NovelToon NovelToon
Om Pamungkas

Om Pamungkas

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:652.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ayu

" Menikah dengan siapa?! om pamungkas?!!" suara Ratih meninggi, di tatapnya semua anggota keluarganya dengan rasa tak percaya.
" Pamungkas adalah pilihan terbaik untukmu nduk.." suara papanya penuh keyakinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kurang sopan

Pamungkas membuka laci meja yang terletak di sudut kamarnya,

tangannya erat memegang foto yang sempat di singgung Rafael tadi.

Perempuan berbaju SMA itu adalah Ratih, benar itu Ratih.

Foto itu sudah menjadi penghuni laci pamungkas selama bertahun tahun,

Pamungkas memperolehnya dari album keluarga, ia mengambilnya diam diam saat sebelum pindah keluar jawa.

" Benar apa kata Ratih.. aku memang tidak layak di sebut omnya.." keluhnya sembari memandangi foto Ratih yang masih remaja itu.

" Sekian tahun.. perasaan tidak pantas ini nyatanya tidak pernah hilang.." di letakkannya lagi foto Ratih itu di dalam laci, lalu duduk termenung di kursi samping jendela.

" Kalau kau tidak bisa membunuh perasaanmu pada keponakanmu, dan kau terlalu pengecut untuk mengakuinya,

lebih baik kau menikah saja dengan putri komandan.." kalimat Frans itu tiba tiba terngiang kembali.

Pamungkas menyandarkan punggungnya, ia terlihat bimbang,

yah.. rasanya tidak mungkin melanjutkan perasaan yang tidak jelas ini, bahkan mungkin bertepuk sebelah tangan, pikir Pamungkas.

Ia harus fokus memperbaiki kondisi Ratih dan Hendra, lalu sesegera mungkin pergi, atau..

Pamungkas menutup kedua matanya,

" atau aku juga harus segera menikah agar aku terikat dengan perempuan lain dan bisa menjaga batasanku pada Ratih.." ucapnya lirih dengan mata masih tertutup.

" Turun?!" tegas Hendra pada Iwang yang duduk tenang di atas motor maticnya.

" Mas? jangan seperti itu?!" Ratih melotot pada kakak laki lakinya itu.

" Eh, bola matamu keluarpun aku tidak gentar," balas Hendra pada adiknya.

" Kau?! turun dan masuk kerumah?!" tegas Hendra,

" mas Hendra?! dia temanku?! hanya temanku?!" Ratih tidak mau kalah, ia tidak ingin Iwang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari kakaknya itu.

" Tidak masalah Ratih.. memang seharusnya aku bersopan santun mulai dari awal, aku memang kurang sopan.." sela Iwang kalem, laki laki itu turun dari motornya dan mengikuti langkah Hendra.

Iwang duduk setenang mungkin mendapatkan sikap yang memprovokasi dari Hendra.

" Saya minta maaf jika mas merasa saya sudah bersikap kurang sopan atau bahkan tidak pantas.." ujar Iwang,

Hendra menatap Iwang dengan tidak ramah,

" Sekarang jelaskan padaku, kenapa adikku pulang selarut ini?".

Ratih dan Iwang saling memandang,

" lha kok malah saling melihat? apa menjawab pertanyaanku yang sederhana begitu kau kesulitan?" Hendra menyaut.

" Maaf mas.. saya dan Ratih latihan menari.." jawab Iwang,

" menari??!" Hendra mengerutkan dahinya,

" iya, dia belajar menari, dan kebetulan kami mengadakan pertunjukan tari setiap akhir semester.."

" aku ikut menari, bukankan sudah kujelaskan kalau aku menari?! kalau tidak percaya datang saja ke sekolahnya, aku dan Iwang latihan setiap selesai magrib," Ratih menambahi,

" sampai selarut ini?" tanya Hendra tidak percaya,

Ratih geram, " mas pikir menari klasik itu mudah?!",

" ya mana aku tau, aku orang teknik," jawab Hendra santai membuat Ratih makin kesal.

" Jangan mempersulit Iwang mas?!"

" mana ada.."

" lalu ini?!"

