NovelToon NovelToon
ISTRI TANGGUH

ISTRI TANGGUH

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Tunangan Sejak Bayi / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

Perjodohan adalah sesuatu yang Mazaya benci. Dari setiap novel yang ia baca, selalu saja pihak perempuan yang jadi sosok tertindas. Kadangkala ending cerita sang suami menjadi bucin. Kadang kala ada juga yang berakhir dengan perceraian dengan sang perempuan menikah lagi kemudian hidup bahagia dan laki-laki hidup dalam penyesalan.

Namun bagaimana bila Mazaya lah yang menjadi tokoh seperti dalam novel tersebut, terpaksa menikah karena perjodohan?
Apalagi setelah ia tahu, sosok yang dijodohkan dengan dirinya telah memiliki kekasih.

Sungguh, Mazaya tak ingin melewati proses jadi istri yang tertindas.

BIG NO!!!

Namun untuk ending, siapa yang tahu. Yang pasti, ia tak mau ditindas apalagi oleh sang pelakor meskipun dia adalah wanita yang suaminya cintai. Lalu bagaimana caranya agar ia tidak ditindas oleh pasangan sialan tersebut?

Makanya, yuk tap ❤️ untuk mengikuti cerita selengkapnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menunggu

Mobil yang membawa Gemilang dan Mazaya kini telah membelah jalanan yang telah berganti penerangan menggunakan lampu. Keduanya tampak terdiam. Suasana pun begitu hening. Hanya bunyi roda yabg berputar dan mesin mobil yang bersenandung di dalam mobil itu.

Semuanya bermula saat mereka melakukan ciuman di kamar tadi. Saat keduanya tengah terhanyut, tiba-tiba akal sehat Mazaya kembali. Ia tak boleh terlarut dalam buaian itu. Ia tak boleh jatuh dalam pesona suaminya itu. Ia harus membentengi diri sebelum benar-benar jatuh tak berdaya dalam gelora yang kapan saja bisa meluluhkannya.

Saat kesadaran menguasai akal sehatnya, Mazaya pun segera mendorong Gemilang hingga pagutan itu terlepas. Bibir keduanya basah. Bahkan benang-benang saliva pun masih terlihat jelas di bibir keduanya.

"Ada apa?" Tanya Gemilang dengan raut bingung. Apalagi saat melihat Mazaya mengusap bibirnya dengan kasar.

"Mas yang apa-apaan? Dari tadi cium aku terus. Memangnya aku perempuan gampangan sampai mas Elang melakukan itu tanpa seizinku. Aku memang istrimu, tapi secara tak langsung hanya istri di atas kertas meskipun kertas itu telah ku robek-robek. Jangan melewati batas, mas! Ingat, mas sendiri yang di hari pertama seharusnya kita saling mengenal satu sama lain, mas justru menyodorkanku surat perjanjian pernikahan. Mas sendiri yang bilang tidak ada kontak fisik selain di depan orang tua, lalu apa ini?" tegas Mazaya. Gemilang bungkam. ia sengaja membiarkan Mazaya meluapkan segala unek-unek dan kekesalannya. Bila biasanya ia marah bila ada yang berbicara dengan lantang dengannya seperti ini, maka dengan Mazaya justru ia berikan kesempatan untuk meluapkan segala isi hatinya.

"Mas, kita memang sudah resmi menjadi suami istri, baik secara agama maupun negara, tapi tidak dengan hati. Di hati mas, ada perempuan lain dan aku tidak bisa terima itu. Aku baru bersedia menjadi milik mas asal tidak ada perempuan lain lagi dalam kehidupan, mas. Sebelum mas mencabut duri itu dari akarnya, sampai kapanpun aku takkan pernah jadi milik mas." Imbuh Mazaya penuh ketegasan.

