Sintia janda malang yang ditinggal suami begitu saja, Sintia bangkit dari keterpurukannya dengan merubah penampilannya supaya tidak ada lagi laki-laki yang seenaknya sama Sintia, Mampukah Sintia membalas sakit hatinya pada mantan yang seenaknya meninggalkan dirinya karena culun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Winda cemberut melihat Kiki baru pulang pagi, seharian kemarin Kiki tidak ada kabar sama sekali membuat Winda cemas dan juga kesal tungguin Kiki pulang kerja.
"Maafin Mas sayang, Mas nginep di kantor soalnya ada banyak kerjaan juga karyawan banyak yang ajak nongkrong sampai lupa waktu maaf iya sayang jangan marah lagi, Mas hari ini libur jadi seharian ada di rumah sayang." bujuk Kiki berusaha tenangin Winda supaya tidak marah lagi.
"Itu kan tidak penting Mas buat ikut sampai nginep segala lagi Mas, kemarin aku bingung mau makan apa Mas di kulkas tidak ada makanan sama sekali, tapi untungnya warung kopi kemarin kasih banyak makanan ke Ayah dan Bunda akhirnya kemarin kita makan dari pemberian Pak Budiman sayang!" protes Winda yang tidak ingin dengerin alasan Kiki.
"Astaga maaf sayang, iya sudah Mas habis mandi kita jalan iya sayang belanja buat isi kulkas terus Dek Winda ke salon iya, kemarin Mas dikasih bonus sama client Bos jadi dapat tips sayang." lanjut Kiki langsung kasih amplop coklat ke Winda.
Kiki langsung jalan menuju kamar mandi, sejujurnya Kiki bingung sama kejadian semalam kenapa tiba-tiba bangun tidur ada di halte bus, seingat Kiki diajak jalan sama perempuan asing eh pas bangun tidur perempuan itu tidak ada dan anehnya didalam tas ada amplop coklat yang isinya cukup banyak.
**
Sintia dan Wulan ketawa melihat Kiki dan Winda masih pagi sudah berdebat, karena Kiki pulang pagi tanpa ada kabar sama sekali.
"Mereka mau pergi tuh, mau kamu kerjain tidak mereka buat mereka berantem lagi hari ini?" tanya Wulan yang ingin membuat Kiki dan Winda ribut lagi, Wulan tidak akan biarkan Kiki tenang sedikit pun.
"Ide bagus tuh, mumpung Kiki lagi mandi kan katanya lebih baik sekarang saya telefon dia biar dia bingung sendiri, dulu dia sering seperti itu ke saya dan sekarang waktunya perempuan menjijikan itu merasakan apa yang saya alami dulu." ucap Sintia langsung ambil handphone nya.
Sintia setuju dengan idenya Wulan kerjain Kiki supaya batalin rencana jalan sama Winda biar perempuan itu kesal karena rencana jalan-jalannya batal.
**
Orang tuanya Kiki minta anaknya sekarang juga urus berkas untuk pernikahannya sama Winda, pernikahannya harus dirumahnya Kiki karena kalo tunggu Kiki libur kelamaan dan takutnya warga sekitar semakin kesal sama status Kiki dan Winda.
"Tapi keberadaan Sintia saja tidak kita ketahui dimana Bunda, apa kita bisa tetep menikah dan warga disini pasti ngamuk melihat kita ijab kabul, apa lagi mereka tahu Kiki suaminya Sintia beda kalo kita sudah menikah dikampung saya tidak ada yang tahu statusnya Kiki yang sebenarnya." penjelasan Winda, sejujurnya sudah malas bahas pernikahan yang seolah dipersulit sama keadaan seperti ini.
"Iya sudah kalian urus setiap Jum'at terus pulang ke sini lagi, sampai urusan di kantor KUA selesai setelah itu Jum'at depannya kalian nikah dirumahnya Winda iya sudah Bunda bantu resepsi pernikahan kalian mau kan walaupun sederhana tapi biarin saja lah yang penting ada acara setelah ijab kabul." ucap Bundanya Kiki terpaksa mau bantu biayai resepsi pernikahan anaknya.
"Bunda dapat uang dari mana bukannya semuanya disita?" tanya Kiki penasaran.
"Bunda diam-diam masukin semua perhiasan Bunda kedalam baju, untungnya orang tua perempuan culun itu tidak geledah tas Bunda jadi bisa dibawa kesini perhiasannya." lanjut Bundanya Kiki yang tidak rela, semua perhiasannya ikut disita juga karena itu satu-satunya harta yang dimiliki.
"Bunda hebat, baik lah kita setuju Bunda kita nikah di sana tanpa harus ijin tidak masuk kerja, terimakasih Bunda atas bantuannya." lanjut Kiki merasa tenang, karena orang tuanya mau biayai resepsi pernikahan walaupun sederhana.
**
Sintia telefon Kiki ajak jalan, Sintia beralasan kangen sama Kiki untuk jalan bareng apa lagi hari ini hari libur.
"Mas mau ketemu dimana Mas buat jalan bareng?" tanya Sintia sengaja, Sintia memperhatikan Kiki yang berdiri dihalaman belakang rumah.
"Sekarang tidak bisa Dek, besok saja iya kita jalan barengnya Mas juga rindu sama Dek Sintia!" tolak Kiki karena sudah terlanjur janjian sama Winda.
"Iya sudah kalo tidak mau aku ngambek tidak mau ngobrol sama Mas, tidak mau makan bareng Mas dan tidak mau pulang bareng Mas juga!" ancam Sintia semakin paksa Kiki, biar mau luluh.
"Iya jangan dong Dek, iya sudah sore saja bagaimana mau kan?" tanya Kiki.
"Tidak mau, maunya jalan sekarang Mas jadi siap-siap iya Mas kita ketemu di taman biasa iya Mas sayang sampai jumpa satu jam lagi." lanjut Sintia sengaja, paksa Kiki biar suaminya pusing.
Sintia sengaja matikan handphone nya, supaya Kiki bingung sama permintaannya yang mendadak ajak jalan sekarang.
Kiki frustasi sama ajakan Sintia, sedikit paksa dirinya untuk jalan, padahal Kiki sudah janji ajak jalan Winda sekarang takut Winda ngambek kalo tidak jadi jalan.
