NovelToon NovelToon
STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

STEP FATHER FOR MY DAUGHTER

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Single Mom / Hamil di luar nikah / trauma masa lalu / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:29.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rona Risa

Cerita ini buat orang dewasa 🙃

Raya Purnama menikah di usia tujuh belas tahun setelah dihamili pacarnya, Sambara Bumi, teman sekelasnya yang merupakan putra pengusaha kaya.

Namun pernikahan itu tak bertahan lama. Mereka bercerai setelah tiga tahun menjalin pernikahan yang sangat toxic, dan Raya pulang kembali ke rumah ibunya sambil membawa anak perempuannya yang masih balita, Rona.

Raya harus berjuang mati-matian untuk menghidupi anaknya seorang diri. Luka hatinya yang dalam membuatnya tak ingin lagi menjalin cinta.

Namun saat Rona berusia tujuh tahun dan meminta hadiah ulang tahun seorang ayah, apa yang harus Raya lakukan?

Ada dua lelaki yang menyita perhatian Raya. Samudera Dewa, agen rahasia sekaligus penyanyi yang suara emasnya menguatkan hati Raya di saat tersulit. Alam Semesta, dokter duda tampan yang selalu sigap merawat Rona yang menderita leukimia sejak kecil.

Di antara dua pilihan, Raya harus mempersembahkan hadiah terindah bagi Rona.

Siapa yang akan dipilih Raya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rona Risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HADIAH TERINDAH

"Pergi dari sini... nanti kamu jijik..."

"Tidak."

"Aku sudah nggak tahan... pergi... kuingatkan kamu--hueeeekk!"

Raya muntah sejadinya ke dalam ember yang dengan sigap disodorkan Samudera tepat di bawah mulut Raya.

Setelah muntah, Raya terbaring lemas di atas ranjang. Samudera menutup ember berisi muntahan itu, meletakkannya sementara di bawah tempat tidur, lalu mengambil tisu dan membersihkan mulut Raya dengan lembut.

"Minum sedikit, ya..."

Samudera membantu Raya meminum sedikit teh manis hangat dengan sedotan.

"Trims, Sam...," bisik Raya lirih. "Maaf aku merepotkanmu..."

"Santai saja," senyum Samudera tenang. "Nggak repot, kok."

"Tetap saja... rasanya aku benar-benar payah dan bikin susah..."

"Jangan bicara begitu," tegur Samudera lembut. "Kamu sedang hamil, Raya. Yang kamu alami ini wajar. Dalam kondisi begini, kamu memang harus banyak istirahat. Jangan berpikir yang tidak-tidak."

Raya memandang Samudera lama. Matanya berkaca-kaca.

"Kenapa kamu baik sekali padaku...?" gumam Raya dengan tenggorokan tercekat.

"Bukankah aku sudah berjanji?" kata Samudera. "Ini juga demi Rona. Aku akan menjagamu dan Rona, apapun yang terjadi."

Raya menarik napas dalam-dalam. Hingga detik ini ia tak pernah bisa memahami Samudera Dewa. Lelaki yang dulu begitu putus asa hingga ingin bunuh diri, sekarang begitu teguh memegang janji untuk bertahan hidup demi melindungi sesuatu yang berarti.

Hati Raya bergetar saat memikirkan bahwa ia adalah sosok yang berarti bagi Samudera. Ia tahu Samudera mencintainya. Lelaki tampan berhati lembut dan bersuara emas itu pernah mengungkapkan perasaannya pada Raya. Namun ia tak menuntut balas apa-apa. Samudera hanya mengajukan satu pinta sederhana agar Raya tak lagi hilang dari sisinya.

Raya sendiri tak ingin pergi lagi dari sisi Samudera. Ia pernah hampir kehilangan Samudera, dan itu sangat melarakan hatinya. Raya pun sadar, ia juga tak ingin Samudera hilang dari sisinya. Mereka memiliki keinginan yang sama sekarang.

Dan kehamilan kedua Raya ini membuat perasaannya berkembang begitu membingungkan--barangkali karena pengaruh gejolak hormon yang tak seimbang, akhir-akhir ini Raya sering tak bisa jernih menimbang diri, menakar hati, atau memahami apa yang sesungguhnya terjadi.

Raya positif hamil setelah menjalani prosedur bayi tabung yang begitu panjang dan melelahkan. Selama dua bulan penuh Raya harus menjalani serangkaian prosedur rumit berupa pemeriksaan, banyak suntikan, pengambilan sel telur matang dari rahimnya, hingga penanaman embrio kembali dalam kandungannya.

