Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelukan Tuan Mafia
"Tempat tinggal baru?" tanya Gwen semakin kebingungan.
"Kau tidak perlu menjadi pelayan para bawahanku lagi. Fokuslah pada misimu!" jelas Trevor sambil menggandeng tangan Gwen untuk masuk ke dalam bangunan apartemen.
Trevor membawa Gwen ke unit apartemen di mana beberapa orang sudah menunggu kedatangan mereka.
"Semuanya sudah siap, Bos!" lapor Neil saat Trevor susah masuk ke unit apartemen.
"Bagus!" Trevor terus menggandeng tangan Gwen menuju ruang tamu. Ada beberapa orang wanita di sana.
Trevor melepas tangan Gwen sambil menatap salah satu diantara para wanita itu. "Lakukan pekerjaanmu!" ucapnya kemudian berlalu pergi.
"Baik, Bos," jawab wanita dewasa bernama Maudy.
Maudy memperkenalkan dirinya pada Gwen. "Hallo Nona, panggil saya Maudy. Saya akan menjadi asisten sekaligus manager anda."
"Manager?" tanya Gwen mulai mengerti maksud Trevor. "Jadi kau yang akan menjadi managerku?"
"Betul, Nona. Jadi ayo kita perbaiki penampilan anda terlebih dahulu!" Maudy melirik para rekannya.
Gwen harus merubah penampilan sedikit berbeda. Para stylish yang ditugaskan akan melakukan permak pada gadis itu.
Rambut Gwen dicat menggunakan warna agak kemerahan supaya memberi kesan wanita nakal. Wajahnya juga dirias supaya kelihatan lebih cantik dan seksi. Baju yang dipakai Gwen juga harus baju yang minim kurang bahan.
Beberapa jam berlalu, akhirnya Gwen selesai merubah penampilan menjadi wanita yang liar.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan?" tanya Gwen yang melihat perubahan pada dirinya.
"Saya rasa tidak, Nona. Justru akan menjadi nilai jual saat melakukan casting nanti," sahut Maudy mencoba meyakinkan.
Setelah selesai melakukan tugasnya, Maudy dan para rekannya berpamitan untuk pulang.
"Saya permisi. Besok saya akan kemari lagi untuk menjemput, Nona," ucapnya sambil menunduk hormat.
Setelah kepergian Maudy, Gwen masih memandangi wajahnya di depan cermin. Dia bergerak ke kanan dan kiri kemudian mengibaskan rambut barunya.
"Aaaaa...." Gwen mempraktekkan gaya yang menggoda sambil menggoyangkan buah dadanya.
Dia tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikannya sedari tadi.
"Sepertinya kau begitu bersemangat jika menggoda lelaki di luar sana!"
Mendengar suara itu, Gwen langsung membalik badannya dan melihat Trevor yang berdiri dengan menyender di ambang pintu, kedua tangannya terlipat dan matanya memperhatikan penampilan baru Gwen.
"Ayo ikut aku!" ajak Trevor kemudian.
Gwen berdiri dan mengikuti Trevor dari belakang. Lelaki itu membawa Gwen ke meja makan yang dihias dengan banyak lilin dan juga terdapat beberapa makanan.
"Apa ini semacam makan malam romantis seperti yang ada di film-film?" Gwen bermonolog dalam hatinya. "Apa? romantis? Cih, mafia mesum itu pasti merencanakan sesuatu!"
Trevor melihat Gwen yang melamun sedari tadi, kemudian menegurnya. "Duduk dan makanlah!"
"Ah, i--iya." Gwen langsung tersadar. Dia duduk dan mulai makan dengan tenang. Sesekali dia melirik Trevor yang duduk di depannya.
Lelaki itu begitu menikmati makanan dengan gaya makannya seperti seorang bangsawan. Begitu hati-hati saat memotong daging steak kemudian masuk ke dalam mulut. Gwen jadi penasaran ingin melihat Trevor saat melakukan misi di lapangan.
"Apa dengan melihat wajahku, kau akan kenyang?" tanya Trevor yang membuat Gwen langsung salah tingkah.
"Ti--tidak, aku hanya ingin tahu gaya makan boss mafia sepertimu. Aku kira kau akan makan seperti kanibal yang rakus," ucap Gwen memberi alasan.
Trevor enggan menanggapi pernyataan Gwen itu, selesai makan dia berdiri dari tempat duduknya dan memberikan sebuah map pada Gwen yang berisi identitas baru gadisnya.
"Aku akan pulang, istirahatlah! Besok kau harus ikut casting," ucap Trevor sebelum pergi.
Tapi Gwen menahannya sejenak dan berkata. "Aku tidak pernah mengatakan ini tapi terima kasih. Aku tahu ini sangat terlambat!"
"Terima kasih yang benar, Gwen," tuntut Trevor.
Gwen berdehem dan memberanikan diri mengecup pipi Trevor dengan lembut. "Terima kasih atas semua bantuanmu, Tuan Mafia!"
Gwen memancing singa jantan yang lama tidak kawin. Sebelum Gwen menjauhkan wajahnya, Trevor menahan tengkuk gadis itu dan melumaat bibirnya dengan ganas.
Trevor tidak melepas ciuman sampai bibir Gwen benar-benar jadi bengkak.
"Hmmp!" Gwen memukul dada Trevor dengan keras barulah lelaki itu mau melepasnya.
"Aku tarik kata-kataku sebelumnya!?" pekik Gwen yang kesal setengah mati.
Trevor hanya terkekeh renyah, dia menarik Gwen dalam pelukannya dan membelai punggung gadis itu. Kali ini Gwen tidak memberontak karena pelukan itu terasa sangat hangat dan nyaman.
"Gwen..." panggil Trevor saat Gwen sudah tenang.
"Hm," jawab Gwen yang saat ini menikmati pelukan Trevor dengan memejamkan matanya.
"Apapun yang terjadi nanti, tetaplah percaya padaku, okay."