NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu: Menyelamatkan Keluargaku

Mengulang Waktu: Menyelamatkan Keluargaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Keluarga / Romansa / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: GadihJambi

Putri seorang Duke pada zaman abad pertengahan terkejut saat terbangun dari pingsannya di saat pesta debutantenya di kalangan sosialisasi bangsawan kelas atas. Ia kembali mengulang waktu setelah mati dibunuh suami dan selir sang suami saat akan melahirkan bayinya. Sang putri bertekad akan membalas perbuatan mereka dikehidupan lampau dengan pembalasan yang sangat kejam bagi akal sehat manusia pada zaman itu.

Berhasilkah ia membalas kejahatan mereka dikehidupan yang kedua ini?
Akankah ia berhasil menyelamatkan keluarganya dari tragedi pembantaian yang didalangi suaminya di kehidupan lampau?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadihJambi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari obat

"Ini bencana, bencana yang sangat besar!" ucap Dokter Salomon dengan wajah prihatin.

Wajah Jenderal David berubah muram dan masam mendengar keadaan adik nya yang hidup matinya sedang berada diujung tanduk.

"Dimana aku bisa mendapatkan bunga itu?" tanya Ruby dengan wajah datar dibalik cadarnya.

"Princess !!"

"Nona!!"

Jenderal David dan Steven berseru memanggil Ruby dengan mata menyiratkan akan kekhawatiran dan ketakutan.

"Kakak dan Sir Steven benar! Aku yang akan mencari bunga itu meskipun nyawaku taruhannya! Tidak akan aku biarkan saudaraku mati sia-sia tanpa ada usaha untuk menyelamatkan nya!" putus Ruby dengan penuh keyakinan.

"Itu yang menjadi masalahnya, Nona! Bunga itu tidak tumbuh dinegara kita, lebih tepatnya ia tumbuh di lereng curam hutan hujan yang ada di kerajaan Oxien, lebih tepatnya di Desa Holla yang dihuni oleh kaum elf yang membenci manusia seperti kita," ucap Leona yang membuat semua orang semakin pesimis mendapatkan bunga penawar tersebut.

Semuanya terdiam, Ruby mencoba menggali ingatan akan kehidupan dimasa lalu tentang situasi yang dialami Kakak keduanya.

"Aku tidak tahu bagaimana kondisi penyakit Kakak dimasa lalu, racun apa yang ia derita dan apa penawarnya. Jika dikehidupan lalu Kakak diracun saat peperangan dengan Kerajaan tetangga terjadi setelah aku menikahi bajingan itu, jadi aku tidak bisa membantu meskipun aku tahu sekalipun caranya. Namun sekarang ini situasinya agak berbeda tetapi masih tetap diracun yang kemungkinan besar dengan racun yang juga berbeda. Tidak akan aku biarkan kak Deon mati sia-sia tanpa pertolongan," batin Ruby sambil mengeratkan kepalan tangannya.

"Aku akan pergi kesana untuk mencari bunga tersebut meskipun harus memasuki sarang musuh!" ucap Ruby lagi yang membuat wajah Jenderal David berubah gelap.

"Kakak akan ikut jika kau bersikeras ingin mencari bunga itu!" sahut Jenderal David dengan mengeraskan rahangnya.

"Tidak! Tenaga Kakak sangat dibutuhkan di benteng ini sambil menjaga Kak Deon disini! Dame Charles dan rombongannya akan sampai besok pagi dengan membawa bantuan untuk para prajurit dan Kakak sangat dibutuhkan disini!" tolak Ruby dengan tegas sambil menatap tajam sang Jenderal.

"Nona benar, Jenderal! Biarkan saya yang menemani Nona mencari bunga penawar untuk Panglima dan akan menjaga Nona dengan nyawa saya!" tambah Sir Steven ikut membuka suara.

Jenderal David mencengkeram erat pedang dipinggangnya karena tidak bisa membantah perkataan sang adik dan merasa tidak berguna karena tidak bisa ikut membantu mencari penawar racun itu.

"Baiklah, kakak akan mengizinkanmu pergi mencari bunga tersebut! Ingatlah untuk selalu menjaga dirimu dan pulanglah dengan selamat!" ucap Jenderal David dengan muka pasrah dan hati yang sedih.

"Terimakasih kakak, aku pasti akan pulang dengan selamat membawa bunga itu untuk kak Deon!" sahut Ruby dengan penuh keyakinan.

Jenderal David hanya mengangguk lemah dan berusaha menahan gejolak emosi atas ketidakberdayaannya menolong sang adik.

"Leona, aku butuh bantuanmu untuk menjaga kakakku selama aku pergi! Aku percayakan kakakku padamu sampai aku kembali," ucap Ruby dengan menaruh kepercayaan yang besar pada bawahannya itu.

"Baik, Nona! Saya akan berusaha sekuat tenaga menjaga kondisi Panglima sampai Nona kembali membawa bunga penawar itu!" jawab Leona dengan mengangguk yakin.

"Lady Caleste, ini adalah cairan empedu kalajengking es yang langka! Hamba berikan pada Nona untuk berjaga-jaga jika Nona terkena luka kecil dan menjaga Nona dari penciuman bangsa elf. Oleskan pada bagian luka dan oleskan pada wajah Nona saat akan memasuki kawasan bangsa elf," ucap Dokter Salomon dengan memberikan botol kecil porselen berwarna putih dari saku bajunya.

"Terimakasih Dokter! Ini pasti sangat berguna dalam perjalanan ini!" sahut Ruby dengan senang hati menerima pemberian Dokter paruh baya itu.

