NovelToon NovelToon
Rahasia Tuan Buruk Rupa

Rahasia Tuan Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa
Popularitas:110.8k
Nilai: 5
Nama Author: PutrieRose

Dianella terpaksa harus menikah dengan pria buruk rupa yang berwajah menyeramkan. Juga terkenal misterius dan kasar. Pria itu tak pernah mau menunjukkan wajah aslinya, ia selalu menutupinya dengan rambutnya yang panjang.

Arsenio, pria yang memiliki banyak bekas luka bakar di wajahnya merasa tak pantas menikmati hidup. Ia selalu mengurung dirinya di sebuah ruangan. Tak mau melihat keindahan di luar. Hingga datanglah Dianella, gadis pemberani yang setiap hari membuat dirinya murka atas kelakuan-kelakuan konyolnya.

Akankah sosok Dianella mampu membuat Arsenio memperlihatkan wajah aslinya????

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PutrieRose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 BERULAH LAGI INI

Kobaran api terlihat bersulut-sulut merah. Kakinya mendadak lemas tak berdaya melihat sesuatu yang mengerikan.

"Ibuuuuuuuuu!!!!!!!!" teriaknya menggema di malam yang sunyi. Dia terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal. Segelas air putih ia ambil di meja samping ranjang. Meneguknya dengan cepat untuk membasahi tenggorokannya yang kering.

Peluh keringat mengucur di dahinya. Bayangan menyeramkan itu masih terngiang-ngiang di kepalanya.

"Arsen, kau kenapa?" Suara Samantha terdengar di balik pintu. Papanya pasti mendengar teriakannya karna kamar mereka bersebelahan. "Kau mimpi buruk?"

"Tidak apa-apa," sahutnya dan kembali merebahkan diri. Tak berapa lama suara langkah kaki terdengar menjauh.

Mimpi buruk itu seperti mengingatkan dirinya saat dulu berusaha menyelamatkan ibunya dari kebakaran. Arsen kecil dengan berani menerobos kepungan api demi menyelamatkan ibunya. Tapi takdir tak berpihak baik padanya, ia harus kehilangan ibunya. Juga dirinya yang hampir kehilangan wajahnya.

Sekuat tenaga ia berusaha melanjutkan tidurnya kembali tapi tak bisa. Matanya menolak untuk terpejam. Hanya bisa memandangi jam dinding yang terus berdetak dan memutar.

Silau mentari menembus sela-sela jendela, membuatnya harus menyingkir dari sinar yang menyilaukan. Kakinya yang telanjang menyentuh lantai yang terasa dingin. Ia sedikit menolehkan kepala pada gorden yang terlihat berkibar. Itu karna angin berhembus sangat kencang.

Dia memilih melihat jalanan yang terlihat lengah di depan rumah. Tak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Itu karena, Samantha memilih pemukiman yang jauh dari hiruk-pikuk kota. Juga tak banyak orang memilih tinggal di sini.

"Selamat pagi, Tuan." Seseorang yang menjadi tangan kanan Samantha datang dengan raut wajah berseri-seri.

"Ada apa, Paman?" tanyanya karna tak biasanya pria yang ia panggil Paman itu mendatanginya pagi-pagi.

"Apa Anda lupa, Tuan? Hari ini adalah hari pertama Anda akan datang ke perusahaan. Tuan besar telah mengutus saya untuk menemani Anda."

Papanya benar-benar nekat, dia bahkan belum mengiyakan tapi ia seakan sudah menyiapkan segala sesuatunya.

"Saya tidak mau!" Arsen masih kekeh dengan penolakannya.

"Tuan, apa Anda kemarin lupa bahwa kesehatan tuan Samantha sedang terganggu?"

Arsen tertegun saat mengingat sang Papa menahan sakit.

"Sebaiknya Anda cepat bersiap. Saya akan tunggu di depan pintu."

Ia berdecak kesal, seperti biasanya tak ada yang berpihak padanya.

.

.

.

Desas desus pemimpin utama perusahaan X akan datang pagi ini. Seluruh karyawan langsung disuruh bersiap untuk menyambut kedatangan pemimpin tersebut. Walaupun sebagian dari mereka sudah tahu, bahwa pemimpin perusahaan memiliki wajah yang rusak.

Tapi mereka masih exiceted untuk menyambut kedatangannya.

"Cepat-cepat baris!" Teriak seorang ketua dari bagian tersebut.

Sebuah mobil mewah terlihat memasuki halaman perusahaan. Mereka tak sabar untuk melihat lebih dekat wajahnya yang katanya terbakar itu.

Arsen keluar dengan penampilan yang berbeda. Rambutnya tak lagi diurai bebas. Kini malah diikat keatas membuat wajahnya sangat maskulin.

Wajahnya terpampang jelas tanpa ada rambut yang menutupi. Tapi ia memakai masker untuk menutupi luka bakar tersebut.

Seluruh karyawan menunduk hormat dan menyapanya dengan lembut. Tapi Arsen tak merespon, ia bahkan tak tersenyum atau pun menatap mereka sebentar. Ia malah terus melangkah maju.

"Angkuh sekali!"

"Ternyata sombong ....."

Mereka langsung menggerutu kesal. Karna Arsen berbeda sifat dengan Samantha.

Ini kali pertama Arsen keluar dari rumah. Keluar dari tempat persembunyiannya selama ini. Juga kali pertamanya Arsen menginjakkan kaki di perusahaan miliknya. Matanya mengedar, memandangi bangunan-bangunan kokoh juga hiasan-hiasan yang ada di perusahaan.

Ia mengecek beberapa berkas perusahaan dan dibacanya dengan seksama. Walaupun Arsen belum tahu dunia perbisnisan secara langsung, tapi ia bukan orang yang bodoh. Dia bersekolah dan juga tamat dengan nilai yang baik.

