Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Fera begitu tak percaya melihat sosok Steve yang berubah sikap..pandangan matanya tajam, tak ada keramahan sedikitpun disana...ia menjadi sosok yang tidak tersentuh...

''Steve,...kau mulai bersikap kasar kepadaku...tak taukah siapa dirimu...akulah yang mengangkatmu dari jalanan...kau hanya pria miskin yang...beruntung.''jerit Fera penuh hinaan...

Dan..kata-katanya mampu merubah wajah Steve semakin mengeras...pria itu kemudian mendekat kembali mencengkram bahu Fera kali ini lebih keras dari sebelumnya,

''Dengar baik-baik Fera...kau berbicara tentang kasta antara si miskin dan si kaya.......''

Mata Steve berkaca-kaca ketika ia harus merelakan Ana di hina oleh wanita ini...namun, semua pengorbanannya berhasil bukan, ia berhasil mendapatkan kepercayaan tuan Danar...ia jadi kaya saat ini dan, mungkin Ana akan kembali kepadanya, ia punya uang sekarang......

Yah..Steve masih menyimpan harapan jika suatu saat Ana bisa memaafkan dirinya, lalu ia menceraikann Fera dan mereka hidup bahagia....

Namun sebelum ia menceraikan Fera, wanita ini akan mendapatkan balasan darinya dengan sangat kejam.....Steve tertawa hingga tawanya terlihat begitu menakutkan..........

Tubuh Fera bergidik ngeri, tak pernah...tidak pernah ia melihat sisi Steve yang marah..selama ini Steve selalu mengikuti kata-kata Fera tanpa sedikitpun berani membantah, ketika ia bahkan menghina, Steve hanya diam dan membujuknya namun...apa yang ia liat saat ini berbeda, sangat berbeda dari apa yang ia liat selamanya, apakah semua karna paman memberikan semua kekuasaan kepadanya....?hingga ia menjadi buta....

''Mulai sekarang bagaimana jika kita berganti tempat..''lirik Steve dengan tajam..

''Apa...maksudmu....''desah Fera merasa takut...

''Ini saatnya kau merasakan bagaimana menjadi si miskin, agar kau tau bahwa rasanya berada di tempat rendah.....'' Steve tersenyum kejam....

''Jangan macam-macam Steve..aku akan...''

''Haha..kau sekarang sudah kehilangan taring sayang, apa kau ingat kau pernah bilang bahwa Ana adalah wanita murahan...'' Steve menggertakan giginya...

''Oh...Steve, aku istrimu,,...mengapa kau malah membahasa waniat murahan itu dia tidak pantas..........''

Packkkk.....

Tubuh Fera kembali jatuh, darah segar keluar dari sudut bibirnya...airmatanya menetes,....

Namun Steve tak sedikitpun iba, ia malah kembali menarik tubuh Fera dengan kasar......

''Jika kau berani menghinanya sekali lagi maka aku....akan merobek mulutmu...''

''Aku..tidak terima ini dia...''

Fera kembali terkejut ketika wajahnya kembali di tampar dan bukan hanya itu, kali ini Steve bahkan mencekiknya....tatapan Steve seakan ingin membunuh Fera saat itu juga....

''Kau pikir aku tidak sakit hati ketika kau menghinanya dengan kejam,....setiap perjumpaan kau selalu saja mengambil kesempatan untuk menyakitinya...kau pikir aku baik-baik saja, kau pikir hatiku tidak terluka dengan apa yang kau lakukan...''

Fera mengerang.....

''Apa itu artinya kau masih mencintainya..'' desis Fera menahan kesakitan di lehernya....

Steve tersenyum kejam....

''Kau pikir aku melupakan wanita seperti Ana dan mencintai wanita menjijikan sepertimu, apa kau tidak terlalu serakah...''

''Kau bajingan.......''

Steve kemudian mendorong kasar tubuh Fera dan tersenyum...

''Kau akan merasakan apa itu siksaan yang sebenarnya...''

''Tidak.....'' jerit Fera dengan tangis yang pecah...

***********************************************

Ana menatap Fania yang berdiri dengan senyuman manisnya di pagi hari...kabar gembiranya adalah tuan Damian menerima permintaannya tentang Fania yang bekerja di minimarket miliknya.....

''Ana aku sangat bahagia, terimakasih kau mau menerimaku bekerja di tempat ini..''bisik Fania menggenggam tangan Ana...