"Steve, siapkan keperluan adikku untuk kepergian dia dan Steven nanti malam!" titah Jenderal David pada Steve yang masih setia berdiri disamping Dokter Salomon.

"Tidak perlu! Aku dan Sir Steven akan berangkat sekarang juga karena aku tidak akan menyia-nyiakan waktu jika menunggu malam hari untuk kesana!" tolak Ruby dengan penuh pertimbangan yang matang.

Melihat keteguhan dan keyakinan sang adik yang kuat, Jenderal David hanya bisa mengangguk kecil sembari membuang kasar napasnya.

Sir Steven langsung keluar tenda untuk mengambil pedang dan kembali lagi dengan atribut yang lengkap.

"Nona, hamba sudah siap untuk berangkat!" ucap Sir Steven memberitahu Ruby.

Ruby mengangguk dan berjalan mendekati ranjang Kakak keduanya, menunduk sedikit untuk mencium kening pucat sang kakak sambil berbisik lirih.

"Bertahanlah kak, aku akan kembali dengan membawa penawar racun mu!" bisiknya sebelum beranjak dari sisi sang Panglima.

Ruby bangkit dan berjalan menuju Jenderal David lalu memeluk erat tubuh besar itu dengan perasaan berkecamuk. Jenderal David membalas pelukan tersebut juga dengan erat guna meyakinkan hati melepaskan sang adik kesayangan menuju sarang musuh.

"Berhati-hati lah, Princess! Kakak akan selalu mendoakan keselamatanmu!" bisik Jenderal David dengan suara berat melepaskan sang adik di luaran sana.

Ruby mengangguk pelan dan menatap semua orang yang terlihat berat melepaskan dirinya memasuki sarang musuh hanya untuk mencari penawar racun untuk sang kakak.

"Ayo kita berangkat!" ucap Ruby berjalan keluar tenda dan melompat keatas kuda putihnya.

Sir Steven memberikan hormat pada alasannya Jenderal David sebelum mengikuti Ruby menaiki kudanya. Dua kuda tersebut langsung berlari dengan cepat kearah pintu Utara dengan Sir Steven sebagai penunjuk jalan.

🌿🌿🌿

Rombongan Putra Mahkota Alexis dan Pangeran kelima baru saja sampai di gerbang masuk Desa Olle setelah satu hari melakukan perjalanan dari ibukota Kerajaan.

Putra Mahkota hanya membawa Komandan Hans Blade saja karena Kepala Ksatria Leonard Clayton sedang ada misi penting dari pria itu. Pangeran kelima membawa dua orang tangan kanannya yang bernama Jerry dan Jack yang selama ini mengikutinya sejak lulus akademi kekaisaran.

"Selamat datang, Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran kelima! Hamba selaku kepala desa sudah menyiapkan tempat Yang Mulia untuk bermalam hingga melanjutkan perjalanan esok hari," sambut kepala desa Olle dengan ramah begitu mendengar kedatangan rombongan mereka.

Putra Mahkota hanya mengangguk kecil dan mengikuti langkah kaki kepala desa yang membawanya menuju kamar di salah satu penginapan besar di Desa tersebut. Pangeran kelima juga ditempat yang sama tetapi dengan arah yang berbeda alias tidak berdekatan kamar mereka.

"Yang Mulia, menurut kabar yang baru saja hamba dapatkan, beberapa hari yang lalu rombongan militer Duke Caleste melewati desa ini dan menginap disini selama semalam sebelum pergi menuju perbatasan," lapor Komandan Blade saat hanya dirinya dan Putra Mahkota saja diruangan itu.

"Apakah mereka membawa obat-obatan dan bahan makanan seperti yang dilaporkan dalam laporan Kaisar?" tanya Putra Mahkota sambil menatap keluar jendela.

"Benar, Yang Mulia!" jawab Komandan Blade mengangguk kecil.

"Duke Caleste pasti mengerahkan semua yang ia miliki untuk membantu kedua anaknya yang ada diperbatasan. Kaisar benar-benar menganggap remeh kekuatan Duke Caleste dengan mengabaikan surat dari Jenderal muda dan Panglima negara ini!" dengkus Putra Mahkota sambil mengepal erat buku tangannya.

"Anda benar, Yang Mulia! Sekarang apa yang harus kita lakukan dengan semua ini? Kita tidak mungkin berseberangan dengan pihak Duke Caleste dimana kekuatan militer mereka seimbang dengan militer Kerajaan saat ini?" tanya Komandan Blade lagi pada junjungannya.

"Untuk sementara ini tidak ada! Tetap awasi Pangeran kelima selama perjalanan ini!" jawab Putra Mahkota Alexis dengan nada datar.

Bersambung...

1
Lala Kusumah
hati-hati Ruby 🙏🙏😍😍🥹🥹
Lala Kusumah
duh jangan sampai terjadi apa-apa sama kak Deon dong 🙏🙏
NoviTa jungkook
dari jambi ya thor?
GadihJambi: Jerambah bolong kak,
NoviTa jungkook: di mana jambi nya, sya dri jambi juga
total 3 replies
Rini N
Luar biasa
Asmarni Marni
semangat thorr up yg bnyk
Asmarni Marni
Luar biasa
Ivy
Thor, gimana sih? Kok blm update lagi? 😩
GadihJambi: Sabar ya, soalnya masih ngerjain tugas di dunia nyata dulu alias nyupir dan masak/Joyful//Joyful/
total 1 replies
Naruto Uzumaki
Senang banget bisa menemukan karya bagus kayak gini, semangat terus thor 🌟
Mecca
Bikin terharu sampai mewek.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!