Hoby melukisnya, ia singkirkan sebentar. Untuk saat ini yang ia pikirkan adalah kesehatan Papanya.

"Kakak ....." Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan. Ternyata Derlin-adik tirinya. "Kakak sekarang yang memimpin perusahaan?" Derlin tidak tahu bahwa yang berada di ruangan adalah Arsen, karna niatnya ia ingin menemui Papanya.

Arsen mengangguk singkat dan menyibukkan diri sembari menatap layar laptop di depannya. Derlin perlahan duduk sembari memandangi Arsen yang kini berani membuka wajah aslinya. Luka bakar yang menjijikan itu tak tertutupi oleh rambutnya yang panjang. Ia mengikat rambut itu.

"Kakak terlihat tampan jika seperti ini," pujinya dan Arsen tersenyum singkat. "Hmm, tadinya aku ingin bertemu papa. Aku mau menawarkan kerja sama. Tapi berhubung Kakak disini, jadi aku ingin—"

"Tidak bisa," potong Arsen. Ia menyudahi menatap layar laptopnya dan balik memandangi adiknya. "Perusahaan ini masih berkerjasama dengan beberapa client dan untuk saat ini masih cukup untuk pengembangan perusahaan. Jadi perusahaan ini belum menerima kerja sama lagi."

"Kita kan keluarga, Kak. Aku mengajak kerjasama bukan serta merta menjadi orang lain. Aku—"

"Tidak bisa," potong Arsen lagi. Derlin mengepalkan tangannya di bawah. Dia begitu menahan kesal dengan jawaban kakaknya yang menolak kerja sama yang ia ajukan.

"Baiklah." Derlin beranjak dari tempat duduknya dan langsung keluar dari ruangan kakaknya. Ia berharap bahwa kakaknya akan berubah pikiran dan memanggilnya tapi nyatanya hingga dirinya berada diambang pintu, Arsen tak melihat kearahnya lagi.

"Sialan!" gerutunya kesal.

***

Seorang gadis berlari mencari tempat persembunyian. Dia sangat ketakutan saat melihat seseorang yang telah menghancurkan hidupnya. Dirinya tak ingin ada urusan lagi dengan pria itu.

"Jangan sembunyi di sini." Suara dari seseorang yang asing di pendengarannya.

Gadis itu terjingkat kaget melihat seseorang berhasil menemukan persembunyiannya.

"Anda harus bertemu dengan bos saya dulu. Jika Anda ingin selamat," ucapnya dengan suara berat. Wajah menakutkan pria bertubuh tinggi itu membuat nyalinya ciut. Gadis itu langsung ditarik tapi dengan kelembutan, langkah kakinya terseret-seret mengikuti kakinya berjalan.

Di hadapan seorang pria paruh baya, dia menatap dengan pandangan tak suka.

"Kita bertemu lagi. Saya pikir kamu sudah tidak ada di kota ini."

Anell memalingkan muka lebih memilih menatap jalanan yang berdebu.

"Seharusnya aku tidak mencari mu lagi. Seharusnya urusan kita sudah selesai. Tapi, perlu diakui saat ini aku membutuhkan kamu lagi, Anell."

Kini Anell berani menatap mantan mertua atau mungkin saja masih menjadi mertuanya itu. Karna jujur saja ia tak pernah sekalipun menandatangani surat perpisahan seperti yang dulu disebutkan oleh Samantha pada orang tuanya. Entah darimana perpisahan itu bisa terjadi tanpa ada tanda tangan keduanya.

"Anda terlalu serakah, Tuan," ujarnya dengan berani. Samantha yang mendengar langsung tertawa.

"Tau apa kamu anak kecil?" ejeknya dengan senyuman sinisnya.

"Tau yang Anda sendiri tidak tahu," jawabnya asal.

Samantha memberi isyarat pada anak buahnya. Dan mereka langsung melakukan tugasnya.

"Apa-apaan ini!" teriak Anell saat mereka memegangi kedua tangannya. Dan .....

BRUGHH....

Gadis itu tak sadarkan diri.

1
Nar Sih
ya kok udah end kak ,tetep semagatt dan di tunggu cerita cinta nya kia dan satya
SUNARTI SUNARTI
hadir thor
Symsnr_
Lumayan
Symsnr_
Buruk
Nar Sih
marahan kok lama sekali kia ,dri sd sampai kuliah ,jdi penasarn nih apa mslh mu dgn satya sampai mama anell pun marah
Ainisha_Shanti
Kia merajuk nya sampai kebesar
Tati st🍒🍒🍒
suami mesteriusmu itu yg tf
Tati st🍒🍒🍒
aku masing bingung,blm nemu titik terang
Tati st🍒🍒🍒
cinta
~v
Luar biasa
Ainisha_Shanti
Alahaiii Kia, kecil2 lagi dah gedik 😂😂😂
Nar Sih
lanjutt kakk
Ainisha_Shanti
cara yang bijak dalam membangunkan tuan nya
Nar Sih
ngak terasa udah gede aja ank nya anell ,dam semoga lontang bnr jdi jodoh nya darlin
Tati st🍒🍒🍒
ternyata benar bukan anak kandung
Tati st🍒🍒🍒
masih bingung
Nar Sih
pasangan yg romantis
Nar Sih
sabar ya anell ,doa kan ibu mu tenang disana ,dan semoga kmu juga dedek byi yg di perut sehat smpiai waktu nya lhir,
Tati st🍒🍒🍒
banyak uang tapi pelit sama anak sendiri,sekarang kan jaman dah canggih
Tati st🍒🍒🍒
baru baca lagih,biar semangat buat kaka otornya aku kasih vote
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!