NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Dua Cogan

Terjebak Obsesi Dua Cogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Gangster
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Saat itu Tio mendatangi Azzura untuk mengantarnya ke tempat yang sudah di janjikan sebelumnya.

"Pak Tio, hari ini kita hanya ke tempat itu saja selebihnya kita langsung pulang" ucap Azzura.

"Baiklah, kalau begitu kita berangkat sekarang ya" jawab Tio.

Mereka akhirnya menuju ke tempat pemotretan yang sudah melakukan kerjasama dengannya selama beberapa hari ini.

Azzura melamun karena memikirkan hal yang sedikit berubah dari dirinya termasuk pekerjaannya.

Dia berfikir tak selamanya dia bekerja hanya mengandalkan diri sebagai model dan juga usaha kecil-kecilan yang ia miliki.

Apalagi sekarang sudah tidak terlalu banyak job yang ia terima.

Dalam benaknya dia merasa tidak pantas bersanding dengan Aidan namun ia juga tidak bisa melepaskannya begitu saja.

"Zura, kamu kenapa?" tanya Tio setelah melirik dari spion melihat wajah murungnya.

"Ah, bukan apa-apa kok Pak Tio" jawab Azzura.

"Yasudah, kupikir kamu ada masalah"

Mereka pun melanjutkan perjalanan tanpa berbincang banyak hal apalagi Azzura juga sempat tidur sebentar sebelum sampai di tempat tujuannya.

Hingga akhirnya merekapun sampai di tempat yang di tuju.

"Zura, bangun!" ucap Tio menoleh ke belakang.

"Eum.. sudah sampai,ya pak?" Azzura terbangun sambil mengusap matanya.

"Sudah Zura" jawab Tio sambil turun dari mobil dan membukakan pintu mobilnya.

Dia mengambil cermin lipat kecil untuk melihat penampilan wajahnya yang masih sembab setelah bangun tidur.

Setelah itu dia menaruhnya kembali ke dalam tasnya kemudian turun dari mobil.

"Aku kerja dulu ya. Pak Tio, tunggu di sini saja kalau suntuk bisa keluar tapi jangan lama-lama ya Pak" kata Azzura.

"Oke"

Tio menutup pintu mobil setelah Azzura turun dari mobilnya untuk masuk ke dalam gedung tempat ia akan bekerja sedangkan Tio menuruti perintah dari Azzura dengan menunggu di sana.

Biasanya Azzura mengajak Tio sampai ke dalam namun kali ini pihak penyelenggara pemotretan itu tidak mengizinkan selain yang berkepentingan masuk ke dalam.

"Huh.. kenapa di saat seperti ini perutku sakit" gumamnya sambil menyentuh perutnya.

Azzura merasakan sakit yang tak biasa di perutnya. Rasa sakit yang berbeda saat datang bulan, rasa sakitnya justru seperti tertusuk banyak jarum di salah satu titik di perutnya.

Namun meskipun demikian Azzura tetap melanjutkan apa yang harus dia lakukan.

Sesampainya di ruang ganti dia mengganti pakaian yang sudah di atur oleh staff di sana dan kembali ke ruang riang untuk di rias.

"Ugh.. sakitnya semakin intens" benak Azzura.

Azzura mencengkram bagian perut yang sakit hingga mengerutkan keningnya, menahan sakit yang tak bisa di diamkan begitu saja.

"Kamu kenapa Azzura?" tanya perias tersebut.

"Oh, aku baik-baik aja kak. Lanjutkan saja" jawab Azzura.

"Yasudah, aku lanjut makeup nya"

Sampai semuanya sudah siap, rasa sakit di perut Azzura masih terasa.

Namun Azzura tetap melanjutkan pekerjaan itu dengan profesional.

Dia melakukan pemotretan itu dengan lancar di atas rasa sakit yang tak tertahankan hingga akhirnya selesai dengan cepat.

"Pak Tio, bisa tolong ke atas" pinta Azzura di depan lift.

Tio yang mendapatkan pesan dari Azzura itu pun langsung bergegas dengan cepat menghampirinya.

"Tunggu aku Zura, kenapa perasaan ku gak tenang" gumam Tio.

Sementara itu, lagi dan lagi Aidan ternyata sedang berada di gedung yang sama dan melihat Azzura di depan lift dengan menahan perutnya yang sakit.

Grep!

"Sayang kamu kenapa?" tanya Aidan sangat khawatir.

"Sa, sayang? kenapa kamu ada di sini?" tanya Azzura merasa bingung.

