Antie Nicole adalah jomblo sedari lahir yang berusia 27 tahun. Kesehariannya adalah berlatih karena dia adalah seorang atlet wingchun.
Ketika dia sedang melakukan hobinya yakni panjat tebing, Antie terjatuh dan dia bangun sebagai Estrella De Agler. Seorang wanita berusia 20 tahun yang sudah menikah.
" Waah, aku sudah bersuami, tapi dimana ini?"
Bagaimana Antie menjalani hidupnya sebagai seorang Estrella De Agler yang merupakan istri dari seorang tyrant kejam?
Apakah di bisa tetap hidup dengan baik di dunia yang sama sekali tidak ia kenal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VWTH 32: Hari Libur Pegawai Kastel
" Aaaaah, Ayaaaaah ibuuuuu!"
" Keeeukkkk, jangan menangis sayang. Maafkan kami."
Dexter mencengkeram kepala dan dadanya secara bergantian. Ingatan tentang peristiwa yang telah terjadi selama belasan tahun silam itu selalu terngiang setiap bulannya. Hari itu tepat pada malam bulan purnama, Dexter mengayunkan pedang warisan keluarga yang baru saja dia terima dari sang ayah untuk menebas tubuh kedua orang tuanya sendiri.
" Hah hah hah, ayah ibu, maafkan aku ... sungguh maafkan aku, eeeuughhhh."
Dexter semakin mengerang kesakitan, bahkan ia sampai terduduk dilantai sambil bersujud karena merasakan sakit yang luar biasa pada dada dan kepalanya. Ini adalah sakit yang paling awal ia rasakan. Biasanya ia baru akan merasakan sakit ketika malam bulan purnama. Maka dari itu Dexter juga merasa sedikit aneh dengan hal ini, dan ia juga tidak bisa menggerakkan tubuhnya untuk mengambil obat.
Braaak!
" Yang Mulia Duke!"
Erza memang biasa wara-wiri melihat ke ruang baca setiap mendekati malam bulan purnama. Ia amat sangat terkejut melihat kondisi Dexter yang begitu kepayahan. Erza langsung membawa Dexter untuk direbahkan di ranjang kecil yang ada di ruangan tersebut. Erza juga bergerak cepat membuka laci meja milik Dexter untuk mengambil sebuah botol obat. Botol kecil sebesar telapak tangan itu berisi ramuan berwarna ungu pekat.
" Yang Mulia, segera minum ini."
Gluk gluk gluk
Dengan dibantu oleh Erza, Dexter menenggak habis botol ramuan itu. Lambat laun rasa sakit itu mulia berkurang. Tapi wajah Erza bukannya senang, melainkan menjadi begitu khawatir. Pasalnya botol obat ramuan itu hanya satu dan seharusnya diminum malam nanti saat bulan bulat sempurna.
Tapi Erza saat ini tidak ingin menganggu istirahat Dexter. Meskipun wajah Dexter masih terlihat pucat tapi kesakitan yang dirasakan sudah mulai berangsur hilang. Perlahan-lahan Erza berjalan ke luar dari ruang baca. Ada satu hal yang harus ia lakukan saat ini.
" Euughhh, sudah pagi rupanya. Kemana dia, apakah sudah pergi bekerja?"
Ella menggeliatkan tubuhnya, ia lalu melihat sekeliling kamar dan tidak menemui adanya Dexter di sana. Tapi Ella tidak punya banyak pemikiran, dia cukup tahu bahwa Dexter adalah penggila kerja. Jadi dalam kepalanya yang terpikirkan adalah pasti saat ini Dexter sudah berada di ruang kerjanya.
Tap! Tap! Tap!
Ella berjalan keluar dari kamar Dexter dan menuju ke kamarnya. Tapi saat melewati ruang utama ia merasa ada yang aneh. Sepagi ini seluruh penghuni kastel sudah berkumpul. Dan di sana terlihat Rober juga Erza yang sedang berbicara seperti memberi instruksi. Awalnya Ella tidak ingin tahu itu, tapi bagaimanapun juga ia merasa penasaran. Selama berada di dunia ini, baru kali ini ia melihat wajah Erza yang begitu serius. Akhirnya Ella memilih berjalan menuruni tangga untuk bertanya ada apa gerangan senangnya.
" Ada apa ini, mengapa kalian berkumpul?"
" Selamat pagi Yang Mulia Duchess."
