Nyari ide itu susah, please jangan plagiat!
(Diharapkan membaca Pocong Tampan dulu baru ke Anta's Diary.)
Ratu Ananta Prayoga, gadis dengan kemampuan indigo ini selalu dikelilingi oleh para tak kasat mata.
Berbagai petualangan di dunia gaib selalu menghampirinya. Bagaimana Anta akan menjalani hidupnya yang unik bersama para sahabatnya?
Ikuti kisah catatan harian Anta di novel Anta's Diary ini ya.
Follow me, favorit, Like, dan rate bintang lima.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Hantu Diki
Jadi...
sebelum membaca, jangan lupa di Vote ya.
Hitung-hitung bayar tulisan ku ini dengan poin 😁
...******...
Malam itu, Pak Herdi yang bersama Arya bertemu Tasya dan Anta di sebuah supermarket. Mereka sama-sama berbelanja keperluan bahan pokok dan keperluan rumah lainnya.
"Halo!" sapa Pak Herdi.
"Halo, Om!" sapa Anta, Tasya hanya melempar senyum pada duda tampan itu.
"Eh kebetulan gue ketemu Anta, udah ngerjain PR matematika belum?" tanya Arya.
"Udah, kenapa?"
"Mau nyontek hehehehe..."
"Berani bayar berapa?" ketus Anta.
"Wah gak nyangka gue kalau elo bisa dibayar," ledek Arya.
Plak!
Pipi Arya ditampar sayuran sawi oleh Anta.
"Sakit, Nta... mata gue kecolok ujung daunnya," keluh Arya.
"Lagian kalau punya mulut dijaga!"
"Kan cuma bercanda," sahut Arya.
"Cie... makin hari kalau dilihat-lihat makin akrab nih," ledek Pak Herdi.
"Hidih, males banget Om akrab sama dia, Om dulu istrinya ngidam apa sih sampai punya anak macam dia?" tunjuk Anta ke arah Arya yang langsung menggigit ujung jari Anta.
"Aww! Sakit Arya!"
"Udah, udah jangan ribut terus, nanti Ayah doain jodoh," ucap Pak Herdi yang langsung tertawa.
Tasya melihat tawa pria di hadapannya itu sambil menghela nafas panjang.
"Ganteng banget," gumam Tasya.
"Maaf, kamu bilang apa?" tanya Pak Herdi.
"Hah, gak kok cuma bilang lucu banget, lucu banget liat Anta sama Arya hehehe..."
Tasya langsung berpura-pura sibuk memilih sayuran segar untuk menghindari tatapan Pak Herdi. Sementara Anta dan Arya masih saling menatap dengan tajam.
Tiba-tiba sepasang kaki yang penuh luka hadir di hadapan Tasya. Permukaan kulitnya penuh darah dan nanah yang mengering bercampur jadi satu. Hantu laki-laki itu memakai celana hitam dan atasan kemeja yang sama dengan seragam karyawan supermarket.
"Anta, lihat ini ada kaki," bisik Tasya menarik tangan Anta.
Anta lalu menoleh pada sosok Hantu laki-laki yang perlahan turun dari atas rak itu. Kepalanya itu hampir putus dengan wajah hancur penuh darah. Hantu laki-laki itu memegangi kepalanya agar tak jatuh sambil tersenyum pada Anta dan Tasya.
"Aku senang akhirnya ada yang bisa liat aku tapi gak jerit-jerit terus lari," ucapnya.
"Astaga, Om... itu muka gak perawatan gitu belajar di cakepin dulu jadi yang lihat juga gak jerit," ucap Anta dengan nada berbisik.
"Apaan, ini aja aku gemetaran liatnya," sahut Tasya.
"Hahaha bisa aja Mbak-nya, terus kalau mereka bisa lihat aku gak, ya?" tanya hantu itu melirik ke arah Pak Herdi dan Arya.
Hantu itu langsung menghampiri Pak Herdi dan Arya. Terlihat Arya yang cuek saat memilih buah apel kesukaannya. Namun, Pak Herdi memaksakan diri sambil menutup hidungnya. Bau hantu laki-laki itu sangat anyir dan amis menusuk hidung.
Hantu itu melambaikan tangannya ke arah Pak Herdi dan Arya, sampai ia lupa memegangi kepalanya dan hampir jatuh.
"Astaga!" pekik Pak Herdi.
Tasya dan Anta menoleh pada pria itu.
"Astaga, Ayah lupa kalau mau beli mie instan, Ayah ke tempat mie instant dulu ya," ucap Pak Herdi pada Arya yang menjawab dengan anggukan, lalu ia melangkah cepat menuju tempat mie instan.
"Hmmm gak bisa lihat aku ternyata, aku kembali lah pada kalian," ucap hantu laki-laki itu sambil melangkah dengan melompat kecil ke arah Tasya dan Anta.
"Halo, namaku Diki," sapanya.
"Anta, ayo cari gula!" ajak Tasya.
"Hei, aku tau lho kalian bisa liat aku, jangan pura-pura gitu," keluhnya.
"Mau apa sih ngikutin aja?"
Anta mau menatap tajam karena merasa kesal, tapi tak jadi, wajah hancur Diki benar-benar membuat Anta merasa mual dan tak jadi menatap.
"Aku mau kamu temukan jasadku, aku capek lho gentayangan di supermarket ini dan gak ada yang anggap aku, huh!"
"Ya ampun jadi hantu jangan baper, wajar gentayangan gak ada yang anggap, kan kamu gak keliatan, lagian jasad kamu diumpetin dimana?" tanya Anta.
"Di belakang supermarket di kebun kosong," sahutnya.
"Terus kamu matinya kenapa?"
"Temen aku si Yono lagi iseng, dia mainan tombol lift yang rusak, terus pas aku melongok ke ruangan lift kosong itu taunya lift ada di atas dan jatuh menimpa kepalaku terus aku kegencet hancur terus..."
"Stop, stop, stop, kita tau kamu bakalan kayak apa!" tegas Anta.
"Terus sekarang mau kamu gimana?" tanya Anta sementara Tasya sedari tadi sudah menarik lengan Anta.
"Buruan, Nta... Bau nih!" bisik Tasya.
"Aku bau, ya?"
"Baru sadar apa kalau situ bau, bau ****** malah!" pekik Anta sampai Arya dan pengunjung di sekitarnya melihat ke arah gadis itu.
"Kenapa, Lo? Kesambet?" ledek Arya.
"Hehehee enggak, nih Tante Tasya iseng godain Anta," sahut Anta.
"Gini nih sebelum kalian pergi, Bos aku tuh jahat, dia gak mau berita kematian aku kesebar, jadi dia kubur aku di kebun belakang itu, nah temen aku stres dia shock banget atas kematian aku, yang aku denger si Yono ini kayak orang gila gara-gara dia gak sengaja membunuh aku. Bisa kamu temui aku sama Yono?" pinta Diki.
"Astaga, jadi bahan tulisan diary Anta lagi deh nih hantu," ucap Anta menepuk dahinya sendiri.
...******...
To be continue...
Mohon dukungannya, mampir juga ke Novelku lainnya.
- Pocong Tampan
- With Ghost
- 9 Lives
- Kakakku Cinta Pertamaku
- Forced To Love
- Diculik Cinta
Vie Love You All...😘😘😘
Pleaseeeeee Jangan lupa VOTE...!!!
Salam Asli Sabahan.Malaysia😘😘😘😘🥰🥰🥰🥰
kaget karna teman yg baru bangun pingsan✅