Di hadapan Mazaya, Gemilang bergeming. Bukannya merasa tak enak hati karena telah berlaku semaunya, sebaliknya ia justru terkagum-kagum dengan ketegasan sang istri. Tak ada perempuan lemah yang bisanya menye-menye pada suaminya saat tahu suaminya selingkuh. Ia justru mencoba bertahan, tapi bukan karena dia lemah, justru untuk menunjukkan siapa dirinya.

Mazaya juga berani menentang dan memberikan batasan pada dirinya. Tak ada seorang istri yang merengek, menangis, dan mengamuk karena diduakan. Mazaya justru memberi kesempatan untuk dirinya berpikir mana yang seharusnya ia pertahankan dan kini ia telah mendapatkan jawaban dari segalanya. Ia tahu mana yang mesti ia pertahankan dan perjuangkan.

"Bila mas sudah mencabut dan membuang duri itu, bagaimana?" tanya Gemilang dengan sorot mata teduh. Tidak seperti biasanya yang tajam menghujam. Yang ada justru keteduhan dan kehangatan membuat Mazaya terdiam menunggu penjelasan selanjutnya.

"Asal kau tahu, mas telah mengakhiri semuanya. Tak ada lagi duri dalam pernikahan kita. Tak ada lagi orang ketiga, keempat, dan lainnya. Tak ada lagi wanita lain selain dirimu karena mas telah mengakhirinya. Mas tahu, mana yang harus mas pertahankan dan lepaskan, dan mas memilihmu untuk menjadi pendamping mas dan ibu dari anak-anak mas. Mas memilihmu untuk selalu menemani hingga akhir hayat hidup, mas. Percayalah, hanya kau sekarang satu-satunya." Ucapnya lembut, namun penuh ketegasan.

"Mas tahu, mas salah. Bahkan sangat salah. Seharusnya saat hari pertama kita menikah, mas berusaha untuk mengenalmu lebih dekat. Bukannya membuat surat kesepakatan seperti itu. Maaf. Maaf bila apa yang lakukan saat itu membuatmu terluka dan kecewa, tapi yakinlah, mas sedang berusaha memperbaiki semua. Mas hanya ingin kamu. Mas menginginkan mu jadi satu-satunya istri mas, kamu mau kan?" lanjut Gemilang membuat Mazaya terperangah hingga tak berkedip.

"Mas serius? Mas bukan sedang bersandiwara kan? Mas bukannya sedang berusaha membohongiku kan?"

Gemilang maju selangkah dan menggenggam tangan Mazaya, "mas serius, Zaya." Ucapnya sungguh-sungguh.

"Tapi ... atas dasar apa mas melakukan ini? Maaf, banyak hal yang Zaya khawatirkan."

Gemilang terdiam. Ia pun sebenarnya belum benar-benar paham mengapa ia sampai mengambil tindakan seperti ini. Ia belum bisa meraba isi hatinya sendiri. Benarkah ini karena ia telah jatuh cinta pada istrinya sendiri atau ada hal lain seperti obsesi misalnya atau yang lebih buruk dari itu adalah napsu? Entah, Gemilang belum benar-benar bisa menemukan jawabannya.

"Mas diam artinya mas pun bingung kan? Apalagi aku yang tiba-tiba mendapatkan perlakuan seperti ini. Semuanya terlalu membingungkan dan aku tak mau salah langkah. Zaya harap mas pikirkan lebih dahulu. Mas tenang saja, Zaya akan menunggu. Tapi jangan terlalu lama, setiap orang memiliki batas kesabarannya masing-masing dan Zaya tak tahu sampai kapan Zaya akan bersabar.

Setelah perdebatan itu, keduanya pun saling bungkam dengan pikiran masing-masing. Tak ada interaksi intens lagi. Bahkan saat keduanya tiba di hotel tempat acara akan berlangsung.

Mereka pun turun dari dalam mobil dengan sikap elegan. Setibanya di depan lobi hotel, kilatan Blitz pun mulai menyoroti keduanya. Sebenarnya bukan hanya mereka, tapi juga beberapa pengusaha besar lainnya yang menjadi tamu undangan dalam acara ulang tahun pernikahan itu.

