Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.
Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.
Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.
Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?
Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?
Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penthouse
Matthew menarik tangan Julia dan membawanya memasuki lift eksklusif. Julia yang masih tersentak oleh nada suara Matt yang mengandung emosi, tidak sadar jika ia memasuki lift eksklusif bersama dengan Matt.
"Sekarang katakan kepadaku. Apa yang membuatmu turun ke lantai dasar, di malam seperti ini Julia?!" Kembali Matt mencecar Julia dengan pertanyaan.
Ia seharian berada di kantor dengan pekerjaan yang menggunung. Bahkan terpaksa harus pulang larut seperti ini, di saat jarum jam telah menunjukkan jam 8 malam.
Badannya masih begitu lelah oleh semua pekerjaan yang ia miliki. Namun saat melangkah di lorong menuju Lift eksklusif, yang akan langsung tertuju ke penthouse miliknya, benar-benar terkejut mendapati Julia seorang diri. Yang melangkah terburu-buru dan menabraknya begitu saja.
Rasa penasarannya seketika berubah menjadi emosi, saat mendapati seorang laki-laki yang ternyata juga mengikuti Julia dan mencoba mengajak wanita ini makan malam.
Matt kembali berdecak, merasa geram karena kecolongan menjaga Julia.
" Bukankah kalian akan selalu diantarkan makanan, setiap jam makan malam tiba?!" Matt kembali mencecar Julia yang memilih diam.
Julia masih sangat shock mendapati keberadaan Matt di tempat ini. Terlebih di gedung Apartemen ini.
'Deg!'
'Deg!'
'Deg!'
Degup jantungnya bertalu begitu cepat. Tidak menyangka jika akan bisa bertemu dengan Matt kembali.
"Jawab Julia. Jangan diam saja." Matt menyoroti wanita itu dengan penuh intimidasi.
Julia akhirnya tersadar melihat Matt yang menatapnya dengan sedikit tajam. Ia menepis tangan Matt dari lengannya, dan mundur satu langkah. Berusaha memberikan jarak yang aman bagi jantungnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini Matt?"
Dari sekian banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh Matthew. Julia malah balik bertanya?
Matt semakin geram melihat reaksi wanita itu.
" What?!"
Tersentak oleh seruan yang sedikit kuat tersebut. Julia mengerutkan kening kembali menatap Matt.
"Apa yang kamu lakukan di gedung ini Matt? Kembali sekali lagi Julia bertanya.
Sedangkan Matt yang mendapat pertanyaan itu semakin geram. Tidak tahu ingin melakukan apa terhadap Julia.
Matt menyugar rambutnya sedikit kasar. Berusaha sabar di depan wanita itu.
"Karena aku tinggal di sini!"
Seruan yang dilontarkan Matt membuat Julia hampir berjengit kaget.
Sepertinya lelaki ini berada dalam mood yang sedang buruk. Julia bergumam dalam hati.
Namun keningnya berkerut mendengar ucapan Matt.
"Kamu tinggal di gedung ini?" Ia menyoroti Matt dengan penuh tanya.
"Tentu saja. Gedung apartemen ini adalah milikku."
Hawaban dari Matt membuat Julia melotot dengan mulut yang menganga.
"Gedung ini adalah milikmu?!" Ia bergumam lirih, dengan keterkejutan yang nyata.
"Tentu saja. Jika tidak, untuk apa aku berada di gedung ini? Itu semua karena aku juga tinggal di dalam gedung ini." Kembali Matt menjawab.
'Glek!'
Julia menelan ludahnya dengan perlahan. Jika Matt adalah pemilik gedung Apartemen ini. Ini sangat mencengangkan.
Yang ia ketahui memiliki 24 lantai gedung apartemen, dan sebuah penthouse paling mewah berada di lantai paling atas.
Julia memperhatikan Matt dari wajah hingga ke ujung kaki. Penampilan Matt meskipun sedikit berantakan, namun masih terlihat maskulin dan penuh dengan stamina.
Raut wajah lelah lelaki itu malah membuat penampilannya semakin mempesona. Sorot wajahnya kali ini terlihat begitu serius, dengan sura berbeda yang ia temui di klub malam dan juga restoran saat itu.
"Kamu sangat kaya ya?"
Julia melontarkan pertanyaan lirih yang membuat Matt mendengus.
Sama sekali tidak menyangk, jika wanita itu malah akan melemparkan pertanyaan yang menurutnya tidak masuk akal.
Namun ia sadar jika Julia sepertinya tidak mengenal siapa ia sebenarnya. Sehingga Wanita itu sangat terkejut oleh fakta, Jika ia adalah pemilik gedung ini.
"Sekarang katakan kepadaku Julia. Apa yang kamu lakukan di lantai dasar, di saat kalian selalu diantarkan makanan tepat waktu." Mengingat kembali tujuannya, Matt bertanya kepada Julia.
Dan sontak ucapan itu menimbulkan sorot penuh curiga di wajah Julia.
'Ting!'
