Setelah kecelakaan yang hampir mengakibatkan Ashana keguguran, suaminya malah ingin meninggalkan nya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah keadaan miris yang harus dihadapi wanita muda yang baru berusia 21 tahun itu.
"Mas Nathan! Apa yang kamu katakan, Mas!" teriak Asha yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Aku menceraikan mu, Ashana! Mulai detik ini kau bukan lagi istriku!"
Setelah mengatakannya, laki-laki yang sudah membersamai hidup Ashana selama satu tahun sebagai suami itu pergi tanpa berbalik lagi.
Bahkan musibah tidak sampai disana, setelah pulang dari rumah sakit ada yang membakar rumah yang dimana Asha berada di dalam rumah itu. Meskipun nyawa Asha tertolong namun wajah dan tubuh Asha rusak terbakar.
Lima tahun kemudian, Asha dengan sosok baru telah kembali dengan nama Belvina Gania untuk membalas dendam dan merenggut kembali apa yang seharunya menjadi miliknya.
Cekidot...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Sifat Asli Belvina Sangat Angkuh.
Di dalam Penthouse, jantung Asha berdebar kencang. Ingin membenci laki-laki yang sudah menyakitinya namun nyatanya rasa itu masih ada membuatnya mencaci dirinya sendiri karena terpengaruh dengan perilaku Nathan padanya di dalam lift tadi.
"Nyonya baik-baik saja?" tanya babysitter Devano.
Asha mengangguk, "Vano tidur?"
"Ya, Nyah."
"Kamu bisa istirahat, Sus."
"Nyonya, bunga itu bagaimana?" tunjuk Sus Mela pada buket bunga mawar yang diberikan Nathan.
"Cari vas aja Sus, maaf merepotkan ya. Besok ART datang untuk bantu-bantu beberes rumah," ujar Asha.
"Gak apa-apa, Nyah. Kalau begitu saya cari vas dulu."
"Ya."
Ting Tong.
"Saya aja yang buka, Sus."
Seperti tadi sebelum membuka pintu Asha mengintip lebih dulu dari lubang pintu, ia menghela nafas berat karena tidak mengharapkan kedatangan para tamu diluar. Namun ia juga merindukan Devana, dengan terpaksa dia membuka pintu.
"Mommy!!!" teriak gadis imut itu saat pintu terbuka, Devana mencondongkan tubuh kecilnya ke arah Asha meminta digendong.
Asha tersenyum lalu mengambil alih tubuh Devana dari gendongan Arkan, "Cantiknya putri kesayangan Mommy, emm..." Asha menciumi wajah Devana dengan begitu sayang.
"Vana menangis terus, maaf aku datang kesini," perkataan Arkan terdengar menyesal namun wajah lelaki itu malah terlihat sebaliknya begitu berbinar bahagia.
"Tidak apa-apa," Asha menggeleng.
"Ekhm!" Belvina unjuk diri.
"Sha..." Arkan ingin mengatakan jika istrinya ikut namun ada putrinya diantara mereka jadi dia bingung mengatakannya.
Asha mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Arkan. "Lebih baik kita bicara di dalam, silahkan masuk." Asha membalikkan tubuh lalu berjalan ke arah ruang tamu masih dengan menggendong Devana.
"Silahkan duduk," ujar Asha, wanita itu lalu menatap babysitter Devana. "Sus, bawa Vana ke dalam kamar Devano. Kamar pertama di kiri dari sini, Sus."
"Baik, Nyah." Sus Wati mendekati Devana. "Ayo, Non."
"Endakkk! Vana mau cama Mommy," kedua tangan Vana semakin erat memeluk leher Asha.
"Sayang, Vano merindukan Vana loh. Jadi temui Vano, ya. Mommy harus bicara dulu sama Daddy, oke? Vana anak baik, kan?"
Gadis kecil itu mengangguk, "Vana anak baik Mommy..."
"Jadi ikut Sus Wati, ya."
"Ya, tapi janji Mommy ndak pelgi pelgi agi ya...."
"Oke." Asha mengangguk lalu mengecup pipi bocah gembul itu.
Setelah Devana sudah tak berada di ruangan itu, Asha menatap dengan ramah ke arah Belvina.
