NovelToon NovelToon
The Mask Painter

The Mask Painter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / spiritual / Iblis / hantu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Asha Krajan

Odessa adalah pelukis topeng yang melanjutkan karir dari leluhur ayahnya.

Keluarganya memiliki sebuah toko topeng kecil yang buka di sebuah gang sepi yang jarang didatangi oleh pengunjung, pada awalnya Odessa tidak mengerti sama sekali mengapa keluarganya harus berjualan dan membuka toko di tempat yang sepi orang lewat.

Namun setelah Odessa mengambil alih bisnis itu, ia mengerti alasannya.

'Mereka' tidak menyukai tempat yang ramai.

Ya, yang Odessa layani sama sekali bukan manusia, melainkan 'mereka' jiwa yang tersesat atau pun arwah yang terjerat oleh masalah di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asha Krajan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Pedagang palsu

     Odessa memutuskan untuk beristirahat untuk saat ini, karena jujur saja komisi di keluarga Song kemarin cukup menguras energinya dalam mengevakuasi dan mengkremasi jasad Ming Rui. Namun, tetap saja yang dinamakan 'istirahat' olehnya bukan sepenuhnya istirahat, melainkan hanya menjaga toko tanpa berkeliaran keluar untuk mencari arwah yang bermasalah.

Setelah dua hari tetap berada di rumah, akhirnya situasi Odessa dan Ajeng mencapai puncak. Ya, makanan di rumah Odessa telah habis dan dupa untuk memberi makan Ajeng juga telah kehabisan stok, mau tidak mau Odessa harus keluar dan berbelanja bahan jika ia tidak mau mati kelaparan. Jika Ajeng mungkin bisa bertahan tanpa dupa, tapi tubuh manusia Odessa tentu saja tidak bisa menahannya.

Jadi, pada hari ketiga setelah komisi dari keluarga Song Odessa secara resmi keluar dari ruang nyamannya dan pergi keluar untuk mencari kebutuhan penting. Ya, tentu saja itu pergi ke pasar.

Odessa menghela nafas, ia berjalan keluar dari gang tempat tokonya berada dan menunggu di halte tidak jauh di pinggiran jalan pagi-pagi sekali. Dengan membawa uang cash dari gajinya yang diberikan oleh Laksmana tiga hari yang lalu, Odessa akhirnya naik ke bus dan pergi ke pemberhentian halte berikutnya dimana pasar tradisional seharusnya masih buka pagi-pagi sekali.

Pasar tradisional ini sebenarnya cukup terpencil namun sangat strategis dari lokasinya, cukup dekat dengan pantai namun juga tidak terlalu jauh dari pegunungan terdekat, sehingga memungkinkan para petani atau nelayan untuk mengantarkan bahan dagangan mereka yang masih segar seperti ikan atau sayur pagi-pagi sekali.

Setibanya di pasar, Odessa berkeliling di antara kerumunan puluhan orang. Cukup ramai di pasar ini meskipun lokasinya cukup terpencil, toko bahan dasar yang berjualan di sini cukup lengkap dan berbagai bahan makanan apapun hingga bahkan barang kerajinan pun di jual di sini. Beberapa suara para pedagang yang meneriakkan barang jualan mereka seperti sayuran, buah, daging hingga berbagai jenis jamur saling berteriak seolah berlomba-lomba untuk menarik perhatian dari pembeli yang datang.

Odessa cukup lama berkeliling, karena saat ia datang masih cukup pagi sekitar setengah tujuh, sehingga Odessa tidak terlalu terlambat untuk memilih bahan makanan yang ingin ia beli. Saat ini bahkan Odessa membawa sekitar tiga atau empat kantong plastik belanja berisi buah-buahan, sayuran, dan daging untuk stok selama sebulan penuh.

Ketika Odessa sedang berjalan untuk membeli bumbu dapur, ia menoleh dan melihat bahwa ada seorang pedagang yang menjual barang antik seperti gulungan lukisan, koin, bahkan beberapa gelang dan kalung. Odessa menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas, samar-samar karena jarak yang cukup jauh ia melihat bahwa tulisan yang terpajang bahwa pedagang itu juga menjual jimat sakti yang dapat mengusir arwah jahat dan iblis.

Setelah mencoba mengecek dengan indra keenamnya, ia melihat bahwa sebenarnya yang disebut sebagai kalung atau gelang 'jimat' itu hanyalah barang palsu biasa tanpa kesaktian sama sekali. Odessa menyeringai dan terkekeh mengejek, begitu ia menerima bumbu yang telah dikemas dan sebelumnya ia pesan, Odessa membayar apa yang telah ia beli dan dengan penasaran menghampiri pedagang barang antik dan 'jimat' yang menggelar dagangannya di pinggir jalan.

