NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Berbisik

Ketika Cinta Berbisik

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

"Aku tidak mau menikah dengannya, Bu!"

Ibram tidak mampu menolak keinginan ibunya untuk menikahi gadis pilihannya. Padahal Ibram sudah punya gadis impian yang ia dambakan. Ibu menolak alasannya, terpaksa Ibram menerima pernikahan itu meskipun sang istri berusaha mencintainya namun hatinya masih enggan terbuka.

Bagaimana kelanjutannya? Tetap ikutin cerita baru Mami AL. Jangan lupa like, poin, komentar dan vote. Mohon untuk memberikan komentar yang bijak.

Selamat membaca 😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 - Nadira Minta Maaf

Ibram ditemani istri, kedua temannya dan para pasangan mereka menemui Nadira yang berada di klinik. Nadira lantas bangkit dan duduk lalu memeluk Arumi karena selama sini sudah menjadi tempatnya mencurahkan isi hatinya.

"Di mana Robi?" tanya Syahrul kepada sepupunya yang selang infus masih terpasang.

"Dia sudah pulang, Kak." Jawab Nadira melepaskan pelukannya dengan Arumi.

"Dia bagaimana, sih? Masa meninggalkanmu sendirian begini," gerutu Syahrul yang sedari tadi mengedarkan pandangannya mencari keberadaan temannya itu.

"Jangan marah padanya, Kak. Dia sudah menolongku juga, aku sangat berterima kasih," kata Nadira dengan pelan.

"Tapi, kamu sendirian. Ibumu saja belum datang," ucap Syahrul kesal dengan sikap Robi. Ia menghubungi Nana setelah Robi meneleponnya lalu bergegas ke klinik.

Rombongan Ibram tiba di klinik 30 menit selepas Robi mengabarkan Nadira di rawat kepada Syahrul. Ibram dan kedua temannya saat itu sedang menjemput para pasangannya yang lagi mengobrol di restoran kecil.

"Apa yang terjadi denganmu sebenarnya?" tanya Arumi menatap Nadira.

"Aku baru pulang dari lokasi syuting, Mba. Tiba-tiba saja kepala aku pusing. Mungkin karena kelelahan aku jadi pingsan," jawab Nadira.

"Kamu mengendarai mobil sendiri?" tanya Syahrul kepada sepupunya.

"Sopirku izin tidak masuk, Kak. Dia lagi merawat istrinya yang sakit," jawab Nadira lagi.

"Jika kamu kurang sehat, seharusnya jangan menyetir sendiri. Naik taksi atau minta diantar orang lain," kata Syahrul.

"Aku pikir semua baik-baik saja," ucap Nadira.

"Bagaimana dengan mobil kamu?" tanya Syahrul lagi.

Nadira mengendikkan bahunya.

"Robi bilang sudah di bengkel," sahut Ibram menjawab sembari menunjukkan pesan di layar ponselnya secara sekilas.

"Alhamdulillah," lirih Nadira.

-

Ketiga pria keluar dari ruangan di ikuti istri Bagas dan kekasihnya Syahrul. Sementara Arumi tetap menemani Nadira sampai keluarga datang.

"Mba, aku minta maaf!" ucap Nadira yang sedang berbaring.

"Minta maaf? Memangnya kamu salah apa?" Arumi duduk di samping ranjang.

"Aku pernah berjanji kepada Mba Arumi tidak akan memakai pakaian terbuka lagi. Tapi, aku melakukannya!" Nadira meneteskan air matanya.

"Dira, ketika kita ingin berhijrah semua tidak berjalan dengan mulus. Manusia tempatnya khilaf, Mba yakin kamu pelan-pelan akan menjadi pribadi lebih baik," Arumi memberikan semangat.

"Beberapa hari lalu aku bertemu dengan Kak Robi, Mba. Dia menuduhku seperti wanita murahan," ungkap Nadira menyeka air matanya dengan tangan kirinya.

"Astaghfirullah!" ucap Arumi.

"Aku memang salah, tapi dia belum mengetahui alasannya. Aku terpaksa menerima pekerjaan dengan pakaian terbuka dan membiarkan pria-pria itu menggoda. Aku hanya ingin segera melunasi utang-utang, Mba. Apa aku berdosa, Mba?" tanya Nadira sesenggukan.

