NovelToon NovelToon
Hasrat Kakak Tiri

Hasrat Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Menginjak usia 32 tahun, Zayyan Alexander belum juga memiliki keinginan untuk menikah. Berbagai cara sudah dilakukan kedua orang tuanya, namun hasilnya tetap saja nihil. Tanpa mereka ketahui jika pria itu justru mencintai adiknya sendiri, Azoya Roseva. Sejak Azoya masuk ke dalam keluarga besar Alexander, Zayyan adalah kakak paling peduli meski caranya menunjukkan kasih sayang sedikit berbeda.

Hingga ketika menjelang dewasa, Azoya menyadari jika ada yang berbeda dari cara Zayyan memperlakukannya. Over posesif bahkan melebihi sang papa, usianya sudah genap 21 tahun tapi masih terkekang kekuasaan Zayyan dengan alasan kasih sayang sebagai kakak. Dia menuntut kebebasan dan menginginkan hidup sebagaimana manusia normal lainnya, sayangnya yang Azoya dapat justru sebaliknya.

“Kebebasan apa yang ingin kamu rasakan? Lakukan bersamaku karena kamu hanya milikku, Azoya.” – Zayyan Alexander

“Kita saudara, Kakak jangan lupakan itu … atau Kakak mau orangtua kita murka?” - Azoya Roseva.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26 - Tetap Kamu

Kematian Alexander tersebar begitu cepat, banyak pihak yang merasakan kesedihan meski bukan merupakan keluarga inti. Air mata dan isak tangis masih menyelimuti keluarga besar Alexander, terutama Zoya. Dia bukan darah daging Alexander, tapi justru dia yang paling terluka.

Sempat tidak sadarkan diri di atas pusara sang papa, kini wanita itu tersadar dirinya tengah berada di dalam kamarnya. Tidak sendirian, melainkan ada Zayyan di sisinya. "Sayang." Suara lembut Zayyan semakin menyadarkannya jika kini tidak sedang bermimpi.

Zoya yang merasakan kepalanya masih terasa berat, berusaha untuk bangun dari tidurnya. Zayyan bergerak cepat dan memberikan segelas air yang sejak tadi sudah dia siapkan di atas nakas. "Minumlah," ucap Zayyan setia menantinya, segelas air itu tandas hingga membuat dagunya basah.

"Kakak kenapa di sini?"

"Menurutmu kenapa lagi? Suami mana yang bisa tenang istrinya begini."

Sepertinya Zayyan benar-benar melupakan pertengkaran mereka. Pria itu menyeka keringat dan menepikan anak rambut sang istri, Zayyan tersenyum kecut kala Zoya menatapnya beberapa detik kemudian menunduk lagi.

"Kak Ro_"

"Shuut, jangan menyebut siapapun ketika kita sedang berdua ... aku tidak ingin kita bertengkar hanya karena wanita itu, Zoya." Zayyan menempelkan jemari di atas bibirnya, sudah cukup malam itu mereka bahkan pisah ranjang hanya karena bertengkar mempermasalahkan Rosa.

Sudah setengah jam dia di kamar Zoya, sengaja berdiam diri dan berlari dari jangkauan Abraham dan juga Amora. Zayyan menghela napas kasar, pria itu masih kesal sebenarnya. Akan tetapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi dan itu juga kehendak Zoya sendiri.

"Kamu lapar?"

Zoya menggeleng, dia tidak merasa lapar sama sekali. Saat ini, yang dia inginkan hanya sang papa kembali. Wajah Zoya membuat Zayyan terluka, paham betul jika sang istri kini kembali hendak menangis lantaran terpukul dengan kepergian Alexander.

"Jangan menangis lagi, kamu tidak sendiri ... ada aku yang akan menjagamu, kenapa sesedih itu?"

Zayyan merasa keberadannya tidak lagi berguna. Sudah dijadikan istri tapi Zoya tetap saja seolah tidak punya siapa-siapa, jelas hal itu membuatnya sedikit amarah. "Aku suamimu, Zoya ... detik ini juga aku bisa menjatuhkan talak pada Rosa."

"Jangan, Kakak sudah berjanji dihadapan orang tuanya, di hadapan Papa dan saksinya banyak sekali." Berat, tapi fakta yang bicara. Zayyan sudah berjanji pada sang Papa untuk menjalankan amanahnya, begitupun pada Abraham.

