Berkisahkan tentang bangkitnya arwah seorang gadis yang ingin membalaskan dendam kepada pelaku yang telah membunuhnya secara keji. mampu kah arwah gadis itu membalaskan dendamnya.?? buat yang penasaran cuss langsung kepoin kuy. tak kenal maka tak sayang baca dulu siapa tau suka dengan cerita ini😉😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Pergi ke dukun sakti.
Sedangkan di lain tempat.. terlihat Lina sedang berada di dalam kamar bersama arwah sang kakak tentunya.
Lina nampak rebahan di atas tempat tidurnya sambil membaca buku, sedangkan Diana ada di samping nya menemani Lina.
"Adek mbak ini memang pintar, selain cantik rajin belajar juga." Diana nampak mengelus pucuk kepala adiknya dengan pelan.
"Iya dong adek mbak gitu loh.. kalau rajin belajar kan jadi pinter. sahut Lina sambil tersenyum ke arah kakaknya.
"Kamu baca apa itu Lin?"
"Ini loh Lina baca buku LKS, nyari jawaban buat tugas ini."
"Oh gitu..."
"Iya Mbak.. oh iya Lina mau tanya sesuatu deh sama Mbak Diana boleh kan.??
"Boleh kok. emangnya Lina mau nanya apa?"
"Jadi gini Mbak.. tadi ibu sempat cerita tentang kakek. kata ibu dulu kakek sangat sakti dan punya bermacam ilmu. emang iya apah mbak tentang itu semua.??
"Iya Lin itu semua memang benar. kakekmu dulu memang sakti punya bermacam ilmu, bahkan kakek bisa menyembuhkan orang sakit, semua ilmu yang kakek miliki itu merupakan ilmu putih"
"Wahh.. hebat banget kakek, semacam jadi dukun gitu ya?"
"Bukan Lin.. kakek hanya membantu orang yang sedang kesusahan dengan kelebihannya, karna jaman dulu banyak sekali orang yang terkena penyakit aneh semacam tekena guna guna maupun santet, dari seseorang yang tidak suka dengan orang itu."
"Oh gitu toh.. emang ilmu hitam sama ilmu putih itu gak sama ya Mbak.??
"Gak sama Lin.. kalau ilmu Hitam itu semacam santet, pesugihan, pokoknya semacam gitu lah, dan itu semua tidak di perbolehkan karna itu semua bersekutu dengan setan. setau mbak sih gitu. berbeda lagi dengan ilmu putih, kalau ilmu putih aman dan di perbolehkan, kalau ilmu putih mbak kurang tau, coba kamu tanya sama ayah, ayah pasti tau semua tentang itu."
"Hmm.. gitu ya, iya deh nanti Lina coba tanya sama ayah."
Keduanya nampak diam sejenak tak ada lagi pembicaraan antara mereka.
Lina.! suatu saat nanti jika waktunya telah tiba kamu harus bisa mengikhlaskan kepergian Mbak." ucap Diana yang memulai membuka pembicaraan.
"Maksudnya Mbak.?? tanya Lina heran ia tidak lah mengerti dengan apa yang di katakan oleh kakanya.
"Tidak selamanya kita bisa bersama terus seperti ini, akan ada saatnya kita akan perpisahan tuk selama lamanya. suatu saat nanti Mbak akan kembali ke alam asliku"
"Jangan Mbak.. kalau mbak Diana pergi Lina sama siapa. masa mbak tega ninggalin Lina sendirian"
Seketika itu wajah Lina nampak bersedih dan gelisah saat mendengar ucapan kakaknya.
"Kan masih ada ibu dan bapak yang selalu menjaga Lina.."
"Tapi kan.. Mbak Diana kok gitu sih tega mau ninggalin Lina sendiri, jangan pergi kemana mana jangan Mbak. Mbak disini aja jangan pergi pergi lagi."
"Gak bisa Lina.. mbak tetep harus kembali,, karna tempat Mbak bukan disini. Lina harus bisa mengikhlaskan kepergian Mbak."
"Gak Mbak pokoknya Mbak Diana harus disini terus sama Lina, Mbak Diana gak boleh pergi, Lina gak mau kehilangan Mbak Diana lagi."
Lina menangis sambil memeluk kakaknya, ia merasa sangat sedih karna dalam waktu dekat kakaknya akan kembali ke alam aslinya dan tidak akan pernah kembali lagi.
