NovelToon NovelToon
Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Time Travel: Kali Ini Aku Akan Mengalah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Keluarga / Time Travel / Reinkarnasi / Fantasi Wanita / Mengubah Takdir
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Aplolyn

Di kehidupan sebelumnya, Emily begitu membenci Emy yang di adopsi untuk menggantikan dirinya yang hilang di usia 7 tahun, dia melakukan segala hal agar keluarganya kembali menyayanginya dan mengusir Emy.
Namun sayang sekali, tindakan jahatnya justru membuatnya makin di benci oleh keluarganya sampai akhirnya dia meninggal dalam kesakitan dan kesendiriannya..
"Jika saja aku di beri kesempatan untuk mengulang semuanya.. aku pasti akan mengalah.. aku janji.."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aplolyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

"Ayah, kenapa Emily gak balik-balik?," tanya Ethan yang mengkhawatirkan Emily, pasalnya sudah lebih dari 20 menit adiknya ke kamar mandi namun sampai sekarang belum kembali.

"Mungkin dia sudah duluan ke kamar, kita kembali saja ke kamar, istirahat agar besok bisa bangun tepat waktu," ucap sang ayah yang menurut Emy benar, gadis itu mengikuti arahan sang ayah meski Ethan masih duduk di kursinya dengan wajah bingung.

Beberapa saat kemudian, yang Ethan khawatirkan malah menelponnya.

"Ya, kenapa Emily? Apa kau sudah di kamar.." jawab Ethan, dia pikir Emily yang menjawab, namun suara lain yang terdengar, dan itu jelas adalah suara seorang pria.

"Apa?! Kirim dimana alamat rumah sakitnya.."

Dengan cepat Ethan menuju ke sebuah rumah sakit di dekat hotel itu, disana seorang pria sudah menunggunya di depan pintu masuk IGD.

"Mana adik saya?" Raut wajah Ethan gusar, dia mengikuti pria itu tanpa bertanya.

Di salah satu bilik, Ethan bisa melihat wajah adiknya yang pucat tak berdaya dengan selang infus yang menancap di salah satu tangannya.

"Bagaimana keadaannya?"

Walau Ethan tidak bertanya dengan dokter, namun dia mengerti bahwa pria itu pasti sudah mengetahui kondisi adiknya karna dia lah yang membawa Emily kesana.

"Hanya kekurangan nutrisi, sepertinya adik anda termasuk orang yang tidak nafsu makan bila merasakan stres berlebih" jelas pria yang masih belum di ketahui namanya itu.

"Untunglah.. Oh ya, nama saya Ethanael Hambert, terimakasih karna sudah menyelamatkan adik saya," ucap Ethan dengan sopan sambil mengulurkan tangannya sebagai tanda perkenalan.

Pria itu tersenyum, membalas uluran tangan tersebut sekaligus menyelipkan sebuah kartu nama.

"Panggil saja saya Albert, sekarang saya sedang buru-buru, itu nomor saya jika adik anda ingin menghubungi saya untuk bertanya situasi saat dua pingsan, saya duluan ya.."

...Albert Raiko Hilton...

...Chief Executive Officer of Hilton Company...

Begitu membaca jabatan dan perusahaannya, Ethan terpaku agak lama, itu adalah perusahaan nomor satu di Amerika, tempat mereka tinggal, anak perusahaannya juga sudah merambat sampai Asia, wajar saja karna pendiri perusahaan itu lahir di Jepang.

"Kak?"

Ethan kaget mendapati Emily yang sudah duduk di ranjangnya, dia memandang kakaknya dengan wajah bingung dan berkata, "Kakak mikirin apa sih? Aku udah lima kali manggil kakak...."

"Gak papa, Oh ya.. kamu udah gak papa? Tadi itu.."

"Tadi aku pingsan? Kakak yang nolong ya?"

Sambung Emily dengan pertanyaan sebelum kakaknya menyelesaikan kalimatnya.

Mengetahui bahwa Emily tidak tahu siapa yang menolongnya membuat Ethan segera memberikan kartu nama Albert dan berkata, "Pria itu hanya memberikan kartu namanya karna dia sudah terburu-buru sedangkan kamu belum bangun.."

'Hilton Company?'

Emily mengambil kartu nama itu dan menyimpannya.

"Istirahat dulu, setelah cairannya habis kita bisa kembali ke hotel," ucap Ethan lalu duduk di kursi dekat Emily untuk menemaninya.

***

Esok harinya, baik Ethan ataupun Emily tidak menceritakan apapun pada ayah dan Emy, mereka naik ke pesawat dengan tenang.

Sesampainya di rumah, Ethan sempat memeriksa kembali kondisi Emily sebelum kembali ke kamarnya.

"Ingat kata dokter, jangan lewatkan jam makan dan jangan terlalu stres"

Emily menganggukkan kepala mendengar nasihat Ethan.

Begitu Emily sendiri di kamar, dia mengeluarkan kanvas dan alat melukisnya.

"Setidaknya mengulang waktu memberikan aku bakat tanpa belajar"

Maksud Emily adalah bagaimana dirinya yang bisa mendadak melukis padahal dulu, di usianya yang sekarang dia masih tidak mengerti cara melukis.

Dengan lembut Emily menghabiskan waktu untuk melukis satu karya, namun karna kehabisan cat warna biru maka dia harus berhenti di tengah jalan.

"Bagaimana ini? ide ku nanti hilang.."

Emily memperhatikan sekitar lalu mengambil selembar kertas dan mencoret kasar untuk membuat sketsa dasar dari keseluruhan lukisan yang akan dia buat di kanvas.

Tok tok tok..

"Emily! Ingat makan siang!," Itu adalah suara Ethan yang memanggilnya.

"Iya kak!"

Dengan tergesa Emily menyimpan semua miliknya agar tidak terlihat oleh sang kakak, tidak mungkin dia memperlihatkan kepandaiannya dalam melukis padahal mereka tidak pernah melihatnya belajar melukis.

Karna tindakannya yang terburu-buru, Emily tidak menyadari bagaimana selembar kertas berisi sketsanya itu terbang dari jendela dan jatuh di bawah pohon marple yang selalu menemaninya kala dia membuka jendela kamar.

"Aku kesana kak.."

1
Cty Badria
tinggal keluarga y hanya ngangap alat, tidak suka jalan y bertele, pu nya lemah banget
Lynn_: Terimakasih sudah mampir ya kak😇
total 1 replies
Fransiska Husun
masih nyimak thor
Fransiska Husun: /Determined//Determined/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!