NovelToon NovelToon
Cinta Itu Luka

Cinta Itu Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / Cerai / Keluarga / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / bapak rumah tangga
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

"aku minta cerai!"

kalimat keramat dalam rumah tangga itu akhirnya keluar dari mulut Nayla. keputusannya yang dia ambil sudah bulat untuk bercerai dari laki-laki yang sudah hidup bersamanya selama sembilan tahun lamanya.

Rizky, suami Nayla bersikeras tidak ingin berpisah dengan sang istri dan mengatas namakan putri mereka bahwa dia akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

akankah Rizky benar-benar menepati janjinya? atau itu hanya semata-mata agar tidak berpisah dengan wanita yang dia cintai dan juga putri semata wayang mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamparan keras

Hari-hari berikutnya semua berjalan lancar, Nayla pergi berangkat kerja seperti biasanya. Begitu juga dengan Baskara yang sibuk dengan urusan hukumnya. Mereka berdua sudah tidak bertemu lagi setelah dari rumah sakit.

Setelah jam makan siang, atasan Nayla memanggil wanita muda itu untuk menghadap di ruangannya. Hari dimana dia akan menjadi seorang supervisor telah tiba. Jam satu siang dia menghadap atasannya, di ruangan itu sudah ada Ibu Vero selalu supervisor yang akan mengundurkan diri.

"Silakan duduk, Nayla."

Wanita muda itu duduk di samping Ibu Vero. Atasan Nayla yang mungkin sudah berumur hampir lima puluh tahun itu mulai mengatakan bahwa dia akan menggantikan posisi wanita yang ada di samping kanannya.

"Bagaimana? Bersedia?" tanya Atasan Nayla.

Wanita muda itu dengan mantap menganggukkan kepalanya. "Saya siap, Pak."

"Oke, mulai bulan depan kamu akan mendapatkan gaji dan tunjangan sebagai seorang supervisor," lanjut atasan Nayla.

Mereka berdua berjabat tangan pertanda setuju dan tidak keberatan dengan hasil keputusan Nayla dan atasannya itu. Ibu Vero juga memberikan selamat kepada Nayla, mulai minggu depan tanggung jawab Nayla dalam mengurus pekerjaan akan bertambah.

Wanita muda itu tidak keberatan dengan hal itu, yang utama di hidupnya dia bisa mencukupi kebutuhan putri semata wayangnya yang akan mulai bersekolah itu. Setelah tidak ada lagi yang mereka bertiga diskusikan, Nayla dan Ibu Vero keluar dari ruangan atasannya.

Ibu satu anak itu kembali duduk di meja kerjanya yang sebentar lagi akan dia tinggalkan. Semua teman divisinya mengucapkan selamat kepada wanita berambut panjang itu, bahkan Lisa meminta sebuah traktiran sebagai ucapan syukur dia naik jabatan.

"Iya, tenang aja. Bisa di atur," ucap Nayla dengan tersenyum lebar.

"Asik!" sahut beberapa temannya.

"Sore nanti, bagaimana?" tanya Nayla kepada ketiga orang di hadapannya. Mereka semua mengangguk setuju dengan ajakan wanita muda yang akan naik jabatan itu.

Mereka semua kembali ke meja kerja dan melanjutkan perkerjaan mereka masing-masing. Nayla tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagia, ingin rasanya dia segera memberitahu keluarganya sebelah pencapaian yang dia raih.

***

Baskara sedang berada di ruangannya, dia fokus menatap layar komputer yang ada di hadapannya. Sesekali lelaki itu juga membolak balikan lembaran buku tebal yang ada di atas meja. Gerakan bola matanya dengan cepat berpindah dari layar komputer lalu mengarah ke buku tebal itu.

Tiba-tiba ponsel lelaki itu bergetar, lelaki itu meraih ponselnya tanpa melihat siapa yang ada di sambungan telepon itu.

"Halo?" ucapan pertama kali yang keluar dari mulut Baskara.

