Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tersentak
Raaida mengetuk pintu kamar.
Terdengar bunyi ketukan sebanyak tiga kali, tidak ada jawaban.
Raaida mengulangnya lagi sambil memanggil nama Aminah.
Aminah membuka matanya, sayup-sayup terdengar suara seseorang dari luar kamar memanggilnya.
Suara ketukan terdengar cukup keras sehingga membangunkan gadis cantik itu.
"Nona Aminah... Nona Aminah..."
Suara perempuan memanggil namanya kembali.
"Siapa ?", sahut Aminah.
Aminah terjaga dari tidurnya seraya memperbaiki letak hijabnya.
"Nona Aminah !", panggil suara itu lagi.
Aminah berjalan pelan menuju pintu kamar tidurnya.
"Iya..., sebentar...", sahut Aminah.
Aminah membuka pintu kamarnya dan berdiri Raaida membawa makanan lengkap dengan panipuri yang panas.
"Raaida, kau rupanya", ucap Aminah.
"Iya, aku membawakan nona makanan karena saat waktu sarapan, nona tidak makan", jawab Raaida.
"Terimakasih", ucap Aminah.
Aminah hendak mengambil nampan dari tangan Raaida tetapi gadis itu buru-buru mencegahnya.
"Tidak ! Biarkan saya yang membawanya ke dalam kamar anda, nona Aminah !", kata Raaida.
"Baiklah... Silahkan masuk !", ucap Aminah.
"Kenapa anda tidak membukakan kamar ? Saya sudah bolak-balik ke kamar anda sebanyak empat kali !?", kata Raaida.
"Oh, maaf..., aku tertidur...", sahut Aminah.
Raaida melirik Aminah yang terlihat sedih.
Jelas tergambar raut kesedihan gadis cantik itu karena kedua matanya yang bengkak dan masih sembab sehabis menangis.
Raaida menghela nafas panjang.
Dia meletakkan senampan makanan di atas meja dekat tempat tidur.
"Seandainya tuan Shaheer lebih mengerti akan perasaan anda mungkin dia akan bersikap lembut dan memperhatikan anda, nona Aminah", ucap Raaida iba.
"Ehk...!?", Aminah tertunduk malu.
"Coba anda menarik perhatiannya dengan membuatkan dia ladoo kesukaannya atau membawakannya manisan", saran Raaida.
"Apa makanan favoritnya ?", tanya Aminah.
Aminah mencoba mengalah, dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raaida.
"Tuan Shaheer suka sekali ladoo atau panipuri dengan kuah kari yang lezat. Biasanya nyonya Jannah yang membuatkannya setiap hari", kata Raaida.
"Tapi apa mungkin dia akan menyukai masakan buatanku ?", ucap Aminah ragu.
"Jika anda tidak mencobanya lalu bagaimana anda akan tahu jawabannya ? Apakah tuan suka atau tidak !?", sahut Raaida.
"Emmm... Apa mungkin ?", ucap Aminah.
"Makanlah dulu ! Dan setelah itu anda masakkan makanan kesukaan tuan Shaheer untuk makan siang, dia pasti pulang kembali ke rumah ini", sahut Raaida.
"Emmm..., baiklah...", lanjut Aminah tersipu malu.
"Mungkin saja dengan perubahan sikap nona, akan membuat tuan Shaheer berpikir tentang anda", kata Raaida bijak.
"Maksudmu !?", tanya Aminah.
"Tuan Shaheer tidak terlalu dipedulikan di keluarga ini karena dia bukan cucu kandung tuan Salman karena tuan besar sangat menginginkan putra kandungnya menikah", lanjut Raaida.
"Maksudmu Mahesa ?", ucap Aminah.
"Benar, tuan Mahesa paling dicintai oleh tuan besar dan sangat dimanja olehnya karena itulah tuan Mahesa masih seperti layaknya pria yang belum dewasa", kata Raaida.
"Kenapa justru Shaheer yang harus menikah dan bukan Mahesa ?", tanya Aminah.
"Karena tuan Shaheer lebih ditekan untuk mengurus semua bisnis keluarga Sheikh daripada tuan Mahesa", sahut Raaida.
Raaida menyendokkan kuah kare ke atas piring serta menaruh panipuri diatasnya.
"Tuan Mahesa sangat dimanja dan dipuja oleh tuan besar karena itulah dia dibebaskan tanggungjawab oleh tuan Salman untuk mengurus bisnis keluarga Sheikh", lanjut Raaida.
Raaida menyerahkan piring berisi panipuri bersiram kare yang panas kepada Aminah.
"Makanlah, nona Aminah ! Kau nanti sakit jika tidak makan", ucap Raaida.
"Terimakasih...", sahut Aminah.
Aminah mengambil piring berisi makanan kemudian memakannya.
"Ibaratnya yang bekerja itu adalah tuan Shaheer di rumah ini karena dia bukan keturunan langsung tuan Salman", ucap Raaida.
"Apakah mathair Jannah penyebabnya ?", tanya Aminah.
Suapan Aminah terhenti dan dia menatap lurus.
"Benar, mathair nyonya Jannah adalah wanita pesakitan yang sedang dirawat di luar negeri karena kecanduan alkohol", ucap Raaida.
