ISTRI TANGGUH

ISTRI TANGGUH

Mazaya Claudia

"Saya terima nikah dan kawinnya Mazaya Claudia binti Narendra Syailendra dengan mas kawin tersebut tunai."

"SAH."

"SAH"

"SAH."

Seruan kata sah dari beberapa saksi terdengar menggema di sebuah masjid. Masjid kecil yang letaknya ada di sebuah desa di bawah kaki bukit.

Seorang laki-laki tua tampak tersenyum lebar saat melihat cucu kesayangannya telah resmi menikah dengan cucu dari sahabatnya. Seorang pria dengan paras rupawan yang telah sukses di usia mudanya. Dia adalah Gemilang Cakrabuana, seorang CEO perusahaan besar CB Group, yang merupakan akronim dari nama keluarga mereka sendiri, Cakra Buana.

"Mulai sekarang kakek percayakan cucu kakek, Mazaya pada kamu nak Gemilang. Kakek mohon, jaga dia, lindungi dia, dan yang paling penting, jangan sakiti dia. Hanya Mazaya harta kakek satu-satunya. Seperti yang kamu tahu, Mazaya tidak memiliki siapa-siapa lagi selain kakek." Ucap kakek Syailendra.

Gemilang mengangguk, "baik kek," jawabnya dengan wajah datar.

Mazaya melirik laki-laki yang telah resmi menjadi suaminya itu dengan tatapan mendelik.

"Astaga, serius aku udah nikah sama nih orang? Nggak bisa apa ngomong panjang sedikit. Kakek udah ngomong panjang kali lebar, eh dia cuma jawab dengan dua kata 'baik kek'." Omel Mazaya bersungut-sungut, tapi hanya dalam hati saja. Tak mungkin ia mengomel terang-terangan sebab masih ada kedua orang tua laki-laki itu di sana yang kini sudah berganti status sebagai mertuanya.

"Tuan Syailendra tenang saja, kami pasti akan menjaga dan melindungi Mazaya. Kami juga akan menyayanginya seperti putri kami sendiri." Ucap Guntara Cakrabuana, ayah dari Gemilang Cakrabuana mencoba meyakinkan Kakek Syailendra.

"Iya, itu benar sekali. Tuan Syailendra tak perlu khawatir. Kami pasti akan menjaga Mazaya." Timpal Anika, ibu Gemilang.

"Syukurlah. Kalau begitu, aku nanti bisa pergi dengan tenang karena sudah ada yang bisa menjaga dan melindungi Mazaya ku," ucap Kakek Syailendra tersenyum lega.

"Kakek, kakek ngomong apa sih? Nggak boleh ngomong gitu, kek. Kakek harus sehat terus dan panjang umur. Zaya nggak mau kehilangan kakek." Protes Mazaya tak suka mendengar kakeknya bicara seperti itu.

"Tapi kakek benar toh? Kakek udah terlalu tua, udah sakit-sakitan. Kita nggak tau kapan, bisa detik ini, hari ini, besok, atau lusa, tiba-tiba kakek dipanggil sang pencipta. Jadi kakek harus mempersiapkan segalanya termasuk orang yang bisa melindungi kamu."

'Kakek kok yakin banget sih dia bisa lindungi aku? Dia aja keliatan banget arogan. Kayak nggak ikhlas nikah sama aku. Kakek gimana sih kok jodohin aku sama laki-laki kayak tembok Cina ini sih?'

"Kakek ... ih kok masih aja ngomong kayak gitu? Zaya nggak mau pergi kalo kakek masih ngomong kayak gitu." Mazaya mendelik kesal.

Ya, dia serius tidak suka kakeknya bicara sembarangan seperti itu. Apalagi di dunia ini hanya kakeknya lah satu-satunya keluarganya. Ia belum bisa percaya sepenuhnya dengan orang asing termasuk dengan laki-laki yang telah menjadi suaminya itu.

Apalagi sepanjang acara, ia tak sekalipun tersenyum. Sudah sangat jelas kalau laki-laki itu terpaksa menikah dengannya. Mazaya memang sudah sejak lama mengenal kedua orang tua Gemilang. Mereka memang baik. Namun orang tua yang baik, belum tentu anaknya.

Bagaimana kalau laki-laki itu ternyata jahat, kasar, dan suka menindas? Ia tak mau nasibnya berakhir menyedihkan seperti tokoh-tokoh novel yang kerap ia baca. Meskipun setelahnya mereka berhasil menemukan kebahagiaan mereka dengan pasangan yang baru, tapi tetap saja, kisah perjodohan mereka diawali dengan derai air mata. Sudah cukup hidupnya penuh dengan drama sampai-sampai ia tak dapat menunjukkan wajahnya di hadapan dunia. Ia tak mau kehidupan percintaan dan rumah tangganya pun diawali dengan derai air mata dan kesakitan apalagi perceraian.