"Lina.. dengerin mbak ya, tidak selamanya kita bisa bersama terus seperti ini. Maafin mbak, mbak gak bisa menjaga kamu seutuhnya, Mbak harus pergi jika waktunya telah tiba. Mbak harap kamu bisa membahagiakan Ibu dan bapak dengan kesuksesanmu, hanya kamu yang bisa menjaga ibu dan bapak." Diana berucap sambil mengelus pundak Lina.
Lina hanya diam tak berkata apapun. ia masih terus menangis dipelukan kakanya.
"Jadi lah anak yang berbakti dan sayang sama orang tua, sesungguhnya yang bisa membuatmu sukses adalah doa dari kedua orang tua, Mbak yakin suatu saat nanti kamu bisa sukses dengan prestasi dan pencapaian mu."
Lina larut dalam dekapan kakaknya sambil menangis. baginya hal yang sangat menyedihkan karna kakaknya berkata akan pergi dan tak kan pernah kembali.
•••••••••
Di sore harinya.. terlihat Rehan dan Jaki tengah bersantai di teras rumah sambil menikmati suasana di sore hari.
"Eh bro,, lu pernah dengan gak tentang dukun sakti yang ada di kampung kita?" ucap Jaki yang bertanya pada Rehan.
"Hmmm... kayaknya gue pernah dengar deh tapi di daerah mana ya gue lupa." sahut Rehan nampak berfikir."
"Oh iya ingat gue.. di kampung kita ada dukun sakti bro, namanya mbah Karjo. kalau gak salah seingat gue rumahnya mbah Karjo di daerah Kebonan krasak"
"Lu serius bre.?? tau dari siapa lu tentang dukun itu?"
"Iya serius lah, kakek gue dulu pernah cerita kalau di kampung kita terdapat dukun sakti, emang kenapa sih,? ngapain lu nanya nanya dukun, mau beranakin duit lu."
"Hmmm gitu ya.. kagak lah sembarangan aja kalau ngomong lu."
"habisnya lu aneh banget nanya nanya dukun mau ngapain coba."
"Jadi gini bre gue ada rencana"
"Rencana apaan.??? tanya Rehan penasaran.
"Gimana kalau kita pergi ke dukun aja minta perlindungan sama mbah dukun agar arwah gadis itu tidak mengganggu kita, sekiranya kita aman dan tidak di teror terus sama arwah gadis itu."
"Emang bisa ya mbah dukun melindungi kita dari ganggu arwah gadis itu.??
"Ya bisa lah bro.. gak ada yang gak mungkin dukun itu serba bisa. gimana menurut lu bro setuju gak?"
"Hmmm... boleh juga setuju gue, kenapa gak kefikiran tentang ini dari dulu sih, hadeh.. kita kerumah mbah Karjo aja bro,, gue yakin mbah Karjo pasti mau bantu kita"
"Emang kamu tau bro rumahnya mbah Karjo dimana.??
"Ya tau lah.! tenang aja gue masih ingat rumahnya mbah Karjo. dulu aku dan kakek pernah pergi kerumah mbah Karjo."
Oh, lu sama kakekmu ngapain bro kerumah mbah Karjo.??
"Biasa lah nyari tombo, waktu itu saudara perempuanku terkena guna guna dari orang lain, kakekku memutuskan pergi ke tempat mbah Karjo untuk menyembuhkan saudaraku."
"Hmm gitu,, yaudah kalau gitu kita kerumah mbah Karjo sekarang aja bro, mumpung masih sore."
"Yaudah deh ayok."
Lalu setelah itu Rehan berjalan ke arah motornya bersama dengan Jaki yang mengikutinya dari belakang, ia langsung menaiki motornya bersama dengan Jaki menuju ke tempat yang ia maksud.
Di sepanjang perjalanan Rehan mempercepat laju motornya, karna jarak antara kontrakan mereka dengan mbah Karjo lumayan jauh.
Sekitar 15 menit menempuh perjalanan. tak terasa kini Rehan dan Jaki sudah sampai di rumah mbah Karjo.
"Lu yakin bro ini rumahnya mbah Karjo.?? tanya Jaki setelah turun dari atas motor sambil melihat ke arah sebuah rumah yang nampak sederhana yang ada di depannya itu.