NovelToon NovelToon
And It Just Comes Back Like An Old Love

And It Just Comes Back Like An Old Love

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Berbaikan / Wanita Karir / Office Romance
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Berry06

Kemunculan direktur eksekutif muda yang tampan menimbulkan kehebohan, khususnya di kalangan karyawan wanita.

Lotus si karyawan biasa tidak menyangka, direktur eksekutif muda baru yang mempesona di kantornya ternyata adalah Elion pria yang dulu dikenal culun, jelek, gendut, miskin dan bodoh, teman sekelasnya semasa sekolah menengah atas.

Lotus merasa bersalah dan malu karena dahulu pernah terlibat dalam kasus perundungan terhadap pria itu. Jadi sebisa mungkin ia menyembunyikan dirinya agar tidak terlihat di mata pria itu. Namun akibat dari kecerobohannya sendiri, ia tak sengaja menumpahkan kopi di jas milik pria itu, lalu akhirnya pria itu menyadari kehadirannya dan mulai mengusiknya seolah tengah membalaskan dendam.

Benarkah hanya dendam? Atau sesuatu yang lain yang tidak pernah Lotus sadari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Berry06, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XXII

"Selamat pagi nona Lotus, hari ini kau cantik sekali" Goda Nicole begitu Lotus menghampirinya.

"Ralat, setiap saat kau memang selalu tampak cantik dan bersinar, gawat aku semakin menyukaimu". Nicole serius, gadis itu tampak cantik dan manis dalam setelan formalnya, seperti biasa, menenteng totebag berisi laptop dan juga memakai tas selempang besar yang banyak isinya,  terlihat jelas bahwa gadis itu memang seorang wanita pekerja keras. Penampilannya sangat rapi dengan make up minimalis yang tampak natural. Wangi manis buah-buahan dan cotton candy menguar dari tubuh gadis itu. Terasa sangat candu untuk di cium. Rambut pendeknya yang mulai memanjang dia biarkan tergerai bebas.

Lotus tersenyum manis seperti biasanya, gadis itu melambaikan tangannya dan melompat kecil. "Selamat pagi kembali, terimakasih, ku anggap itu pujian yang tulus, dasar  perayu ulung" balasnya jenaka.

Sesuai obrolan mereka tadi malam, Nicole akan mengantar Lotus berangkat ke kantornya. Namun mereka berniat untuk sarapan bersama terlebih dahulu.

Dengan gentle, pria itu mengambil totebag milik Lotus dan mengambil tas selempangnya untuk ia bawa dan simpan di jok belakang mobilnya, sedangkan si empunya di persilakan masuk dan duduk di depan .

Lotus menerima perlakuan Nicole dengan penuh perhargaan. Dia di bukakan pintu dan di perlakukan sangat lembut dan hangat oleh pria itu"Ya ampun terimakasih" balas Lotus setelah Nicole berputar dan duduk di sebelahnya. Sungguh sangat beruntung siapapun gadis di masa depan yang akan menjadi jodohnya.

"Baiklah, ayo kita berangkat"

Balas Nicole sambil tersenyum, pria itu menjalankan mobilnya membelah jalanan yang sudah mulai ramai dan di padati kendaraan menuju sebuah restoran yang sudah buka untuk sarapan mereka, Nicole meminta rekomendasi dari Lotus untuk tempat sarapan mereka. Namun gadis itu mengatakan terserah.

Jadi Nicole tertawa, jawaban Lotus sama seperti kebanyakan wanita lainnya jika ditanya mau pergi kemana. Sepertinya hampir semua wanita itu tau banyak hal kecuali tempat dimana mereka akan makan.  Tidak semua, tapi kebanyakan begitu. Mungkin karena takut tidak sesuai keinginan atau selera partnernya, atau mungkin lebih menyesuaikan saja.

Seperti kemarin, hari ini Lotus kembali menggunakan turtleneck berlengan pendek untuk menutupi ruam keunguan yang masih tersisa, kemudian di balut blazer berwarna merah muda yang terlihat kalem.