"Bagaimana kamu tahu akan hal itu, Raaida ?", tanya Aminah terkejut.
"Bibiku sudah lama ikut keluarga ini dan dari bibiku itulah saya mengerti cerita keluarga Sheikh ini", sahut Raaida.
Raaida berdiri disamping Aminah yang sedang memakan makanannya.
"Benarkah ?", kata Aminah.
"Iya, penyebabnya saya kurang mengerti kenapa mathair dari nyonya Jannah seperti itu, tidak ada yang tahu asal usul penyebabnya", sahut Raaida.
"Lalu kemana kakek kandung Shaheer ?", tanya Aminah.
Raaida terdiam.
"Kenapa ?", ucap Aminah.
Raaida masih terdiam seraya menatap lurus Aminah.
Aminah yang tidak mendengar jawaban Raaida lalu menoleh ke arah gadis manis itu.
"Ada apa, Raaida ? Kenapa denganmu ?", tanya Aminah bingung.
"Dia mati bunuh diri !", sahut Raaida dingin.
"A--apa ???", ucap Aminah tersentak tidak percaya.
Amimah lalu berdiri menghadap Raaida lurus dan menatapnya tajam.
"B--bunuh diri, katamu !?", kata Aminah.
Raaida menganggukkan kepalanya dengan tatapan sendu.
"B--bagaimana bisa seperti itu ?", ucap Aminah.
"Penyebabnya tidak ada yang tahu tetapi ini dirumorkan sebagai perebutan harta waris keluarga Sheikh", kata Raaida.
"Apa !?", jawab Aminah.
Aminah berjalan mondar-mandir dengan ekspresi kebingungan.
Dia mencoba menelaah semua kejadian yang baru terjadi di hidupnya saat bertemu Shaheer Sheikh.
Apakah karena hal itu, Shaheer Sheikh sangat membenci rencana pernikahannya dengan Aminah.
Aminah mengusap jari-jemarinya yang gemetaran.
"Apakah karena itu dia menolak saran kakek Salman untuk menikahiku ?", tanya Aminah pucat.
"Iyah..., tuan Shaheer sebenarnya tidak terlalu suka pada tuan Salman karena dia menganggap bahwa kematian kakeknya disebabkan oleh tuan besar", jawab Raaida.
"Apa !? Maksudmu ? Shaheer menuduh penyebab kematian kakeknya karena kakek Salman ?", kata Aminah tersentak kaget.
"Iya...", sahut Raaida.
Aminah tercengang tidak percaya.
Bibirnya terbuka lebar karena terkejut mendengar jawaban Raaida.
"B--bagaimana bisa itu terjadi ?", kata Aminah.
Aminah sulit untuk mempercayainya karena selama ini dia merasa Shaheer Sheikh terlalu semena-mena pada dirinya.
Mendadak tubuh Aminah berguncang hebat sehingga dia mendekap tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya.
"Ya Allah... Bagaimana mungkin ini terjadi ? Apakah aku masuk dalam lingkaran setan ?", ucap Aminah.
Aminah terduduk diatas tempat tidurnya dan melamun.
"Ini tidak hanya seperti lingkaran setan tetapi ini kutukan dalam keluarga Sheikh karena kematian kakek dari tuan Shaheer yang tragis", ucap Raaida.
Aminah menengadahkan pandangannya ke arah Raaida.
Memicingkan kedua matanya dengan ekspresi wajah yang serius.
"Apakah ini konspirasi ?", tanya Aminah.
"Entahlah, nona Aminah ! Tetapi ini adalah sesuatu yang dirahasiakan dalam keluarga Sheikh dan seakan-akan ditutupi oleh tuan besar", sahut Raaida.
"Apakah Shaheer mencurigainya ? Dan apakah dia menyelidikinya ?", tanya Aminah.
"Saat kakek dari tuan Shaheer meninggal, semua tidak ada di rumah kala itu", sahut Raaida.
"Kemana semuanya ?", tanya Aminah.
"Semua pergi ke acara perayaan festival yang diadakan oleh perusahaan milik keluarga besar Sheikh", sahut Raaida.
"Lalu kenapa Shaheer mencurigai kakek Salman ?", tanya Aminah.
"Sebelum acara perayaan festival diadakan, malamnya tuan besar bertengkar hebat dengan saudaranya itu", ucap Raaida.
"Oh tidak...", sahut Aminah terpana.
"Tidak ada yang tahu apa penyebab pertengkaran itu dan setelahnya kakek dari tuan Shaheer ditemukan tewas di dalam mobilnya", lanjut Raaida.
"Ya Allah !!!", pekik Aminah.
"Dan kakek dari tuan Shaheer adalah saudara tiri tuan Salman, ayah dari tuan Salman menikah lagi dengan ibu tuan Safwan Sheikh ketika tuan Salman masih kecil dan tuan Safwan adalah anak kedua dari ayah tuan Salman Sheikh", ucap Raaida.
Aminah terdiam, tubuhnya seketika membatu dingin.
Dia tidak mampu lagi untuk berpikir kembali dan duduk lemas menatap ke arah lantai kamarnya.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu