Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Agnia merasa bahagia mendengar pengakuan Arkan, namun di sisi lain,ia merasa takut dan ragu-ragu.Ia khawatir Arkan hanya menyukainya karena keinginan fisiknya saja.
"Apa yang membuatmu yakin ingin hidup bersamaku pak?" tanya Agnia dengan suara lembut saat mencari kejelasan dari pertanyaannya.
"Aku melihat ke dalam hatimu,Agnia. Aku melihat kebaikan, kelembutan, dan kejujuran.Aku ingin membangun semua itu dan hidup bersamamu, Agnia.Bukan hanya untuk kepuasan fisik saja." Ucap Arkan tersenyum sembari memandang Agnia dengan mata yang penuh cinta.
Agnia merasa dilema.Ia ingin percaya pada Arkan,namun khawatir akan kehilangan dirinya sendiri.Ia membutuhkan waktu untuk berpikir.
Agnia memandang Arkan dengan mata yang mencari kejelasan.Ia memberitahu Arkan bahwa ia meminta waktu untuk mengambil keputusan.
"Pak Arkan, aku membutuhkan waktu untuk berpikir," kata Agnia dengan suara lembut dan membuat Arkan tersenyum sembari memandang Agnia dengan mata yang penuh pengertian.
"Aku mengerti, Agnia. Aku tidak akan memaksa kamu. Ambil waktu yang kamu butuhkan." Ucap Arkan
"Aku hanya ingin yakin bahwa keputusanku tepat," kata Agnia.
"Aku akan menunggu keputusanmu,Agnia. Aku mencintaimu,tidak peduli apa pun yang terjadi," jawab Arkan dengan suara penuh kasih sayang.
Malam itu pun akhirnya berakhir dengan keheningan.Arkan dan Agnia berbaring bersama dan saling berpelukan. Agnia merasa nyaman dalam pelukan Arkan, namun pikirannya masih terisi dengan keraguan.
Keesokan paginya, Agnia bangun dengan perasaan campur aduk. Ia harus membuat keputusan yang akan mengubah hidupnya selamanya.Apakah ia akan menerima tawaran Arkan atau meninggalkannya?
Di perusahaannya, Arkan tidak bisa fokus pada pekerjaannya.Pikirannya terus terpaut pada Agnia dan keputusannya. Ia berharap Agnia mau menerima perasaannya.
Sementara itu, di restoran tempat Agnia bekerja, Agnia sibuk melayani pelanggan.Namun, pikirannya terus terganggu oleh pertanyaan Arkan.Ia belum yakin apa yang harus dikatakan kepada laki laki itu mengenai jawabannya atas lamaran yang Arkan utarakan kemarin malam.
Saat Agnia sedang menyajikan makanan, ia tidak sengaja mendengar percakapan antara dua pelanggan tentang Andre, mantan pacarnya. Mereka membicarakan tentang Andre yang ditahan di penjara karena utang dan mencoba melarikan diri dari kejaran polisi.
Agnia merasa puas mendengar kabar tersebut. Ia merasa lega karena ia sekarang telah lepas dari hubungan yang tidak sehat.
Agnia teringat akan masa lalunya dengan Andre. Ia menyadari bahwa ia telah terjebak dalam hubungan yang penuh kekerasan dan manipulasi.Namun, sekarang ia memiliki kesempatan untuk memulai hidup baru.
"Apa yang harus aku katakan pada Arkan?Apakah aku siap untuk membuka hati dan menerima cintanya?" tanya Agnia pada dirinya sendiri.
Agnia pulang dari kerja dan masih memikirkan kabar tentang Andre dan lamaran Arkan. Ia merasa lega dan bebas dari masa lalu yang kelam.
Saat tiba di rumah, Agnia mendapat telepon dari Arkan yang ingin menanyakan jawabannya atas lamarannya kemarin malam.
"Hai, Agnia. Apa kabar?" tanya Arkan dengan suara lembut.
"Aku baik,pak Arkan. Ada apa pak?Kenapa bapak meneleponku malam malam begini?" Tanya Agnia.
"Agnia, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Aku mencintaimu dan ingin hidup bersamamu.Aku ingin mengetahui apa jawabanmu mengenai lamaranku kemarin malam." Ucap Arkan yang berbicara dengan penuh kasih sayang kepada Agnia.
Agnia merasa hatinya bergetar.Ia memandang ke dalam hatinya dan menemukan jawabannya untuk ia berikan kepada Arkan.
"Pak Arkan, aku... aku menerima lamaranmu." kata Agnia dengan suara lembut yang langsung membuat Arkan bersorak gembira.
"Aku akan segera ke rumahmu!" kata Arkan dengan penuh semangat.
