NovelToon NovelToon
Suamiku Pria Tulen

Suamiku Pria Tulen

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis
Popularitas:19.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Sept

Nur Azizah gadis biasa yang telah dijual oleh tantenya sendiri untuk menebus rumah yang akan disita. Nur tidak menyangka, nasibnya akan tragis. Saat orang yang membeli tubuhnya berusaha menodai gadis itu, dengan susah payah Nur berusaha kabur dan lari jauh.
Dalam aksi pelariannya, Nur justru dipertemukan dengan seorang pria kaya raya. Seorang pria tajir yang katanya tidak menyukai wanita.
Begitu banyak yang mengatakan bahwa Arya menyukai pria, apa benar begitu?

Rama & Irna

Masih seputar pria-pria menyimpang yang menuju jalan lurus. Kisah Rama, si pria dingin psiko dan keras. Bagaimana kisah Irna hidup di sisi pria yang mulanya menyukai pria?


Jangan lupa baca novel Sept yang lain, sudah Tamat.
Rahim Bayaran
Istri Gelap Presdir
Dea I Love You
Menikahi Majikan

Instagram Sept_September2020

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memalukan

Suamiku Pria Tajir #25

Oleh Sept

Rate 18+

Arya seakan terbawa oleh suasana, hatinya sudah mulai terusik. Dia tetaplah seorang laki-laki, yang mana akan terpengaruh dengan kehadiran seorang wanita di dekatnya. Bagaimana pun masa lalunya, nalurinya tetaplah pria. Seperti kodratnya, pria pasti akan tergoda dengan wanita. Di atas ranjang yang sama, hanya berdua. Sudah tentu membuat pikiran lari ke mana-mana. Tidak mungkin mereka hanya akan tidur saja.

Tanggung, dan lagi ia sudah mengatakan pada Nur sebelumnya, untuk tidak percaya pada dirinya. Inilah yang ia takutkan, ia mulai melangar janjinya.

"Maafkan aku," ucap Arya sembari mulai memegang dagu Nur Azizah.

Mata bulat mengkilap itu lantas menatapnya tanpa kedip. Jantung Nur berdebar hebat, ia mau mendorong pria tersebut. Tapi, tubuhnya seolah menolak. Wanita muda itu diam saja ketika Arya mulai mendekatkan wajahnya.

"Ya Allah ... Mas Arya mau ngapain?" batin Nur cemas.

Ketika hatinya gelisah tak menentu, mata Nur malah perlahan menutup. Ia takut hal apa yang akan dilakukan oleh ayah dari janin yang ia kandung.

Cup

Terasa lembut, saat Arya menempelkan bibir mereka berdua. Kecupan yang sangat singkat. Namun, cukup membangkitkan getaran-getaran listrik di tubuh keduannya.

Nur meremas kain seprai yang ia duduki, ia bingung. Harus membuka mata dan lari, atau diam saja menerima buaian yang Arya berikan padanya. Bila sebelumnya ia merasa trauma dan ketakutan bila di dekat pria dan situasi seperti ini, sekarang Nur terlihat resah. Karena perasaan itu malah hilang, berubah menjadi rasa ingin. Apa ini karena bawaan bayi? Atau ia mulai percaya pada sosok Arya?

Sedangkan Arya Pramudya, pria itu sibuk mengatur napas. Jakunnya terus saja naik turun. Apalagi dilihatnya Nur yang tidak menolak saat ia mengecupnya. Apa Nur tidak marah? Apa Nur tidak masalah? Arya menebak-nebak, sebelum melanjutkan aksinya. Ia tidak mau, istrinya nanti menjerit saat ia sentuh. Ini di rumah mamanya. Sangat berbahaya.

"Kamu tidak takut padaku lagi, Nur?" tanya Arya dengan suara lirih, masih sambil menatap mata Nur dengan dalam.

Nur menelan ludah, kemudian menggeleng pelan.

"Kamu tidak takut aku menyentuhmu?"

Mata Nur yang berkilau itu langsung menatap tajam, ada sedikit aura ketakutan di balik sana.

Mendapat tatapan seperti itu, Arya pun tersenyum tipis. Ia menertawakan dirinya sendiri. Yang pasti anak itu takut padanya, karena dirinya yang merengut kegadisannya. "Dasar bodohh, mengapa menanyakan itu segala?" batin Arya memaki dirinya sendiri.

"Tidurlah, aku tidak akan menganggumu, Nur." Arya mengusap rambut Nur lembut.

Apes bagi Nur, ia malah merasa kecewa saat Arya melepasnya. Harusnya ia senang bukan? Karena Arya menepati ucapannya. Tapi mengapa Nur justru kecewa?

Nur mulai bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang ia mau? Mengapa ia tidak ikhlas Arya tidak melakukan apa-apa malam ini? Kesal sendiri, Nur dengan berani mendekati Arya.

CUP

Mata Arya terbelalak, ia terhenyak dengan aksi berani Nur. Benar-benar mengundang bahaya. Bukankah saat ia bilang tidak akan menganggu, harusnya Nur tenang saja. Jangan memprovokasi dirinya dengan apapun. Kalau sudah begini, nanti siapa yang akan menganggunya?

"Nur ..."

Terlalu malu, Nur langsung menarik selimut dan buru-buru memejamkan kedua matanya.

Sementara Arya, pria itu tertegun. Waktu seakan berhenti sesaat ketika Nur mengecup pipinya. Tindakan kecil. Namun, memiliki pengaruh yang besar. Arya bagai tersengat aliran listrik di sekujur tubuhnya. Ia sampai tidak ingat, kapan terakhir kali merasakan rasa yang seperti ini. Rasa tertarik pada lawan jenis dan ingin menjamanya.