Pedang barang antik ini cukup ramai karena barang-barangnya yang terlihat seperti 'asli'. Begitu Odessa mulai berjongkok dan melihat-lihat, seringainya semakin lebar melihat bahwa semua barang antik di sini juga sangat jarang dan kebanyakan dari mereka hanyalah barang palsu yang telah di duplikat dan di produksi beberapa tahun terakhir ini, bukannya ribuan tahun yang lalu yang seharusnya dimiliki oleh kualitas barang antik.

Odessa melirik pedagang yang terus berteriak mengiklankan barang-barangnya, "Tuan, apakah semua barang di sini asli?"

"AYO! AYO! BARANG ANTIK YANG LANGKA! HANYA ADA DUA DI DUNIA—Ah?" Pedagang yang merupakan seorang pria yang terlihat cukup tua dengan pakaian hitam yang misterius seketika berhenti berteriak dan menatap Odessa dengan senyuman bangga.

"Tentu saja nona muda! Semua barang di sini adalah asli! Kamu bisa melihat-lihat bahwa semua barang di sini memiliki umur dan kualitas yang baik, bukan? Kamu bisa beli untuk koleksi entah hadiah untuk orang yang kamu sayang! Mungkin kekasih?" Pak tua itu menyeringai dan berbisik dengan memainkan alisnya.

Odessa mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum, ia mengambil sebuah gelang kayu yang dikatakan merupakan jimat pengusir setan, "Lalu apakah gelang ini juga asli, tuan?"

Pak tua itu menepuk pahanya dengan keras, "Tentu saja nona! Jika kamu ingin tahu, gelang ini telah dibuat oleh Guru Rong di pegunungan tinggi dan telah direndam dalam air suci selama beberapa bulan di bawah sinar bulan purnama. Jadi barang ini pasti sangat sakti!"

Pak tua itu menyeringai dan mengambil gelang kayu dari tangan Odessa dan mengayunkannya, "Bukan hanya bisa mengusir hantu, ini juga bisa melindungi dari malapetaka dan karma buruk!"

Beberapa orang yang selama ini berjalan mulai melirik ke arah toko ampar kecil ini dan bahkan beberapa dari mereka menghampiri dan mulai melihat-lihat barang dengan tertarik. Odessa sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan toko barang palsu ini, lagipula hal seperti ini sering terjadi dan semuanya sesuai keberuntungan masing-masing orang.

Odessa melihat-lihat sebentar dan tersenyum melihat bahwa meskipun tidak ada yang benar-benar sakti dari jimat-jimat ini, setidaknya beberapa dari mereka ada yang memiliki sedikit kekuatan untuk menangkal arwah jahat tingkat rendah. Odessa tertarik pada sebuah kalung berbentuk sebuah kipas kayu kecil yang dipoles dengan elegan, ia tidak tertarik dengan 'jimat' ini, tapi artistik dari kalung ini cukup bagus sehingga Odessa sedikit tertarik untuk membelinya.

"Tuan, berapa harga…"

"Tuan, apakah gelang ini benar-benar sakti untuk mengusir iblis jahat tingkat tinggi?"

Iblis jahat tingkat tinggi?

Odessa berhenti, tubuhnya menjadi kaku ketika ia merasakan energi negatif yang sangat kuat memancarkan radiasi ke arahnya. Odessa seketika menoleh untuk melihat dari sumber suara dan energi jahat itu, matanya terbelalak terkejut ketika ia menyadari bahwa semua itu berasal dari pemuda aneh yang ia temui beberapa hari yang lalu!

"Kamu…?"

Pemuda itu ikut menoleh setelah mendengar suara Odessa yang cukup familiar, alisnya berkedut dan sedikit terangkat, "Oh, kamu di sini juga?"

"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Odessa berdiri, ia menatap pemuda aneh itu dengan heran. Pemuda aneh itu mencibir dan justru jongkok mendekat kepada pak tua itu, "Kenapa lagi aku bisa di sini jika bukan karena kamu?"

"Karena aku?" Odessa mengangkat sebelah alisnya dan menatap punggung pemuda aneh itu yang memiliki kabut hitam dengan energi gelap jahat yang cukup kuat, "Jadi apakah ini yang mengganggumu saat itu sehingga datang ke toko milikku?"

Pemuda itu tidak menjawab, ia tetap memilih gelang dan menunjukkannya kepada pak tua yang menjual jimat, "Berapa harga jimat gelang kayu ini pak?"

