Dewa Abadi Vs Dewa Perusak

Bab 11. Pintu Naga.

Di dalam Labu Sihir, Dewa Abadi menyelesaikan masalah dengan semua wanitanya, dan juga dengan keluarga barunya. Selama di dalam, dia juga membagikan pengetahuan Kitab Peningkat Kekuatan dan Kitab Tapak Gunung Suci.

Dari semua orang, hanya kedelapan istrinya yang bisa mempelajari Kitab Peningkat Kekuatan karena sudah memenuhi syarat-syaratnya; telah memiliki basis kultivasi Kekuatan Jiwa.

Agar adil dan semua wanita bisa mempelajari Kitab Peningkat Kekuatan, Dewa Abadi berbagi pengetahuan tentang Kitab Kultivasi Delapan Hukum Jiwa, yaitu Kekuatan Jiwa. Mempelajari dan memahami Kekuatan Jiwa tidaklah sulit, yang sulit adalah menumbuhkan Kekuatan Jiwa.

Untuk menumbuhkan Kekuatan Jiwa, diharuskan mencari tanaman langka yang mengandung unsur jiwa, bisa juga buah-buah atau apapun yang terlahir dari alam. Jika Dunia Jiwanya bisa diakses, kendala itu dengan mudah diselesaikan karena buah dan tanaman unsur jiwa sangat melimpah.

Menurut informasi dari Nyonya Er Lang, Guru Li Ning, Mao Yu Jie, dan Nyonya Xiao Yihao, di Pegunungan Berkabut banyak tumbuh tanaman unsur jiwa, biasanya diburu oleh para Alkemis dan Pandai Besi untuk mendukung mereka saat meramu pil dan membuat persenjataan.

Akhirnya Dewa Abadi dan semua wanita memutuskan untuk berburu tanaman unsur jiwa. Untuk sementara waktu selama berada di dalam Labu Sihir, mereka memperdalam ilmu Kekuatan Jiwa dan yang lainnya. Keluarga baru sangat senang karena sudah mendapatkan tiga ilmu hebat secara bersamaan tanpa susah payah.

"Ini peta Pegunungan Berkabut. Walaupun tidak lengkap karena kurangnya informasi, setidaknya ini masih membantu kita," kata Mao Yu Jie.

Dewa Abadi dan semua wanita melihat peta itu di atas meja. Ada lingkaran-lingkaran besar pada satu titik, dan itu adalah gunung tertinggi dan menjadi pusat pergerakan peserta kompetisi.

Total ada 12 lingkaran, nama populernya disebut dengan lingkaran tingkat. Jarak antara lingkaran satu dengan lainnya sangat jauh, terdekat sejauh 1.000 meter. Di dalam lingkaran itu, banyak tanaman langka, dan ada beberapa tanaman jenis baru yang belum diketahui jenisnya.

Selain tanaman spiritual dan Buah Suci, bebatuan alam atau logam untuk pembuatan Artefak juga melimpah. Bisa dikatakan Pegunungan Berkabut adalah pusatnya kekayaan alam di Alam Anak ini.

Kekayaan alam memang ada di sana, tetapi resikonya juga besar, yaitu adanya penunggu seperti binatang mistik, bahkan ada penduduk lokal yang ciri-cirinya mirip dengan manusia, dan mereka menguasai area tertentu.

Penduduk lokal itu sangatlah kuat karena terbiasa dengan medan gravitasi. Biarpun basis kultivasinya rendah, mereka mampu melawan kultivator yang lebih kuat 5 level, bahkan ada yang bisa melawan satu tingkat. Demikian juga dengan binatang mistik, lebih kuat dari kultivator, tidak jauh berbeda dengan penduduk lokal Gunung Berkabut.

Menurut informasi, penduduk lokal itu adalah kanibal. Mereka memburu kultivator yang masuk ke wilayah Pegunungan Berkabut. Bagi mereka, para kultivator adalah suplemen untuk meningkatkan kekuatan.

"Kita tidak hanya menghadapi persaingan dari peserta, tapi juga harus mewaspadai penduduk lokal Gunung Berkabut. Satu-satunya cara agar aman, kita harus berkelompok, semakin banyak jumlahnya semakin meningkatkan keamanan," kata Nyonya Er Lang yang kembali mengingatkan.

Salah satu penyebab utama suami dan anak-anaknya tewas saat mengikuti kompetisi karena diburu oleh penduduk lokal. Oleh penduduk Benua Kun, mereka disebut Shiren Zu (Ras Pemakan).

Fisik mereka lebih pendek dari manusia normal. Postur tubuh pendek disebabkan tekanan dari medan gravitasi. Tubuh mereka kekar dan berotot, kulitnya berwarna kuning untuk wanita, dan coklat untuk kaum pria.