Lift berdenting dan langsung terbuka, ketika mereka tiba di tempat yang tertuju.
Matt langsung keluar dan berbalik saat melihat Julia yang masih setia berdiam di dalam lift tersebut. Dengan geram, ia meraih pergelangan tangan Julia dan menarik wanita itu ikut keluar dari dalam lift.
"Ini bukan tempat tinggalku." Ucapan Julia membuat Matt menghela nafas.
"Ini memang bukan tempat tinggalmu. Karena ini adalah tempat tinggalku."
Dengan santai Matt menjawab. Ia menekan jemarinya di handle pintu, yang sudah terakses oleh finger.
Pintu terbuka dan Matt menoleh ke belakang. Tidak ingin meninggalkan Julia yang kembali terdiam di belakangnya. Ia menarik Julia sekali lagi hingga memasuki penthouse miliknya.
Lagi dan lagi Julia tercengang begitu tiba di dalam penthouse milik Matt. Bahkan penthouse ini jauh lebih mewah dari gedung apartemen yang ia tempati bersama Sera.
Sepertinya ucapannya tadi memang benar. Jika Matt adalah orang yang sangat kaya dengan harta melimpah yang ia miliki.
Ia semakin yakin sekarang jika lelaki itu bukanlah orang yang sembarangan. Tidak berani beranjak dari posisinya berdiri, Julia memperhatikan keadaan sekitar penthouse yang bisa ditangkap oleh matanya.
Sedangkan Matt membuka jasnya begitu saja dan melemparkannya ke atas sofa, yang berada tidak jauh dari situ.
"Jawab pertanyaanku Julia." Ia berbalik sambil berkacak pinggang, mengintimidasi Julia yang masih setia berdiri diam.
"Apa yang kamu lakukan di lantai dasar. Di saat kalian selalu diantarkan makanan tepat pada waktunya?"
Perhatian Julia kembali terarah pada Matt yang menatapnya masih sedikit emosi.
"Aku hanya berbelanja beberapa bahan makanan. Karena ingin memasak." Julia akhirnya menjawab pertanyaan Matt, yang sejak tadi berulang kali dilontarkan oleh lelaki itu.
"Apa makanan yang selama ini diantarkan tidak enak menurutmu?"
Pertanyaan lain kembali dilontarkan oleh Matt dan membuat Julia mengerutkan kening.
'Apa maksud lelaki ini?' Ia semakin penasaran.
"Rasa masakannya enak, sangat enak sekali." Julia memilih menjawab.
"Namun aku merindukan masakan mama. Karena itu aku memilih ingin memasak." Ia menjawab seadanya.
Matt yang mendengar jawaban itu hanya bisa menghela nafas.
"Tapi Matt bagaimana bisa kamu tahu jika aku tinggal di gedung Apartemen ini? Dan juga kamu tahu, jika kami selalu diantarkan makanan tepat waktu?" Julia akhirnya bertanya kepada lelaki.
Ia mulai curiga pada Matt. Apalagi sampai mengetahui jika makanan untuk ia dan Sera selalu diantarkan tempat waktu.
" Tentu saja aku tahu Julia. Karena aku yang mengurus itu semua!" Matt menjawab tegas.
Jawaban dari Matt membuat Julia terkejut. Ia menatap lelaki itu seolah bukan berasal dari planet ini saja.
"Apa maksudnya?" Semakin bingung, ia ingin memperoleh jawaban yang lebih banyak lagi.
"Xander sudah menyerahkan keamananmu selama berada di kota ini untukku. Karena itu aku sudah memastikan semua fasilitas, tempat tinggal dan makanan untukmu, selama berada di kota ini. Juga keamananmu, agar kamu tidak diganggu oleh siapapun selama berada di kota ini." Matt akhirnya membeberkan semua.
Tatapan Julia yang menghunus, membuat ia tidak akan bisa berkelit. Wanita itu ingin jawaban jujur. Karena itu ia memilih berterus terang.
Sedikit geram oleh Julia yang sejak tadi melontarkan pertanyaan, apalagi dengan emosinya yang belum stabil.
Mengingat lelaki yang berusaha mengejar Julia dan mendekatinya, membuat Matt tidak menahan diri dan mengatakannya kepada Julia.
"Apa?" Julia berbisik dengan wajah yang sedikit memucat.
Bahkan kantong belanjaannya hampir jatuh ke atas lantai. Jika tidak segera diraih oleh Matt.
"Maksudnya kamu dan Xander bekerja sama, untuk memberikan aku tempat tinggal di kota ini begitu?" Ia bergumam lirih dan memandangi Matt sekali lagi. Meminta jawaban dari lelaki itu.
"Xander meminta bantuanku untuk menjagamu selama berada di kota ini"
Ucapan yang diberikan Matt membuat Julia merasa semakin lemas. Ia memejamkan mata guna menenangkan rasa terkejutnya, oleh informasi yang diberitahukan Matt padanya.
......................
jadi strong woman Thor