Ada tujuh embrio bagus yang terbentuk dari proses pembuahan eksternal antara sel-sel sperma Sambara dan sel-sel telur Raya--tiga di antaranya dipastikan bergenetik jenis kelamin lelaki, dan empat di antaranya perempuan.

Hanya satu embrio yang dipilih untuk ditanam dalam rahim Raya, sesuai keinginan Sambara. Sisanya disimpan di fasilitas pembekuan khusus yang memakan biaya tagihan jutaan rupiah setiap bulan. Tak jarang meski embrio sudah ditanam ke dalam rahim, proses implantasi tersebut berujung gagal sehingga embrio pun luruh atau kerap disebut "keguguran." Karena itu embrio cadangan selalu disiapkan jika pasangan memang serius ingin menjalankan bayi tabung hingga berhasil.

Untungnya, penanaman embrio pertama dalam rahim Raya berhasil dengan baik. Tak ada tanda-tanda luruh atau gagal tumbuh. Kantong kandungan dan embrionya berkembang dengan sangat baik. Usia kehamilan Raya kini memasuki lima minggu.

Meski begitu, kondisi Raya masih harus selalu dipantau tim medis. Di sisi lain, gejala kehamilan yang dialami Raya cukup parah dan membuatnya lemah. Ia hampir selalu muntah. Tubuhnya lemas sekali dan perutnya mudah sakit jika ia terlalu banyak bergerak. Raya terpaksa menghabiskan waktu di tempat tidur, mendapat asupan nutrisi dari infus karena hampir tak ada makanan yang bisa ditelannya.

Yang parah, perasaannya juga menjadi sangat kacau hampir sepanjang waktu.

Raya sangat sensitif dan mudah senewen karena hal-hal kecil yang tak masuk akal. Ia bisa kesal dan menangis jika muntahnya berceceran di bajunya atau lantai, tehnya tak menghangatkan perut, tubuhnya berkeringat, tak mencium aroma cokelat, atau tak ada yang membelai rambutnya dan bersenandung untuknya sebelum tidur.

"Itu sih karena elo ngidam Samudera, Ra!"

Riris pernah melontar opini nyablak khas dirinya saat Raya mengeluhkan kondisi kehamilannya. Saat itu ia juga menangis begitu saja setelah bangun dan mendapati Riris dan Arum ada di kamar perawatan khusus untuknya di Adam's Wings--entah mengapa.

Raya menyedot ingus, linglung. "Maksudmu apa, Ris...?"

"Ya elo sensi kalau Samudera nggak ada di sisi lo dan melakukan hal-hal yang biasa dia lakukan, atau cuma dia yang bisa lakukan ke elo," komentar Riris sambil memutar bola mata. "Ya wajar sih... cuma dia yang hampir 24 jam jagain elo, merhatiin elo di saat kondisi lo drop. Hormon lo yang nggak seimbang itu akhirnya jadi kelewat sensitif sama keberadaan Samudera.

"Sejak kapan lo suka wangi cokelat? Lo kan sukanya wangi kopi. Wangi cokelat itu wangi parfum yang biasa Sam pakai. Terus ini barusan lo mewek gara-gara nggak lihat dia setelah lo bangun. Padahal gue udah bilang Sam keluar sebentar buat nyari makan. Segitunya lo kecewa nggak ada Sam, adanya cuma gue dan Arum? Gitu amat lo memperlakukan sahabat lo!"

Raya melongo. Benaknya kesulitan berpikir saat itu. Di sebelah Riris yang sibuk menggulir layar ponselnya, Arum tiba-tiba memekik sambil menekap mulutnya.

"Kak Raya! Mending jangan dekat-dekat Kak Sam lagi deh habis ini!"

Raya dan Riris memandang Arum bingung.

"Kenapa?" tanya Raya dan Riris serentak.

"Soalnya... kalau Kak Raya segitunya ngidam dan deket sama Kak Sam, nanti anaknya mirip Kak Sam lho!"

Raya mengerjap. Riris bengong sejenak, sebelum tawanya meledak.

"Gimana ceritanya anak nggak ada hubungan genetik bisa mirip... ah, sudahlah!" Riris menggeleng geli. "Tapi kalau emang iya... bagus lagi! Gue sih lebih suka keponakan beda trah gue nanti lebih mirip Sam yang ini daripada yang onoh. Gantengan yang ini, baikan yang ini. Nggak apa, Ra. Bagus. Lo ngidam Samudera aja terus. Kalau perlu kekep terus dia, biar anak lo makin mirip dia!"

