Harap Bijak Dalam Membaca!! Jika Tidak suka langsung di skip Aja jangan Meninggalkan jejak yang akan menyakiti Hati Author.
.................
Hidup hanya dengan Seorang Nenek Membuat Gadis berusia Delapan Belas tahun Nekad mengambil Jalan Pintas
Kanaya Menjual Rahimnya kepada seorang Pria " Aku akan Membayar mu 1M Asal Kamu mau Hamil Anakku, Setelah kamu Melahirkan kamu bebas pergi kemana saja asalkan Tidak menampakkan diri di hadapan anakku karena setalah anak itu lahir ia akan menjadi Anakku dan juga istriku "
Hati Kanaya merasa di remas kenapa dirinya harus di hadapkan dengan keadaan yang sangat sulit seperti ini, Walaupun Kanya ragu tapi Karena ini demi sang Nenek Dengan terpaksa Kanaya Menerima Tawaran itu
" Baik, Saya terima tawaran Anda tapi Anda harus menikahi saya dulu karena saya tidak ingin hamil di luar nikah "
" Dil "
Bagai mana Nasib Kanaya selanjutnya dan Apa Kanaya akan Mendapatkan kebahagiaan? Yuk simak..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBENARAN KE II
Tadi ketika Karan sedang di perjalanan pulang tiba-tiba saja Ada anak buahnya mengirimkan sebuah foto dan juga video tentang istri pertamanya Yang sedang berada di salah satu kamar hotel dengan seorang pria. Karan langsung membanting kan handphone miliknya lalu iya tersenyum kecut " sialan ternyata selama ini aku telah dibohongi olehnya dan Bodohnya Aku, aku selalu percaya dengan apa yang dia ucapkan padahal rekan bisnis dan juga teman-temanku sudah memperingati ku bahwa dia selalu bermain gila di luar sana! "
" Kamu bodoh Karan, Kamu bodoh!!! " Teriak Karan di dalam mobil
Karan benar-benar tidak habis pikir dengan istrinya itu dan bisa-bisanya dirinya percaya dengan apa yang diucapkan oleh istri pertamanya itu, Iya merasa menjadi orang bodoh sangat bodoh. Membiarkan berlian demi batu kali " Akan Aku balas kamu Wenda " Gumam Karan
Iya sekarang sudah mengetahui apa yang dilakukan oleh Wenda selama ini. Awalnya Karan tidak ingin menyelidiki istrinya itu namun lama kelamaan iya penasaran apa saja yang dilakukan oleh istrinya ketika sedang berada di luar negeri tanpa dirinya, namun Alangkah terkejutnya ketika Karan mendapatkan laporan dari anak buahnya bahwa Wenda selama ini telah berselingkuh dan bahkan telah menggunakan alat pencegah kehamilan. Pantas saja selama ini Winda tidak pernah hamil mungkin karena Weda menggunakan alat pencegah itu.
Sekarang sudah memutuskan untuk mempertahankan Kanaya dan membuang Wenda. Karan juga akan jujur kepada ibunya jika dirinya telah menikah dengan Kanaya dan sebentar lagi akan memiliki seorang anak.
Benar saja saat ini Kanaya dan juga Karan sedang duduk di depan Bu Erina. Bu Erina sangat terkejut ketika mendengar kejujuran dari anaknya ini " kamu keterlaluan Karan! Kamu membohongi Mamah dari pernikahan keduamu ini? " Kata Bu erina
" Mamah kecewa kepada kamu dan juga kamu Kanaya, Kenapa kamu mau menjadi istri kedua orang bodoh ini dan kenapa kamu mau memberikan anak yang kamu kandung kepada orang yang menyakiti perasaan kamu "
" Maafkan saya Nyonya " Lirih Kanaya yang sudah menunduk
" Ini bukan salah Kanaya Mah, ini salah aku yang sudah memanfaatkan Kanaya untuk hamil anakku. Aku selalu mencintai Wenda sehingga aku buta dan menyakiti hati istri keduaku "
" Kamu baru sadar kalau kamu itu dibutakan oleh cinta? Dan kamu baru sadar bahwa kamu telah menyakiti istri keduamu? " Ucap Bu Erina " dan lihatlah Wanita Yang kamu belain itu malah pergi ke luar negeri tanpa seijin kamu? Ini bukan yang pertama kalinya dia pergi tanpa seijin kamu "
Bu erina memegangi dadanya Iya benar-benar terkejut dengan kejujuran putranya. Ingin marah tapi Nasi sudah menjadi bubur Marah pun percuma.
