usah nungguin aku.. Aku udah ada janji sama temen aku. Jadi kayanya aku mau pergi setelah ini.” Dewi berusaha untuk mencari alasan.

“Aku juga nggak mau merepotkan kamu. Dan terimakasih juga untuk tumpangannya tadi pagi.” Senyum Dewi berharap Marchel paham dengan maksudnya.

“Ada janji? Sama siapa?” Marchel merasa sangat penasaran.

Artha mengepalkan kedua tangannya semakin merasa kesal. Tidak tahan dengan sikap Marchel yang seperti sedang mencoba menarik perhatian Dewi, Artha pun langsung mengibaskan tangannya dan saat itu juga dia muncul di samping kanan Dewi dengan penampilan kasualnya.

Marchel mendelik karena kemunculan tiba tiba Artha. Dia menoleh ke segala arah di sekitar nya mencari sumber darimana datangnya Artha.

Dewi tersenyum dengan helaan napas lega. Artha pasti bisa menyelamatkan nya dari Marchel. Dewi juga tidak berpikir akan respon Marchel yang begitu sangat terkejut karena kemunculan Artha.

“Kamu sudah selesaikan? Ayo.. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat.” Artha tersenyum manis pada Dewi. Dia meraih pergelangan tangan Dewi dan membawanya menjauh dari Marchel.

Sekali lagi Artha mengejutkan Marchel. Pria itu menghilang begitu saja dengan membawa Dewi. Beruntung disana hanya ada Marchel saja.

“Apa aku sedang bermimpi?” Gumam Marchel seperti orang linglung.

Sekali lagi Marchel menatap sekitar nya. Di ingin memastikan bahwa disana bukan hanya ada dirinya yang melihat hilangnya Dewi dan pria yang tidak dia kenal itu.

“Apa aku terlalu lelah? Atau apa aku sudah gila?” Marchel kembali bergumam. Pria itu mendudukkan dirinya di kursi panjang yang ada di tepi koridor kampus.

Marchel terdiam. Tatapannya lurus ke depan seperti sedang berpikir keras setelah melihat Dewi hilang begitu saja dengan Artha dari pandangan matanya.

“Nggak nggak.. Ini pasti nggak bener. Bagaimana mungkin Dewi bisa hilang begitu saja?” Artha benar benar tidak habis pikir. Bisa bisanya Dewi menghilang begitu saja dari pandangan nya.

*****

“Aku lagi sama Artha yah...” Dewi memejamkan matanya sambil menikmati angin sejuk yang menerpa wajah cantiknya.

Sedangkan Artha yang ada disampingnya tersenyum menikmati pemandangan indah itu. Dewi semakin mempesona karena angin yang menerbangkan anak rambut nya. Kecantikan alaminya selalu membuat Artha enggan memalingkan wajah bahkan meski hanya satu detik.

“Iya.. Sebentar lagi Dewi pulang kok. Dewi makan malam di rumah.” Angguk Dewi membuka kedua matanya kemudian.

Setelah mengiyakan untuk makan malam bersama di rumah, Dewi pun kembali menatap sunset sambil menikmati semilir angin yang terasa begitu sejuk sore ini.

Artha dan Dewi sekarang sedang berada di sebuah bukit dengan pemandangan yang langsung mengarah pada matahari terbenam di sore hari. Bukit itu masih sangat asri dan seperti nya memang belum terjamah oleh manusia.

“Kamu ikut aku pulang yah.. Kita makan malam sama sama lagi.” Tiba tiba Dewi menoleh membuat Artha mengernyit. Artha terkejut sebenarnya namun pria itu sangat pandai menguasai diri juga ekspresi.

“Ah eum.. Kayanya aku nggak bisa.” Jawab Artha pelan.

“Hah? Nggak bisa? Kenapa memangnya?” Tanya Dewi bingung.

“Aku ada urusan yang tidak bisa di tunda. Oh iya.. Besok juga mungkin aku nggak bisa nemenin kamu.”

Dewi menatap Artha dengan tatapan sendu. Mendengar Artha yang tidak akan menemaninya besok, Dewi mendadak tidak semangat.

“Sepenting itu ya urusan kamu?”

Artha yang sadar akan perubahan ekspresi Dewi hanya bisa menghela napas. Artha memang perlu mencari tahu sesuatu.

“Ya...” Angguk Artha pelan.

Dewi menarik napas panjang kemudian menghelanya perlahan. Gadis itu benar benar tidak ingin berjauhan dengan Artha. Dewi ingin selalu bersama Artha setiap hari bahkan setiap waktu.

“Berapa hari?” Tanya Dewi kemudian.

“Masih belum tau.” Artha tidak bohong. Meski dirinya pasti akan datang jika Dewi memanggil, namun Artha tetap tidak bisa menjanjikan apapun pada Dewi.

Setelah itu tidak ada lagi obrolan di antara mereka berdua. Mereka diam dengan tatapan mengarah ke langit berwarna orange yang begitu indah. Pemandangan sore hari yang membuat siapa saja akan jatuh cinta jika melihatnya.

Saat sedang menikmati pemandangan indah itu tiba tiba Dewi teringat akan apa yang Artha lakukan di depan Marchel tadi. Dewi menoleh pada Artha yang sedang fokus dengan langit orange itu.

“Tadi, kenapa kamu melakukannya di depan Marchel?” Tanya Dewi yang baru sadar bahwa apa yang Artha lakukan bisa membuat Marchel bingung, takut, atau bahkan penasaran ingin mencari tahu.

“Ya.. Aku tidak bisa menahan nya tadi. Maaf..” Jawab Artha tenang.

“Tapi kamu nggak perlu khawatir. Aku akan menanganinya setelah ini.” Lanjut Artha.

Dewi mengangguk percaya. Dari semua yang Dewi tau, hampir tidak ada satupun yang tidak bisa Artha lakukan. Pria itu benar benar pria yang sangat luar biasa dari berbagai segi. Baik dari segi fisik maupun kemampuan.

Dewi juga kadang berpikir siapa Artha sebenarnya dan darimana asal usulnya. Apa lagi Artha yang bisa menjelma menjadi apa saja. Benar benar di luar nalar tindakan dan kemampuan manusia pada umumnya.

“Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu selalu bisa melakukan segala hal? Kenapa kamu begitu sempurna dari segala sisi? Apakah kamu benar manusia, dewa, atau sejenis siluman?” Batin Dewi bertanya tanya dengan tatapan yang terus mengarah pada Artha.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!