NovelToon NovelToon
Garis Batas Keyakinan

Garis Batas Keyakinan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Percintaan Konglomerat / Cintapertama / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: blcak areng

Indira mengagumi Revan bukan hanya karena cinta, tetapi karena kehormatannya. Revan, yang kini memeluk Kristen setelah melewati krisis identitas agama, memperlakukan Indira dengan kehangatan yang tak pernah melampaui batas—ia tahu persis di mana laki-laki tidak boleh menyentuh wanita.

​Namun, kelembutan itu justru menusuk hati Indira.

​"Untukku, 'agamamu adalah agamamu.' Aku tidak akan mengambilmu dari Tuhan-mu," ujar Revan suatu malam, yang di mata Indira adalah kasih yang dewasa dan ironis. Lalu ia berbisik, seolah mengukir takdir mereka: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."

​Kalimat itu, yang diambil dari Kitab Suci milik Indira sendiri, adalah janji suci sekaligus belati. Cinta mereka berdiri tegak di atas dua pilar keyakinan yang berbeda. Revan telah menemukan kedamaiannya, tetapi Indira justru terombang-ambing, dihadapkan pada i

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blcak areng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konfrontasi Dingin dan Skakmat Agama

​​Tepat pukul lima seperempat sore, di gerbang utama kampus, mobil hitam mewah Gus Ammar Fikri sudah terparkir rapi. Aku sudah menunggu di sana, tepat waktu. Neli dan Imel menatapku dengan mata penuh drama, seolah aku akan memasuki arena pertarungan.

​"Ra, good luck! Dia di sana lho! Revan di belakangmu!" bisik Imel panik.

​Aku menoleh sedikit. Revan Elias Nugraha memang ada di belakangku, berdiri di samping delegasi kampusnya, seolah sedang menunggu keberangkatanku. Ia jelas ingin melihat siapa yang menjemput ku.

​Aku bergegas menuju mobil Ammar. Namun, sebelum aku mencapai pintu, Revan mengambil langkah maju, mencegat ku.

​"Indira, aku harus bicara sebentar," katanya, suaranya kini kembali penuh dengan emosi yang tertahan.

​Pintu mobil Ammar terbuka. Gus Ammar Fikri keluar dari mobilnya.

​Penampilannya sangat kontras dengan Revan. Ammar mengenakan setelan jas abu-abu gelap dengan kerah koko tipis di bagian leher, memancarkan aura konglomerat Muslim yang terdidik. Revan, meskipun rapi, terlihat lebih muda dan emosional.

​Ammar berjalan tenang ke arahku. Ia tidak melihat ke arah Revan. Ia hanya menatapku.

​"Tepat waktu, Saudari Indira. Itu bagus," katanya, nadanya seperti memberi nilai A pada tugas.

​Revan, didorong oleh emosi dan rasa kehilangan, memutuskan untuk memperkenalkan diri dengan berani.

​"Selamat sore," sapa Revan, mengulurkan tangan kanannya ke arah Ammar. "Saya Revan Elias Nugraha, Ketua BEM Universitas Wijaya Krama, dan..." Revan jeda, melirikku sekilas, "teman dekat Indira."

​Ammar hanya menatap uluran tangan Revan. Ia tidak menyambutnya. Ia melipat tangannya di depan dada, posturnya tegak dan dominan. Wajahnya datar.

​"Saya tahu siapa Anda," jawab Ammar, suaranya rendah dan tenang, tanpa sedikit pun keraguan.

​Revan terkejut. "Anda... sudah tahu? Tapi saya belum sempat memperkenalkan diri."

​"Data yang saya miliki sudah cukup, Bapak Revan," potong Ammar, tetap tenang. "Saya selalu memeriksa lingkungan yang berpotensi memiliki variable yang tidak stabil. Dan Anda, adalah variable yang sudah harus dikeluarkan dari sistem Saudari Indira."

​Jawaban itu menusuk Revan. Ia menarik tangannya, wajahnya memerah karena malu dan marah.

​"Anda tidak berhak bicara begitu! Anda hanya pria yang baru datang dan bersembunyi di balik kata 'khitbah'!" seru Revan. "Anda tidak tahu betapa saya mencintai Indira! Saya adalah kekasihnya, yang mampu memperlakukan Indira dengan baik, menghargai batas-batasnya, bahkan tanpa menyentuhnya!"

​Teriakan Revan menarik perhatian beberapa mahasiswa yang tersisa. Aku merasa pipiku panas, malu dan bingung.

​Ammar tetap tenang. Ia menatap Revan dengan tatapan tajam, tetapi matanya tidak menunjukkan emosi, hanya analisis dingin.

​"Saya menghargai idealisme Anda, Bapak Revan," ujar Ammar, suaranya sangat tenang, sehingga justru terdengar menakutkan. "Tapi idealisme Anda tidak valid dalam sistem yang kami anut."

​Ammar kemudian menoleh ke arahku, tatapannya menghakimi. "Saudari Indira, apakah ini benar? Apakah Anda mengakui pria ini sebagai kekasih Anda, yang Anda bangga kan karena mampu menjaga batas, padahal konsep pacaran itu sendiri adalah pelanggaran terbesar terhadap Garis Batas Keyakinan yang mutlak Anda yakini?"

​Aku tercekat. Kata-kata itu adalah skakmat yang telak. Ammar menyerang bukan pada kepribadian Revan, melainkan pada keabsahan hubungan kami dalam Islam.

​Ammar kembali menatap Revan. "Bapak Revan, dalam agama yang kami anut, perbuatan Anda itu disebut Maksiat yang Terang-Terangan. Anda bangga karena tidak menyentuh, padahal Anda sudah menyentuh hati dan menjaga hubungan yang tidak direstui Tuhan. Itu adalah kebohongan yang lebih besar."

​"Saya tidak perlu mengenalkan diri saya, Bapak Revan. Karena saya adalah solusi halal yang dipilihkan oleh takdir dan orang tuanya. Saya datang untuk membersihkan kekacauan variable emosional yang Anda tinggalkan."

​Ammar kemudian beralih total darinya, menatapku, memberikan perintah tanpa bertanya.

​"Masuk ke mobil, Saudari Indira. Kita sudah terlambat lima menit dari jadwal taaruf kita. Saya akan memberikan Studi Kasus Pengendalian Emosi sekarang. Kita tidak akan membuang waktu untuk urusan yang tidak produktif."

​Aku tidak berani membantah. Kata-kata Ammar menusukku lebih dalam daripada Revan. Ia benar. Aku telah membenarkan pelanggaran dengan dalih menjaga batas.

​Aku segera masuk ke mobil Ammar.

​Revan berdiri di sana, terdiam, wajahnya pucat. Ia baru saja di-skakmat oleh logika agama yang mutlak, yang diwakili oleh sosok dingin yang tak terjangkau. Ia kalah, bukan karena Ammar lebih kaya atau lebih tampan, tetapi karena Ammar adalah Garis Batas Keyakinan itu sendiri.

​Ammar masuk ke kursi kemudi, mobilnya melaju mulus, meninggalkan Revan yang kini tahu: Gus Ammar Fikri bukanlah lawan yang bisa ia hadapi dengan sekadar cinta dan emosi.

1
Suyati
cakep bunda nasehatnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!