syahnala (Nala) gadis yang dulunya periang berubah menjadi gadis pendiam karena trauma masa kecil dan penghianatan oleh orang-orang terdekatnya, menyebabkan dia hidup dalam kegelapan. hingga suatu hari Nala menemukan cahaya kehidupan tentang tujuan hidup Nala selalu berfikir dan mencari tahu apa tujuan dia hidup, jika sedari kecil dia tak di inginkan dan kenapa orang-orang bisa tersenyum dengan manis padanya sedangkan dia lupa bagaimana caranya tersenyum dan berterima kasih.
Nala harus mendapatkan senyumannya kembali dia juga harus berusaha sendiri untuk menghindari rasa traumanya mampukah dia menghilangkan kesedihannya. Perlahan Nala mulai
menemukan arti kehidupan tetapi jika dia ingin kehidupan seperti mimpinya itu dia harus menemukan rumah yang layak dia tinggali, rumah yang membuat nyaman yang membantunya menghilangkan rasa takutnya.
Mendapatkan rumah yang layak di
Cover by =pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bluefly9, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mekarnya Mawar
Disinilah Nala, di bangku taman sekolah menangis sendiri. Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa dosa besar yang dia lakukan sampai-sampai dia dihakimi oleh dunia seperti ini.
Sebuah buket mawar yang sudah usang ia genggam sembari menangis, Nala terlalu terbawa akan emosional nya yang membuatnya tak menyadari bahwa ada seorang pria menghampiri dirinya.
" kenapa sendirian? Sekolah lagi ngerayain sesuatu yang bahagia tapi salah satu siswi malah menangis di taman seorang diri " suara dari pria itu membuatnya tersadar, tapi dia begitu malas untuk mencari sumber suara itu dia hanya ingin sendiri sekarang itu akan lebih baik baginya.
" gara-gara bunga mawar ya? Kamu kan bisa beli lagi "
mendengar perkataan itu membuat Nala menoleh ke arah pria itu, ternyata dia adalah hidan ketua osis dan juga kakak kelasnya.
" nggak semua hal, bisa dibeli pakai uang "
" i know, tapi nggak semua masalah harus di hadapi dengan tangisan "
" kakak nggak bakalan paham, kakak hanya bisa menasehati tanpa tahu rasanya jadi aku "
" di dunia ini nggak semua hal harus tentang kamu, dan bukan cuman kamu aja yang hadapi masalah masih banyak orang di luar sana bahkan bisa jadi lebih parah dari kamu "
" jika kakak kesini...hiks... hanya untuk menasehati, lebih baik kakak per...hiks....gi...hiks " ucapnya tersedu-sedu
" sakit banget yah? Sampai-sampai ngomong aja kamu udah nggak bisa, tapi setiap masalah pasti ada jalan keluarnya bukan "
" tapi masalah aku...hiks.... nggak bakalan ada jalan keluarnya,....hiks.... karena aku sendiri juga nggak...hiks...tahu kenapa ini semua terjadi "
" makanya kita harus cari, kalau hanya menangis sembari menyendiri begitu bagaimana bisa kamu dapat kebahagiaan "
" tapi orang kayak aku emang nggak pantas bahagia kak "
" why? Kamu juga manusia, kamu punya hati, kamu juga berhak untuk bahagia "
" tapi bunganya udah hancur, dan bunga yang hancur nggak bakalan bisa tumbuh dan mekar lagi "
" tapi di bunga mawarnya ada batang yang masih bagus " ucap hidan sembari menunjuk ke arah bunga mawar itu.
" bunga mawarnya bisa tumbuh mekar lagi kok, asal kamu jaga dengan baik dan benar, begitu juga manusia jikalau dia hancur kamu bisa bangun dan mulai kehidupan yang baru dan lebih berani "
Nala kini mengerti maksud perkataan hidan, wajah yang tadinya penuh dengan air mata kini telah cerah kembali dengan senyuman manisnya itu.
" nah gini kan bagus, senyuman kamu itu harus terus dipertahankan, karena kamu makin terlihat cantik dengan senyuman itu "
" makasih kak hidan, berkat kakak aku jadi lebih berani, kalau aku mau berubah aku harus jadi lebih baik dan berani. Bukan menjadi seorang pecundang yang hanya terus menangis "
" nah gitu dong, gimana kalau pulang sekolah kamu bareng kakak, kakak traktir deh "
" beneran kak, Nala mau sekali lagi makasih yah kak hidan, dahh " ucapnya sembari berlalu pergi.
...**********...
Nala kembali ke kelasnya dan menemui Tasya dengan perasaan senang, Tasya yang tadinya khawatir akan dirinya pun kini tampak bingung. Bagaimana tidak Nala begitu hancur tadi bahkan dia sampai membentuk Tasya agar dia tak mengikutinya tapi lihat sekarang dia datang dengan senyuman manisnya.
" Tasya"
" Nala, Lo habis dari taman nggak kesambet kan? "
" he.he.he nggak kok, tapi sekarang Nala jadi tahu jika kita ditindas kita nggak boleh pasrah tapi harus ngelawan "
" i..iy..iya sih tapi kok Lo bisa berubah secepat itu sih, Lo nggak bipolar kan? "
" Hem...kalau itu bisa jadi sih, soalnya Nala belum pernah tes psikis Nala "
" eh... Maaf Nala, maksudnya bukan gitu "
" hah maaf kenapa? Tasya betul kok bisa jadi Nala bipolar kan? Yah pikir aja, baru usia 6 tahun Nala sudah di perk**a sama papah Nala sendiri, terus usia 8 tahun papah Nala balik tapi bukan minta maaf ataupun mau melecehkan malah mau membunuh nala, " ucapnya dengan wajah polosnya
" terus kalau bukan karena perkataan kakek sebelum dia pergi, mungkin Nala udah lama akhiri hidup Nala...Ter.." lanjutnya
" udah Nala, jangan dibicarakan lagi nanti kamu drop lagi " potong Tasya
" nggak apa-apa kok Tasya, malah setelah bilang kaya gini beban Nala perlahan mulai hilang, ternyata punya teman untuk di ajak meluapkan semua keluh kesah itu enak yah, Tasya mau nggak janji sama Nala kalau Tasya nggak bakalan nge khianati Nala "
" janji kok Nala, aku bakalan selalu ada disamping Nala jadi kalau Nala ada masalah jangan sungkan untuk ceritakan semuanya "
" makasih yah Tasya, Nala mau berdamai sama trauma Nala, dan ini cara satu-satunya, Nala nggak boleh mendam masalah Nala sendiri Nala harus berbagi cerita agar semua trauma masa kecil Nala bisa hilang, jadi Nala mau minta tolong sama Tasya "
" minta tolong apa? aku pasti bakalan bantu kok "
" bisa nggak Tasya temani Nala ke psikiater? "
kunjungi karyaku jg ya
jgn lupa mampir ya thor