Pak tua itu terkekeh dan melambaikan tangannya, "Tidak mahal! Tidak mahal! Hanya tiga juta saja!"

Mata Odessa dan pemuda itu seketika berkedut dengan cara yang aneh, pemuda itu tersenyum kaku dan menawar, "Pak tua, hanya sebuah gelang bisa begitu mahal, tidakkah kamu ingin menurunkan harganya sedikit?"

"Oh, berapa banyak kamu ingin turun?"

"Paling tidak satu setengah juta." Pemuda itu menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, berharap bahwa pak tua itu terbujuk. Namun sayangnya sepertinya harapannya sia-sia, pak tua itu menggeleng dengan wajah jelek dan melambaikan tangannya, "Tidak bisa! Satu setengah juta terlalu murah, paling jika ingin menawar dua setengah juta!"

Pemuda Itu tersenyum cukup kesal, namun masih tetap membujuk, "Ayolah pak tua, apakah harus menaruh harga begitu tinggi untuk sebuah gelang?"

"Aiyoyo! Bukannya aku kejam padamu nak, tapi gelang ini telah ditemukan tersegel dalam pedalaman hutan terlarang dan direndam dalam air susu milik para dewa begitu ditemukan! Jadi harganya tiga juta sudah termasuk sangat murah!"

Sungguh palsu…

Odessa melirik ke arah pemuda itu dengan tertarik, ia penasaran apakah pemuda itu akan tetap membeli barang palsu yang sebenarnya tidak sakti ini dan menyadari tipuan dari pedagang tua ini, atau justru masuk ke dalam jebakan dan kehilangan uang?

"Baiklah pak tua, kalau begitu aku akan membelinya."

Beberapa seruan terdengar dari orang-orang yang berkumpul, Odessa menyeringai dan tertarik melihat pemuda itu yang dengan raut wajah serius mengambil gelang dari pedagang tua itu dan mengeluarkan uang gepokan sejumlah dua setengah juta dari sakunya.

Begitu transaksi berhasil, Odessa tertawa.

"Aiyo nona muda! Kenapa kamu tertawa? Apakah kamu tidak percaya barangku benar-benar sakti, hah?!" Pak tua itu mengerutkan keningnya dengan erat dan memarahi Odessa, sepertinya ia merasa tersindir dan tersinggung oleh tawa Odessa yang terdengar seperti mengejek.

Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya menatap Odessa dengan ragu, namun juga dengan cibiran. Odessa menggelengkan kepalanya dan tawa besarnya akhirnya perlahan mulai mereda, "Astaga … tidak, tidak, aku hanya tertawa melihat ukuran bebek di gelang itu. Aku tidak menyangka bahwa dewa besar yang mengukir di gelang sakti ini akan begitu humoris."

Pak tua itu akhirnya berhenti marah mendengar penjelasan Odessa, ia mengangkat dagunya bangga dan mulai mengiklankan betapa baik barang yang ia jualnya hingga telinga Odessa juga merasa sedikit tuli. Odessa akhirnya melangkah pergi menuju gang dari pasar yang akan tembus ke arah pinggiran jalan raya di seberang gang.

Pemuda itu berdiri dan menatap kepergian Odessa, penjelasan dan tawa Odessa membuatnya menjadi ragu. Mau tidak mau pemuda itu akhirnya menggertakkan giginya dan mengejar di belakang Odessa.

"Hei! Tunggu dulu!"

Odessa menoleh ke belakang dengan bingung dan menatap pemuda aneh itu yang mengejarnya, "Hm?"

Odessa memperhatikan bayangan besar bertanduk di belakang tubuh pemuda itu, ia menyipitkan matanya tertarik. Odessa tersenyum dan menghadap kepada pemuda itu, "Yo? Ada apa berteriak memanggil dan mengejarku?"

Pemuda Itu terengah-engah dan menatap Odessa dengan kerutan kening, "Kamu … kamu pasti tahu bahwa gelang yang kubeli itu palsu, kan?"

1
bbyylaa
sukakk banget sama konsep novelnya, underrated banget!!! semangat ya thorr
A.K: Terima kasih banyak bbyylaa❤️🔥
total 1 replies
L K
hahahhaha tasnya ilang di gedung hotel
Setsuna F. Seiei
Tiap habis baca chapter pasti bikin aku pengen snack sambil lanjut baca!
A.K: Terima kasih telah berkomentar! komenmu membuat thor bersemangat deh!✨
total 1 replies
Desi Natalia
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
A.K: Terima kasih telah memberi dukungan! nantikan bab selanjutnya ya~😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!