" Mamah Akan membawa Kanaya ke rumah Mamah, dan kamu selesaikan urusan kamu dengan Wenda dan bilang kepadanya Mama benar-benar kecewa kepada kamu dan juga dirinya " Kata Bu erina
Kanaya langsung menoleh ke arah kanan lalu ia menggelengkan kepalanya " Mah, mana bisa begitu Kanaya kan istri Karan jadi Kanaya harus ada di samping Karan Apa lagi Kanaya sedang Hamil Anak Karan " Tolak Karan
" Lalu kamu akan membiarkan Wenda melakukan sesuatu hal kepada Kanaya? Kamu pikir Wenda akan terima dengan semua ini, dia pasti akan mencari cara untuk menyakiti Kanaya dan mamah tidak ingin itu terjadi apalagi Kanaya sedang hamil cucu Mamah " Kata Bu Erina
" Tapi Mah "
" Gak ada tapi-tapian. Anggap saja ini adalah hukuman untuk kamu karena telah membohongi mamah, dan merahasiakan keberadaan Kanaya " Ucap Bu erina " Kanaya Cepatlah kau pergi ke kamarmu dan bawa barang-barang mu kita akan pergi ke rumah mamah. Tidak ada penolakan dan tidak ada bantahan ini sudah keputusan mamah final. "
Bu erina langsung berdiri dari duduknya, iya langsung pergi ke dalam kamar dan bersiap untuk pergi
Sedangkan Karan ia mengusap wajahnya, Karena tidak ingin ditinggalkan oleh Kanaya apalagi hubungannya baru saja membaik.
" Kanaya " Panggil Karan yang menyusul ke Paviliun
" Ada Apa karan? " Tanya Kanaya
" Jangan pergi " Karan langsung memeluk Kanaya
Kanaya tersenyum kecil " yang diucapkan oleh Nyonya ada benarnya, Aku tidak boleh ada di sini karena aku tidak ingin apa yang pernah aku alami terulang kembali"
" Apa maksud mu? " Tanya Karan yang heran
Kanaya tersenyum " Maaf aku yang sudah membohongi kamu, sebenarnya waktu itu Nyonya Wenda pernah ke sini dan menuduh aku telah merebut mu, entah itu disengaja atau tidak Nyonya Wenda mendorongku dan.. " Kanaya menghentikan ucapannya " hampir saja kita kehilangan calon anak kita karena aku mengalami pendarahan hebat "
" Apa?! " Kaget Karan " Kenapa kamu tidak cerita kepadaku dan malah menyembunyikan semua itu? "
" Karena aku tidak ingin kamu marah kepada Nyonya Wenda " Ucap Kanaya
" Suami mana yang tidak akan marah melihat istrinya masuk rumah sakit apalagi anak kita taruhannya " Kata Karan. Karan langsung memeluk Kanaya " Maafkan Aku karena aku tidak mengetahuinya, Aku tidak tahu jika Wenda akan melakukan semua itu "
" Maka dari itu izinkan aku untuk tinggal di rumahnya Nyonya Erina, karena aku takut itu semua akan terulang kembali "
" Jika Itu demi kebaikanmu dan juga demi kebaikan calon anak kita, aku izinkan kamu untuk tinggal bersama mamah. Aku janji, aku akan segera menyelesaikan semuanya dengan Wenda " Karan mengecup kening Kanaya
Kanaya menganggukkan kepalanya lalu tersenyum " Aku tunggu di rumah Nyonya erina "
Tok..tok.. tok..
" Masuk "
" Tuan, Nona, Maaf mengganggu. Saya di suruh Nyonya Erina untuk menjemput Nona Kanaya "
" Mamah benar-benar tidak sabaran " keluh Karan
Kanaya tersenyum " Aku pergi ya " pamit Kanaya kepada Karan
" Aku antar kamu " Karan mendorong koper milik Kanaya. Iya akan mengantarkan Kanaya dan juga Mamah nya ke rumah sang Mamah.
Di rumah utama Bu Erina sudah menunggu Kanaya " Kanaya Kenapa kamu lama sekali? Apa kamu ditahan olehnya? " Tanya Bu Erina kepada Kanaya
" Enggak kok Nyonya, karan membantu saya untuk membereskan pakaian saya " Jawab Kanaya
" Tuh dengar Mah, Mama itu jangan suudzon dulu sama anak. Anaknya mau bantu istrinya Masa nggak boleh "
Plak..
" Sudah begini saja baru kamu mengakuinya kemarin-kemarin kamu ke mana saja Bahkan kamu menyembunyikan keberadaan Kanaya dari mamah " Keluh Bu erina
" Ya maaf Aku menyesal atas semua itu "
" Minta maaf juga kepada istrimu, Karena kamu telah menyakitinya "
Sekarang langsung mendekat ke arah Kanaya " Maafkan aku istriku, karena aku sudah menyakiti kamu dan melukai hati kamu " karena hendak memeluk Kanaya namun langsung dicegah oleh Bu Erina
" Jangan peluk-peluk " kata Bu erina " Ayo Kanaya kita pergi dari sini dan biarkan pria penuh dosa ini dia seorang diri di sini dan merenungi apa yang sudah ia perbuat kepada kita " Kata Bu erina
Bu Erina menggandeng tangan Kanaya untuk masuk ke dalam mobil " Terimakasih Nyonya "
" Jangan panggil Nyonya, karena saat ini aku adalah ibu mertuamu panggil Mamah seperti Karan memanggil Mamah "
Kanaya tersenyum walaupun masih merasa canggung dan merasa bersalah tapi ya mengikuti apa yang diinginkan oleh Bu Erina " Iyah Mah " Jawab Kanaya
" Biar aku yang mengantarkan kalian " Kata Karan yang keluar dari rumahnya dengan menggunakan jaket kulit dan masuk ke dalam mobil.
Karan benar-benar mengantar ibu dan juga istrinya ke rumah sang mamah. Di perjalanan tidak ada suara hanya ada suara deruman mobil
Kanaya memilih diam karena ia masih merasa canggung dengan Bu Erina.
" Kanaya, Apa ada yang ingin kamu makan sebelum sampai rumah mamah? " Tanya Bu erina yang akhirnya bicara
" Tidak ada Mah " jawan Kanaya
" Benar tidak ada. Biasanya di usia kandungan kamu ini selalu meminta yang aneh-aneh kepada suaminya, Apa kamu sudah meminta yang aneh-aneh kepada suami brengsek mu ini? " Tanya Bu Erina kepada Kanaya " mintalah yang aneh-aneh kepada suami brengsek mu itu biar dia tahu bagaimana rasanya melayani istri yang sedang mengidam "
Gleg..
Karan menelan ludahnya bisa-bisanya mamanya itu memberikan ide kepada Kanaya untuk meminta hal yang aneh-aneh kepada dirinya " Mah "
" Apa! Apa kamu belum dipersulit oleh istrimu ini? " Tanya Bu erina
" Bukan begitu Mah " Karan menggaruk kepala yang tidak gatal
" Mah. Kanaya tidak ingin apa-apa kok Alhamdulillah nya kanayama tidak merasakan ngidam dan tidak merasakan ingin makan apapun " Kata Kanaya kepada Bu erina
" Tentu saja kamu tidak akan merasakan orang aku sendiri yang merasakannya, tiap pagi aku selalu mual-mual dan selalu tersiksa " keluh Karan
" Terus sekarang kamu mau mengeluh kepada istrimu? Itu pantas kamu rasakan Karena kamu telah menyakiti ibunya " bukan Kanaya yang menjawab melainkan Bu Erina yang menjawab
" Aku tidak akan mengeluh kepada istriku. Aku hanya ingin memberitahu saja kalau selama ini akulah ngidam "
Tidak terasa ternyata mobil yang dikendarai oleh Karan telah masuk ke halaman rumah Bu Erina. Rumah sederhana yang dikelilingi dengan taman dan juga tanaman yang indah indah membuat rumah ini terlihat sejuk rapi dan juga nyaman.
" Selamat datang menantu mamah.. " Ucap Bu erina
Bu Erina menyambut hangat Kanaya. Jujur saja jika Bu Erina memang menyukai Kanaya apalagi sekarang kan Ayah sudah menjadi istri dan juga calon ibu dari cucunya membuat Bu Rina senang tapi bukan berarti Bu Erina tidak menyukai Wenda hanya saja Bu Erina tidak suka dengan sikap Wenda yang selalu seenaknya dan juga terlihat arogan.
" Terimakasih Mah " jawab Kanaya sopan
" Ayo masuk Nak " Ajak Bu erina
Kanaya dan Karen mereka mengikuti langkah sang Mamah " Kanaya, Ini adalah kamar kamu. Sebenarnya Ini kamar tamu bukan kamar Karan tapi karena mamah tidak ingin kamu Naik turun tangga karena itu akan membahayakan ibu hamil maka Buat sementara kamu akan menempati kamar tamu ini "
" Mamah memang paling Bijak " Kata Karan yang langsung mengacungkan kedua jempolnya kepada sang mamah
" Tentu, Mama akan selalu memikirkan kenyamanan menantu Mamah, apalagi menantu Mama sedang hamil mana mungkin mama membiarkan menantu Mama naik turun tangga " Jawab Bu erina
" Mamah memang Paling T O P pokonya "
apa pencak silat?😃😃😃
coba koreksi seblm di up thor