NovelToon NovelToon
Janda Tapi Perawan Tulen

Janda Tapi Perawan Tulen

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:578.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Aurora.playgame

Raisa, seorang gadis berparas cantik, adalah primadona desa yang hidup dalam kesederhanaan bersama ayahnya. Kehidupannya yang bahagia berubah drastis ketika suaminya meninggal dalam kecelakaan mobil pada awal pernikahan mereka. Raisa terpaksa harus menjanda dan menghadapi tantangan hidup yang lebih besar.

Di desa kecil mereka, di mana kabar berita menyebar dengan cepat, gosip dan fitnahan dari masyarakat selalu menghampiri Raisa. Kehadirannya yang sebagai pengantin baru dan langsung ditinggalkan oleh suaminya yang meninggal membuatnya menjadi sasaran ejekan dan celaan. Dia merasa terisolasi dan terpinggirkan.

Namun, Raisa adalah seorang wanita yang kuat dan tegar. Dia tidak menyerah pada keadaan dan bertekad untuk membuktikan bahwa dia bisa bangkit dari penderitaan yang menimpanya.

Bagaimana kisah Raisa dalam menjalani kehidupannya? Ikuti ceritanya di novel yang berjudul "Janda Tapi Perawan Tulen"

Jangan lupa kasih like, subcribe, vote rate 5...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26 - Ketahuan!

Akhirnya Raisa tiba di kediaman Aryana setelah Radit mengantarnya sampai ke tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah istrinya itu dengan alasan dia ada pekerjaan mendadak.

Raisa memasuki kediaman Aryana dengan senyuman di wajahnya, meskipun menerima pandangan negatif dari beberapa orang di sana.

Dia menyambut Rani dengan hangat yang juga menyambutnya bahagia. Raisa merasa bersyukur setidaknya memiliki satu teman yang mendukungnya di lingkungan kerja tersebut.

"Enak banget ya, hidupnya... Aku aja yang udah kerja bertahun-tahun belum pernah tuh di kasih cuti sampai seminggu...!."

Juli, salah satu art yang cenderung memiliki sikap negatif terhadap Raisa, terus menyimpan kecemburuan dan rasa tidak suka terhadap Raisa yang dianggapnya mendapatkan perlakuan istimewa.

Namun, Raisa tidak membiarkan celaan atau gosip tersebut mengganggu fokusnya. Dia memiliki tekad kuat untuk kembali bekerja dengan penuh semangat di rumah itu.

"Rani, aku bawakan sesuatu untukmu." Rasa setia kawan diantara mereka membuat Raisa mengingat untuk membawakan buah tangan untuk Rani yang di terima dengan senang oleh gadis yang berperawakan kecil dan mungil itu.

Raisa segera berbincang dengan Rani dan bertanya tentang tugas-tugas apa yang harus ia lakukan. Raisa ingin segera kembali ke pekerjaannya dan memberikan yang terbaik.

Meskipun beberapa orang mungkin meragukan kemampuannya atau memiliki prasangka negatif, Raisa bertekad membuktikan bahwa dia mampu melakukan pekerjaannya dengan baik.

Tok tok tok...!!

"Masuk...."

Raisa pergi menemui Bela untuk memberitahunya bahwa ia sudah kembali ke rumah dan ingin memberikan sedikit oleh-oleh sebagai ungkapan terima kasih.

Meskipun oleh-oleh tersebut mungkin tidak terlalu berarti bagi Bela, Raisa ingin menunjukkan niat baiknya dan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan dan bantuan Bela selama ini.

"Raisa... Apa kabar?."

"Aku baik Nona, Nona Bela apa kabar? Maaf, aku cuti lama sekali."

"Iya sih lama banget, soalnya aku sudah kangen sama kamu...," kata Bela seraya memeluk asisten yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya itu tanpa ragu.

Bela menyampaikan kegembiraannya bisa kembali bertemu Bela setelah beberapa waktu berpisah. Mereka duduk bersama di kursi yang berada di kamar Bela yang luas sambil bercengkrama dan mengobrol tentang berbagai hal.

