Pertemuan pertama antara mereka terjadi saat Erick Meijer membeli jasa Clara Anderson untuk melayani nya diatas ranjang.
Sebagai pelanggan aneh dan misterius Clara
Lalu setelah itu mereka bertemu lagi saat Clara yang sedang berlibur tanpa diduga mendapatkan masalah dengan seorang pria dan Erick yang menyelamatkannya.
Bermula dari situ keduanya menjadi dekat,
Dari sekedar simpati, lalu berubah menjadi saling menginginkan.
Hingga timbullah perasaan berbeda diantara keduanya,terutama Clara.Perasaannya pada Erick bukan lagi sebatas hubungan fisik semata, melainkan dia juga menginginkan hati pria itu.Meski Clara tau kalau hati Erick sudah dimiliki oleh perempuan lain. Tapi...dia tidak perduli dan berniat merebut pria itu dari perempuan yang menjadi tunangannya.
Apakah Clara bisa? Penasaran cusbaca reader.
Happy reading reader 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.
" Ah sial Rick! Bagaimana bisa kamu menuduhku begitu!" Teriak Raymond ikut marah mendengar apa yang baru dituduhkan Erick padanya.
Dia belum gila sampai punya pikiran untuk berbagi perempuan dengan sahabatnya itu, meski perempuan itu hanya seorang pela* cur.
Dan bagaimana juga Erick yang biasa nya selalu rasional sekarang tiba tiba punya pikiran gila begitu soal dia.
Ini aneh juga keterlaluan sekali, batin Raymond tidak terima.
Apa masalah pria itu dengan Katerina, jadi membuat otak dikepala nya tidak bekerja lagi,gerutu Raymond kesal.
" Hah! Sial sekali. Ini benar benar menyebalkan! Sudah tau aku sedang dalam masalah dengan Katie, bukannya meringankan. Kau malah menambahinya, Ray." Gerutunya sambil menyapu wajahnya kasar, untuk menghilangkan perasaan berkecamuk dalam kepalanya saat itu.
Jujur dia tidak suka kondisinya sekarang yang merasa gelisah tidak karuan, hanya karena...
Apa itu karena dia merasa sedang berselingkuh dari Katerina, akibat sudah tidur bersama seorang pela*cur? Karena itu dia sangat gelisah?
" Sorry Rick, tapi aku tidak punya niat begitu. Aku melakukan nya karena ingin kau tidak terus menerus meratapi kondisi hubungan mu dengan Katie."
" Tapi apa harus sampai menyewakan aku seorang pela*cur begitu?!" Maki Erick geram dengan kelakuan lancang Raymond tadi malam.
" Hubungan kami memang sedang dalam masalah Ray, karena kekerasan kepalaan Katie yang berpikir bahwa kalau kami sudah menikah dia akan kehilangan kebebasan nya.Tapi sampai detik ini aku masih mencintainya dan kata putus yang kemarin aku katakan padanya itu hanya gertakan semata! Tidak lebih!" Ucap Erick yang membuat Raymond terdiam. Dia diam bukan karena merasa bersalah lagi melainkan karena sangat kesal pada Erick yang sudah dibutakan oleh cintanya dengan Katerina.
" Kau tau Ray, selama hampir 10 tahun kami menjalin hubungan, sekalipun aku tidak pernah dekat dengan perempuan lain. Tadi malam adalah pertama kalinya dan itu malah dengan seorang pela* cur.Kalau Katie sampai tau soal ini...." Erick lagi lagi menyugar rambutnya keras kebelakang dengan ekspresi terpukul.
" Kalau begitu buat dia jangan sampai tau, Rick. Jadi nanti hubungan kalian akan tetap baik baik saja saat kalian sudah berbaikan."
Erick langsung memicingkan matanya mendengar saran Raymond.
Dia jadi bertambah kesal pada pria itu, karena sudah membuat kondisi nya jadi semakin rumit.
Dia sampai berpikir benar benar ingin meletuskan pistol yang saat itu dia pegang kepada pria itu,meski tentu saja Erick tidak akan pernah melakukannya.
Mengambil pistol miliknya dari laci meja kerja dan menodongkan kearah Raymond, itu hanya untuk mengertak tidak benar benar serius.
Yang serius saat ini adalah masalahnya dengan Katerina jadi semakin rumit, akibat kejadian tadi malam dia meniduri perempuan bayaran dihotel.
Ini benar benar membuat kepala nya hampir pecah, dan keberadaan Raymond disana malah membuat Erick semakin tidak karuan.
" Pergilah!" Usir Erick yang membuat Raymond terlihat bingung mendengarnya.
" Pergi? Maksud mu, Rick?" Tanyanya dengan wajah bingung.
" Keluar dari ruangan ku sekarang juga!!Melihat mu disini malah membuat kepalaku semakin sakit!" Ulang nya saat melihat Raymond malah terlihat bingung begitu.
" Ya, aku pergi. Tapi kamu serius ingin aku pergi Rick.Tidak butuh bantuan ku lagi?" Tanyanya memastikan sebelum membalik kan badan untuk keluar dari ruang kerja Erick.