Ciri-ciri Suku Shiren Zu membuat Dewa Abadi teringat dengan masa lalunya, di mana teringat dengan kehidupan di Planet Andromeda, planet yang dikuasai oleh kaum wanita berotot. Tetapi, kenangan masa lalu itu dibuangnya jauh-jauh, dia melihat Nyonya Er Lang yang berdiri di samping Guru Li Ning.

"Jika hanya ada satu pintu masuk ke Pegunungan Berkabut, bukankah itu merugikan orang yang lemah? Bukankah lebih baik masuk dari tempat lain?" Dewa Abadi bertanya karena luasnya wilayah Pegunungan Berkabut seharusnya tidak perlu melewati satu pintu saja.

Jika saat masuk ke Pintu Naga, orang-orang yang kuat pasti akan dengan mudah mengalahkan peserta lemah. Belum mendapatkan apa-apa, sudah tewas di depan pintu, hal yang tidak diinginkan oleh Dewa Abadi jika harus berhadapan dengan tingkat Creator Of The Universe.

"Karena hanya di Kota Berkabut medan gravitasi tidak terlalu besar. Jika melewati area lain, medan gravitasinya tiga kali lebih besar... Oleh karena itu, ketika lonceng berbunyi, peserta yang lemah tidak terburu-buru untuk masuk, mereka menunggu peserta yang kuat masuk terlebih dahulu!" Penjelasan Guru Li Ning.

Seandainya Bai Tong tidak dibunuh oleh Dewa Abadi, dia akan menjadi andalan Guru Li Ning karena kenal dengan orang-orang kuat. Dan orang-orang kuat itu hormat kepada Bai Xu si Kesatria Putih. Bersinggungan dengan salah satu Kesatria Putih atau keluarganya, dijamin hidupnya tidak akan tenang.

Hal ini telah dirasakan oleh Dewa Abadi, dimana dia diburu oleh Serigala Malam. Serigala Malam sendiri takut dengan Kesatria Putih, apapun permintaan mereka akan dipenuhi, walaupun jasanya tidak dibayar.

Keuntungan bagi Serigala Malam mematuhi perintah Kesatria Putih, jelas mendapatkan dukungan dari mereka. Oleh sebab itu, Serigala Malam secara terang-terangan berani membunuh sasaran di tempat umum tanpa khawatir dengan konsekuensinya.

Diskusi terus berlanjut, baru berhenti ketika Dewa Abadi merasakan kehadiran Guru Tong didekati Cincin Dimensi Tak Terlihat. Dewa Abadi keluar dari Labu Sihir, dan muncul di dalam cincin dimensinya. Dia keluar dan menemui Guru Tong yang membaringkan diri di ranjang kayu.

Sambil memejamkan mata, Guru Tong bertanya, "kamu sudah memiliki banyak istri, kenapa masih saja melirik istri orang dan seorang janda?"

Dewa Abadi mengerutkan kening karena merasa tidak berbuat seperti yang dituduhkan oleh gurunya ini. Tetapi, dia tahu siapa wanita yang dimaksudkan, Nyonya Er Lang seorang janda, dan Xiao Yihao istri dari Bei Han.

"Siapa juga yang melirik mereka! Guru tidak pantas menuduh tanpa bukti!" Teguran Dewa Abadi yang jelas tersinggung.

Guru Tong duduk dan melihat Dewa Abadi yang tampak kecewa. Tidak ingin terjadi kesalahpahaman, dia mengklarifikasi perkataannya.

"Aku bukannya menuduh, tetapi mengingatkan! Bei Han adalah orang baik, berbeda dengan anggota kuil lainnya. Dia memang bukan muridku, tetapi melayaniku sangat lama sampai akhirnya dia keluar dari kuil. Er Lang... wanita itu terkena kutukan. Siapapun orangnya yang dekat dengannya, akan mengalami nasib tragis...,"

Guru Tong berhenti berbicara untuk sejenak saat memperhatikan gestur wajah Dewa Abadi itu yang tampak terkejut. Dia Kembali melanjutkan ucapannya.

"Istrimu banyak, cantik dan unik seperti dirimu... Aku senang mereka mempelajari Kitab Peningkat Kekuatan. Walaupun kalian berada di dunia spasial tersembunyi, aku tahu apa yang kalian lakukan. Guru Surgawi sudah pasti senang kreasinya diminati oleh kaum wanita. Aku harap, pengetahuan itu bermanfaat!"

"Kutukan? Kutukan seperti apa maksud Guru? Bagaimana ceritanya sampai mendapatkan kutukan, apakah kutukan itu bisa dihilangkan?" Dewa Abadi langsung bertanya tentang Nyonya Er Lang, sebab dia tidak ingin istrinya mengalami nasib tragis.

"Guru Surgawi yang mengutuknya! Cara untuk menghilangkannya, coba kamu berkomunikasi lagi dengan Guru Surgawi Kenapa Er Lang sampai dikutuk, hanya beliau yang tahu penyebabnya!" Jawab Guru Tong, dan kembali membaringkan tubuhnya.