Ana mengangguk...

''Aku lebih senang jika aku bekerja bersama sahabatku...''ucap Ana tersenyum....

Fania pun lalu menghampiri rak-rak yang kosong dan segera mengisinya dengan belanjaan......

Sedangkan Ana juga melakukan yang sama, ia melangkah ke arah gudang dan melihat stok barang...

Saat itulah ponselnya berbunyi...........ada pesan masuk, dan ia pun tersenyum...

Damian..

Apa kabar Ana...

Ana

Aku baik, apakah kau sedang sibuk...?

Damian

Aku sedang sibuk dan memikirkanmu, bagaimana ini...?

Ana

Aku juga merasakan hal yang sama Damian, bisakah kau menemuiku jika tidak sedang sibuk..

Damian

Aku...akan menjemputmu malam ini...aku ingin membawamu ke sebuah tempat yang indah...

Ana

Aku akan menunggu........

Damian

Tunggu aku.

Ana tersenyum sendiri sehingga tak menyangka jika Fania mengejutkannya dair belakang...

''Wah....aku mencium kabar baik..''bisik Fania menggoda Ana,

''Aku akan di jemput oleh tuan Damian.''balas Ana tersenyum malu...

Fania melebarkan matanya ikut senang........lalu memeluk Ana....

''Aku pikir tuan Damian jatuh cinta kepadamu...''

Ana melotot dengan gemas...

''Dia hanya menyukaiku.''

Wajah Ana mendung..ia sama sekali tidak berani berharap..ia sudah banyak terluka dan di hianati hingga Ana merasa takut jika ia kembali akan merasakan sakit dan terluka...Ana tidak sekuat itu....

Fania menggeleng...

''Jangan pernah takut untuk melangkah, aku liat tuan Damian sangat baik...dia berbeda, seorang pengusaha kaya dan juga...tampan..''bisik Fania menguatkan...

Ana tersenyum menatap sahabatnya dengan senyuman optimis,...

''Aku akan mencoba...''

''Bagus..jika kau menikah dengannya, biarkan aku menjadi pengiring pengantinmu..''bisik Fania..

''Yah....aku berjanji.''ucap Ana tak yakin.......

Tuan Damian pria yang sangat misterius, ia bahkan tidak tau dimana tempat tinggalnya, orangtuanya, saudaranya, tuan Damian terlalu tertutup hingga tak ada cela bagi orang lain untuk tau kehidupan pribadinya....Ana hanya menghela nafas, kali ini ia tak akan berharap.....

************************************

Malam harinya.....

Ana baru saja berganti baju setelah Minimarket di tutup, Fania dan Daniel juga sedang merapikan barang-barang di depan..

Ana menatap cermin dan tersenyum sendiri, malam ini Damian akan menjemputnya,..apakah ia terlihat cantik, mengapa Ana merasa kehilangan kepercayaan diri...?

Lama gadis itu berdiri di depan cermin dan menatap pantulan dirinya sendiri....

Rambut panjangnya di gerai dan bibirnya di poles dengan lipglos berwarna pink....Ana lalu meraih tas selempangnya dan melangkah keluar dari kamarnya dan sedikit heran karna tidak menemukan Fania maupun Daniel di dalam minimarket, ia lalu melangkah keluar dari apartement dan menatap sekelilingnya dengan sedikit cemas...

Kemanakah mereka, mengapa mereka menghilang...?

Ana bergerak ke depan pintu dan membukanya, ia pun melirik di sekitar halaman bagian depan Minimarket namun, kedua temannya seolah menghilang di telan bumi.....

Ana mulai di serang rasa panik, bagaimana jika Mfia itu yang datang dan membawa teman-temannya pergi....?

Yah,,....rumah mafia itu terletak tak jauh dari sini, Ana yakin..mungkin saja mereka ingin menjarah minimarket ini dan di halangi....

Mata Ana berkaca-kaca,....ia harus bagaimana sekarang, Ana berlari keluar dengan panik....ia harus mencari pertolongan bukan...?

Ana baru saja sampai di pinggir jalan, namun terdengar suara bunyi yang keras di langit....

Duart............................

Ana menoleh dan begitu terkejut dengan pemandangan sekitarnya yang di penuhi ledakan cahaya....

Sosok pria keluar dari sana dengan tatapan tajam.....

Ana melonggarkan tenggorokannya.....