Setelah beberapa saat berbicara, Raisa merasa ini saat yang tepat untuk memberikan oleh-olehnya. Meskipun hanya sebuah barang kecil, Raisa berharap hal tersebut dapat mewakili rasa terima kasihnya yang tulus kepada Bela.

"Nona, ada sesuatu yang ingin aku berikan."

Raisa memberikan paket kecil yang berisi barang-barang kecil seperti cokelat, buku, atau barang unik yang mungkin menarik minat Bela.

"Raisa... Kamu tidak perlu melakukan hal ini... Dengan kembalinya kamu kesini itu sudah cukup, tapi aku ucapkan terima kasih banyak."

"Sama-sama Nona."

Setelah menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama Bela, kini Raisa mulai beraktifitas kembali seperti biasa dan lebih bersemangat.

Pada sore hari, Bian berjalan pulang ke rumah setelah selesai bekerja di kantor. Dalam perjalanan saat memasuki pintu rumah, ia terfokus pada layar ponselnya, memeriksa pesan dan membalas beberapa pesan penting.

Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti mendadak saat ia melihat dengan sudut mata sesuatu yang menarik perhatiannya di sampingnya.

Bian memalingkan kepala ke arah bayangan yang ia lihat. Di sana, ia melihat bayangan yang mirip dengan Raisa. Hatinya berdebar cepat, dan pikirannya berkecamuk dengan berbagai kemungkinan. Apakah itu benar-benar Raisa atau hanya bayangan semu? Apakah ia hanya mempercayai mata dan pikirannya sendiri?.

Tanpa ragu, Bian mengambil langkah mendekati bayangan tersebut. Semakin dekat, ia semakin yakin bahwa itu adalah Raisa. Hatinya berbunga-bunga dan senyum tak terbendung menghiasi wajahnya. Ia merasa seperti dunia berhenti sejenak saat mereka berdua bertatap muka.

"Raisa, apakah itu benar-benar kamu?," tanya Bian dengan suara penuh keheranan dan kebahagiaan.

Raisa, yang ternyata benar-benar ada di sana, tersenyum lembut melihat reaksi Bian. "Ya, Tuan, aku sudah pulang... Ada yang bisa aku bantu?," jawabnya dengan suara lembut.

Bian merasa hatinya meluap-luap dengan kegembiraan. Ia tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya saat bertemu dengan Raisa di saat yang tak terduga ini. "Baiklah, kalau begitu bekerjalah dengan baik!."

Seketika ekspresinya berubah 100% menjadi dingin dalam hitungan detik saat Romi, sang kakek hendak menghampiri mereka. Bian segera beranjak meninggalkan Raisa yang di hampiri Romi karena tidak ingin kakeknya itu menyadari dan menyangka yang tidak-tidak padanya.

"Raisa... Kamu sudah kembali?."

"Kakek... Apa kabar?... Maaf, aku cuti terlalu lama."

"Ha ha ha... Tidak apa-apa, kamu bisa datang dna pergi kapanpun darinya sini... Tidak usah sungkan."

Dalam beberapa saat mereka berdua berbincang sedikit namun bermakna, antara dua orang yang pernah saling menolong sehingga menjadi dekat seperti sekarang ini. "Sepertinya kakek dan Raisa sangat dekat," batin Bian saat melihat Raisa dan Romi berbincang sangat akrab dari lantai atas.

"Raisa, aku boleh minta tolong? Aku harus memberikan teh hangat ini untuk Nona Bela, tapi aku sakit perut dan tidak bisa di tahan lagi... Tolong ya!," teriak Rani yang segera berlari menuju kamar mandi.

"Siap! Rani... Rani...."

Tok tok tok...!

"Nona... Aku bawakan teh untuk Nona," kata Raisa sambil melangkah masuk ke dalam kamar. "Siapa?," tanya Bela yang sedang berada di di kamar mandi.

"Aku Nona, Raisa...."

"Oh ya, teh nya simpan saja di meja... Raisa bisa tolong ambilkan bajuku yang ada di kasur? Tadi aku lupa membawanya."

"Iya Nona."

Raisa segera menuruti permintaan Bela dan memberikannya. "Terima kasih Raisa," ucap Bela seraya mengambil bajunya lewat sela pintu. "Sama-sama Nona.

"Ada yang bisa aku bantu lagi Nona?."

"Tidak terima kasih...."

"Kalau begitu aku permisi dulu...."

Saat Raisa melangkah dan hendak beranjak setelah menutupkan hordeng di kamar Bela, seketika Raisa merasa terkejut saat melihat sebuah foto yang terpampang di dinding kamar tersebut yang begitu besar.

Teg!

Merasa ragu dan ingin meyakinkan sesuatu, Raisa melangkah maju dan mendekati foto yang membuatnya sangat terkejut itu. "Radit????."

Seiring keterkejutan Raisa, Bela yang baru keluar dari kamar mandi mendapati Raisa yang masih berada di kamarnya. "Kamu masih disini?."

"Iya Nona, aku permisi dulu," ucap Raisa yang di balas dengan anggukan Bela.

"Jadi... Radit itu suami nona Bela? Kenapa aku baru menyadari hal ini? Padahal aku sering membereskan kamar nona Bela tapi baru kali ini aku melihat foto pernikahannya... Radit, aku tidak menyangka kamu pria macam itu!."

Raisa terus berjalan dengan pikiran di kepalanya hingga ia tidak menyadari jika saat ini dia melewati Bian yang menatapnya dan berharap Raisa melihat padanya.

Namun hingga beberapa langkah menjauh dari Bian, Raisa sama sekali tidak menyadari keberadaan Bian hingga membuat laki-laki itu menjadi kesal dan beranjak pergi dengan mengoceh sendiri.

"Bisa-bisanya dia mengacuhkan aku! Apakah dia sama sekali tidak melihatku? Atau dia sengaja melakukannya?."

Bersambung...

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

1
Bripah Hadrian
kalau cantik separuh beban hidup hilang..
gampang cari yg tajir ,novel smuanya gini
Desi Belitong
bodoh
Nurul M
Luar biasa
Uli Kristiani
kurang komunikasi antara bian dan istrinya
Ruby Anikka
cerita novel y seperti film india khushi
Allenn
Raisa
Aurora
Hallo kakak semua... Author rilis karya baru nih judulnya I Love You Paman ... Mampir yuk kakak... Semoga suka 🤗😍
as tuti
thor,
karakter raisa terlalu lemah,
smoga raisa jd wanita yg smart
Aurora: Iya kak, disini tuh Raisa sempat down, karena baru aja ketemu dengan suami yang hilang ingatan, eh udah kembali ingatannya, malah ada si pelakor 😔🤭
total 1 replies
I'm Girl
Luar biasa
remoncxx
Rata" inisial R yak
Aurora: Yap betul 👍🤗
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
mksh karya kak othor.... semngat ya
Aurora: Terima kasih banyak kak 😘🙏
total 1 replies
Diana Tamboto
Luar biasa
Marfuatin
selamat datang masa depan
semoga hari2 kalian bahagia 🤲💪 semangat y untuk authornya 😘😘😍
Aurora: Terima kasih banyak kakak... ❤️😍
total 1 replies
🌹Nabila Putri🌹
semoga ke depan tidak ada masalah apapun... hidup bahagia selamanya.. aamiin
Ayu galih wulandari
Aquuuu mauuu😂😊
Ayu galih wulandari
Rausah pasti hamidun😂😂😂
Ayu galih wulandari
Ada aoa dg mereka
Ayu galih wulandari
😭😭😭😭
Ayu galih wulandari
Kak Author knp harus memunculkan wanita berhati iblis sih yg lbh2 dr pelakor🤦🏻🤦🏻
Ayu galih wulandari
Nimas nama yg cantik tp tk secantik.orang & hatinya ,dua wanita rubah yg licik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!