Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Jam menunjukan pukul 7 pagi, aku terbangun dari tidurku dan beranjak ke dapur menyiapkan sarapan bersama tante Ida.
Di dapur, aku membantu Tante Ida untuk menyiapkan bahan-bahan masakan, tugas ku hanya mengiris bawang dan mencampur bumbu-bumbu lainnya.
Dengan kondisi ku yang sedang hamil, aku bekerja semampuku saja, dan tak ingin terlalu capek seperti hari-hari sebelumnya.
Meski bayi yang ada di kandungan ku ini bukanlah anak dari suamiku, aku akan tetap menjaganya.
Entah apa yang akan aku katakan nanti, ketika bayi ini lahir.
Ini adalah kehamilan pertama ku, aku tak ingin ada masalah jika nanti aku melahirkan.
"Tante, aku bantu semampu ku saja ya" ujar ku pada Tante Ida yang sedang menggoreng daging
"Emang kamu kenapa?" Tanya Tante Ida
"Mmm, enggak ada tante, aku cuma tak mau terlalu lelah" ujar ku
"Hihi, kayak orang lagi hamil aja kamu yu" sahut Tante Ida
"Hahhhh, enggak Tante, aku cuma enggak mau terlalu lelah. karena sekarang suami ku sudah pulang" ujar ku dengan gugup
"Emang kenapa kalau suami kamu tinggal disini, dia marah kah kalau kamu terlalu lelah?" Tanya Tante Ida
"Iya Tante" jawab ku
"Berarti, suami kamu sudah perduli dong sama kamu?" Tanya Tante Ida lagi
"Mmmm, iya mungkin begitu Tante" jawab ku dengan berbohong, walau sebenarnya, Farhan masih tidak peduli dengan ku.
Setelah aku selesai mengiris bawang, aku kembali ke kamar untuk istirahat. aku berbaring di kasur sambil membaca buku.
Baru satu jam aku istirahat, Tante Inda memanggil ku untuk sarapan. aku keluar dan duduk bersama suami dan juga ayah mertuaku.
Entah kenapa aku ingin sekali memakan rujak, aku meminta pada Tante Ida untuk membelikan rujak untuk ku di warung depan rumah.
"Tante, warung di depan rumah sudah buka kah?" Tanya ku pada Tante Ida yang sedang menyiapkan lauk untuk kami
"Belum, emang kenapa?" Tante Ida balik bertanya
"Aku mau beli rujak" jawab ku
"Masih pagi mau makan rujak, dasar wanita aneh" sahut Farhan
"Emang kenapa?, Aku lagi ngidam rujak pedes" ujar ku yang keceplosan
"Ngidam!?" Farhan dan Tante Ida kaget
"Mmmmm, iya aku lagi pengen aja" jawab ku dengan nada gugup
"Kamu beneran lagi ngidam yu?" Tanya Tante Ida
"Enggak Tante, eh ya ini Tante masak apa" jawab ku yang mengalihkan pembicaraan
"Sayur tumis sama rendang" ujar Tante Ida
Aku cemas karena perkataan aku yang keceplosan, semoga Tante Ida dan juga Farhan tidak curiga.
Setelah kami selesai sarapan, Farhan berangkat ke kantor.
Krena Farhan sudah berangkat ke kantor, aku keluar untuk pergi ke warung depan rumah. entah aku ngidam atau tidak, yang pasti dari semalam aku pingin makan rujak.
Saat aku sampai gerbang, aku melihat warung itu belum buka. aku memutuskan untuk menunggu di kamar saja.
Aku masuk ke dalam kamar, membaringkan diri di atas kasur sambil bermain ponsel.
Tak lama, ayah mertua datang dan mengunci pintu kamar, aku kaget, cemas dan berpikir yang aneh-aneh.
"Ekhem" suara ayah mertua ku
Aku menoleh dan sigap langsung duduk, dengan kepala tertunduk aku bertanya untuk apa ayah mertua ke kamar ku.
"Ada apa ayah datang ke kamar ku?" Tanya ku dengan perasaan cemas
Ayah mertua mengacuhkan pertanyaan ku itu, dia duduk di hadapan ku sambil memegang kedua dengkul kaki ku.
Aku gemetar, jantung ku berdebar, entah apa yang akan laki-laki tua ini akan lakukan.
Perlahan dia mendekatkan wajahnya ke arah perut ku, dia mencium dan mengelus perut ku.
Aku hanya diam, dan membiarkan dia melakukan apa yang dia mau. Lagipula bayi di dalam kandungan ku adalah anaknya.
Setelah ayah mertua mencium perut ku, dia menaikan wajahnya dan mencium kening ku.
Aku sudah seperti istri dari ayah mertua ku, aku melayani dia layaknya seorang istri yang melayani suaminya.
Ayah mertua duduk di sampingku, dan merangkul tubuh ku. aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya diam dan menerima apapun yang dia lakukan.
Semuanya sudah terlanjur, tubuh ku telah dinikmati olehnya. bahkan sudah berapa kali aku bersetubuh dengannya.
"Kamu istirahat yang banyak, biar ayah yang membeli rujak untuk kamu" ujar ayah mertua
Aku hanya diam seperti orang bisu, tak ada yang bisa aku katakan selain menganggukan kepala ku.
Tak lama ayah mertua pergi keluar dari kamar ku, hati ku mulai tenang, jantung ku perlahan berdetak normal.
Awalnya aku pikir ayah mertua ku datang untuk menyetubuhi aku lagi, jika itu benar laki-laki itu benar-benar kejam.
Namun dia melakukan itu, dia hanya datang untuk mencium perut ku, dimana ada anaknya yang sedang aku kandung.
Selang beberapa jam, ayah mertua kembali ke kamar ku dengan membawa kantong plastik berisi rujak.
Aku yang tadi berbaring bermain ponsel, langsung bangun dan duduk. seperti biasa dengan kepala tertunduk aku bertanya untuk apa lagi dia kesini.
"Ayah mau ngapain lagi?" Tanya ku
"Ayah mau antar rujak ini" ujar ayah mertua yang menaruh rujak di atas meja
Dia duduk di sampingku dan merangkul tubuh ku, laki-laki tua itu memperlakukan aku seperti istrinya.
Namun aku bisa berbuat apa, cuman bisa diam dan menerima perlakuannya. kalo boleh jujur aku juga merasa risih berada di dekat ayah mertua ku.
Seorang gadis yang masih berusia 20 tahun, harus melayani nafsu bejat laki-laki tua yang sudah berambut putih itu.
Kini benihnya sudah berada dalam perut ku, karena nafsu ayah mertua ingin mempunyai cucu dan Farhan tak mau mengabulkannya, dia nekat menyetubuhi menantunya.
"Tolong tinggalkan aku sendiri" pinta ku pada ayah mertua ku
"Iya sudah, ayah keluar dan makanlah rujaknya" kata ayah mertua yang beranjak pergi dari kamar ku
Setelah ayah mertua pergi, aku mengambil rujak itu dan memakannya.
Aku memakan rujak itu sambil mengelus-elus perut ku.
8 bulan lagi, aku akan menjadi seorang ibu, namun sayang aku harus menjadi ibu dari anak hasil hubungan gelap ku.
Andai anak ini adalah anaknya Farhan, pasti aku bahagia sekali. mengandung benih ayah mertua ku, membuat ku merasa sedang menanggung beban yang sangat berat.
Selain dosa yang ku dapat, aku juga belum siap untuk menerima omongan orang nantinya. seorang istri yang mengandung benih dari ayah mertuanya.
Namun aku tak terlalu mencemaskan itu, kalau nanti Farhan tak mau menerima anak ini dan ingin menceraikan aku, aku dengan senang hati akan menerima semua itu.
Aku juga tak ingin, jika Farhan harus menjadi ayah dari anak ayahnya sendiri.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.