"Guru... Itu .. Guru Surgawi... Ahh, sudahlah...!" Dewa Abadi bingung mau berkata apa, sebab Guru Surgawi sudah pergi untuk selamanya, dan tidak lagi meninggalkan roh yang bisa diajak berkomunikasi.

Dewa Abadi membaringkan tubuh di ranjang lain, dekat dengan gurunya. Dia melihat langit-langit kamar, memikirkan semuanya, termasuk perkataan gurunya ini.

Di dalam Labu Sihir, semua wanita berlatih dengan ilmu baru, ilmu yang diciptakan oleh Dewa Abadi, Guru Surgawi dan Guru Tong. Terutama kedelapan istrinya, mereka saling menyerang secara bergantian untuk memahami Kitab Peningkat Kekuatan.

Nyonya Xiao Yihao dan Bei Mei beristirahat di bawah pohon. Bei Mei melihat Lao Yi yang sedang bertarung dengan Putri Mahatma, lalu bertanya kepada ibunya dengan nada suara lirih, "Ibu, semua istri Shimo Ling sangat cantik, aku kalah jauh. Aku malu jika berdekatan dengan mereka!"

Nyonya Xiao Yihao tahu perasaan putrinya, ia membelai rambut panjang Bei Mei dan berbicara, "penampilan bukan tolak ukur penilaian dari seseorang yang melihat. Mereka memang cantik bagi seseorang yang menilainya. Tetapi, belum tentu dengan penilaian orang lainnya. Wanita cantik dinilai dari perilaku, sifat, dan perhatiannya kepada pasangan. Seseorang pria, belum tentu memilih wanita cantik sebagai pasangannya. Wanita yang memfokuskan diri pada kecantikan, maka yang datang adalah pria penikmat...,"

"Lalu bagaimana aku bisa bersaing dengan mereka?" Tanya Bei Mei setelah paham dengan perkataan ibunya.

"Kamu memperhatikan Xin Jie apa tidak?" Tanya Nyonya Xiao Yihao sebelum memberikan kunci sukses mengikat hati Dewa Abadi.

"Memangnya kenapa dengan kakak Xin?" Bei Mei tidak mengerti ucapan ibunya.

"Shimo Ling terlihat memendam kebencian terhadap Xin Jie. Tapi hatinya berkata lain, dia benci tapi cinta. Tahu kenapa Shimo Ling benci tapi hatinya mencintainya?"

Bei Mei geleng-geleng kepala karena tidak tahu. Lalu ibunya berkomunikasi telepati dengan putrinya. Setelah beberapa waktu, Bei Mei tersenyum.

"Bagaimana dengan ayah, bukankah ibu masih istrinya?" Tanya Bei Mei setelah tahu bagaimana mengikat hati Dewa Abadi, dan bisa bersaing dengan semua wanita cantik.

"Ibu tahu apa yang dilakukan oleh ayahmu dan Xiang Ding saat jauh dari kita. Masalah ayahmu, itu urusan Ibu. Yang terpenting, kamu ikuti apa yang akan Ibu lakukan.... Ingat, ini rahasia kita, rahasia sesama wanita!"

Ibu dan anak itu terlihat senang dan membuat kesepakatan rahasia. Mereka saling berpelukan dan kembali berlatih...

Karena banyaknya kenangan masa lalu yang bermunculan, Dewa Abadi sampai tertidur pulas hingga hari menjelang subuh. Guru Tong segera membangunkannya.

"Apakah kamu ada hubungannya dengan Tombak Jiwa Berlian Petir?" Tanya Guru Tong ketika Dewa Abadi baru membuka mata.

"Apa alasannya Guru bertanya tentang tombak itu?" Dewa Abadi bertanya balik.

"Kamu mengigau... Berteriak-teriak memanggil tombak itu," kata Guru Tong yang semalam mendengar.

"Mungkin saja karena kompetisi ini. Wajar jika saya dan semua peserta terobsesi untuk memiliki tombak itu!" Alasan Dewa Abadi.

Guru Tong tersenyum tipis karena tahu Dewa Abadi berbohong, lalu dia menghilang dari hadapannya. Jika semalam Dewa Abadi mengigau tanpa mengeluarkan energi Kekuatan Jiwa Semesta, mungkin Guru Tong mempercayai alasannya.

Untung saja Guru Tong menggunakan domain energi untuk memblokir Kekuatan Jiwa Semesta, tujuannya agar tidak dirasakan oleh banyak orang yang dekat dengan Kota Berkabut.

Dewa Abadi masuk ke dalam cincin dimensinya, lalu mengeluarkan semua orang dari dalam Labu Sihir. Setelah semua orang siap, mereka keluar dari cincin dimensi. Mereka menuju ke Pintu Naga.

Guru Tong kembali menyamar sebagai seorang pria tua bertopi bundar. Dia terlebih dahulu masuk ke Pintu Naga tanpa diketahui banyak orang yang sudah berkumpul di depan Pintu Naga, mereka menunggu lonceng berbunyi...