NovelToon NovelToon
Warrior Odyssey

Warrior Odyssey

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Epik Petualangan / Fantasi Isekai
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Tio Charisma

Vincent, seorang mantan tentara yang kehilangan salah satu kakinya dalam kecelakaan tragis, tersesat di dunia fantasi setelah terjebak dalam karakter video game favoritnya yang memiliki tubuh biomekanik.

Terpaksa menghadapi makhluk mitos dan tantangan baru, dia menggunakan keahlian tempur dan strateginya untuk bertahan hidup. Dengan bantuan teknologi biomekanik, Vincent mengumpulkan informasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman di dunia ini, sambil menemukan makna baru dalam hidupnya dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tio Charisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Unexpected Encounter

...Chapter sebelumnya:...

[Dengan langkah mantap, Vincent melanjutkan perjalanan ke depan, siap menghadapi petualangan yang menunggu di setiap tikungan. Di bawah langit yang cerah, dia melangkah dengan kecemasan dan keraguan, tetapi juga dengan tekad yang tak tergoyahkan untuk menjaga jarak dari kehidupan yang menyakitkan di masa lalu.]

.

...***...

.

Setelah menyuruh Elion untuk mengikutinya, Vincent memimpin langkah Elion melewati pepohonan yang rimbun menuju tempat persembunyiannya. Tempat itu bukanlah rumah megah atau istana yang mewah, tetapi hanya sebuah gubuk sederhana yang dibangun dengan cepat untuk memberikan tempat berteduh di tengah hutan yang liar.

Segera setelah mereka tiba, Vincent membuka pintu gubuk dan mempersilahkan Elion masuk. Dengan hati-hati, Elion memasuki gubuk tersebut, merasakan udara segar hutan yang bercampur dengan aroma kayu yang khas. Di dalam gubuk, terdapat sedikit perabotan yang sederhana, cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup.

Dengan sigap, Vincent mengambil sebuah Medkit dari fitur inventarisnya, sebuah kotak kecil yang berisi berbagai alat dan obat-obatan untuk pertolongan pertama. Dengan hati-hati, dia mendekati Elion dan mulai membersihkan luka-luka yang memenuhi tubuh pemuda elf itu.

"Sabarlah sebentar," ucap Vincent dengan suara yang tenang, meskipun di dalam hatinya bersemangat untuk mengetahui lebih banyak tentang Elion dan dunia ini. Sementara dia melakukan perawatan terhadap luka-luka Elion, pikirannya terus merencanakan cara untuk mendapatkan informasi dari pemuda elf yang misterius ini.

Setelah selesai melakukan perawatan, Vincent menatap Elion dengan serius. "Terima kasih telah mempercayai aku untuk merawat luka-lukamu," ujarnya dengan tulus. "Tapi sekarang, saya memiliki beberapa pertanyaan yang mungkin kamu bisa bantu jawab."

Vincent tidak langsung menyatakan motifnya untuk mendapatkan informasi dari Elion, tetapi senyum tipis di bibirnya mengisyaratkan keinginannya untuk mengetahui lebih banyak tentang dunia ini dan mungkin mencari tahu peran Elion di dalamnya.

Vincent duduk di depan Elion dengan sikap yang tenang, matanya penuh dengan keingintahuan yang mendalam. Dia memulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, mencoba memahami lebih banyak tentang dunia yang baru baginya.

"Pertama-tama, bisa Anda ceritakan tentang geografi tempat ini?" tanyanya dengan suara yang hangat namun penuh dengan ketertarikan. "Saya masih agak bingung dengan sekitarannya. Apa saja yang perlu saya ketahui tentang tempat ini?"

Elion memandang Vincent dengan ekspresi yang campur aduk antara keragu-raguan dan keinginan untuk membantu. Meskipun dia masih berhati-hati, tetapi dia juga merasa sedikit lega bahwa Vincent tidak lagi memperlakukannya sebagai ancaman.

"Dunia ini terdiri dari berbagai macam wilayah," jawab Elion setelah sejenak merenung. "Ada hutan yang luas dan lebat seperti tempat ini, juga ada padang rumput yang terbentang luas, pegunungan yang tinggi, dan bahkan gurun yang tandus. Setiap wilayah memiliki karakteristik dan tantangannya sendiri."

Vincent mengangguk, mencatat setiap kata yang keluar dari mulut Elion. Dia merasa semakin tertarik untuk mengeksplorasi dunia ini lebih jauh, dan informasi yang diberikan oleh Elion menjadi petunjuk pertamanya.

"Bagaimana dengan Anda, Elion? Apa yang membuat Anda berbeda dari manusia lainnya di dunia ini?" tanya Vincent, mencoba memahami asal-usul dan identitas pemuda elf tersebut.

Elion merenung sejenak sebelum menjawab, "Saya adalah seorang elf, ras yang hidup berdampingan dengan alam dan memiliki hubungan yang erat dengan hutan dan makhluk-makhluk di dalamnya. Kami memiliki keahlian khusus dalam memanfaatkan kekuatan alam untuk kehidupan sehari-hari dan dalam pertempuran."

Vincent mengangguk, mencerna informasi tersebut dengan seksama. Dia merasa semakin dekat dengan memahami dunia ini, tetapi masih banyak yang harus dia pelajari. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia terus bertanya tentang budaya, tradisi, dan kehidupan sehari-hari di dunia yang baru baginya ini.