NO, NO, NO!

BIG NO!

Mazaya tak mau hidupnya berakhir dengan kesakitan dan kesedihan. Namun, Mazaya tetap berharap, laki-laki bernama Gemilang Cakrabuana itu hanya sikapnya saja yang dingin. Semoga ia tidak seperti tokoh dalam novel yang kasar, keras, suka menindas, dan paling utama tidak berselingkuh.

'Semoga saja laki-laki ini sesuai harapan kakek,' lirih Mazaya dalam hati.

Kakek Syailendra terkekeh, ia tahu, Mazaya memang sangat menyayanginya. Kehilangan orang tua sejak kecil membuat Mazaya sangat manja dengannya. Kakek Syailendra tidak mempermasalahkan itu. Baginya itu hal wajar, kepada siapa lagi Mazaya bisa bermanja-manjaan bila bukan padanya. Kakek Syailendra merupakan pengganti kedua orang tuanya. Sebenarnya Mazaya memiliki trauma masa kecil, tapi berkat kasih sayang kakek Syailendra, perlahan Mazaya bisa mengenyahkan traumanya.

'Semoga aku tidak salah mempercayakan Mazaya pada laki-laki ini,' lirih Kakek Syailendra.

"Iya, iya, kakek nggak bicara sembarangan lagi," ucap kakek Syailendra mengalah. "Ya sudah, sekarang siap-siap gih. Sebentar lagi kamu harus ikut suamimu. Jadilah istri yang berbakti. Kakek akan selalu mendoakan kebahagiaanmu," ucap Kakek Syailendra parau.

Ada rasa sedih dan haru melihat cucu kesayangannya akhirnya telah menikah dengan cucu sahabatnya. Memang mereka pernah berjanji akan menjodohkan cucu-cucu mereka. Sesuai amanat kakek Gemilang, ayah dan ibu Gemilang pun mencari kakek Syailendra untuk menjalankan amanat untuk menikahkan putra pertamanya dengan cucu kakek Syailendra.

Gemilang memang sering mendengar sang kakek mengatakan kalau ia telah dijodohkan. Ia pikir itu hanya gurauan hingga tiba-tiba sebelum kakeknya meninggal, ia memintanya berjanji agar menikahi cucu sahabatnya itu. Gemilang yang memang tak pernah membantah ucapan kakeknya pun berjanji akan segera menikahi cucu kakek Syailendra. Setelah mengucapkan janji tersebut, kakek dari Gemilang pun pergi untuk selamanya.

"Kek, kakek apa nggak bisa ikut Zaya aja?"

Kakek Syailendra mengusap puncak kepala Mazaya dengan mata berkaca-kaca, "maaf sayang, kakek nggak bisa. Kakek ingin menghabiskan masa tua kakek di sini, di tanah kelahiran kakek dan nenek."

"Tapi kek ... "

"Kakek akan baik-baik aja. Jaga diri yang, sayang."

"Kakek ... huuu .... huuu ... huuu ... "

Mazaya menangis dalam pelukan kakek Syailendra. Ayah dan ibu Gemilang lantas mendekat dan mengusap punggung Mazaya dengan sayang.

"Ayo, nak, kita berangkat sekarang!" ajak Anika.

Setelah itu, mereka saling berpelukan dan berpamitan. Mazaya masuk ke dalam mobil dengan air mata berderai. Entah bagaimana perjalanan rumah tangganya nanti. Ia harap, semua akan berjalan sebagaimana harapan sang kakek. Namun bila tidak, ia akan bertindak. Mazaya bukanlah perempuan yang lemah. Ia pantang untuk ditindas apalagi oleh laki-laki yang bergelar sebagai seorang suami.

Sepanjang perjalanan, baik Mazaya maupun Gemilang hanya terdiam. Mazaya naik mobil berdua dengan Gemilang, sedangkan Anika dan Guntara pulang dengan mobil lain. Perjalanan pulang memakan waktu sekitar 6 jam nonstop dan 7 jam bila mereka berhenti di jalan untuk beristirahat. Hingga 7 jam kemudian, akhirnya mobil Gemilang dan Guntara masuk ke sebuah gerbang yang menjulang tinggi. Di dalamnya ada sebuah rumah yang sangat besar atau yang lebih sering disebut dengan mansion. Setelah mobil berhenti, Gemilang turun dari mobil tanpa basa-basi. Ia bahkan menutup pintu mobil dengan kasar membuat Mazaya berjengit kaget.