Wajah Raya memerah. Riris tertawa.

Arum memandang Raya lekat.

"Kak Raya... Kakak jatuh cinta ya sama Kak Samudera?"

"Raya... kenapa melamun?"

Kesadaran Raya kembali ke masa kini. Tangan Samudera melambai-lambai di depan mata Raya.

"Ng... nggak, kok," Raya merasa wajahnya tiba-tiba memanas.

"Mukamu merah," Samudera mengerutkan alis. Jemarinya meraba kening dan leher Raya sejenak. "Apa kamu kepanasan lagi? Mau diturunin lagi suhu AC-nya?"

Wajah Raya kian memerah. Jantungnya berdetak kencang. Anehnya, dia merasa sangat senang.

Apa iya aku jatuh cinta sama Samudera...?

"Bundaaa!"

Raya terlonjak. Pintu kamarnya tiba-tiba terbuka lebar. Rona yang cantik, kurus, dan pucat masuk sambil digendong Al. Keduanya tersenyum memandang Raya.

"Sayang..."

Raya berusaha bangun. Samudera membantunya dan sigap menumpuk bantal-bantal agar Raya bisa bersandar dengan nyaman. Raya merentangkan kedua tangannya, mengizinkan Rona duduk di pangkuannya dan memeluk tubuh kecil putrinya yang wangi strawberry.

"Bunda sehaat?" tanya Rona ceria. "Kabal adek di pelut Bunda gimana? Sehaat?"

"Sehat semua, Sayang," sahut Raya pelan. "Tolong maafin Bunda ya... Bunda belum bisa nemenin Rona kayak biasanya..."

"Nggak apa-apa. Kan Bunda halus banyak istilahat. Nggak boleh capek-capek," kata Rona lembut. "Lona juga telus ditemenin Ayah Al. Ayah Al selalu baik dan sayang Lona. Jadi Bunda nggak pellu khawatilin Lona."

Raya memandang putrinya takjub.

Bagaimana mungkin anak sekecil Rona bisa berpikir dan berbicara sedewasa ini?

"Itu benar, Raya. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Fokus saja pada kesehatan dan kehamilanmu. Rona sangat baik-baik saja bersamaku," kata Al meyakinkan Raya. Tatapan mata dan senyumnya hangat seperti biasa.

Raya balas tersenyum. Diam-diam ia memandang Al dan Samudera bergantian. Hatinya bergetar.

Raya sangat bersyukur dipertemukan dengan orang sebaik Samudera dan Al. Keduanya seperti sepakat membagi tugas belakangan ini--Samudera menjaga dan merawat Raya, sementara Al menjaga dan merawat Rona. Mereka tulus melakukannya tanpa diminta.

Mengapa kalian sebaik ini padaku dan Rona...? Apa yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikan kalian...?

"Bunda... jalan-jalan ke taman, yuk!"

"Rona mau main ke taman?" tanya Raya lembut.

"Iyaaa... tapi sama Bunda! Ayo, Bunda, ayo...!"

Tidak biasanya Rona seantusias ini mengajak Raya pergi ke taman. Padahal setiap hari Rona selalu jalan-jalan ke taman, meski memang belakangan Raya tak bisa selalu mendampinginya karena tubuhnya terlalu lemas untuk bangun dari tempat tidur.

Ada apa sih?

"Lona kangen main di taman sama Bunda," rengek Rona. "Ayo, Bunda... bentaal ajaa... ya? Ya?"

Raya tak bisa menahan senyum saat melihat raut muka Rona yang memelas penuh permohonan.

"Ya... ayo..."

"Holeee!"

Rona kembali digendong Al. Samudera dengan lembut membopong tubuh Raya dan mendudukkannya di kursi roda.

Jantung Raya kembali berdetak kencang saat ia berada dalam dekapan Samudera. Wangi cokelat dari dada dan leher Samudera menyeruak lembut hidungnya, memberinya sensasi seakan melayang di udara.

Benarkah aku jatuh cinta padanya...?

Samudera mendorong kursi roda Raya dan mereka semua meninggalkan kamar menuju taman privat Adam's Wings yang ada di salah satu sudut puncak gedung rumah sakit CHC.

"Kukira kita mau ke taman belakang seperti biasa?" tanya Raya bingung.

Taman privat tidak seluas dan seindah taman belakang, namun taman itu memberi kesan lebih romantis dengan lampu-lampu kecil yang dirangkai dan ditata sedemikian rupa dan menyala keemasan di malam hari. Selain itu, karena terletak di puncak gedung, tentu pemandangan yang tersaji dari atas ketinggian itu terlihat lebih menakjubkan mata.

