Jebakan Terindah

“AAAaaaaaaaaaaaaaaaaaa..........!! Teriak Clare kencang, sedangkan Arka yang di teriaki kencang oleh Clare auto mengenakan kembali kemeja yang hampir saja dia lempar ke keranjang cucian.

“Clare? Apa yang dia lakukan disini? Pasti ini adalah ulah nya Azzura! Memang nya siapa lagi yang bisa memberikan akses ruang rahasia ini pada Clare selain Azzura? Tidak mungkin Alhen, Cristian dan Saka?! Mereka kan tidak kenal dengan Clare.” seru Arka dalam hati sambil membalikkan badan, membelakangi Clare.

“Kau siapa? Mengapa kau ada disini?” tanya Clare yang lupa kalau dia lah sebenarnya tamu di tempat itu.

Arka yang mendengar perkataan Clare auto mengulum senyum nya.”bisa-bisa nya dia tidak mengenali ku.” Gumam Arka dalam hati. “Padahal aku dan dia sudah bercinta sampai pagi!” seru nya dalam hati.

Arka yang sudah selesai mengenakan kemeja nya pun berbalik ke arah Clare, “Maaf nona! Aku pelayan yang membersihkan tempat ini. Tadi kemeja ku kena tumpahan jus ketika aku hendak membersihkan sisa makanan yang ada. Maka nya tadi aku lepas karena rencana nya mau aku cuci. Tapi keburu nona masuk.”k Karang Arka.

Arka sengaja tidak membuka jati dirinya yang sebenarnya pada Clare.

Seperti yang Arka telah sampaikan pada semua sepupu nya yang tahu masalah di hotel malam itu, Arka akan menyembunyikan semua nya dari Clare sampai Arka menyelesaikan semua masalah nya dengan Antonio.

Arka tidak ingin Clare terbawa-bawa dalam masalah ini. Karena Arka tahu, target utama dari orang-orang yang ingin menghancurkan perusahaan adalah Arka.

“Kau pelayan? Maksud mu office boy?” Seingat Clare tidak ada istilah pelayan di perusahaan. Yang ada hanya lah office boy.

“Hah! Iya, maksud ku itu!”ralat Arka yang hampir saja ketahuan bohong nya pada Clare.

“Betul kau adalah office boy?” Clare mengernyitkan dahi nya sambil melihat Arka dari atas ke bawah.

“Siapa dia sebenarnya? Dia mengaku office boy, tapi mulai dari sepatu hingga kemeja yang di kenakan harga nya hampir mencapai 1 milyar! Apa dikira nya aku ini bodoh!! Jelas-jelas aku adalah seorang designer, mana mungkin aku tidak notice dengan apa yang melekat pada tubuh nya.” Clare terus bermonolog dengan diri nya sendiri.

Tapi walaupun Clare tahu pria yang di depan nya ini sedang berbohong pada nya, Clare memilih untuk mengikuti permainan pria ini.

Clare sama sekali tidak mencoba untuk menyela atau membongkar paksa perkataan bohong pria yang ada di hadapan nya itu.

Dalam pikiran Clare, pasti pria ini memiliki sebuah alasan mengapa dia menutupi jati dirinya yang sebenarnya dari Clare.

“Benar nona. Saya adalah office boy! Office boy baru tepat nya.” Jawab Arka karena menyadari kalau Clare seperti nya curiga dengan penampilan nya.

“Nona pasti mengira saya sedang berbohong pada nona karena pakaian yang saya pakai ini kan? Ini bukan milik saya nona.” Arka pun segera memberikan klarifikasi nya tanpa Clare minta.

“Pakaian yang saya pakai tadi pagi kotor karena pak direktur perusahaan ini tidak sengaja membuat saya terjatuh ketika saya sedang membersihkan lorong nona. Maka nya saya diberi pakaian ini." Ujar Arka masih dalam mode mengarang bebas nya.

"Kenapa tatapan mata nya semakin terlihat curiga pada ku? Apa semua karangan ku barusan masih kurang meyakinkan??" Batin Arka sambil mengikuti kemana arah pandangan mata Clare.

"Astaga!! aku lupa dia seorang designer!!! gerutu Arka dalam hati.

Kini Arka tahu apa yang membuat Clare tidak percaya pada nya. Itu adalah penampilan nya secara keseluruhannya.

"Kau terkesima dengan semua yang aku pakai kan nona? Ayoo sini aku bisikan sesuatu pada mu nona!!" Ujar Arka sebisa mungkin berupaya membuat Clare percaya dengan cerita nya.

"Ini semua adalah pemberian direktur pada saya nona. Karena menurut nya akan sangat menyakitkan mata jika saya memadu madan nya kemeja mahal nya ini dengan celana katun murah saya. Itu lah mengapa beliau memberikan saya semua nya, cuma - cuma.. Seperti paket lengkap gitu lho nona. Mulai dari kemeja, celana, sepatu, ikat pinggang, jam tangan. Semua adalah pemberian pak direktur supaya penampilan saya tidak menyakitkan mata nya." Lanjut Arka dengan semua cerita karangan nya.

“ Hanya saja sebagai ganti nya dia minta saya membersihkan ruangan rahasia nya ini setiap hari. Tapi ini rahasia loh nona! Cuma pak direktur dan beberapa teman nya yang tahu akan hal ini.” sambung Arka sambil berbisik.

“Benarkah?” seru Clare pura-pura percaya denan cerita Arka.

“Benar nona.” Jawab Arka dengan yakin.

“Kalau begitu siapa nama mu?” tanya Clare lagi.

“Nama saya? Ratya, nona. Kalau saya boleh tahu nama nona siapa?”

“Nama saya Clare.” Jawab Clare, terus mengikuti permainan yang pria ini ciptakan.

“Clare? Bukan nya Azzura ya, nona? Waaahh.. Saya kira, nona adalah nona Azzura, sebab tadi pak direktur titip pesan, nanti akan ada sepupu nya datang, seorang wanita dan nama nya adalah Azzura.” Arka pura-pura bego untuk membuat akting nya lebih meyakinkan lagi.

Clare yang mendengar penuturan pria yang mengaku office boy ini sempat percaya untuk sesaat kalau pria ini tidak sedang berbohong pada nya.

Namun hal itu benar-benar itu sesaat. Karena sesaat kemudian, handphone pria itu berbunyi dengan nada dering yang hanya di miliki khusus oleh sebuah merek handphone ternama.

"Fix.. ! dia pasti bukan orang sembarangan! Batin Clare.

“Maaf nona, ada yang nelpon.” Ucap nya, kemudian menjauh dari Clare.

Ujung mata Clare terus mengikuti pria itu. Kemudian Clare tersenyum, dari cara pria itu berjalan serta dari cara dia mengangkat telpon nya dan dari semua gesture tubuh nya, Clare semakin yakin kalau pria di depan nya ini bukan lah seorang office boy seperti yang dia akui.