"Pak Baskara, ini saya Budi. Ayah Ayu ..." ucap lelaki yang berada di ujung telepon.

"Iya? Bagaimana, Pak? Baiklah ... Saya akan segera datang." Baskara menutup teleponnya.

Lelaki itu menghela napas berat, lalu beberapa detik kemudian memanggil sekretarisnya untuk menanyakan jadwalnya hari ini apalah sibuk atau tidak. Setelah memastikan bahwa lelaki itu tidak memiliki jadwal setelah jam lima sore, dia mempersilakan sekretarisnya untuk kembali ke meja kerjanya.

Pengacara itu kembali melanjutkan pekerjaannya. Untung saja dia hari ini tidak ada jadwal ke pengadilan, jadi dia bisa mengiyakan permintaan tolong keluarga Ayu sore nanti. Lelaki tinggi menjulang itu juga penasaran dengan apa keputusan dari gadis muda itu.

"Lebih baik aku cepat menyelesaikan ini semua." Baskara kembali melanjutkan pekerjaannya.

Waktu cepat sekali berputar, tiba-tiba saja sekretarisnya datang dan mengingatkan lelaki itu jika jam sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Sebelah alis lelaki itu terangkat seraya menatap jam di pergelangan tangan kanannya.

"Baik, terima kasih banyak," ucap Baskara kepada sang sekretaris.

Lelaki itu mulai menutup buku-buku yang berserakan di mejanya, dia juga mematikan komputernya lalu meraih ponsel yang dia letakkan di dekat komputer. Kedua kaki Baskara melangkah meninggalkan ruangannya.

Dia melewati lorong untuk sampai di lahan parkir dimana mobilnya berada. Dalam perjalanan ke perumahan Nayla, dia berencana untuk menghubungi wanita itu, tapi tiba-tiba saja dia mengurungkan niatnya karena ingin fokus menyelesaikan permasalahan Ayu dengan keluarganya.

Mobil mewah milik Baskara berhenti tepat di depan rumah Ayu. Dia turun dari mobilnya dan bertemu dengan orang tua gadis itu. Baskara di persilakan masuk oleh kedua orang tuanya, di ruang tamu mereka mengatakan bahwa Ayu akan berbicara kepada mereka siapa ayah dari janin yang ada di perutnya.

"Untuk itu, dia minta tolong Pak Baskara sebagai penengah kami," ucap Budi selalu ayah kandung Ayu.

Tidak lama kemudian, Ayu keluar dari kamarnya. Wajah gadis itu masih terlihat pucat, bahkan kantung matanya sudah terlihat menghitam mungkin dia tidak bisa tidur memikirkan masalah yang sedang dia hadapi. Tidak ada senyuman di wajah Ayu saat menatap Baskara.

Ayu duduk di sofa panjang di temani sang ibu di sebelahnya, dia menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya dia membuka mulutnya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada orang tua yang sudah menamaninya selama ini.

Gadis itu menatap dalam bola mata ayah dan ibunya secara bergantian. "Ayah kandung anak di dalam perutku ... Adalah ... Adalah ..." Mata gadis itu berkaca-kaca, bahkan dia tidak sanggup untuk melanjutkan ucapannya.

Ibu Ayu menggenggam erat tangan putrinya itu untuk memberikan putrinya sebuah kekuatan untuk melanjutkan hidupnya yang masih panjang perjalanannya, setetes air menetes dari mata sayu Ayu saat itu.

Ayu menatap wajah ayahnya yang sedari tadi menunggu kelanjutan ucapan sang putri. "Rizky, ayah, ibu. Mas Rizky."

Ibu Ayu menutup mulutnya saat mendengar ucapan sang putri, dia terkejut sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

"Rizky? Rizky mantan suami Nayla? Ayah Kiara?" tanya ayah Ayu untuk memastikan siapa Rizky yang di maksud oleh putrinya.

