NovelToon NovelToon
Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Tuan Adipati, Sang Putri Hanya Ingin Punya Bayi

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Time Travel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:367.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zhuzhu

Setelah bertransformasi menjadi bayi, mantan kepala badan intelijen rahasia, Cheng Yao yang tumbuh besar dan dikenal sebagai Putri Danyang yang malas dan tidak berguna ditipu oleh Kaisar dan dikirim ke perbatasan untuk menikahi Adipati Ning. Adipati Ning adalah adik sepupu Kaisar, dan Cheng Yao menganggap bahwa suaminya adalah pria tua yang jelek.

Namun, setelah melihat wajah asli Adipati Ning, Cheng Yao mengubah pemikirannya dan berkata ingin punya anak dengan Adipati Ning.

Adipati Ning mengabaikannya, namun dia kemudian menyadari bahwa Cheng Yao berkaitan erat dengan Master Qiheng dari Paviliun Zhanbai, organisasi intelijen rahasia nomor satu di dunia persilatan.

Akankah Cheng Yao mendapatkan keinginannya untuk memiliki anak dari Adipati Ning, Ning Ziyu tanpa menyingkirkan bayangan yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 26: Menjadi Umpan Meriam

Cheng Yao berlari tanpa tahu arah. Dia juga tidak tahu ke mana dia lari dan tempat apa yang dia lewati. Yang lebih penting, dia tidak tahu ke mana dia harus pergi sekarang ini. Cheng Yao terombang-ambing di tempat yang sangat asing. Dia hanya tahu dia harus lari secepat mungkin.

Orang-orang itu masih mengejarnya. Tanpa sadar, mereka mengejar hingga masuk ke hutan. Untunglah cahaya bulan masih ada, sehingga jalan tidak terlalu gelap. Melihat orang-orang itu tidak juga menyerah, Cheng Yao jadi kesal. Mengapa mereka masih mengejar juga?

Napasnya sudah hampir putus karena terus lari. Jantungnya bekerja dua kali lipat lebih berat dari biasa. Keringat mengucur di tubuhnya, dan rambutnya sudah acak-acakan. Suatu benda tiba-tiba terjatuh dari bajunya. Cheng Yao memungutnya dan dahinya berkerut.

“Suar?”

Ini pasti suar yang diselipkan Chai Meng atau Xiuli untuknya. Cheng Yao mendapat ide.

“Berhenti!”

Orang-orang itu ikut berhenti.

“Aku lelah. Istirahat sebentar, oke?”

Orang-orang itu juga lelah mengejar Cheng Yao. Mereka dengan bodohnya ikut berhenti, mengambil napas sebanyak-banyaknya. Padahal, jarak antara mereka dengan Cheng Yao hanya beberapa meter. Mudah sekali jika ingin langsung menangkap Cheng Yao.

Tanpa diduga, Cheng Yao tiba-tiba menarik tali sumbu suar tersebut. Kembang api melesat dan meledak di angkasa. Bentuknya seperti sepasang sayap foniks. Tidak, suar ini tidak berasal dari Chai Meng atau Xiuli. Jelas sekali benda ini berasal dari Ning Ziyu. Polanya mewakili makna Kota Feng.

Orang-orang itu segera sadar. “Cepat tangkap dia sebelum Adipati Ning menyusul kemari!”

Cheng Yao tahu situasinya buruk. Dia kembali berlari. Seharusnya Ning Ziyu di Kota Feng sudah melihatnya, kan? Mengapa dia tidak segera kemari untuk mencarinya? Suar ini diberikan padanya entah kapan, dan seharusnya Ning Ziyu tahu sesuatu telah terjadi.

Apakah Ning Ziyu sudah tidur? Lalu apa gunanya Ling Ren dan Ling Yun? Oh, apakah kembang apinya menjadi samar karena keberadaan kembang api di Festival Perahu Naga?

Cheng Yao tidak sanggup berlari lagi. Dia berhenti lagi.

“Stop!”

“Jangan hiraukan dia! Tangkap saja!”

“Berhenti, sungguh!”