Sedangkan Nicole menggunakan kaos berwarna putih dan jeans hitam sebagai bawahannya, pria itu terlihat santai namun tetap rapi dan berkharisma.  

Siapapun yang melihat pasti setuju mereka seperti pasangan yang serasi, seperti seorang wanita karier dan pria pebisnis.  Mencari tahu restoran dengan rating tinggi di area dekat kantor Lotus untuk mereka sarapan, dengan bantuan Lotus tentu saja, melalui aplikasi maps. "Di ujung jalan sini, belok kanan setelah dua ratus meter. Woah, rating restorannya sangat tinggi" ucap Lotus excited.

Lagi, Nicole tersenyum. Pria itu mencari topik untuk terus berbincang bersama Lotus. "Bagaimana pekerjaan mu? Pasti direktur perusahaan mu itu sangat merepotkan, kan?? Jika sudah muak bekerja disana kau bisa resign. Aku siap menafkahi mu" ucapnya menggoda.

Lotus spontan tertawa ringan menganggpi ucapan pria itu. "Deal, tapi kau harus berjanji memberiku banyak uang"

Nicole merasa gemas melihat respon gadis itu, dia mengusak rambutnya  dengan lembut. Sedang tangannya yang lain tetap menyetir hati-hati. "Tentu saja".

Pria itu kemudian menghela nafasnya dan mengalihkan pandangannya dari Lotus menatap jalanan di depan.

Dia tau sekarang ini bukan hanya dirinya yang menginginkan gadis di hadapannya itu, tetapi direktur perusahaan tempat gadis itu bekerja. Semuanya terlihat jelas, pria itu memberikan sinyal yang cukup jelas bahkan terang-terangan kepadanya. Pria itu memberikan tanda permusuhan ketika mereka bertemu tempo hari, mendebat semua pendapatnya dan mengeluarkan dominasinya yang kuat dan menyebalkan, seakan dia lah pria paling unggul dan Lotus adalah miliknya.

Persaingan diantara mereka tak akan bisa dihindari, tentu saja sebagai seorang pria Nicole tak akan mudah menyerah ataupun mundur.  Dia akan memperjuangkan Lotus selama gadis itu memberikan lampu hijau kepadanya.

Namun, Nicole sempat berpikir pesimis, posisi Elion lebih menguntungkan ketimbang dirinya. Mereka bekerja bersama dan pasti lebih banyak menghabiskan banyak waktu bersama. Tetapi dia tak akan mundur kecuali jika Lotus yang meminta.

"Oh iya, sejujurnya aku masih malu karena tempo hari" Lotus mengaku dengan malu-malu. Pipinya memerah. "Tak yakin aku bisa makan dengan benar di depan mu" cicitnya.

"Aku takut kau berpikir aku gadis ceroboh dan jorok" lanjutnya. "Aku benar-benar menyesal".

Nicole menyunggingkan bibirnya  karena mengerti kemana arah pembicaraan gadis itu. Dia sangat gemas. "Hahahhaha tak apa, aku tau kau tak sengaja menyemburku"

Meskipun Nicole  berkata demikian, Lotus tetap merasa malu, wajahnya tetap memerah seperti kepiting rebus karena telah menyembur wajah pria itu dengan makanan di mulutnya.

Dia melihat kearah lain apapun selain wajah Nicole. sampai di tempat tujuan, Nicole menepikan mobilnya dan masuk parkiran, pria itu keluar mobil lebih dulu dan membukakan pintu untuk Lotus.

Pria itu kemudian mengulurkan tanganya pada Lotus dan di sambut dengan senang hati oleh gadis itu.

Suasana restoran cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang sedang sarapan atau sekedar minum kopi pagi.

Gemerincing lonceng berbunyi ketika Nicole membuka pintu restoran.

Dan mempersilahkan Lotus untuk masuk terlebih dahulu. Perlakuan pria itu mampu membuat Lotus melemah.

"Selamat pagi" sapa pelayan direstoran tersebut begitu menyambut kedatangan Nicole dan juga Lotus.

Pelayan itu mempersilahkan keduanya untuk duduk di tempat mana yang mereka inginkan kemudian memberikan buku menu pada mereka.