"Kamu curang, Nur!"

Di balik selimut, wanita yang tengah hamil muda itu memasang telinganya dengan jeli. Curang? Nur bertanya-tanya. Apa maksud dari ucapan Arya barusan.

Srekkk

Arya perlahan menyibak kain selimut yang menutupi tubuh istrinya, Nur yang dalam posisi memungungi dirinya, hanya bisa menahan napas.

"Duh ... Kamu sih Nur! Ngapain mencium pipi pria itu?" gumam Nur memarahi dirinya sendiri.

Tidak mau melihat apa yang terjadi selanjutnya, Nur lantas pura-pura memejamkan mata. Pura-pura sudah mengantuk, untuk menghindar dari Arya.

"Terima kasih, terima kasih karena kamu sudah tidak takut lagi padaku," ucap Arya tulus. Kemudian ia membetulkan selimut Nur dengan benar.

Merasa tidak aman bila tetap di atas ranjang yang sama, akhirnya Arya memutuskan turun dari ranjang.

"Mau ke mana?"

Jelas saja Arya langsung berbalik saat mendengar suara Nur. Ia tetap turun, tapi berjalan ke sisi yang lain. Ia mendekat ke sisi Nur. Berdiri tepat di depan wanita muda tersebut.

"Kamu ingin aku tetap di sini?" Arya mencoba menebak sambil memperhatikan ekspresi wajah sang istri, hanya wajahnya yang terlihat karena sekujur tubuhnya sudah terselimuti oleh kain tebal.

Tanpa disuruh, kepalanya malah mengangguk begitu saja. Nur sampai bingung, seperti ada yang salah pada tubuhnya. Apa karena ia sedang hamil? Lagi-lagi ia mengambinghitamkan kehamilannya. Kambing yang tidak salah malah ikutan terseret.

"Ya sudah! Tidurlah, aku akan tetap di sini." Arya pun duduk di pinggir ranjang. Memperhatikan Nur dari dekat.

Dipandang terus-terusan secara intense, membuat Nur salting. Dan tiba-tiba perutnya kembali terasa tak nyaman. Arya pun menyadari akan hal itu. Karena dahi Nur yang berkerut, seperti menahan sesuatu.

"Apa sakit lagi?" Arya reflek meletakkan telapak tangan ke perut Nur yang tertutup selimut.

"Sedikit."

"Besok pagi aku antar ke dokter." Padahal besok pagi ia ada meeting dan beberapa pertemuan penting.

Nur mengangguk, tidak menolak seperti biasanya.

***

Pagi hari, dua orang itu masih terlelap saat matahari sudah menyinari bumi. Mungkin karena semalam bergadang, berincang santai hingga mereka kesiangan.

Di luar kamar, tidak sengaja mama melihat bibi mau mengetuk kamar putranya. Ia langsung berjalan cepat menghampiri sang Bibi.

"Eh ... jangan! Jangan kamu bangunin Arya!" ucap mama sambil bisik-bisik. Bibirnya mengulas senyum ketika Arya terlambat bangun. Mama pun sudah traveling ke mana-mana.

Beberapa saat ini.

Di dalam kamar yang besar dan luas, Nur sudah terbangun. Ia menatap sampingnya yang kosong. Rupanya Arya sedang mandi, terdengar dari suara kucuran air dari arah kamar mandi.

Di dalam kamar mandi, Arya sudah terbiasa dengan Nur yang menyiapkan semua saat ia mandi. Dari menyiapkan handuk dan pakaian ganti, kini Nur sedang tidur, dan belum sempat menyiapkan apapun untuknya. Bahkan handuk saja masih di luar sana.

"Ish!" Arya mendesis kesal, kenapa penyakit lupanya tidak hilang.

Ingin memanggil Nur, tapi sepertinya anak itu masih tertidur. Dengan langkah seperti pencuri, Arya mengendap keluar kamar mandi dan menuju lemari di dekat sana, ia melangkah pelan agar tidak ketahuan. Dari pada memakai baju yang kotor, ia memilih tidak memakai apa-apa. Lagian Nur masih tidur kan? Pikir Arya.

Baru juga sampai depan lemari, Nur malah muncul dengan handuk di tangan. Arya dapat melihat ekspresi Nur yang sangat terkejut itu.

"Siallll!" rutuk Arya dalam hati. Bersambung.

1
Arida Susida
Luar biasa
Meri
Oalah,antek ny Rama🤦🤦🤦
Nurmiati Aruan
hajar terus Irna....sampe dapat 😂😂😂
Nurmiati Aruan
1 orang Rama belum bisa diringkus.... meresahkan...
Nurmiati Aruan
goda terus kak Irna ..sampe meleleh
Nini Tuti
Luar biasa
Dessy Lisberita
fisual aku suka yg timur Tengah sekedar beri sran
Meyke Joyce Rantung
waduh...bakal ketemu Rama dgn Arya...
Meyke Joyce Rantung
Nur jago bahasa Inggris ya...langsung ngerti tulisan di kertas😅
Meyke Joyce Rantung
Nur koq tidak lapor sekuriti...
Wati indah
Luar biasa
Gagas Permadi
Kevin ngidam brabe dah🤣🤣🤣
Gagas Permadi
papa Arya kenapa Thor 😭😭🤣
Gagas Permadi
Lea bar bar/Facepalm//Facepalm/
Gagas Permadi
Arya sama Rama jadi besanan donk🤭
Gagas Permadi
woooowww
Gagas Permadi
enakan rasanya 🍩
Gagas Permadi
🤣🤣🤣🤣
Gagas Permadi
cieeeee terong udah doyan donat🤣
Gagas Permadi
waaaaah si IRNA. bener² bar bar🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!