NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak
Popularitas:181.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Lima

Anika mulai terduduk lemas di kursi panjang lorong rumah sakit, bahunya naik turun tangisnya tumpah seperti menahan hujan bertahun-tahun, bukan karena lemah akan tetapi ia terlalu kuat selama ini berjuang sendiri, dan di kala rasa kuat itu mulai tertanam masalalu datang dengan penyesalannya dan pertahanannya pun runtuh.

"Aku sudah cukup kuat berjuang sendiri tanpamu ... Tapi maaf aku tidak akan kuat jika anakku tersiksa menahan rindu kepadamu ...," ucap Anika dengan derai air matanya.

Wanita kuat itu mulai menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tangisnya semakin membuncah mulut tertutup menahan suara isaknya. Ya saat ini dia memang sudah runtuh akan tetapi dia tidak kalah, hatinya menerima bukan berarti menyerahkan.

Sementara di balik tirai kamar 212 ada suatu pemandangan yang perlahan merobek dinding hati pria yang berdiri dari sisi ranjang itu, tubuhnya berdiri tegap menatap bayangan wajah yang begitu mirip dengannya, alis tebal, rahang tegas dan hidung mancung, bahkan saat terlelap seperti ini wajahnya benar-benar mirip.

Aslan mulai mendekat, duduk di kursi samping ranjang, matanya mulai memancarkan semburat penyesalan, lalu tangannya terulur menggenggam tangan kecil yang sudah di tancapkan infus.

"Aku sudah datang Nak, meskipun sebagai ayah yang terlambat," tangis Aslan pecah ketika menatap wajah pucat yang terlelap.

Tiba-tiba tangan kecil itu bergerak, kelopak matanya bergetar lalu terbuka perlahan, tatapannya kosong seperkian detik sebelum mengerjap melihat seseorang yang ada di hadapannya.

"Om ... Aslan ..." ucapnya menggantung seolah tidak percaya dengan kehadiran pria yang selama ini ia nanti.

"Sayang, Papa ... Eh Om Aslan datang Nak," ralat Aslan.

Anak kecil itu langsung tergugah ketika melihat sosok yang saat ini tengah berada di hadapannya, tawanya perlahan mulai muncul dari sudut bibirnya, tangannya mulai menggenggam tangan besar nan kokoh itu lalu ia menyelipkan sebuah kata-kata.

"Jangan pernah pergi, kita bertiga butuh Om, agar kita bebas dari teman-teman yang sering membully kita,"

Nyeees ....!

Perkataan, Arjun bagaikan besi yang sudah di panaskan lalu mulai di tancapkan di permukaan kulit, rasanya benar-benar menyesakkan hati, menjadikan tamparan keras untuk Aslan karena selama ini sudah abai terhadap mereka.

Tangis Aslan pecah dia tidak tahu harus memulainya dari mana, langkahnya sudah terlambat bahkan ia tidak tahu caranya datang lebih awal di dalam kehidupan mereka.

"Sayang, Om janji tidak akan meninggalkan kamu dan kedua saudaramu, Om janji akan selalu menemanimu Nak, maaf ... Atas keterlambatan ini," ucap Aslan sambil mencium dahi anaknya.

"Janji ya, jangan pernah pergi-pergi lagi," kata bocah itu sambil menautkan jari kelingkingnya.

Aslan langsung memeluk tubuh mungil itu, berhati-hati agar tidak menyentuh selang infusnya. Tapi pelukan itu cukup untuk membuat Arjuna merasa utuh kembali. Ia tidak peduli dengan masa lalu yang terpenting orang yang ia anggap sebagai pelindung sudah hadir.

"Jangan pernah pergi lagi, kasihan Bunda suka kerepotan mengurus kita, sendiri dari dulu, sekarang Om sudah datang, jika memang Om benar ayah kandungku seperti yang di bicarakan Tante Nivea dan Bunda, maka bantulah Bunda untuk mengurus kita bertiga," pinta anak itu cukup mencabik hari pria di hadapannya itu.

"Maaf ... Maafkan Om yang tidak pernah datang di dalam kehidupan kalian bertiga, Om memang bukan ayah yang pantas untuk kalian bertiga Om bodoh karena memilih untuk tidak pulang menjenguk kalian," sahut Aslan.

"Memangnya kenapa Om tidak pernah datang menengok kita?" pertanyaan kecil itu mampu membuat mulutnya tercekat.

Aslan menatap anak itu secara dalam sambil menepuk punggungnya pelan. "Suatu saat jika kau sudah menginjak dewasa pasti akan tahu Nak," ucap Aslan dengan senyuman getir.

"Baiklah," sahut anak itu singkat tapi jelas.

☘️☘️☘️☘️☘️

Di luar kamar, Anika mulai menyudahi tangisnya. Tapi kemudian, suara tawa kecil terdengar dari dalam ruangan.Tawa Arjuna. Yang cukup menggema dibalik tirai kamarnya, ia mulai berdiri. Pelan-pelan membuka celah pintu.

Dari sana, ia melihat pemandangan yang selama ini ia kira tidak akan pernah terjadi, dan sekarang pemandangan itu benar-benar ada dihadapannya. Arjuna tertawa kecil dalam pelukan Aslan.