Lotus memesan makanan berkuah yang segar karena tergoda mencium aroma sup hangat dan nasi, cukup berat untuk ukuran sarapan, sedangkan Nicole memesan sandwich isian alpukat telur. Pria itu juga memesan kopi.

Mereka berbincang hangat, Nicole membicarakan urusan pekerjaannya akhir-akhir ini kepada Lotus dan gadis itu menjadi pendengar yang baik, sesekali gadis itu tertawa lepas ketika Nicole melemparkan lelucon. Prai itu benar-benar berusaha keras untuk membuat Lotus terkesan kepadanya.

Sepertinya berhasil karena membuat mood Lotus berada dalam kondisi paling baik, gadis itu tersenyum lebar sepanjang waktu dengan binar bahagia di matanya.

Selesai sarapan, Nicole langsung mengantar Lotus ke kantornya.

Gadis itu tak ingin terlambat sedikit pun karena harus mengurusi jadwal Elion hari ini.

Hal pertama yang gadis itu lakukan adalah menyalakan komputernya, mencatat ulang hal-hal yang perlu ia kerjakan dan siapkan supaya tidak lupa. Kemudian mengecek jadwal Elion sebelum menyusunnya kembali.

Dua jam kemudian pria itu datang, Lotus langsung berdiri tegak dari duduknya dan membungkukan badannya pada Elion sebagai formalitas hormat. Jantungnya berdegup dengan kencang, setelah kejadian tempo hari dia tak akan melihat lagi Elion dengan sama.

"Selamat pagi pak" ucapnya berusaha terdengar sopan.

Anehnya Elion tampak marah, tetapi kemudian  menyeringai, dia mendekatkan tubuhnya pada Lotus dan meraih dagu gadis itu dengan tangannya. "Selamat pagi sayangku"

"Aku menjemputmu pagi ini dan kau sudah tidak ada, kemana?" Tanyanya dengan alis berkerut.

Karena merasa risih Lotus menepis lengan Elion dengan kasar,  apalagi dia melihat Riko mengekor Elion di belakang, selain itu ada cctv di sudut ruangan mereka.

Elion berdehem, ia langsung memasang wajah datar dan masuk ke ruangan pribadinya seolah tak terjadi apapun.

Di belakangnya Riko membawa satu buket bunga dan meneteng paperbag berisi sarapan, dia menyerahkannya pada Lotus.

"Seperti biasa, dari tuan Elion"

"Terimakasih" ucap Lotus dengan pelan.

Lotus senang, tetapi dia sedikit kecewa karena pria itu lebih menyuruh Riko alih-alih menyerahkannya sendiri. Dia menjadi membandingkan bedanya perilaku  Nicole dan Elion. Dan ia juga yakin yang membeli bunga dan sarapan pun bukan atas usaha Elion sendiri. Riko bisa saja yang mempersiapkan semuanya. Elion pasti hanya memerintah.

"Tuan Elion yang membelinya sendiri" timpal Riko seolah tau isi kepala cantik Lotus.

Tersadar dengan pikirannya Lotus mengigit bibirnya sendiri, merasa malu. kenapa juga ia harus berharap seperti itu.

"Oh iya, uh. Maaf"

"Baiklah kalo begitu saya akan pergi" pamit Riko setelah Lotus menerima bunga dan makanan yang ia serahkan.

"Sekertaris Riko tunggu!!" Tahan Lotus.

Sekertaris yang hemat bicara itu mengangkat alisnya menunggu Lotus  berbicara lebih lanjut.

"Nanti siang kita makan bersama, aku akan mentraktir mu" ucapnya bersemangat.

"Kenapa?" Tanya pria itu datar.

"Kau sudah banyak mengajariku dan membantuku, aku ingin berterimakasih" ucapnya sungkan.

"Baiklah" jawab Riko tanpa banyak bertanya, tak ambil pusing juga sebelum melenggang pergi

Lotus tersenyum dan mengacungkan jempolnya, kemudian gadis itu menatap paperbag berisi makanan yang di berikan Elion. Perutnya sudah kenyang jika harus memakannya, tetapi mungkin Lotus mencuri-curi kesempatan memakannya sambil bekerja nanti.

