NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:45.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menuju Sah

Persiapan pernikahan sudah rampung, rumah dengan halaman yang cukup luas itu yang kadang digunakan anak-anak tetangga bermain aneka kaulinan sunda kini disulap menjadi area pesta yang terbilang mewah.

Semua even akan dilaksanakan secara outdor, mulai dari akad sampai resepsi. WO yang langsung didatangkan keluarga mempelai pria dari Jakarta benar-benar lihai menata, hasil dekorasi beberapa hari ini benar-benar memukau.

Pernikahan Kamilia menjadi perbincangan hangat di kampungnya saat ini, dia yang mengira jika pernikahan akan dilaksanakan secara sederhana dan dihadiri keluarga intinya saja itu ternyata tidak.

Menurut informasi dari sang adik ada lima ratus undangan pernikahan yang sudah disebar olehnya dibantu keluarga yang lain selama seminggu ini.

"Pokoknya semua teman-teman teteh diundang, kata Aa Cakra bilangnya harus apalagi teman-teman cowok, harus diundang."ucap Athar tanpa menoleh, fokusnya pada ponsel mengecek beberapa tamu yang sudah konfirmasi akan hadir melalui undangan digital.

"Memangnya kamu tahu semua teman-teman teteh?" Kamilia yang masih tampak syok tak urung bertanya.

"Ada neng Hilya yang membantu, Teh. Pak Kiyai juga kemarin menyempatkan mampir ke sini menanyakan apa teteh sudah pulang atau belum, bapak bilang hari ini." kali ini bapak yang menjawab pertanyaan Kamilia.

Hilya adalah temannya Kamilia di Garut, mereka satu sekolah dasar dan menjadi teman bermain dan mengaji sejak kecil sebelum keduanya kemudian terpisah karena Hilya yang harus melanjutkan pendidikan mondok di Jawa Timur mengikuti jejak sang kakek.

"Hilya ada di sini? Bukankah dia ikut suaminya di Surabaya?" tanya Kamilia tertarik dengan kabar sahabat kecilnya itu. Sejak Hilya menikah mereka memang sudah tidak pernah berkirim pesan.

"Sudah mau tiga bulan Neng Hilya pindah ke sini, Teh, rumah baru di samping pondok itu rumahnya" Ibu yang baru selesai mengecek makanan yang disajikan untuk para pekerja dari pihak WO yang masih merapikan beberapa dekorasi di depan, datang bergabung dengan suami dan putra putrinya.

"Ibu, Lia kira enggak rame kayak gini hajatnya" Kamilia masih belum bia menghilangkan keterkejutannya saat semalam sampai halaman rumahnya sudah disulap menjadi tempat pesta yang megah.

"Ibu juga enggak nyangka, Teh, Ibu juga sampai bingung, ceritanya kita hajat tapi gak riweuh (repot) apa-apa, semuanya sudah ditanggung, makanan untuk besok sudah dari catering katanya. Beberapa hari yang lalu juga datang kiriman banyak kue kering sampe semobil box, katanya kiriman dari Ibu Wira, beliau menelepon ibu, kalau di kampung kan biasanya suka banyak tetangga yang datang sebelum hari pernikahan jadi sengaja ngirimin kue-kue kering buat lalawuh katanya" penjelasan ibu semakin membuat Kamilia terkejut, calon ibu mertuanya tidak pernah bilang apa-apa padanya, padahal dua hari yang lalu mereka bersama untuk mencari cincin mas kawin.

"Totalnya jadi tujuh ratusan teh, undangan yang disebar lima ratus dan yang dikirimin undangan digital dua ratus" Athar yang dari tadi fokus dengan ponselnya kembali bersuara memberikan informasi perihal banyaknya undangan yang tersebar.

"Hah, kenapa banyak sekali?" protes Kamilia, dia beringsut mendekati adiknya guna melihat data undangan.

"Lho inikan ..."

"Kata Teh Hilya, itu semua data teman-teman dekat teteh dari mulai sekolah dasar sampai kuliah. Mereka semua hanya dikirimin undangan digital, sisanya ada teman-teman mengajar Teteh di sekolah lama"

"Teh, nanti siangan tim MUA akan datang, katanya Teteh akan mulai perawatan" belum juga Kamilia menanggapi sang adik, ibunya sudah menyahut.

"Kenapa sekarang Bu? Kan acaranya besok" di kampungnya Kamilia biasanya tim MUA akan datang subuh di hari pernikahan, untuk merias calon pengantin wanita dan para pagar ayu.

"Enggak tahu, kemarin dari pihak MUA nya bilang datang ke sini Sabtu siang untuk perawatan pengantin" jelas Ibu, sesuai yang disampaikan salah satu tim MUA yang kemarin datang ke rumahnya.

Kamilia sudah tidak bisa berkata-kata lagi, dia akhirnya pasrah mengikuti skenario yang sudah disusun oleh keluarga calon mempelai pria yang eksekusinya dibantu oleh adik dan juga kedua orang tuanya.

Tim MUA pun datang saat Kamilia baru saja selesai melaksanakan shalat Zuhur. Kamilia pun bersiap sesuai arahan, kamar yang tadi pagi masih biasa saja kini sudah berubah bak kamar hotel dengan wangi yang semerbak.

Athar datang menghampirinya dengan nafas ngos ngosan saat Kamilia masih bersiap untuk menerima perawatan.

"Teteh ..." serunya tampak capek,

"Ada apa? Kamu dari mana?" heran Kamilia,

"HP Teteh mana? Kenapa gak diangkat aku nelponin dari tadi?" nada kesal terdengar dari pembicaraan Athar, dia mengusap dahi yang mengucur keringat karena berlari dari kantor kelurahan ke rumahnya.