Mereka terpaksa berhenti. Cheng Yao ngos-ngosan. Sungguh, dia tidak sanggup lari lagi. Kalau terus lari, dia bisa pingsan.

“Aku tidak sanggup lari lagi. Aku lelah,” ucap Cheng Yao. “Nah, kemarilah. Tangkap saja aku.”

Cheng Yao merentangkan kedua tangannya ke depan, tanda bahwa dia menyerah. Orang-orang itu ragu, mereka perlahan mendekat. Setelah memastikan Cheng Yao tidak akan melawan, mereka langsung menangkapnya dan mengikat tangan dan kakinya.

Ini adalah penyerahan diri yang aneh, pikir mereka. Putri Danyang sudah berusaha keras berlari, tapi pada akhirnya dia malah menyerahkan diri sendiri untuk ditangkap. Bukankah ini adalah tindakan bodoh? Mereka juga bisa-bisanya dibodohi dan dikerjai olehnya!

Pada saat itu, Ning Ziyu dan bawahannya sudah sampai di tepi hutan. Kembang api berbentuk sayap foniks itu berasal dari sini. Itu artinya, Cheng Yao ada di hutan ini. Selepas mendapat kabar dari seorang gadis yang membawa jepit rambut emas, Ning Ziyu langsung bergegas mengejar Cheng Yao dan sampai kemari.

“Temukan Putri Danyang! Jangan kembali tanpa hasil!”

“Baik, Tuan.”

Ling Yun memimpin pasukan ke bagian selatan, sementara Ling Ren membawa orang ke bagian barat. Bagian selatan dijelajahi oleh seorang bawahan, dan bagian timurnya dipimpin oleh Ning Ziyu sendiri. Dalam pencarian, dia menemukan banyak jejak kaki di tanah kering yang sudah samar.

Arahnya sudah benar. Selain itu, dia juga menemukan batang bambu bekas suar kembang api yang dinyalakan Cheng Yao. Wanita itu pasti masih ada di sekitar sini. Ning Ziyu mempercepat pencarian, memimpin jalan masuk ke dalam hutan lebih dalam lagi.

Dari kejauhan, dia melihat cahaya remang-remang dari sebuah api unggun. Ning Ziyu turun dari kuda, lalu berjalan tanpa suara menuju sumber cahaya tersebut. Ada suara beberapa pria sedang berbincang. Dari aksen mereka, sudah jelas itu adalah orang-orang Negara Jin.

Ning Ziyu mengintai dari semak-semak liar setinggi setengah badan. Dia melihat Cheng Yao diikat di sebuah batang pohon. Tampilan wanita itu sudah kacau, tapi tidak terluka. Cheng Yao tampak kelelahan dan mengantuk. Kepalanya beberapa kali tertunduk dan menengadah.

“Hei, berikan aku sedikit! Aku juga lapar!” ucap Cheng Yao pada orang-orang.

“Mengapa kamu begitu banyak bicara?”

“Aku ini sandera. Tawanan. Jika aku mati kelaparan, bukankah kalian akan kesulitan menjelaskannya pada majikan kalian?”

“Majikan kami begitu pengertian. Dia tidak akan menghukum kami!”

“Kalau begitu, siapa majikan kalian?”

“Tentu saja Putra Mah-”

Sebelum dapat menyelesaikan kata-katanya, orang itu sudah dibungkam lebih dulu oleh temannya. “Diam! Mengapa kamu juga banyak bicara?”

Salah seorang dari mereka menghampiri Cheng Yao. Ada paha ayam liar bakar di tangannya. Orang itu menggoda Cheng Yao dengan paha ayam tersebut, membuat Cheng Yao kesal. Dia kemudian menendang orang itu dengan kakinya yang bebas hingga paha ayamnya jatuh ke tanah.

“Sialan! Dasar gadis berengsek!”

Orang itu emosinya buruk, dia mencengkram dagu Cheng Yao. Cheng Yao tidak panik, dia malah meludahi orang itu. Orang itu marah, hendak menampar Cheng Yao tapi kemudian sebuah anak panah melesat menembus telapak tangannya. Semua orang sontak terkejut.

“Berani menyentuhnya, pantas mati!”