"Halo, Belvina. Maaf, apa saya harus memperkenalkan diri atau Arkan sudah menceritakan semuanya tentang saya?" Asha tersenyum dengan wajah lembutnya.
"Tidak perlu memperkenalkan diri, aku sudah tau semuanya. Bang Arkan sudah mengatakan segalanya jika kamu menjadi penggantiku untuk balas dendam. Jadi, sudah sampai mana balas dendam itu?" ujar Belvina dengan wajah tak ramah, bahkan tidak ada senyum sedikit pun.
Asha bisa merasakan ketidaksukaan Belvina padanya, ia mengerti dengan pasti alasan Belvina tak suka padanya. Istri mana yang akan rela ada seorang wanita yang menggantikan peran nya selama lima tahun disaat dirinya koma.
"Aku dan Arkan sudah membongkar kebusukan tentang identitas Aurel, dan yang aku dengar rencana pernikahan nya pun sudah hancur karena perjodohan Aurel dan lelaki itu sudah berakhir. Itu artinya balas dendam kami ada hasilnya...." Asha berusaha tenang menghadapi tatapan intimidasi dari Belvina.
Melihat tidak ada tanggapan dari Belvina, Asha kembali membuka mulutnya untuk bicara.
"Sebenarnya masih banyak rencanaku dan Arkan, tapi berhubung kamu sudah bangun... sekarang semuanya terserah padamu dan juga Arkan. Jika masih membutuhkan peranku, aku pasti akan membantu. Kalau pun kita tidak bisa bekerjasama lagi, aku akan mengurus urusanku sendiri tanpa kalian." Tambah Asha menjelaskan keinginan nya, karena dengan bangunnya Belvina dari koma-nya sepertinya akan merubah rencananya dan Arkan.
"Jujur saja... aku keberatan kamu berdekatan lagi dengan suami dan putriku. Aku sakit hati, putri yang aku kandung selama tujuh bulan tapi saat ini dia tidak mengenaliku sebagai ibu kandungnya. Bahkan suamiku sendiri telah salah mengenali istrinya, menurutmu... apa aku masih ingin kau berperan dalam kehidupan kami?" wajah Belvina memerah menahan emosi, tatapan wanita itu sangat dingin.
"Bel, aku sudah minta maaf karena salah mengenalimu. Kenapa harus dibahas terus?" kesal Arkan.
"Kau kesal padaku, Bang?"
"Bukan begitu, maksudku__"
"Sudahlah, aku sudah memutuskannya. Aku ingin kamu dan wanita ini memutuskan segala kontak apapun." Dengan tegas Belvina berkata pada suaminya.
"Tapi__"
"Kau juga harus menjauh dari suami dan putriku, aku akan mengambil alih posisiku kembali. Aku adalah asli dan kau hanya imitasi, ingat itu!" Belvina menatap tajam Asha.
Asha hanya tersenyum getir, dia memang sudah diajarkan bagaimana harus bersikap seperti Belvina asli selama beberapa tahun ini namun kini ia baru mengetahui secara langsung ternyata sifat asli Belvina begitu sangat angkuh.
"Baik, aku setuju. Aku akan memutuskan kerjasama kita, Arkan. Aku juga akan menjauh dari hidup kalian..." Asha tidak mau berurusan lagi dengan wanita angkuh seperti Belvina.
"Bagus jika kau tau diri!" jawab Belvina masih dengan nada sinis.
"Belvina! Jaga ucapan mu!" Arkan semakin geram, sejak tadi perkataannya selalu dipotong dan sekarang istrinya itu terus saja menekan Asha yang sudah banyak membantu menjaga putri mereka bahkan sudah menyu_suuii Devana sejak bayi dan Asha sangat menyayangi putri mereka seperti putrinya sendiri.
"Kamu membentak ku, Bang! Arghhtt..." tiba-tiba Belvina memegang kepalanya, wajah wanita itu berubah pucat.
"Bel, ada apa?!" Arkan seketika panik.
"Arkan, sepertinya istrimu kesakitan! Cepat bawa dia ke rumah sakit!"
Arkan gegas memangku tubuh Belvina yang masih merintih kesakitan, lelaki itu merutuki mulutnya yang membentak istrinya padahal ia tau dengan pasti kondisi Belvina masih belum pulih sepenuhnya.
nathan dan asha semoga saling mencintai