Lotus melirik Elion di ruangannya, pria itu sudah mulai duduk di kursinya bersiap untuk langsung bekerja. Wajahnya terlihat sangat serius. Sepertinya dia memiliki banyak pikiran, Lotus memperhatikannya dengan seksama kemudian Elion tiba-tiba melirik kearahnya. Membuat Lotus salah tingkah, karena tertangkap basah sedang memperhatikan pria itu. Namun di luar dugaannya, justru Elion malah tersenyum dengan lembut. Tetapi hanya sekilas karena ia langsung sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Gadis itu menghela nafas.

"Apa dia sedang memiliki masalah?" Batin Lotus di dalam hatinya. Dia merasakan hal yang berbeda dari pria itu.

Kalau boleh jujur, dia masih kecewa dengan sikap Elion tempo hari. Apalagi pria itu tidak ada berusaha menghubunginya sedikitpun setelah pertengkaran kecil mereka saat bolos kerja. Tetapi melihat pria itu langsung membuat rasa rasa kecewa dan kemarahannya seketika langsung sirna, dengan mengiriminya bunga itu juga sudah cukup menyentuhnya.

Perasaannya di bawa naik dan turun. Dia membenci hal itu.

Hari itu, Lotus melanjutkan pekerjaannya dengan sebaik mungkin seperti biasanya meskipun dengan perasaan tidak tenang. Dia menemani Elion bekerja sesuai jadwal hari itu. Membantu pria itu seharian penuh dalam pekerjaannya. Elion dalam mode serius tak sempat menggodanya dengan kata-kata seolah terlalu sibuk. Tetapi pria itu selalu memberikan tatapan tajam dan penuh hasratnya pada Lotus dengan cukup jelas bahkan di depan orang lain, hingga membuat orang-orang menyadari ketertarikan pria itu.

Ketegangan seksual diantara mereka sangat kuat, hal yang luar biasa mengingat keduanya sama-sama dapat menahan diri. Terutama bagi Elion.

Lotus merasa kulitnya meremang dan bergelenyar panas tiap kali tak sengaja beradu tatap dengan Elion yang tatapannya tajam da intens itu. Jadi sebisa mungkin ia menimalisir kontak mata dengan pria itu.

Pada saat jam istirahat Lotus bertanya apakah dia perlu memesankan makan siang untuk pria itu, tetapi Elion malah mengatakan hal yang sangat menyebalkan untuknya.

"Tidak perlu memesan makanan nona Lotus".  Ujarnya.

"Makananku ada disini, di depan ku, aku sangat lapar, tetapi aku berpikir untuk tidak menyentuhnya sembarangan" Elion mengatakan itu dengan suara beratnya dan penuh penekanan.

Lotus yang pintar dapat menangkap maksud Elion dengan cepat. tetapi ia bingung, entah respon seperti apa yang harus di berikan pada pernyataan konyol itu. Gadis itu kemudian hanya menghela nafasnya.

"Kau boleh makan dan beristirahat sekarang, nona Lotus terimakasih sudah peduli padaku" tutup Elion merasa senang di tanyai Lotus perihal makan siang. Padahal itu hanya karena memang pekerjaannya.

Bagaimana dia tidak senang? Lotus adalah gadis yang diinginkannya.

"Aku tak peduli pada anda pak, aku hanya melakukan tugas ku sebagai asisten anda. Setidaknya untuk berbasa-basi dan formalitas" Jawab Lotus sekenanya. "Kalau begitu saya pamit" Lotus sedikit membungkuk dan keluar begitu saja dari ruangan Elion.

Pria itu berkedip beberapa kali mendengar jawaban keras Lotus Jadi dia masih belum mendapatkan gadis itu untuknya ya?

Setelah pintu tertutup dan gadis itu menghilang dari pandangannya Elion terkekeh pelan. Dia kemudian mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas beberapa kali. Berpikir keras, sebaiknya apa yang mesti ia lakukan pada Lotus.