Wajah Ayu berubah menjadi ketakutan, dia mengangguk pelan menjawab pertanyaan sang ayah. Hati lelaki paruh baya itu hancur berkeping-keping setelah mengetahui tetangganya yang baru saja bercerai itu sudah membuat putrinya berbadan dua.

Ayah Ayu terduduk lemas di sofa, begitu juga dengan sang ibu. Ayu yang sesenggukan menangis, berlutut di hadapan sang ayah. Berulang kali gadis itu mengucapkan kata maaf kepada ayah dan ibunya. Namun, kedua orang tua mereka hanya terdiam dengan tatapan kosong.

"Ayah ... Maafin Ayu, Ibu, maafin Ayu," lirih Ayu di sela isak tangisnya.

"Tidak! Aku tidak bisa tinggal diam, aku harus membunuh lelaki itu dengan tanganku sendiri!" Lelaki paruh baya itu bangkit berdiri.

Ayu menahan kaki sang ayah, sedangkan Baskara mencoba untuk menenangkan lelaki yang sedang emosi itu. Pengacara itu berdiri tepat di hadapan ayah Ayu.

"Jangan salah bertindak, Pak. Kita bisa memakai hukum di negara kita untuk menjebloskannya ke penjara." Baskara mulai mengedukasi lelaki paruh baya itu.

"Tidak! Aku tidak ingin memasukkannya ke dalam penjara!" teriak Ayu, gadis itu bangkit berdiri dan memohon kepada sang ayah untuk tidak menyakiti laki-laki itu.

Namun, ayah Ayu tidak habis pikir dengan putrinya. Entah apa yang sudah di janjikan Rizky kepadanya sampai gadis itu sangat mencintainya dengan cara yang bodoh. Sebuah tamparan mendarat di pipi Ayu, gadis itu merasakan panas di pipi kirinya.

1
Yunerty Blessa
Makasih banyak kak thor buat karya indah nya
sungguh mantap sekali
terus lah berkarya dan sehat selalu 😘😘
Yunerty Blessa
akhirnya Nayla dan Baskara nikah juga...
Yunerty Blessa
sedihnya kehilangan anak yang di sayang 😭
Yunerty Blessa
kasian Kiara meninggal disebabkan kejahatan Rizky 😭😠😠😠😠😠
Yunerty Blessa
tega nya hati mu Rizky membunuh anak kandung mu sendiri kerana cemburu Kiara dekat dengan Baskara 😠😠😠😠
Yunerty Blessa
jangan bilang kau pembunuh nya Rizky 😠😠
Yunerty Blessa
semoga saja bukan Rizky yang membunuh anaknya kerana iri hati sebab dekat dengan Baskara.....
Yunerty Blessa
kurang ajar keluarga Rizky 😠 pergi jalan tidak bawa Kiara... sekurangnya bangun kan Kiara 🤦‍♀️
Yunerty Blessa
kayak nya mau di pukul ni kepala Sofia biar bisa menurut perkataan Baskara
Yunerty Blessa
nah gitu saling menguatkan.....
Yunerty Blessa
gila sekali ni Sofia ..atau kah ada maksud tertentu
Yunerty Blessa
Baskara perjuangan cinta kalian
Yunerty Blessa
jangan cepat putus semangat Nayla... berjuang bersama dengan Baskara....
Yunerty Blessa
sedihnya.... percayalah Nayla kalau kalian berjodoh pasti akan bersama juga..
Yunerty Blessa
daripada kau Sofia sudah 2 kali nikah.... pernah juga jadi janda 😏
Yunerty Blessa
tampar balik Nayla
Yunerty Blessa
kalau memang Baskara mencintai Nayla maka jangan mudah goyah dengan apa yang dikatakan oleh mama mu
Yunerty Blessa
mantap Baskara minta Nayla sebagai wanita mu.....
Yunerty Blessa
makin seru
Yunerty Blessa
sabar Nayla...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!