Semua yang ada di sana mengucapkan salam dan membungkuk untuk memberi hormat kepada Ella. Ella hanya mengangguk kecil, matanya menatap lurus kepada Erza dan bergantian ke arah Rober yang bermakna meminta penjelasan akan apa yang sedang mereka bicarakan.
" Ini adalah agenda sebulan sekali Yang Mulia. Duke memberikan libur untuk semua orang yang ada di kastel?" papar Erza.
" Aah begitu dan hari ini adalah jatah libur kalian, apakah begitu?" tanya Ella mencoba meminta kepastian.
" Benar Yang Mulia, dan Anda juga bisa ikut berlibur atau bepergian kemana pun yang Anda inginkan."
Ella mengangguk kecil, ia sedikit memahami sistem kerja di kastel Duke ini. Ia bahkan merasa kagum kepada Dexter yang memberikan jatah libur setiap bulannya kepada para pekerjanya. Tanpa Ella tahu, bahwa semua itu ada maksudnya. Dan saat ini Erza sedang bingung bagaimana cara membuat Ella keluar juga dari kastel.
" Baiklah, silakan berlibur. Tapi aku sedang tidak ingin. Aku akan berada di sini saja," ucap Ella yakin.
" Tapi Yang Mulia Duchess, nanti tidak akan ada yang melayani Anda. Jadi lebih baik~"
" Kamu tidak perlu khawatir Erza, aku sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri sejak tinggal di kediaman Count. Jadi kalian tidak perlu mengkhawatirkan aku. Pergunakan waktu libur kalian dengan baik. Ya sudah, aku akan kembali ke kamar dulu. Selamat liburan."
Semua penghuni kastel membungkuk sambil mengucapkan terimakasih kepada Ella. Wajah mereka terlihat senang, karena baru kali ini menemukan majikan yang melepas pekerjanya untuk libur dengan senyuman. Tapi tidak untuk Erza, Rober dan Nori. Mereka bertiga saling pandang dan masing-masing dari mereka membuang nafasnya kasar.
" Baiklah, kalian segera berangkat!" perintah Rober.
" Baik Tuan Rober."
Bubar, semuanya langsung membubarkan diri. Mereka sungguh senang, bekerja di kastel Duke memang banyak sekali perbedaannya dari pada bekerja di tempat bangsawan lainnya. Gaji yang besar dan jatah cuti sebulan sekali, ini merupakan hal yang luar biasa bagi mereka.
Ya, kecuali orang-orang tertentu yang mana sangat dekat dan sudah bekerja lama kepada Dexter, tidak ada yang tahu kondisi yang sebenarnya. Jatah cuti yang diberikan kepada mereka setiap bulan adalah bertepatan saat bulan purnama. Dimana saat itu Dexter merasakan kesakitan yang luar biasa, saat tidak tertahankan maka Dexter nisa berteriak dengan sangat keras dan terkadang juga menghancurkan beberapa benda. Hal ini lah yang tidak boleh diketahui oleh mereka.
" Jadi bagaimana dengan Duchess? Jika dulu masih mudah membawanya keluar tanpa curiga, tapi Duchess yang sekarang berbeda." Rober terlihat kebingungan, saat ini ia bersama dengan Erza, Nori, Luz dan juga Jake berada di sebuah dapur. Mereka sedang bersiap untuk nanti malam.
" Ini yang membuatku pusing, apa kita buat dia pingsan saja?"
Ide Erza langsung mendapat tatapan tajam dari semuanya. Terutama Luz, walaupun dia belum sepenuhnya menyukai Ella tapi membuatnya pingsan bukan hal yang mudah. Setelah mengikuti Ella untuk beberapa waktu, Luz menemukan fakta bahwa wanita tersebut memiliki tingkat kepekaan yang tinggi. Maka akan sulit untuk membuatnya pingsan.
" Lalu, bagaimana? Kita tidak bisa membiarkan dia melihat Duke yang sedang kesakitan dan melakukan sesuatu yang di luar kendali bukan?"
Erza berteriak frustasi. Ia bahkan sampai mengacak dan menghantuk-hantukkan kepalanya di meja dapur karena saking bingungnya.
" Aaaaaaaaaa!!!!!"
TBC
kalian ga bakal nyesel bacanya.
no drama ala ikan terbang. cowo ga dibuat lebay plin plan
malah dia bucin ooii 🤣
dia mendukung apa pun yg akan di lakukan dexter pada aretha.