Perkataan Bagaskara berhasil mengusiknya, dia tak ingin ayahnya melakukan sesuatu pada Lotus. Meskipun sekedar untuk mengawasinya, karena jelas gadis itu akan terancam karena berinteraksi dengannya terus-menerus, karena hal itu tak disukai sang ayah yang begitu penuntut dan serakah.

Mungkin saat ini memang tidak akan terjadi apapun pada Lotus, lagipula Elion akan menjadi garda terdepan dan tameng pelindung untuk Lotus apabila terjadi sesuatu yang dilakukan ayahnya.  Tetapi  lama-kelamaan ayahnya tetap akan mengusik gadis itu, karena Elion tetap bertekad memiliki gadis itu untuk dirinya. Namun Elion tetap tak mau gadis itu terlibat dalam drama keluarganya, karena pasti akan menyakiti gadis itu.

Dia ingin menjaga Lotus tetap dalam jangkauannya. Tetapi apakah membiarkan gadis itu bekerja di perusahaan dan tetap berada disisinya sudah cukup aman? Tau begini, dia tak akan mengangkat gadis itu menjadi asistennya.

Elion tak mau kehilangan Lotus untuk yang kedua kali, pertemuan mereka saat ini sudah seperti takdir paling baik untuknya.

Setelah cukup lama merenung Elion menghubungi Bagaskara dan meminta bantuan pada pria itu. Dia meminta salah satu orang kepercayaan Bagaskara untuk turut mengawasi Lotus dari jauh, mengikuti gadis itu kemanapun dan melindunginya jika ada hal yang menganggu tanpa sepengetahuan gadis itu. Karena ia jelas tak akan bisa melakukanya sendiri, hal itu di luar jangkauannya.

Terdengar gila, tetapi jauh lebih baik daripada dirinya tidak tenang.

Berharap hal itu menjadi efektif.

"Halo, Elion?"  Terdengar suara dari seberang telpon.

Elion menghela nafas, dia tak berniat menyapa kakaknya terlebih dulu, langsung pada inti. "Maaf menelpon, aku ingin meminta bantuan, tau kau memiliki banyak sekali anak buah, aku ingin minta salah satu dari mereka untuk mengawasi Lotus"

"Lotus Siapa?" Bagaskara sedikit bingung di seberang sana. Karena Elion berbicara berterus terang dan langsung pada inti. Tanpa membicarakan secara detail atau setidaknya berbasa-basi tentang yang dia bicarakannya sendiri.

" Oh nama gadis itu ya? Kurasa bukan nama rival bisnis kita" Bagaskara di seberang berusaha menebak.

"Ya"

"Baiklah tidak masalah akan ku kirim"

"Apa terjadi sesuatu yang buruk padanya?" Tanya pria itu penasaran.

"Tidak,aku hanya berjaga"

"Kurasa ayah tak akan melakukan apapun pada gadis itu selama kau tak membuat kesalahan" Ucap Bagaskara. "Atau Kau sudah mempunyai feeling ayah akan berbuat sesuatu?"

"Pria tua itu merecoki ku"

Bagaskara tidak banyak berkomentar untuk masalah pribadi Elion. Itu urusan dan pilihannya. Sebagai seorang kakak ia hanya perlu mendukung tidak perlu mengatur seperti yang ayahnya lakukan.

"Kirimkan saja anak buah mu, berikan kontaknya" Setelah itu Elion mematikan sambungan teleponnya.

Elion menatap ruangan kerja Lotus yang terlihat dari ruangannya. Pria itu kemudian melangkah keluar balkon untuk merokok.

Pria itu mengeluarkan sebatang rokok dan menyelipkannya pada belah bibir, kemudian menyalakan korek api dan membakar rokok yang terapit pada belah bibirnya. Menghisap rokok itu dengan nikmat dan membiarkan asap rokok tersebut mengepul.

Tbc

1
manzanita_w 🍏🍎🍏
You nailed it, thor! Terus berkarya ya. 💪
shookiebu👽
Bikin deg-degan nih!
Berry06: makasieee udah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!