Ning Ziyu muncul dari balik semak-semak. Di belakangnya ada beberapa bawahan berpakaian hitam. Di tangan mereka terpasang panah otomatis, siap menyerang tanpa harus menarik busur. Itu adalah busur tangan. Rupanya, Ning Ziyu datang dengan persiapan. Cheng Yao tiba-tiba mengerti sesuatu.

“Begitu cepat diketahui? Sial, mari lawan mereka lebih dulu!”

Tapi, orang-orang itu bukan tandingan bawahan Ning Ziyu. Perkelahian memang cukup sengit, namun orang-orang jahat itu berhasil dikalahkan.

Mereka tumbang, terkapar di tanah dengan luka-luka yang lumayan banyak. Ning Ziyu melepaskan tali yang mengikat Cheng Yao, lalu membantunya berdiri.

“Mengapa kamu lama sekali? Kalau kamu terlambat satu jam saja, aku sudah resmi menjadi tawanan mereka!”

“Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”

Orang-orang jahat dari Negara Jin sudah diamankan. Hari sudah sangat larut. Sudah saatnya mereka kembali ke kota. Namun, ketika Cheng Yao hendak melangkah, dia merasa kakinya sulit digerakkan. Ning Ziyu bertanya padanya, “Ada apa?”

“Kakiku sakit. Aku tidak bisa berjalan.”

Itu mungkin terjadi karena Cheng Yao terlalu lama berlari. Kakinya yang jarang digerakkan untuk olahraga itu pasti pegal dan kram. Ning Ziyu menghela napasnya, tiba-tiba dia berjongkok membelakanginya. “Naiklah.”

“Uh.. pengertian sekali.”

Ning Ziyu menggendong Cheng Yao di punggungnya. Kepala Cheng Yao ada di bahu Ning Ziyu, menyesap aroma tubuh Ning Ziyu yang rasanya lumayan menenangkan.

Ah, sejak mereka menikah, ini adalah kontak fisik pertama mereka. Juga, merupakan momen ketika mereka berada sangat dekat satu sama lain.

Cheng Yao tidak bisa mengingkari dirinya sangat bahagia. Dari samping, dia bisa melihat bentuk wajah Ning Ziyu yang tampan. Wajah ini begitu memesona, jadi bagaimana bisa Cheng Yao tidak tergoda? Pantas saja gadis-gadis Kota Feng menjadi gila karenanya.

“Kamu boleh juga. Strategimu menangkap musuh ini membuatku terkesan.”

“Apa maksudmu?”

“Jangan pura-pura lagi. Aku tahu kamu menjadikanku umpan untuk memancing mereka. Kamu sejak awal sudah menebak suatu hari aku pasti tersesat karena buta arah. Kebetulan, kamu juga menemukan aktivitas mencurigakan orang-orang Jin di Gunung Mali yang tiba-tiba menghilang. Kamu tahu mereka mungkin saja ingin menangkapku untuk dijadikan sandera agar mereka bisa menekanmu dan menekan Kaisar.”

Ning Ziyu terdiam. Sebenarnya itu benar. Awalnya dia tidak punya rencana itu, tapi dia kemudian menjalankannya begitu saja, seperti terjadi secara alami. Ning Ziyu sungguh tidak berharap Cheng Yao akan menggunakan suar tersebut. Akan tetapi, kenyataannya memang selalu jauh berbeda.

“Kemampuanmu juga tidak buruk. Kamu menjebak mereka agar mereka lengah dan memberitahumu siapa yang telah menyuruh mereka.”

“Meski begitu, Ning Ziyu, bukan berarti kamu boleh menjadikan aku umpan. Apakah kamu tahu aku setuju atau tidak? Kalau sampai salah langkah, aku bisa saja mati.”

Ning Ziyu tertegun. Dia menghentikan langkahnya sejenak. Benar, dia tidak seharusnya menjadikan Cheng Yao, istrinya sendiri sebagai umpan.

Itu tindakan tercela dan sangat picik. Ning Ziyu juga terpaksa, jika memang tidak bisa, dia sendiri yang akan menangkap orang-orang itu. Kejadian hari ini tidak pernah dia harapkan sebelumnya.

