CINTA TAK TERDUGA

Malam hari Ji Yu mengenakan pakaian serba hitam serta penutup wajah, ia keluar dari kamarnya secara perlahan, saat ada penjaga istana ia akan bersembunyi, penjaga istana akan terus berjaga dan bahkan berkeliling secara teratur.

Tapi dengan pintarnya Ji Yu menyelinap, dan memasuki sebuah kamar yang sangat gelap yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Saat Ji Yu masuk dan menutup pintu, ia hanya berdiri memperhatikan ke adaan, meski gelap. Tapi bagi seseorang yang memiliki ilmu bela diri kegelapan bukanlah masalh besar.

Ji Yu melangkah mendekat ke arah ranjang, tiba-tiba sebuah pedang hampir mengenai tubuhnya, dengan cepat Ji Yu menghindar.

"Dasar bodoh, ini aku," ujar Ji Yu.

Pedagang hampir di tebaskan lagi. Tapi tak jadi saat mendengar suara Ji Yu.

"Sialan... untuk apa kau datang kemari?" Ujar Jian Luo dengan kesal, di tengah malam ia di ganggu.

"Hehe, ayo temani aku keluar," ujar Ji Yu.

"Ck, pergi sana aku, malas keluar berdua denganmu," ujar Jian Luo lalu menutup mata lagi.

"Hei! aku tidak memberikan mu pilihan, aku memintamu menemani ku keluar sebentar," ujar Ji Yu tak mau mengalah.

Jian Luo masih memejamkan matanya, ia malas jika harus meladeni Ji Yu, karena Fang Qiu akan menatapnya dengan tatapan tajam, jika melihat dirinya berdua dengan Ji Yu, karena Ji Yu yang tak bisa menjaga jarak, ia selalu se enaknya saat bicara dengan Jian Luo, bahkan bisa memukulnya .

"Ayo bangun lah," desak Ji Yu.

Tak ada pergerakan bahkan napas Jian Luo terdengar teratur.

Bukan Ji Yu namanya jika tak memaksa. Ji Yu mendekat lalu menarik tangan Jian Luo.

"Gadis silan, laki-laki bodoh mana yang mau dengan wanita sepertimu," kesal Jian Luo yang di seret oleh Ji Yu.

"Diam lah, apa kau mau kita ketahuan berduaan di kamarmu, dan penjaga istana datang kemari... dengar ya, aku tak mau menjadi istri mu," ujar Ji Yu dengan kesal.

Jian Luo mengusap tengkuknya, ia merasa merinding mendengar kata istri, ia sungguh takut dan tak pernah terbayang kan jika Ji Yu menjadi istrinya, meskipun Ji Yu cantik dan manis. Tapi kelakuannya membuat orang pusing, "Bisa-bisa aku mati berdiri memiliki istri seperti Ji Yu," batin Jian Luo.

Ji Yu memicing kan matanya, "Kau jangan berpikir macam-macam, ingat kakak mu sangat takut aku menjadi adik iparnya, jadi kau jangan berkhayal akan menikah dengan ku," ujar Ji Yu lalu cekikikan mengingat ekspresi Jian Mu, yang seperti orang tertekan.

"Baiklah aku bersiap dulu," ujar Jian Luo yang tak mau berdebat dengan Ji Yu, yang sangat pandai berdebat.

Setelah bersiap, keduanya menyelinap keluar dari istana, keduanya keluar tanpa membawa kuda.

Ji Yu melompat dari atap ke atap, Jian Luo mengikuti kemana pun Ji Yu pergi, ia tak banyak bertanya, ia sedang malas bercanda.

Keduanya mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup wajah, Ji Yu menyamar menjadi laki-laki.

Ji Yu terus melompat dari atap ke atap, keduanya menyatu dengan kegapan sangat sulit terlihat, oleh mata orang biasa yang tak pandai ilmu bela diri.

Setelah jauh dari istana, Ji Yu berdiri di atas dahan, pohon yang sangat rimbun berada di luar kediaman, sehingga sulit terlihat oleh orang.

Ji Yu menatap ke depan di mana ada bangunan yang sangat mewah, dan di belakangnya ada banyak paviliun yang tak kalah mewah, hanya tak sebesar kediaman utama, penjaga pun sangat banyak.

Jian Luo pun memperhatikan bangunan di hadapan nya yang sangat mewah itu, yang di keliling pagar tembok tinggi, jika ingin melihat bangunan mewah tersebut memang harus dari atas pohon, melihat bangunan yang sangat mewah dan besar itu, Jian Luo sedikit takut, ia takut menyinggung orang besar.

"Apa kau akan menyusup ke sana?" tanya Jian Luo ragu-ragu.

"Hem, kita akan menyusup kesana," jawab Ji Yu.

Setelah cukup mengintai, Ji Yu pun melompat ke pohon lainnya, Ji Yu berdiri di pagar tembok tinggi, lalu Jian Luo pun datang sambil melihat ke adaan.

"Disini sepertinya aman," ujar Ji Yu lalu melompat turun.

Di halaman belakang penjagaan tak sebanyak di depan, membuat Ji Yu lebih leluasa.

Jian Luo pun mengikuti Ji Yu, kedua bersama sama melompat ke atas atap.

Jian Luo melirik ke arah Ji Yu, "Apa yang kamu cari?"

"Aku ingin melihat ke adaan anak jendral Feng," ujar Ji Yu dengan enteng.

Seketika mata Jian Luo melotot, "Dasar bodoh! apa kau menyusup ke kediaman bangsawan Cheng?!" teriak Jian Luo yang kesal pada temannya, yang sangat berani menyusup ke kediaman bangsawan Cheng.

Penjaga pun menoleh lalu berlari ke arah suara. "Ada penyusup!!" Teriak penjaga paviliun halaman belakang.

Beberapa penjaga pun berlarian ke arah teriakan kawannya, dengan membawa pedang dan tombak.

Sekitar dua puluh penjaga berlari ke arah paviliun belakang, di mana seorang penjaga berteriak, memberitahu bahwa ada penyusup.