Hati Anika ngilu melihat pemandangan ini. Tapi entah kenapa, tidak ada lagi amarah yang tersisa. Yang ada hanya rasa lega, karena anaknya kini mendapat apa yang tak pernah bisa ia berikan sendirian, yaitu cinta dari seorang ayah.

“Terima kasih ya Tuhan… meskipun telat, setidaknya mereka saling temukan,” gumamnya sambil menghapus air mata.

Ia melangkah masuk, membuat Aslan dan Arjuna menoleh, mereka langsung menghentikan senyumannya, Aslan merasa sedikit canggung, bukan karena malu, akan tetapi ia merasa bersalah dan penyesalan itu tidak akan pernah hilang begitu saja di dalam hidupnya.

Anika menatap keduanya, lalu mendekat. Ia menyentuh kepala Arjuna, lalu menatap Aslan. Tak ada kata. Hanya sorot mata yang bicara: “Jangan pergi lagi," ucapnya yang terwakilkan dari sorot mata.

Aslan mengangguk. Seolah menjawab, "Kali ini aku akan tinggal."

☘️☘️☘️☘️☘️

Beberapa jam kemudian, sore menyapa jendela rumah sakit. Sinar keemasan masuk menyentuh tiga hati yang kini sedang belajar menyembuhkan luka bersama, dalam satu atap kamar rumah sakit.

Aslan mulai memindahkan anaknya ke kamar VVIP, bukan karena ia tidak nyaman ataupun merasa tidak setara, akan tetapi ia ingin melakukan yang terbaik untuk demi kenyamanan anaknya, yang menang sering terganggu dengan suara tangisan anak lainnya di kamar reguler.

"Papa makasih ya, kamarnya sangat nyaman," ucap jujur Boca itu.

"Sama-sama Sayang, Arjun suka?" tanyanya dengan senyuman.

"Suka Banget," sahut Arjun.

Aslan tersenyum tulus, dia tidak pernah membayangkan akan di terima seperti ini oleh anak yang dulu ia sia-siakan, kali ini ia datang bukan untuk mencari pengakuan, melainkan untuk menebus semua ketidak hadiran dirinya di masa lalu.

Tidak lama berbaring di ranjang yang empuk dan nyaman. Arjuna terlelap begitu cepat, kali ini dengan senyuman di wajahnya. Sementara di sisi ranjang, Anika dan Aslan duduk berdampingan. Tak bicara banyak. Tapi keheningan mereka bukan karena canggung, melainkan karena hati masing-masing sedang berusaha mengerti, untuk tidak saling menghakimi ataupun saling menyalahkan satu sama lain.

“Aslan…," panggil Anika pelan.

“Heeeemb," sahutnya singkat.

"Aku tidak janji akan membuka semuanya sekarang. Tapi… kalau kamu memang mau kembali untuk anak-anak, jangan hanya bicara, tapi buktikan bahwa niatmu benar-benar tertuju pada mereka," ucap Anika.

Aslan menatapnya, serius.

"Aku tidak datang untuk janji. Aku datang untuk menebus,” jawabnya mantap.

Anika hanya menatapnya lama. Lalu mengangguk kecil, hari ini, bukan akhir.Tapi sebuah awal baru, untuk membuka lampiran kertas putih, dan mengubur coretan hitam yang sudah semrawut tiada ujung.

Bersambung .....

Kasih komen dong kak biar ramai lapakku 🥰🥰🥰🥰🙏🙏🙏

1
Bak Mis
akhirnya Aslan terbuka hati nya menolong Raya,
Euis Maryam
lanjutkan
Bak Mis
lebih baik bantu aja daripada menyesal nanti nya, kasian banget mereka berdua
Yuni Ngsih
wah Thor ceritramu bikin ku meleleh kasian Anika ...ya .Ada lk" dzolim yg ky gtu ya Thor .....perjuangan Anika hebat meskipun di salah awalnya tapi..ya mau gmn lg Takdirnya kynya tapi tenang saja Anika setelah hujan badai pasti bakal timbul pelangi ...Aamiin
Ani Basiati
lanjut thor
Amalia Putri
lanjut besok thor sekarang met istirahat./Good//Good//Good/
Kasih Bonda
next Thor semangat.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Bak Mis
lanjut
Bak Mis
lanjut lagi dong
Sunaryati
Balaslah kejahatan dengan kebajikan, mereka jika terketuk hatinya akan malu sendiri. Kebajikan itu akan mendapatkan balasan berloat- lipat
Nabila
taktik politiknya keren ,bikin gemes
Amalia Putri
Kemaren pada kemana waktu Anika dan anaknya di bully ,lanjut thor semangat ya,sehat juga/Ok//Ok//Ok//Ok//Ok//Heart//Heart/
ros
lanjut author 💪
Yasmin Natasya
jangan dibuat konflik atau bully lagi thor....
Ayumarhumah: iya kakak ...
total 1 replies
Amalia Putri
di tunggu kelanjutan nya thor semanggat .
kalea rizuky
CEO goblok
Bak Mis
ttp semangat untuk berkarya terus ya thor smg keluarga kecil Aslan slalu bahagia ya
kalea rizuky
uda tau istri mandul penyakitan npa masih lu sayang2
kalea rizuky
bilang ke anak mu dia dlu mau di bnuh ma bapaknya biar dia dendam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!