"Aku juga berjanji untuk menjagamu, bahkan di depan Tuhan, Zoya ... istriku tetap kamu," ungkap Zayyan menekan setiap kaimatnya, mendapatkan Zoya bukan hal mudah. Jelas saja dia tidak rela ketika hadirnya pihak lain membuat hidupnya terhambat.

.

.

.

Hingga malam hari, barulah Zayyan keluar dari kamar sang istri. Tentu saja lewat jendela dan kembali masuk lewat pintu depan agar-agar orang berpikir jika dirinya baru saja datang dari luar.

Di ruang tamu, tidak ada lagi Abraham yang dia hindari. Pria itu melangkah gontai melewati Zico yang tampak termenung di ruang keluarga. "Apa yang kau lakukan di sini? Kembali ke kamarmu, Zico."

"Hm, istrimu bagaimana?"

"Ck, mana aku tahu ... pulang mungkin," ungkap Zayyan kemudian menghempaskan tubuhnya kasar di sofa empuk itu.

"Zoya tidak punya tempat tinggal selain di sini."

Zayyan sontak menoleh ke arah adiknya, tampaknya Zico benar-benar tidak dapat dibodohi. Terbukti dengan jelas dia benar-benar menganggap Zoya sebagai istri Zayyan.

"Kau, kenapa tidak menyelamatku, Zico."

"Nikmati saja, aku berpikir pernikahanmu bisa membuat Papa terbangun ... ternyata malah sebaliknya," ungkap Zico menghela napas kasar, dia tidak bisa berbuat apa-apa kemarin. Apalagi ketika dia memohon agar Zayyan mau menikah lewat Zoya, senjata yang bisa meluluhkan hati Zayyan.

"Nikmati apanya, bertahun-tahun kujaga ... aku sendiri yang menyakitinya," ujar Zayyan tersenyum kecut, 15 tahun dia menjaga Azoya bahkan tergores saja dia tidak terima. Sungguh menyebalkan sekali ketika takdir justru membuatnya tersakiti dalam waktu kurang dari sepuluh hari.

Demi menjaga perasan Abraham, malam ini Zayyan kembali ke kamarnya agar Rosa tidak merasa direndahkan dengan pernikahan ini. Hanya saja, sama sekali bukan dengan niat tidur bersama melainkan tidak ingin membuat Rosa merasa dihina, itu saja.

Tiba di kamar wanita itu tengah menunggunya di tepian ranjang dengan wajah datarnya. Pria itu mengepalkan tangan dan tidak sudi tempat tidurnya tersentuh wanita yang sama sekali tidak dia harapkan. "Kamu dari mana? Baru pulang selarut ini?" tanya wanita itu tiba-tiba, dia menatap penampilan Zayyan yang masih sama seperti tadi siang.

"Kantor," jawabnya singkat sekali, Zayyan benar-benar berbeda dan tidak seperti yang pertama kali dia temui.

Zayyan tampak tidak terlalu peduli, dia berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Rosa yang merasa Zayyan luar biasa berbeda mengepalkan tangan dan kembali merogoh ponselnya, hati Rosa panas dan dia tidak pernah diperlakukan seorang laki-laki bagai wanita tidak berguna begini.

"Menyebalkan, lagipula bukan tipeku sama sekali," gerutunya kesal dan mulai berselancar di sosial media, mencari hiburan seperti yang dia lakukan biasanya.

- To Be Continue -

1
nurul latifahhh
novelnya kak desh mmg ga pernah gagal uhuyyyy
Desy Puspita: Yang ini gagal, Kak😭
total 1 replies
emak gue
sudah baca justin
emak gue
oh... jadi ini si Fabian temanya zavia!!
emak gue
yang tadi malam belum tuntas zoy...
emak gue
mana bacanya siang2 suami sedang sibuk2 nya🤣🤣🤣
emak gue
ambyaaaar.....
emak gue
bubarrr....
emak gue
gak bisa berpaling darimu thoor...
emak gue
berat thoor...
emak gue
zakit ya zo..
emak gue
thoor...zayyan itu apanya Evan???
aini saja
Lumayan
aini saja
Kecewa
Ndahhyyy
cuma nyicip dikira kuah bakso kali 🤣🤣
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
🌹🪴eiv🪴🌹
nah kan....mama kamu pergi karna pebinor, sekarang kamu mau ikutan jadi pebinor
perjuangkan kebahagiaan memang perlu jika Zoya janda ,tapi ini masih istri orang
🌹🪴eiv🪴🌹
ya ampyun, bengek sampean diriku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹🪴eiv🪴🌹
mama Zoya nikah sama papa zayyan...


begoni.....ok lah gas ken
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!