Keduanya melangkahkan sambil berangkulan mesra. Awak media yang baru pertama kali melihat sosok Mazaya yang mendampingi Gemilang pun telah dipenuhi tanda tanya, siapa wanita cantik yang mendampingi sang pengusaha muda tersebut? Mazaya hanya tersenyum simpul. Meskipun sebelumnya mereka sempat berdebat, tapi sesampainya mereka di tempat acara, keduanya mampu menguasai keadaan dan bersikap layaknya pasangan umumnya. Apalagi tak seorang pun yang tahu Gemilang telah menikah, tentu ini akan menjadi berita yang menggemparkan.

Sesaat sebelum memasuki lobby hotel, tampak seorang perempuan sedang menggertakkan giginya saat melihat kemesraan pasangan Gemilang dan Mazaya. Ia sangat marah sekaligus kecewa pada keduanya sehingga menimbulkan kebencian dan juga dendam.

"Jadi dia perempuan itu?" Tanya seseorang dari balik kemudi. Carla hanya mengangguk dengan sorot mata penuh kebencian dan dendam. Giginya bergemeluk, tangannya mengepal hingga buku-bukunya memutih. "Cantik, wajar saja dia sampai kepincut," ujar seseorang itu sambil terkekeh membuat mata Carla melotot kesal.

"Okay, okay, jangan marah, baby. Bagaimana kalau kita habisi saja dia biar dia tidak jadi penghalang mu lagi?" tawar laki-laki itu membuat Carla tersenyum lebar.

"Good idea." Ucapnya sebelum ia memajukan wajahnya kemudian memberikan sebuah luma tan di bibir sang pria sebagai imbalan atas ide briliannya.

Sementara itu, di dalam ruangan super luas dan megah, tampak Gemilang mengajak Mazaya memberikan ucapan selamat pada sang empunya acara. Ia juga memperkenalkan Mazaya sebagai istrinya dengan para rekan bisnis dan koleganya. Padahal saat ini ia masih mengenakan kacamata tebalnya. Semua atas perintah Gemilang. Entah apa tujuannya, Mazaya pun tidak mengerti.

Awalnya ia pikir Gemilang ingin mempermalukannya, tapi sebaliknya, Gemilang justru memperkenalkannya sebagai istrinya tanpa rasa malu ataupun canggung. Hal ini secara tak langsung meyakinkan dirinya kalau Gemilang serius dengan kata-katanya di rumah tadi. Namun itu tak serta merta membuatnya langsung menerima Gemilang begitu saja sebelum ia bisa meyakinkan dirinya alasan atas perubahannya itu. Ia tak mau jadi perempuan yang cinta sendiri ataupun cinta bertepuk sebelah tangan karena hal itu sangatlah menyakitkan. Setelah Gemilang mampu meyakinkan dirinya atas cintanya, barulah ia akan dengan senang hati untuk membuka hati dan cintanya.

...***...

...HAPPY READING. 🥰🥰🥰...

1
Bunda Iwar
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Lismawati Salam
Luar biasa
Dapur Rinjas
mampir thor
Minarni
setelah anak nya lahir Carla tidak akan pergi 100% pembaca yakin 😅
Minarni
kulkas 100 pintu mulai buncin
Jue Juliza Johnson
Luar biasa
Jumi Eko
bagus
Sisilia Prastiwi
di kamar ada cctv-nya? bahaya donk pas lagi skidipawpaw /Grin/
Mma Aldi
Luar biasa
neng ade
hadir thor 🙏
Su Lastri
lanjut thor
Sisca Audriantie
😉😉😉
Anonymous
ceritanya bagus sangat suka congrats thor terus semangat menulisnya lope u sekebon
Iyan Bos muda
betul,100
Jie Fitri
Luar biasa
Reni Setia
makasih author untuk novelnya
Yulianthy Ethi
Luar biasa
Yulianthy Ethi
Buruk
hanastagladia
Ehh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!