Pengkhianatan yang di lakukan oleh adiknya sendiri, dan calon suaminya, membuat Jelita patah hati. Wanita itu menangis di bawah derasnya air hujan hingga dia pingsan.
Siapa sangka di saat dia pingsan, Jelita di selamatkan oleh seorang CEO muda yang tampan ,dan kaya raya. Laki-laki itu membawa Jelita ke rumahnya , dan mengizinkan Jelita tinggal di rumahnya untuk beberapa minggu. Namun laki-laki itu berhati dingin ,dan seorang gila kebersihan. Kuatkah Jelita tinggal di rumah laki-laki itu ?
Yuk kita ikuti kisah cinta Jelita ☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MartiniKeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak ingin punya anak
Setelah Yuni pergi Jelita menatap Angga dengan tatapan berapi - api.
" Dasar pria mesum. Kamu memang pria breng*ek. " Jelita mengumpat Angga dan melempar majalah yang ada di meja ke arah Angga.
" Jelita, aku tidak tahu kalau semuanya akan seperti ini. Aku memang pernah mengatakan pada Dokter Fajar kalau kamu adalah istriku , tapi waktu itu aku terpaksa bicara seperti itu. Tolong percayalah padaku ! " ucap Angga memohon pada gadis itu.
" Aku tidak percaya dengan semua ucapanmu itu. Mulai sekarang aku berhenti bekerja di sini ," teriak Jelita
Angga memilih diam, membiarkan Jelita melakukan apapun yang di inginkan olehnya.
Brak...
Jelita membanting pintu kuat-kuat saat keluar dari ruangan itu sambil terus menggerutu. Dia sangat marah dengan semua yang terjadi saat ini.
Terpaksa dia harus mencari pekerjaan di tempat lain .
Angga hanya memijat pelipisnya melihat kepergian Jelita yang sudah tidak tampak lagi. Dia menghela nafas panjang. Dia tidak mempermasalahkan sikap Jelita yang sangat dingin padanya. Karena memang semua adalah salahnya.
Jelita melangkah menuju lift sambil menghentakan kakinya cukup kuat di lantai. Dia sangat kesal dengan Angga yang seenaknya mengakui dirinya sebagai istrinya.
Dalam waktu beberapa menit , pintu lift terbuka. Jelita langsung keluar dengan wajah mbesengut , dan tidak memperdulikan orang - orang yang memandangnya.
Angga yang berada di ruangannya merasa tidak tenang dengan kepergian Jelita . Dia takut gadis itu melakukan hal yang aneh-aneh seperti waktu itu. Dia lalu memanggil Alex untuk datang ke ruangannya.
" Ada apa ,Tuan ? " tanya Alex seraya menatap Angga.
" Tolong kamu awasi Jelita ! Ikuti dia kemanapun dia pergi ," perintah Angga
" Apa anda sedang bertengkar dengan istri anda ? " tanya Alex dengan wajah penasaran.
Angga tampak terkejut dengan pertanyaan Alex.
" Siapa yang memberitahumu kalau Jelita istriku ? " tanya Angga seraya menatap tajam sekretarisnya itu.
" Ibu anda sendiri yang memberitahuku. Bahkan beliau juga mengumumkan pada semua karyawan di sini kalau Jelita adalah menantunya," terang Alex.
" Apa ? " teriak Angga dengan mata membulat. Dia mengacak-ngacak rambutnya sendiri karena begitu frustasi dengan semuanya.
" Kenapa masih diam di sini ? Cepat ikuti Jelita ," teriak Angga.
" Baik ,Tuan," balas Alex yang langsung keluar dari ruangan Angga.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di kediaman Ibu Dian.
" Mila , apa kamu sudah hamil ? Kalian sudah lama menikah , dan seharusnya kamu sudah hamil," terang Ibu Dian seraya menatap Dion dan Mila secara bergantian.
"Kami belum ingin punya anak , Ma ," sahut Dion
" Kenapa begitu ? Apa istrimu mandul ?" tanya Ibu Dian seraya menatap menantunya.
" Aku tidak mandul ,Ma . Hanya saja aku tidak ingin punya anak. Kalau aku hamil , nanti tubuhku jadi jelek. Kalau punya anak mau pergi pasti susah," kata Mila seraya menatap ke arah ponselnya.
" Kamu memang keterlaluan sekali. Kalau kamu tidak ingin punya anak , lalu untuk apa kamu menikah ? Lama-lama aku bisa gila memiliki menantu sepertimu," ucap Ibu Dian dengan wajah merah padam.
" Ma, sudah dong. Jangan marah -marah terus ! " sahut Dion seraya menatap wajah sang Mama.
" Dion , Mama sudah tidak kuat lagi dengan istrimu itu . Semua pekerjaan tidak bisa dia lakukan . Bisanya hanya menghabiskan uang suaminya saja. Punya anak juga tidak mau. Lebih baik kamu ceraikan saja dia. Untuk apa memiliki istri yang seperti itu ? Nanti biar Mama yang mencarikanmu seorang wanita yang lebih cantik dari Mila," terang Ibu Dian pada putranya.
Mata Mila langsung membulat mendengar ucapan Ibu mertuanya itu.
" Mama sungguh keterlaluan sekali. Tega sekali Mama bicara seperti itu ," balas Mila yang langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kamarnya.
Dion langsung menyusul istrinya. Di kamar dia melihat Mila sedang memasukkan semua pakaiannya .
" Sayang, apa yang sedang kamu lakukan ? " tanya Dion dengan wajah yang tampak bingung.
" Aku akan pergi dari rumah ini. Aku sudah tidak kuat dengan sikap Mamamu yang selalu marah-marah denganku. Kalau kamu benar-benar mencintaiku maka ikutlah denganku dan jangan pernah menemui Mamamu lagi," ucap Mila pada sang suami.
Dion diam mematung. Pria itu terlihat sangat bingung dengan pilihan yang di berikan oleh istrinya.
" Sayang, Mama hanya ingin kamu hamil. Apa salahnya menuruti permintaan Mama. Aku juga ingin memiliki seorang anak," balas Dion bicara jujur seraya mendekati istrinya.
" Jadi kamu membela Mamamu ? Kalau begitu tolong ceraikan aku secepatnya!" kata Mila yang langsung keluar dengan membawa koper.
" Sayang , kalau kamu tidak mau hamil , maka kamu harus setuju di poligami, karena aku juga ingin memiliki seorang anak ,"
" Apa kamu gila ? Kamu memintaku agar aku berbagi suami dengan wanita lain begitu ? Lebih baik kamu ceraikan aku secepatnya ," teriak Mila yang langsung pergi meninggalkan Dion.
Dion hanya diam saja. Dia tidak mengejar istrinya. Untuk kali ini dia merasa semua yang di katakan oleh Mamanya memang benar. Istrinya itu setiap hari hanya bisa menghabiskan uangnya saja. Bahkan tabungannya sampai menipis karena ulah istrinya .
" Lebih baik aku mendekati Jelita lagi. Aku yakin Jelita masih mencintaiku. Aku harus secepatnya mendekatinya mumpung dia belum menikah," pikir Dion.