"Ke taman yang dekat saja," sahut Al sambil tersenyum. "Ini hampir senja. Kita bisa sekalian melihat matahari terbenam di sana."

Raya menurut saja dan tidak menaruh curiga apapun, sampai mereka tiba di taman puncak gedung itu.

"HAPPY BIRTHDAY, RAYA PURNAMA!"

Raya benar-benar terkejut saat melihat Riris, Arum, bahkan Rangga dan ibu Raya, Lintang Wening, ada di sana. Mereka tersenyum sambil membawa kue cokelat besar penuh lilin dan kotak-kotak hadiah.

"Happy birthday to you... happy birthday to you... happy birthday, dear Raya... we always love you!"

Raya benar-benar lupa jika hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia juga tak menyangka akan diberikan kejutan seperti itu.

Raya meneteskan air mata saat Riris menyodorkan kue itu ke arahnya.

"Make a wish! Ayo tiup lilinnya!"

"Lona mau! Lona mau tiup lilinnya! Boleh yaa, Bunda?"

Semua orang tertawa.

"Boleh, Sayang. Yuk sini tiup lilinnya sama Bunda. Berdoa dulu ya..."

Raya dan Rona sama-sama sejenak menutup mata.

Semoga aku bisa selalu bersama orang-orang yang kucintai... terutama kedua anakku... dan...

"Ayo, Bunda!"

Harapan Raya buyar sebelum sepenuhnya terlontar. Namun ia tak bisa menyalahkan Rona yang begitu polos dan ingin segera memadamkan api-api mungil itu dengan tiupan napasnya.

Raya tersenyum. "Oke, Sayang. Pada hitungan ketiga yaa. Satu, dua, tiga."

Raya dan Rona meniup lilin-lilin itu hingga padam.

"Yaaay!" sorak Rona. "Selamat ulang tahun yaa, Bunda! Telima kasih sudah jadi Bunda telbaik buat Lona! Panjang umul! Lona sayaaang Bunda!"

Raya menangis sambil memeluk Rona.

"Terima kasih, ya, Sayang... kamu juga panjang umur ya Nak... kamu adalah hadiah terindah dalam hidup Bunda... Bunda sayang sekali Rona..."

"Selamat ulang tahun, Nak. Berkah umur, sehat selalu untukmu, ya... semoga semuanya dilancarkan sampai kamu melahirkan. Maaf Mama nggak bisa sering nengokin dan dampingin kamu di rumah sakit...," ucap Lintang lembut sambil memeluk dan mencium kening putri semata wayangnya itu.

"Nggak apa, Ma. Mama juga kan nggak boleh capek-capek. Nanti hipertensi Mama makin parah. Mama juga sehat-sehat terus, ya... maaf Raya belum bisa jadi anak yang membanggakan buat Mama...," isak Raya.

Lintang menggeleng sambil tersenyum. Diusapnya lembut air mata Raya.

"Kamu selalu jadi putri Mama dan Ayah yang membanggakan. Kamu anugerah terbaik yang ada dalam hidup kami, Nak... terima kasih sudah lahir ke dunia ini dan memberi kami kebahagiaan hakiki sebagai orangtua... Mama dan Ayah selalu menyayangimu..."

Raya teringat ayahnya, dadanya sesak karena rindu dan cinta.

Ayah...

"Happy birthday, my bestie, my sister, my everything!" Giliran Riris memeluk Raya. "Thank you for everything... please lo sehat dan bahagia ya... jangan lagi susah dan sedih... ingat gue selalu ada di sisi lo buat lo, Ra... gue sayang banget sama lo..."

"Aku yang makasih buat segalanya, Ris... aku juga sayang banget sama kamu...," Raya menangis sesenggukan di bahu Riris.

"Selamat ulang tahun, Kakak!" Arum menangis sambil memeluk Raya. "Terima kasih sudah jadi orang paling baik sama Arum selama ini... panjang umur dan sehat selalu ya Kak... Arum doakan Kakak bisa bahagia dengan orang yang Kakak cintai..."

"Terima kasih, Arum...," entah kenapa, Raya merasa sangat terharu mendengar doa Arum. Dalam hati ia pun mengamini.

"Happy birthday," Rangga menyalami Raya dengan canggung dan memberi pelukan singkat. Ini pertama kalinya mereka dekat dan bicara dalam situasi normal. "Sehat selalu dan panjang umur. Sudah, jangan nangis terus. Ini harusnya jadi momen bahagia buatmu. Bergembiralah."