"Di kamar, di tas Teteh"jawab Kamilia santai, dia memejamkan mata saat seorang MUA mulai mengoleskan krim di wajahnya.

"Tuh udah nelepon lagi, nih ..." Athar menyerahkan ponsel pada sang kaka, nama Cakra terpampang di layar ponsel sang adik.

"Dari tadi nelponin aku terus katanya dari semalam menghubungi Teteh gak nyambung" gerutu Athar.

"Oh, iya ...Teteh lupa belum buka-buka HP sejak semalem" Athar mengeram melihat respon kakaknya sesantai itu, sementara dirinya kalang kabut karena terus menerus mendapat pesan dan telepon dari calon kakak iparnya itu.

"Assalamu'alaikum" Kamilia menerima panggilan dari Cakra melalui ponsel Athar,

"Sayang, kamu kemana aja? Sejak semalam pesan aku gak dibalas-balas, ditelpon juga gak diangkat, tadi pagi juga mama nelponin gak diangkat juga, lagi ngapain emang? Kamu baik-baik saja kan? Aku khawatir lho, hampir saja akan menyusul kalau mama gak mencegah" Kamilia sampai menjauhkan ponsel dari telinganya, pertanyaan beruntun dengan nada penuh rasa khawatir terdengar jelas dari suara Cakra.

"Maaf Mas, semalam pas nyampe aku langsung ngabarin, setelah itu ponsel si tas sampai sekarang, hhe ...semalam langsung tidur soalnya" kekehan Kamilia berhasil membuat kekhawatiran Cakra seketika menguap.

"Kamu nakal ya, sudah bikin aku khawatir, awas lho nanti kalau udah halal pasti aku langsung hukum" geram Cakra, gemas mendengar Kamilia malah tertawa mengejek dirinya yang tiba-tiba cerewet.

"Nanti sore kami berangkat ke Garut, tunggu aku ya ...duuh, jadi gak sabar pingin cepet besok" desah Cakra merajuk, dia sedang dalam mode manja. Seminggu tidak bertatap muka jujur membuat Cakra sangat merindukannya, dia menyadari di hatinya kini nama Kamilia sudah memenuhi hatinya.

Cakra juga heran, ternyata secepat ini dirinya bisa jatuh hati pada gadis itu. Nama Alexia semakin terkikis, kini dia bahkan sudah tak merasa sakit lagi ketika mendengar nama perempuan itu disebut.

Percakapan dua calon pengantin terus berlanjut, menemani Kamilia yang sedang melakukan perawatan agar besok terlihat segar dan semakin menawan.

Athar yang masih harus menyelesaikan tugasnya untuk acara besok, dia mencari sendiri ponsel kakaknya dan meminta agar panggilan Athar dialihkan karena ponselnya akan dibawa pergi.

Hari yang ditunggu pun tiba, kabar terakhir yang Kamilia terima Cakra dan keluarga calon suaminya itu sudah stay di hotel Garut Kota, butuh waktu sekitar empat puluh menit dari hotel untuk menuju ke kediaman orang tua Kamilia.

"Sudah siap Bos?" Cipta datang dengan stelan jas yang dibuat khusus untuknya, karena akan menjadi pendamping calon mempelai pria.

"Ya" jawab Arzan singkat tanpa menoleh, dia lebih tertarik meneliti penampilannya dari pantulan cermin full body itu. Hatinya menghangat, detik-detik menuju sah membuat hatinya sedikit dilanda keresahan, takut gagal di ijab qabul.

"Cerah banget Bos, kayaknya idah gak sabar gitu" Cipta menggoda Cakra yang senyum-senyum sendiri di depan cermin,

"Tentu dong ..." singkat, dengan senyum semakin merekah menghiasi wajah tampannya, semakin membuat tampat.

'Sepertinya Kamilia sudah berhasil membuatmu kembali jatuh cinta dan melupakan wanita itu, gue turut berbahagia buat lho, Bro' hanya dalam hati Cipta berani mengatakannya.

1
Mukmini Salasiyanti
kpn nih up nya, thorqu???
Pragya Ayundari
😭😭😭 kok sedih ya ya Allah
Pragya Ayundari
huaaa 😭💔
Adiba Shakila Atmarini
sdih bngtt
Yhanie Shalue
apapun yg terjadi smg it yg terbaik 🤲🏼
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra diberikan kesembuhan, bahagia bersama kamilia dan anaknya
Meli Anja
apakah cakra akan meninggal kak..kok ga tega ya sedih ngebayangin kamilia harus kehilangan cakra😭😥 lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
minta ditampol si Alexchina ini....
BiKes!!!!!!
Bikin Keseeeeelllll........
Meli Anja
sabar ya kamilia..cakra akan baik2 saja kok...lanjut kak
dyah EkaPratiwi
Cepet sembuh cakra, semangat kamilia
Yhanie Shalue
bingung mau berkomentar,, mau seneng ap sedih😌
Mukmini Salasiyanti
whatever...
syafaakallohu, mas cakra😞😭
Sing sabar ya, Milia....
Meli Anja
ga rela kalau cakra banget cakra dibuat sakit kak...sedih ngebayangimnya jadi kamilia...mau tegar bagaimanapun pastu syok kak..
Adiba Shakila Atmarini
ya allah..berat bngt ujian untuk milia
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra baik2 saja kasihan kamilia
Mukmini Salasiyanti
Nah kan?????
cakraaaaaaaaaa
Yhanie Shalue
ad ap dg cakra,, smg cakra baik2 aj meskipun aku masih berharap milia kembali sm Ariq😁
Biru
Next
Meli Anja
jangan sape.cakra.memderita penyakiy ganas kak..kasian kamilnya mau punya anak tapi suami.sakit...😭😭
dyah EkaPratiwi
Semoga cakra baik2 saja, sabar kamilia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!