Arumi menarik napas lalu dihembuskannya sebelum menjawab.

"Apa yang terjadi padaku hari ini juga karena aku ingin secepatnya mengakhiri kontrak kerja, Mba? Aku jenuh dan bosan dengan semua ini. Aku selalu dipaksa melakukan pekerjaan yang tak aku sukai," jelas Nadira kembali meneteskan air matanya.

"Dira, hanya Allah yang mengetahui kita berdosa atau tidak. Tugas kita hanya berbuat baik dan benar. Kamu mengakui kesalahan saja juga sudah lebih baik. Jangan pesimis begitu, Allah tetap menerima hamba-hamba-Nya yang mau bertobat," nasihat Arumi sembari tersenyum.

"Aku janji setelah ini tidak akan menerima pekerjaan yang melanggar aturan Allah, Mba!" kata Nadira menghentikan tangisannya.

"Oh, jadi perempuan ini yang sudah mempengaruhi putriku?" tuding Nana membuka pintu ruang rawat inap, ia mendengar pembicaraan putrinya dan Arumi.

Seketika Arumi yang duduk lantas berdiri.

Nana mendekati Arumi, "Apa yang sudah kamu katakan pada putriku, hah?" bentaknya.

"Ma, jangan buat keributan di sini!" hardik Nadira walaupun tidak terlalu lantang.

Arumi menundukkan kepalanya.

"Gara-gara perempuan ini, kamu jadi sering melawan Mama!" Nana menunjuk-nunjuk Arumi dengan jari telunjuknya.

"Ma, bukan Mba Arumi yang mempengaruhi aku! Tapi, aku sendiri!" tegas Nadira lantas bangkit dan duduk.

"Mama tidak suka kamu dekat-dekat dengan dia. Bawa pengaruh buruk!" tegas Nana.

"Istriku tidak seperti yang Tante katakan!" sentak Ibram. Dia masuk karena mendengar suara ribut dari arah kamar rawat Nadira.

"Tante, ada apa ini?" tanya Syahrul mencoba menengahinya.

"Perempuan ini sudah membawa pengaruh buruk buat Nadira, Rul!" jawab Nana menunjuk Arumi.

"Tante salah, Arumi tidak seperti itu!" jelas Syahrul dengan nada pelan.

"Kamu bilang Tante salah? Jangan karena dia temanmu makanya dibela, jelas-jelas dia sudah memberikan pengaruh buruk untuk Nadira!" marah Nana.

"Tante, tenanglah!" bujuk Syahrul.

"Bapak-bapak, ibu-ibu, tolong jangan membuat kegaduhan di tempat ini!" seorang perawat wanita menegur mereka.

"Maaf, Suster!" ucap Syahrul sedikit menundukkan kepalanya.

"Selesaikan masalah kalian di luar klinik!" perawat tersebut memberikan peringatan lagi.

"Baik, Suster. Sekali lagi, maaf!" kata Syahrul.

Perawat wanita itu pun berlalu.

"Mama ke sini hanya ingin buat aku terus sakit!" cetus Nadira.

"Kamu itu tidak bisa nasehati!" omel Nana.

"Tante, cukup!" sergah Syahrul.

Nana yang kesal lantas keluar.

Nadira melihat ke arah Arumi yang tangannya di genggam Ibram. "Mba Arumi, aku minta maaf atas nama mama."

Arumi mengangguk pelan.

"Aku tidak terima dengan perlakuan mama kamu kepada Arumi!" kata Ibram yang sedari tadi menahan amarahnya.

"Maaf, Kak Ibram!" Nadira benar-benar merasa bersalah meskipun dia pelakunya tapi Nana sudah mempermalukannya.

"Ayo kita pulang, Rum!" ajak Ibram kepada istrinya.

"Sekali lagi, maaf. Terima kasih sudah menjenguk!" kata Nadira merasa malu dan segan.

Ibram tak membalas perkataan Nadira, menarik lembut tangan istrinya dan mereka keluar.

"Kami juga pulang, ya. Cepat sembuh, Dira!" pamit Bagas begitu juga dengan istrinya.