" Oh iya! Jangan lupa bereskan perempuan yang ada dikamar hotelku itu sebersih mungkin!" Perintah Erick sebelum Raymond benar benar keluar dari ruang kerja pria itu.
" Kau tenang saja kalau soal itu. Aku jamin setelah hari ini kau tidak akan pernah mendengar soal perempuan itu lagi." Janji Raymond, memastikan lalu keluar dari ruang kerja pria itu, meninggalkan Erick sendiri disana.
Begitu Raymond sudah keluar beberapa kali Erick menarik nafas keras. Berharap dengan begitu, perasaan mengganjal akibat rasa bersalah pada Katerina yang dia rasakan atas kejadian tadi malam, dikamar hotel bersama perempuan kiriman Raymond akan hilang.
Tapi ternyata tidak, hingga akhirnya dia memutuskan untuk bekerja meski saat itu akhir pekan.
***
Sementara itu di hotel Clara baru terbangun saat mendengar ponsel miliknya berbunyi dengan keras.
Drett... dretttt....
" Ehm....siapa sih yang menelpon." Gumamnya sambil berusaha menggapai gapai dengan mata masih setengah mengantuk untuk mencari keberadaan benda pipih itu.
" Dimana sih! Kok nggak ada." Dia menggerutu karena tidak berhasil menemukannya. Mau tidak mau Clara terpaksa membuka matanya, meski masih terasa sangat berat.
" Issh...gelap sekali." Gerutunya lagi saat melihat kondisi kamar yang dia tiduri tidak ada cahayanya.Lalu dia beringsut bangun ingin mencari tombol lampu untuk menyalakan nya.Tapi baru saja bergerak, dia langsung mendesis keras, karena selain lemas, seluruh sendi tubuhnya juga sangat sakit.
" Isshhh.... Aduhhh...." Dia mendesis sambil berusaha bangun meski kesulitan.
Tapi bagian yang paling parah adalah dari pinggang kebawah, terutama dibagian antara kedua kakinya.
Bagian itu terasa masih mati rasa, padahal sudah berselang beberapa jam lamanya.
Membuat Clara sampai memaki geram.
" Ahh...sial! Ini parah sekali! Dia benar benar mirip serigala liar." Gerutu nya sambil menatap tidak percaya kearah kondisi dirinya yang sangat berantakan.
Banyak bekas merah,akibat kecupan juga hisapan pria itu, hampir di seluruh bagian tubuhnya termasuk di antar kedua pahanya. Disana juga ada,wajar kalau dia memaki pria itu sebagai serigala kelaparan.
Kondisi ranjang yang dia tiduri juga tak kalah mengerikan, seperti baru saja terkena badai tornado hebat.
Bedcover, seprai,juga bantal yang seharusnya berada diatas ranjang, saat itu malah terlihat bertebaran tidak beraturan di lantai kamar.
Selain itu gumpalan tisu kotor, serta bekas alat pengaman terlihat juga tergeletak dilantai kamar itu.
Saat mata Clara melihat hal itu, tanpa sadar dia berusaha menghitung berapa jumlah bekas alat pengaman yang ada disana.
" 1...2...3...Masa cuma tiga, sepertinya lebih banyak dari itu."Hitung nya dengan tidak percaya.
Meski sebenarnya 3 buah itu juga bukan jumlah yang sedikit. sebab biasanya selama satu malam pelanggan yang menyewa jasanya kebanyakan hanya menghabiskan 2 buah alat pengaman saja.
Kalaupun ada yang lebih dari dua...rasa setelah melakukan nya, tidak sesakit seperti sekarang ini.
Karena itu dia tidak percaya, kalau pria misterius yang sudah bergumul dengan nya tadi malam, hampir sepanjang malam hanya menghabiskan 3 alat pengaman saja.
Jadi untuk meyakinkan penglihatannya tidak salah, Clara beringsut turun dari ranjang dan mencari dengan teliti kalau mungkin ada lagi bekas alat pengaman nya, meski setelah dia cari di semua sisi ranjang ternyata tidak ada lagi. Memang hanya yang dia lihat itu.
" Aneh. Kok cuma itu? Padahal seperti nya lebih banyak.Apa pria itu ada yang tidak menggunakan pengaman? Seperti nya tidak ada, karena pria itu sendiri yang bersikeras tidak mau melepaskan nya kok tadi malam, waktu aku minta.....'
Seketika ingatan Clara kembali lagi ke suasana pergumulan tadi malam, antara dia dan pria misterius yang sama sekali tidak dia tau siap dia. Baik namanya maupun wajahnya dengan jelas.
Karena sampai setelah mereka selesai mencapai puncak kenikmatan permainan yang terakhir, pria itu sama sekali tidak mau memberitahu identitas nya pada Clara.
Jujur ini pertama kalinya dia mendapatkan klien begitu.
Panas seperti gunung merapi saat diatas tubuhnya,tapi dingin seperti gunung es begitu sudah selesai.
biasa main ma orang berduit...