Raya memandang lekat Rangga. Sepintas ia memang mirip Samudera, meski wajah dan fisiknya lebih ramping, pembawaannya lebih kaku dan dingin. Namun Raya tahu Rangga sebenarnya adalah lelaki yang sangat baik, hangat, dan tulus. Jika tidak begitu, tak mungkin Riris begitu bahagia setiap kali menyebut namanya atau bercerita tentangnya.

Bahkan di antara saudara lainnya, Samudera juga paling dekat, percaya, dan sayang pada Rangga. Di hati Samudera, Rangga adalah kakak yang paling istimewa, panutannya, sandarannya.

"Terima kasih, ya, Rangga..."

"Happy birthday, Raya!" Al memeluk Raya hangat untuk pertama kalinya. "Semoga kamu selalu sehat dan bahagia. Terima kasih sudah menjadi berkat bagi banyak orang. You know you will always be loved, Raya."

Wajah Raya merona. Hatinya bergetar.

"Terima kasih, Al..."

Sebuah meja putih panjang sudah ditata di tengah taman dengan serangkaian bunga, lilin, dan aneka hidangan lezat. Semua orang menuju meja itu untuk duduk dan menikmati makanan serta kue cokelat yang mulai dipotong Riris dan dibagikan ke semua orang.

Samudera tidak mendorong kursi roda Raya ke meja makan. Ia justru membawa Raya ke sudut rimbun taman, agak tersembunyi dari jangkauan pandang semua orang, persis di antara pohon bunga bougenville merah muda, putih, jingga yang ditanam dalam pot sangat besar berwarna gading.

Samudera melangkah memutari kursi roda, lalu berlutut di depan Raya.

Matanya yang lebar dan indah mengunci mata Raya. Wajah tampannya melembut penuh cinta.

"Selamat ulang tahun, Raya Purnama,"ucap Samudera lembut. "Dalam doaku, setiap detiknya, kamu mekar indah melampaui luka. Kamu lebih terang dari bulan yang menyematkan makna di ujung namamu, Purnama. Berbahagialah dan rayakan dirimu sepenuhnya."

Raya tak sanggup berkata-kata. Kepuitisan Samudera mengingatkannya pada ayahnya yang selalu membacakan puisi indah di hari ulang tahunnya, membuatnya bahagia dan jatuh cinta.

"Izinkan aku memberimu hadiah..."

Samudera mencondongkan tubuhnya ke depan. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Raya sekarang.

Jantung Raya berdetak sangat kencang. Ia tak sanggup mengalihkan pandang.

Mungkinkah...?

...***...

1
Albirru Novan
walaupun aku baru saja mampir, namun aku sudah menyukai alur ceritanya sangat menarik penyusunan katanya juga rapi
Albirru Novan
etdah jual diri open BO kah? jangan mau deh Ray kasihan rona
Albirru Novan
jahat bener kmu sam tega sama rona membuat janji akan pulang.. bahkan rona selalu menanyakan kehadiranmu
zin
3 iklan 🦀
zin
bakal jd malapetaka sepertinya
Albirru Novan
aku tidak yakin sam akan kembali besok
zin
sekalinya pesan di kirim, bapaknya main slot 🙃
Albirru Novan
lebih baik kamu hidup sendiri diluar sana Raya.. jalani dengan sabar dan tabah.. dripda merasakan sakit yang tk berdarah
zin
serius di culik????
Albirru Novan
nama yang indah
zin
main gampar aja pak 🙃
Albirru Novan
alhamdulillah selamat ya Raya
zin
bisa aje buuu
zin
nah kan
zin
gak ada yg tau sam, ga ada salahnya jaga2 kan
zin
terlalu PD kamu ren
zin
50th sekali 🙃
👑Queen of tears👑
ok lannjjjjuttttttt Thor 🌹🌹
in this chapter you become yourself
👑Queen of tears👑: iya,,ada part2 bukan kamu,,dsni aku merasa samudra ada mirip seseorang yang berbeda dunia 🤣🤣🤣
penggambaran gesture,,kata,,dan ekspresinya sm m noh calon mantu ku🤣🤣🤣🤧🤧🤧🤧
Rona Risa: sebelumnya bukan aku ya 🥲

makasih... bunganya layu kena air mataku 😭😭😭
total 2 replies
👑Queen of tears👑
ini alasan ibunya tewas?
Rona Risa: kata siapa? 🤔
total 1 replies
👑Queen of tears👑
bommmm kancing 🤣🤧
💥💥💥
Rona Risa: bedaaaaa 🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!