" ini hal yang wajar, ya apa pantas kalau aku diam saja melihat adikku pulang diantar laki laki tiap malam, sementara laki laki itu tidak punya tata krama sama sekali.."

Iwang akhirnya tertunduk,

" Saya bersalah.. di masa depan saya bersikap lebih sopan.." ucap Iwang,

" aku yang melarangnya bicara pada kalian, jadi jangan salahkan Iwang?" Ratih merasa bersalah pada Iwang, karena memang benar selama ini Ratih yang mencegahnya untuk berpamitan masuk ke dalam rumah.

Hendra lagi lagi menganggu tidur Pamungkas, ia mengadukan adiknya.

" Aku akan pulang beberapa hari lagi, sembari menyicil membawa barang barangku.." ujar Pamungkas,

" Bagaimana kalau Ratih memutuskan untuk menjalin hubungan dengan laki laki itu om?"

" kalau adikmu menyukainya kita harus mendukung.." Pamungkas masih di atas bantal.

" Aku tidak sreg," jawab Hendra cepat.

" Kenapa?" tanya Pamungkas pelan,

" laki laki itu terlalu lembut dan penurut, tidak bisa membimbing Ratih?"

" jadi kau mau Ratih mendapatkan laki laki yang galak?"

" Ah! om ini...? ya masa om tidak bisa memahami hatiku..?" protes Hendra.

" Yahh.. aku faham maksudmu.. sudahlah.. jangan ribut, disini sudah tengah malam,

tidurlah..

kita ketemu beberapa hari lagi.." ujar Pamungkas menguap.

" Ya sudah om, tidurlah.." Hendra mengakhiri sambungan telfonnya.

Namun setelah Hendra mematikan telfon, Pamungkas bukannya tertidur kembali, matanya justru terbuka lebar, kantuknya hilang.

1
Merry Napitupulu
Alur ceritanya bagus
Shanty
ih mas hen omongan ku iku... 🤣
Deodoran
astaga om....meleyot aku baca kisahmu
Deodoran: klik aca tautannya kak
Muhammad Rizkykurnia: om pamungkas lihatnya di mana,pingin baca
total 2 replies
Deodoran
keren ceritanya thor...🥰
Fardiana Hamsah
Lumayan
ione
Luar biasa
Kazugata
ayah pamungkas seorang NPD, kisahmu hampir sama kayak cerita hidupku om
Kazugata
suka bgt dgn cerita² novel mu Thor
Zulaika Liza
Lumayan
Zulaika Liza
Kecewa
Maryam
Luar biasa
Rima baharudin
duh gimana ga marah sih tias.....
emang kamu pikir si ratih itu ga punya hati apa.....
luka karna dikhianati sama org terdekat itu susah sembuhnya, kamu malah ngerecokin si ratih mulu
slading online juga nih
Filihatul Ibriza
ceritanya bagus" alur ceritanya kata" semuanya bagus terbaik🤩
itin
sabar toh om pam...
istri rasa ponakan itu perlu pemahaman yang besar 😆😆
Arka Abian
bagus sekali cerita👍👍
Indira Yulianti
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Noh malu kan kamu?? Makanya jangan bersikap seperti anak kecil,Kalo ada masalah itu di bicara dan di tanya baik2,Sia2 kan kamu menangis kayak orang sewel .ckk..
Qaisaa Nazarudin
Dari awal bab sampai ke akhir bab,Yg ada masalahnya kebanyakan teka teki,bikin readers pusing,Harusnya Ratih jujur apa penyebab kebenciannya ke pamungkas,kalo karna Sekar,bilang dan tanyakan apa hubungan mereka, Sekarang Ratih terlalu banyak berandai2 main hakim sendiri,tanpa tau kebenarannya, Kesel aku bacanya,..🤦
Qaisaa Nazarudin
Ckk anak udah gede juga,Ratih perlu ketenangan,biarkan dia menenangkan dirinya,Kita sebagai ortu berdoa saja,itu lebih bagus .
Qaisaa Nazarudin
Awalan yg penuh teka teki,Apa yg sebenarnya terjadi??🤔🤔🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!