"Astaga, nih orang keterlaluan banget! Gimana kalau aku jantungan? Sepertinya perjalanan rumah tanggaku akan menarik. Kita lihat saja nanti apa yang akan terjadi." Gumam Mazaya dengan smirk di bibirnya.

...***...

Aloohaaa pembaca semua, selamat datang di cerita othor yang baru. Jangan lupa tap favorit ya untuk mendapatkan update selanjutnya.

Jangan lupa like, komen, klik hadiah, rate bintang, dan votenya ya! 🥰🥰🥰

...HAPPY READING. 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

Lena Sari

Lena Sari

semangat zaya,jngan mau d tindas .

2024-10-02

0

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

.

2024-08-23

0

suharwati jeni

suharwati jeni

baru awal aj kayaknya seru

2024-08-06

0

lihat semua
Episodes
1 Mazaya Claudia
2 Surat Kontrak Pernikahan?
3 Tak mudah ditindas dan intimidasi
4 Makan malam
5 Insiden sebelum tidur
6 Hal tak terduga
7 Mazaya vs Carla
8 Perasaan yang mulai terganggu
9 Elang and the Gank
10 Aroma yang sama
11 Perkara Makan malam
12 Perdebatan
13 Curiga
14 Bekerja
15 Mashhh ...
16 Kesurupan?
17 Perdebatan lagi
18 Pertemuan
19 Bagaimana
20 Kedatangan Carla
21 Siapa dirimu yang sebenarnya?
22 Dia yang lebih berhak dan pantas
23 Perkara tembak-menembak
24 Ke butik
25 Ciuman pertama
26 Menunggu
27 Di pesta
28 Gangguan di tengah malam
29 Gangguan di tengah malam II
30 Perasaan Gemilang
31 Kapan
32 Alasan
33 Pergi with mamer
34 Jebakan?
35 Perdebatan
36 Keraguan dan ide Anika
37 37
38 Hadiah
39 Kacau
40 Rahasia
41 Jujur dan pemberitaan heboh
42 Kekecewaan seorang ibu
43 Serbuan wartawan
44 Penjelasan
45 Perbincangan dengan keluarga
46 Kematian dan Dendam
47 Istri Tangguh
48 Kedatangan Carla
49 4 Sekawan
50 Salah menduga
51 Sang Dalang
52 Masa lalu Antonio
53 Live
54 Kedatangan Maria
55 Kacau
56 56
57 57
58 Disekap
59 Darah
60 Hamil?
61 Sakit parah?
62 Meminta pertanggung jawaban
63 Pentungan dan keceplosan
64 Nasib Carla dan mood wanita hamil
65 Kalang kabut
66 Anti mainstream
67 67
68 Willy, Fatiyah, Windy, Juna
69 Wedding
70 Ngemall bareng
71 End of happiness
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Mazaya Claudia
2
Surat Kontrak Pernikahan?
3
Tak mudah ditindas dan intimidasi
4
Makan malam
5
Insiden sebelum tidur
6
Hal tak terduga
7
Mazaya vs Carla
8
Perasaan yang mulai terganggu
9
Elang and the Gank
10
Aroma yang sama
11
Perkara Makan malam
12
Perdebatan
13
Curiga
14
Bekerja
15
Mashhh ...
16
Kesurupan?
17
Perdebatan lagi
18
Pertemuan
19
Bagaimana
20
Kedatangan Carla
21
Siapa dirimu yang sebenarnya?
22
Dia yang lebih berhak dan pantas
23
Perkara tembak-menembak
24
Ke butik
25
Ciuman pertama
26
Menunggu
27
Di pesta
28
Gangguan di tengah malam
29
Gangguan di tengah malam II
30
Perasaan Gemilang
31
Kapan
32
Alasan
33
Pergi with mamer
34
Jebakan?
35
Perdebatan
36
Keraguan dan ide Anika
37
37
38
Hadiah
39
Kacau
40
Rahasia
41
Jujur dan pemberitaan heboh
42
Kekecewaan seorang ibu
43
Serbuan wartawan
44
Penjelasan
45
Perbincangan dengan keluarga
46
Kematian dan Dendam
47
Istri Tangguh
48
Kedatangan Carla
49
4 Sekawan
50
Salah menduga
51
Sang Dalang
52
Masa lalu Antonio
53
Live
54
Kedatangan Maria
55
Kacau
56
56
57
57
58
Disekap
59
Darah
60
Hamil?
61
Sakit parah?
62
Meminta pertanggung jawaban
63
Pentungan dan keceplosan
64
Nasib Carla dan mood wanita hamil
65
Kalang kabut
66
Anti mainstream
67
67
68
Willy, Fatiyah, Windy, Juna
69
Wedding
70
Ngemall bareng
71
End of happiness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!