Nadira mengangguk mengiyakan.

Syahrul mendekati Nadira menepuk pelan bahu kanannya. "Kamu yang sabar, ya!"

"Terima kasih, Kak. Sampaikan lagi permintaan maaf aku kepada Kak Ibram dan Mba Arumi," ucap Nadira dengan mata memerah.

Syahrul mengiyakan.

Selepas Syahrul berlalu, Nana masuk kembali ke ruangan putrinya. Wajah Nadira tampak ketus, ia enggan berbicara dengan ibunya.

"Kenapa kamu seperti ini?" tanya Nana.

"Aku kelelahan, aku harus menyelesaikan kewajiban aku secepatnya. Biar Mama tak sembarangan mengambil pekerjaan," jawab Nadira menyindir.

"Biarpun semua sudah lunas, tapi kamu tetap harus mencari pekerjaan," kata Nana menarik kursi lalu duduk.

"Iya, tapi pekerjaan yang sesuai keinginan aku bukan kemauan Mama!" tukas Nadira.

"Memangnya kamu dapat pekerjaan yang lebih baik dari pemberian Mama. Jikapun ada pasti honornya lebih kecil," sinis Nana.

"Biarin yang penting halal dan buatku nyaman," kata Nadira menyambung.

Seketika Nana mengerutkan wajahnya.

"Oh, ya Ma. Biaya klinik sudah dibayar dengan penolong aku, jadi Mama tak perlu mengeluarkan uang buat biaya perawatan aku di sini!" sindir Nadira.

"Mama sudah tahu, jika tidak kamu harus segera menggantinya," kata Nana.

1
Ma Em
Ibunya Nadira ini bagaimana yah bukannya menuntun anaknya kejalan yg baik dan benar malah mengajarkan yg tidak baik sama anaknya apakah Nana itu bkn ibu kandungnya Nadira.
Ma Em
Nana ini mungkin bkn ibunya Nadira kali masa ada orang tua mau menjodohkan sama orang yg sering memukuli anaknya meskipun itu orang kaya.
Ma Em
Luar biasa
Bundanya Nanda AL
wa'alaikum salam mami
Rani Ri
lanjut up thourrr 💪💪💪👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
jujur thourrr sebenarnya aku Kurang serkk nadira sama robby ,,aku ingin robby sama anisa di awall cerita bkn nadira
Rani Ri
Aishhh baru membaca lg niy thourrr ,,tadi aku pikir nadira sama malik,,trss anisa sama robby..ternyata aku salah ,,tapi tadi aku berharap begitu,,Hmmm gpp kan authorrr yg buat cerita
Kasma Aisya
ada ya orang tua begitu🤦😏
ida martinah
Hafuch orang luar aja nolongnya ikhlas.....eh simboknya minta diganti...🤦🤦🤦
Kasma Aisya
jangan salahkan tanggapan orang tentang tentang dirimu, karena dirimu sendiri yg membuat orang berfikir jelek tentang dirimu.
Rani Ri
Wahh seruu niy,,malik sama nadira,,robby sama Anisa gituu yea thourrr 👍👍👍🥰🥰🥰
Rani Ri
Nahhh kan ibram salah paham
Mami AL: Iya, Kak. Terlalu cemburu dia😅
total 1 replies
Rani Ri
Waduhhhh ibram salah paham sama roby...gpp rob yg penting kamu gk nyentuh Arumi,,memang jln menuju kebaikan itu byk cabaan yea robb
SayangEmak
lanjut
Nafisyah Bunda Raihan
Nadira sm Malik aza Thor
Robi sm Anissa
biar sm² bs memperbaiki diri
Kasma Aisya
bajumu terlalu seksi neng, tubuhmu terlalu murah kamu perlihatkan SM org
Welas Trianingsih
arumi lg hamil tuh kayaknya 😊😊😊
Asma Nurfadilah
next kak
Welas Trianingsih
semangat 💪💪💪
Mami AL: terima kasih, kak😊
total 1 replies
Bundanya Nanda AL
Aq mampir ya Mami Al
Mami AL: Iya, Bunda.

Terima kasih, selamat membaca 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!