Vincent merenung dalam-dalam setelah mendapatkan jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan kepada Elion. Geografi, ras, budaya—semua itu membentuk gambaran yang lebih jelas tentang dunia yang baru baginya. Namun, satu kesimpulan yang tak terhindarkan mulai muncul di benaknya: dia tidak lagi berada di Bumi. Ardentia, dunia fantasi yang dipenuhi dengan berbagai ras dan makhluk yang belum pernah dia bayangkan sebelumnya, adalah tempat di mana dia kini berada.

Namun, Vincent tidak terburu-buru untuk menerima kenyataan ini. Dia masih merasa perlu untuk mengkonfirmasi lebih lanjut, memeriksa setiap informasi yang diberikan oleh Elion dengan hati-hati. Meskipun pikirannya dipenuhi dengan kebingungan dan rasa ingin tahu yang tak terbendung, dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan rasional dalam menghadapi situasi yang baru ini.

Sementara itu, Elion, yang sekarang merasa sedikit lebih percaya diri setelah berbagi informasi dengan Vincent, memutuskan untuk meminta bantuan. Dengan suara yang agak ragu namun tegas, dia berbicara kepada Vincent, mencoba mengekspresikan kebutuhan dan keputusasaannya.

"Vincent, Aku membutuhkan bantuanmu," ujar Elion dengan suara yang gemetar namun penuh dengan tekad. "Desaku diserang oleh sekelompok pemburu budak yang kejam. Mereka datang dengan tujuan untuk menjarah dan menawan penduduk desa. Kami tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan mereka sendiri."

Vincent mendengarkan dengan serius, matanya memancarkan keberanian dan kebijaksanaan. Dia tahu bahwa keputusan untuk membantu tidak bisa diambil dengan sembarangan. Dia perlu memastikan bahwa mereka memiliki pemahaman yang jelas tentang musuh yang mereka hadapi, serta motif dan asal usul mereka.

"Siapa yang menyerang desa Anda? Apa motif mereka?" tanyanya tajam, mencoba menggali lebih dalam informasi yang dimiliki Elion tentang para pemburu budak yang mengancam desa elf tersebut.

Vincent memperhatikan dengan seksama setiap kata yang diucapkan Elion tentang Pemburu Budak dan Kerajaan Aetheria. Dari penjelasan yang diberikan, dia mulai menyusun gambaran yang lebih jelas tentang dunia ini. Era yang mirip dengan abad pertengahan di Bumi, di mana kekuasaan dan kekayaan berpusat pada kerajaan-kerajaan yang berkuasa, tampaknya menjadi kenyataan di Ardentia.

Elion menjelaskan dengan rinci tentang Kerajaan Aetheria, yang dikuasai oleh manusia, dan bagaimana para Pemburu Budak merupakan sekelompok bandit yang kejam dan ganas, melakukan penjarahan dan penangkapan penduduk desa untuk dijadikan budak. Vincent bisa merasakan aroma ketidakadilan dan penindasan yang melingkupi Kerajaan Aetheria, seperti halnya zaman kegelapan di masa lalu di Bumi.

Vincent mengangguk mantap, meyakini bahwa dunia Ardentia berada di antara zaman kegelapan dan abad pertengahan. Namun, untuk memastikan, Vincent mengambil Colt Python dari holster di pinggangnya dan memperlihatkan senjatanya kepada Elion, bertanya apakah Elion pernah melihat atau mengetahui tentang senjata api.

Elion memandang senjata dengan penuh keheranan, ekspresinya mencerminkan ketidaktahuannya yang mendalam. Dia menggelengkan kepala, mengakui bahwa ini adalah pertama kalinya dia melihat suatu senjata seperti itu.

Mendengar jawaban Elion, Vincent mengangguk seraya menyadari bahwa dunia Ardentia belum mengenal konsep senjata api. Namun, bukannya menyerah, dia mulai menyusun strategi di kepalanya.

Ini adalah kesempatan bagi Vincent untuk melakukan eksperimen dan menguji kekuatan tubuh barunya yang terintegrasi dengan teknologi canggih serta mengukur tingkat kekuatan penduduk dunia ini.

"Dengar, Elion," ujarnya dengan suara yang tegas namun penuh semangat, "kita bisa menggunakan keberadaanmu di desa ini sebagai kunci untuk memahami lebih jauh tentang para Pemburu Budak dan Kerajaan Aetheria. Dengan informasi yang kamu berikan, aku percaya kita bisa merencanakan strategi untuk menyelamatkan desamu dan memberantas ancaman pemburu budak."

Elion mengangguk, merasa lega mendengar tawaran bantuan dari Vincent. Meskipun awalnya ragu, kehadiran Vincent memberinya harapan baru untuk menyelamatkan desanya dari penindasan dan kekejaman Pemburu Budak.

"Terima kasih, Vincent," ucap Elion dengan penuh rasa terima kasih, "aku bersedia bekerja sama denganmu untuk melawan kejahatan yang mengancam desaku."

Dengan tekad yang kuat, Vincent dan Elion bersiap untuk memulai perjalanan mereka menuju desa Elion, siap menghadapi tantangan apa pun yang mungkin menghadang di depan mereka.

1
Sampah Satu
semangaat
Tio Charisma: Makasih dukungannya! /Smile/
total 1 replies
Sampah Satu
lanjutkan
Sampah Satu
good
Sampah Satu
bagus
Tio Charisma
/Smile/
➳βC᭄☠Agatha➳☠ᴍ֟፝ᴀғɪᴀ
jangan lupa mampir kembali ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!