"Sekarang bukan waktunya bertanya seperti itu sayang, kamu sakit?" tanya kembali Aidan.

"Eum" Azzura mengangguk dengan bibir yang meringis kesakitan.

Aidan secara spontan mengangkat tubuh Azzura untuk di gendongnya kemudian turun ke bawah untuk di bawa ke mobil.

Azzura terus mencengkram perutnya yang sakit sedangkan wajah yang penuh kekhawatiran itu tak bisa merasa tenang melihat kekasihnya yang tengah kesakitan.

"Sayang, kita ke rumah sakit saja ya" ucap Aidan.

"Jangan sayang, aku cuma perlu berbaring saja" jawab Azzura.

"Yasudah, jangan banyak bergerak. Kita sebentar lagi sampai ke mobil"

Aidan tidak bisa melawan sifat keras kepala kekasihnya sehingga menurutinya sebentar agar tidak banyak berdebat.

Mereka sampai di lantai bawah dan berpapasan dengan Tio yang akan menuju ke Azzura.

Dia merasa khawatir melihat bosnya di gendong depan oleh Aidan dengan tatapan yang tak biasa.

Raut wajahnya sangat terlihat tak baik sehingga Tio semakin khawatir.

"Zura kamu kenapa?" tanya Tio mengikuti mereka dari samping.

"Pak Tio, jangan tanya dulu ya. Sekarang lebih baik biarkan Azzura berbaring" jawab Aidan.

"Baiklah"

Untungnya posisi parkir mobilnya Aidan tidak terlalu jauh dari mereka keluar sehingga memudahkannya untuk memindahkan Azzura dengan cepat.

Dia menurunkan Azzura dengan perlahan dan membaringkannya.

"Sayang, apa yang kamu rasakan sekarang?" tanya Aidan sambil mengusap kepalanya.

"Perutku seperti di tusuk jarum di sini" Azzura menunjukkan posisi perutnya yang sakit.

"Di sini?" Aidan menyentuh bagian perut Azzura yang sakit.

"Eung" Azzura mengangguk.

Tio hanya menonton keduanya yang terasa sedang melakukan hal romantis di sela rasa sakit.

Sementara itu anehnya Azzura merasa lebih baik saat tangan besar dari Aidan itu menyentuh perutnya yang sakit.

Sentuhan tangannya terasa hangat dan menenangkan.

"Pak Tio, sepertinya sekarang gak perlu khawatir. Sekarang Azzura sudah gak terlalu sakit. Pak Tio, boleh pulang duluan! biar saya yang antar Azzura" kata Aidan yang masih menyentuh perut kekasihnya.

"Tolong jaga Zura ya Pak Aidan" jawab Tio setelah melihat Azzura mengangguk.

Dia merasa Azzura juga ingin bersama kekasihnya dari cara dia menyetujui ucapan Aidan dengan menganggukkan kepalanya.

Setelah Tio pergi, Aidan masuk ke dalam mobilnya kemudian duduk dan mengangkat kepala Azzura untuk bersandar di pangkuannya.

Lalu Aidan menyentuh kembali perut Azzura karena merasa Azzura menjadi lebih tenang setelah di sentuh olehnya.

"Sayang, gimana sekarang.. apa sakitnya sudah berkurang?" tanya Aidan masih mengkhawatirkannya.

"Eum.. makasih ya sayang" jawab Azzura.

Azzura menatapnya dengan tatapan yang dalam lalu menyentuh wajah tampannya yang sedang penuh dengan kekhawatiran.

Tatapan Aidan kini tertuju ke bibir Azzura yang terlihat sangat ingin di sentuh oleh bibirnya namun dia tidak mau mengambil kesempatan di saat kekasihnya sedang sakit sehingga dia menutupi bibirnya sendiri dengan tangannya.

"Haah" gumamnya sambil melihat ke arah lain.

Azzura merasa bingung melihat kekasihnya memalingkan wajahnya setelah dia menyentuhnya.

"Sayang kamu kenapa?" tanya Azzura.

"Gak apa-apa sayang" jawabnya dengan melirik Azzura.

Tingkah kekasihnya yang aneh itu membuat Azzura semakin penasaran hingga membuka tangan yang menutupi bibir kekasihnya itu.

"Kenapa ditutupi sayang?" tanya kembali Azzura.

"Jangan menguji kesabaranku sayang, bisa-bisa aku menciummu sekarang" jawab Aidan menutup mulutnya lagi.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!