“Maaf.”

“Ya Tuhan, apa aku tidak salah dengar? Ziyu, apakah kamu baru saja minta maaf padaku?”

Ning Ziyu tidak pernah mengulangi perkataannya. Dia lanjut berjalan. Cheng Yao masih tidak percaya. Mungkinkah pendengarannya bermasalah?

“Lain kali jika ingin melakukan sesuatu yang berhubungan denganku, diskusikan terlebih dulu. Aku tidak mau menanggung risiko sendirian atas hal yang tidak aku ketahui,” ucap Cheng Yao.

Dia kesal karena Ning Ziyu tidak memberitahunya sebelumnya. Dia baru sadar kalau sebenarnya dia sudah dijadikan umpan.

Meski begitu, Cheng Yao berpikir kalau Ning Ziyu juga terpaksa dan tidak berharap itu bisa terjadi. Kejadian hari ini sebenarnya adalah setengah kesengajaan dan setengah kecelakaan.

“Omong-omong, apa mereka diutus oleh Putra Mahkota Jin?”

“Kamu penasaran?”

“Tentu saja! Beraninya dia kurang ajar padaku!”

“Simpan saja energimu untuk mendengar kebenarannya besok.”

“Cih… sok misterius lagi. Tapi, Ziyu, aku mendengar sesuatu yang menarik saat mereka menangkapku.”

“Apa yang kamu dengar?”

“Aku mendengar mereka mengatakan kamu rela menyinggung bawahanmu sendiri demi aku. Apa yang terjadi pada Song Haitian dan Qiu Ju?”

Ah, pada akhirnya ketahuan juga. Ning Ziyu sengaja melakukannya diam-diam, tapi gerak-geriknya ternyata diketahui orang-orang itu.

“Kamu tidak perlu tahu.”

Cheng Yao berdecih. Dia tiba-tiba menggigit telinga Ning Ziyu hingga pria itu meringis.

“Mengapa kamu menggigitku?”

“Kamu tidak perlu tahu.”

“Sudah pandai membalikkan perkataanku?”

Cheng Yao kemudian menggigit leher Ning Ziyu dan pria itu meringis untuk yang kedua kalinya.

“Cheng Yao, apakah kamu shio anjing?”

“Kamu tidak perlu tahu.”

Ning Ziyu gemas, tapi dia tidak berani menunjukkannya. Mereka terus berjalan menyusuri hutan, lalu pergi ke kota untuk kembali ke kediaman.

1
Sharon
🤣🤣🤣
Sharon
Tegas ku suka 😍
erna wijayanti
yuhui kakak author

sudah bikin novel baru belum

aku menunggu mu /Grin//Smile//Kiss//Beer//Beer/
Nining Chili
👍👍
Ibu Ibu
Lumayan
anonim
Naik ... naik ke puncak gunung tinggi ... tinggi sekali .... ... .... .... .
_cloetfnny
Setelah pergolakan hati yang tidak ada henti-hentinya selama membaca cerita ini, setelah banyak umpatan yang keluar. Akhirnya bertemu dengan ending yang tidak mengecewakan. Thanks to author yg telah membuat cerita♥️
Rekomend si, tpi ga di saranin buat kalian yg emosian kek aku untuk baca ini wkwk
_cloetfnny
TOLOL PIKIRIN ANAK LU BEGO
_cloetfnny
tolol
_cloetfnny
ngaca jir, lu yg bodoh
_cloetfnny
kenapa dikasi tauuu ish
_cloetfnny
membungkusss😭🤣
Ida. Rusmawati.
/Smile/
Ni Ketut Patmiari
terima kasih author, karyanya sangat bagus... keren banget👍 semangat terus dan menghasilkan karya2 bagus berikut nya
_cloetfnny
cih
_cloetfnny
keras kepala bgt, bikin naik darah aja ni orang
_cloetfnny
wkwk
Ni Ketut Patmiari
Luar biasakeren banget...ending nya bagus banget
Ayuni Azzahra
bestlah...pokoknya asik ja bcanya gak bosenin
_cloetfnny
telat lu dodol
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!