Altair, remaja cerdas dan tangkas memiliki seorang adik bernama Rigel yang gagu. Ini merupakan aib baginya. Suatu hari kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, sehingga Altair dan Rigel harus tinggal di rumah kakeknya.
Dunia sudah mendekati kiamat, sehingga banyak sekali terjadi bencana dan kecelakaan besar di dunia ini. Suatu hari Altair merapikan kertas-kertas gambar milik Rigel. Ini mengejutkan baginya, karena apa yang digambar oleh Rigel itu adalah gambaran bencana yang terjadi di dunia ini. Sang adik yang dianggap anak tidak berguna memiliki kemampuan melihat masa depan apa yang akan terjadi di dunia ini.
Hanya saja Rigel yang tidak bisa bicara tidak bisa menjelaskan di mana dan kapan benca itu akan terjadi. Hanya ada teka-teki angka yang harus dipecahkan oleh Altair untuk mencegah korban dalam bencana itu.
Suatu hari Rigel menggambar sebuah lukisan akan hancurnya di beberapa bagian bumi. Bagaimanakah Altair dan Rigel bisa bekerja sama untuk menolong penduduk bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Membuat Konten
Bab 25
Petugas imigrasi itu menyangka kalau Altair hanya membual. Dia mengira kalau orang yang sedang meneleponnya ini suka berbuat iseng.
"Tenang saja. Pemerintah di negeri Phoenix itu selalu mengutamakan keselamatan dan kebaikan untuk rakyatnya. Aku harap kamu jangan menyebarkan hoax seperti ini lagi," ucap orang di sebrang sana.
Altair bingung harus melakukan apa agar informasi ini sampai kepada warga di Pulau Shine, sana. Sebenarnya bukan hal yang asing jika tiba-tiba saja gunung yang aktif bisa meletus kapan saja, tanpa di sadari oleh manusia. Berbeda dengan hewan yang punya insting. Mereka selalu tahu jika akan terjadi suatu bencana.
"Aku tidak sedang menyebabkan hoax. Perubahan status aktivitas gunung berapi itu bisa sangat cepat. Kita harus bersiaga dan melakukan evakuasi secepatnya sebelum bencana itu terjadi. Jangan sampai baru sadar ketika terdengar bunyi ledakan dan hujan abu vulkanik. Kalian yang akan rugi karena sudah mengabaikan suatu informasi," balas Altair.
Sempat terlintas dalam kepala antara untuk menghubungi Perdana Menteri Negeri Phoenix. Agar memerintahkan seluruh warga di Pulau Shine itu pergi mengungsi. Hanya saja untuk menghubungi orang penting seperti itu sangat sulit, harus melalui stafnya.
Kemudian terlintas ide lain dalam kepala Altair, yaitu membuat konten video melalui media sosial di dunia maya. Kecepatan informasi melalui internet sangat cepat dan mudah diakses oleh semua orang.
"Sepertinya aku harus melakukan itu demi menolong banyak nyawa manusia."
Altair akhirnya membuat sebuah video tentang bencana yang kerap terjadi belakangan ini. Dengan mengenakan dandanan penyamaran, dia menyembunyikan identitas aslinya. Saat ini dia harus bertindak hati-hati karena sedang diawasi oleh beberapa orang yang mempunyai pengaruh di dunia ini.
Dengan gayanya yang luwes dan berbicara lancar, Altair menyebutkan satu persatu bencana yang telah terjadi baru-baru ini di seluruh dunia. Dia juga peringatkan kalau planet ini sudah sangat rusak, sehingga alam pun marah kepada semua manusia.
Lalu, dia memberikan peringatan kepada warga yang ada di negeri Phoenix, terutama yang tinggal di Pulau Shine. Pemuda itu mengatakan jika Gunung yang bernama Mountain Star akan meletus nanti malam.
Sedang melakukan beberapa pengeditan, video tadi diunggah melalui aplikasi sosial media. Altair mempunyai beberapa akun cadangan yang sengaja dia buat, dengan menggunakan akun itu dia mulai menyebarkan informasi itu dengan men-tag beberapa nama pejabat atau orang terkenal dari negeri Phoenix.
Sesuai dengan dugaan Altair, informasi itu cepat menyebar. Tidak sampai 15 menit semua pengguna media sosial sibuk membicarakan tentang kejadian bencana alam. Apalagi Mountain Star yang dalam status waspada itu akan meletus nanti malam.
Melalui media sosial ada beberapa orang mengunggah persiapan mereka untuk pergi menjauh sementara untuk menyelamatkan diri. Mereka takut jika berita yang sedang ramai dibicarakan itu benar-benar akan terjadi.
"Syukurlah mereka sudah mempersiapkan diri untuk mengungsi. Setidaknya masih ada orang yang percaya dengan apa yang aku katakan. Semoga saja mereka benar-benar selamat dari bencana itu," kata Altair bermonolog.
Kini Altair melihat gambar yang menunjukkan tsunami dan satu lagi reruntuhan kota yang seperti rusak karena gempa bumi. Dia bingung karena dua bencana gempa bumi dan gunung meletus juga bisa menyebabkan tsunami.
Lagi-lagi petunjuk yang ditinggalkan oleh Rigel di gambar itu sulit ditemukan oleh Altair. Pemuda itu sampai menelisik setiap milimeter apa yang ada pada kertas gambar itu.
Dalam gambar reruntuhan kota, Altair bisa melihat banyak sekali papan reklame, baliho, videotron, Megatron, dan Billboard. Di sana ada beberapa gambar yang menunjukkan nama-nama toko, hotel, atau gedung.
"Hotel Kuda Pony? Taman bermain Pegasus?"
Altair merasa tidak asing saat melihat nama-nama itu. Di mana lokasi wisata itu berada di pusat kota.
"Aku tahu di mana kota ini!" pekik Altair senang. Karena dia pernah pergi ke sana bersama kedua orang tuanya sewaktu masih kecil.
Kota itu adalah kota metropolitan yang bernama Kota Andromeda yang ada di negara Republik Achernar. Salah satu negara tropis yang sangat indah berada di benua lain.
"Bagaimana aku memberi tahu akan ada gempa bumi? Mana kejadiannya di malam hari?" Altair harus memutar otaknya.
***
Hiii tambah penadaran
aku jadi penasaran dengan apa yg akan dilakukan si Kakek Sirius mendengar penuturan kalaw kwn2 orangtuanya sudah muncul dan mengetahui siapa mereka
maaf klw aku slh
mk Rigel dan Altair turun dipulau trus g lanjut
di bab 28 cerita Orion dsn Signus lg yg sdh
29 pernyataan Orion lg
lanjut donk pingin tahu Rigel dan Altair