Kuyssss...... novel ke 6 nihhh. Sambil nunggu lanjutan keluarga Zandra. Semoga menghiburrr...
Seorang wanita yang terlahir dari keluarga Kaya Raya dan penuh kasih sayang, namun tak membuatnya menjadi wanita manja. Fia merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Anderson dan ia jyga satu-satunya anak yang tidak mau di publikasikan.
Setelah di khianati oleh tunangannya, tak lantas membuatnya bersedih. Justru membuatnya bahagia, karena terlepas dari tali perjodohan yang di buat oleh nenek.
Selain mandiri, Fia pun mempunyai beberapa keahlian yang membuat seorang pria jatuh cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkejut
"APPAA?!" teriakan Fia pun membuat Mia terkejut dan berjingkat mundur ke belakang.
"Astaghfirullah Fi" bentak Mia seraya mengusap telinganya terasa pengang
"Sorry, gue cuma terkaget-kaget mendengar pengakuan ini." Fia pun terkekeh
"Ck"
"Sejak kapan?" tanya Fia
"Hari ini" Mia pun menjawab singkat, benarkan hari ini?
"Mi, lu taukan kalo kakak gue yang satu itu cukup anti dengan cewe. Gue mah malah setuju kalo lu sampe jadi ma kakak gue. Status kita akan berubah dari sahabat jadi iparan, pertanyaan gue. Ko lo bisa bilang patah hati, emang lu udah nyatain perasaan lu ma kakak gue?" Fia makin penasaran dengan Mia
Mia pun mengangguk, membuat Fia membulatkan kedua matanya.
"Serius? Gercep ya lu, terus tanggapan kakak gue?"
"Dia bilang, kalo dia ga bisa nganggap gue lebih dari seorang adik buatnya." jawab Mia seraya menghembuskan nafasnya berat.
"Lu nyerah?" tanya Fia heran, tumben banget ni anak cepet banget down nya.
Mia pun menatap Fia dengan lekat.
"Lalu? Gue harus apa? Udah jelas-jelas di tolak." Mia pun mengembungkan kedua pipinya.
"Kan gue udah bilang tadi di awal, kak Will itu ga pernah dekat dengan perempuan. Apa lu ga mau nyoba buat ngejar kak Will dan buat dia jatuh cinta sama lu? Tumben banget, cewe keras kepala kaya lu. Menyerah hanya karena sekali penolakan, biasanya juga kalo lu belum dapet yang lu mau, lu gakan berenti ngerengek. Mau itu ke ayah ibu atau ma gue." tanya Fia
Mia pun terdiam dan berpikir
"Bisakah? Gimana caranya? Lagian, bedalah!! Ini itu masalah perasaan Jubaedah, bedalah ma apa yang gue pengen selama ini. Kita kan ga bisa maksa perasaan orang, gue ga mau terobsesi kalo masalah ginian mah. Takut jadi psikopat gue..." Mia pun menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa.
"Ishhh... lagian, masa gue yang ngejar-ngejar Fi." lanjut Mia lagi kembali murung.
"Emang kenapa? Ini udah jaman emansipasi. Selama masih di batas normal dan tidak berlebihan, gue rasa ga ada masalah Mi. Gue adeknya, merestui lo dan gue yakin, kalo mama sama papa juga bakalan setuju. Langka tau ga dapetin cewe modelan kaya lu. Dan seandainya ternyata, kamu merasa lelah, maka berhentilah. 1 bulan... cobalah menaklukan kak Will dalam satu bulan" saran Fia
Mia pun mengangguk.
"Ya udah, tidur sana. Udah malem juga, berenti nangis. Mata lo udah bengkak gitu." Mia pun melangkah masuk ke kamar yang ada di senlah kamar Fia.
Di dalam kamar, terlihat Mia yang masih duduk termenung di sisi ranjang. Ia pun mengambil ponselnya dan membuka Gulu-gulu. Ia pun mengetik "CARA MENDEKATI PRIA YANG DI SUKAI", keluarlah beberapa pilihan dan Mia meng klik salah satunya.
LAKUKAN KONTAK MATA
"Bagaimana bisa ini aku lakukan sekarang? Itu sama saja menyuruhku mati dengan cepat. Setiap kali aku melihat kak Will, jantungku akan berdetak dengan sangat cepat. Seolah tengah balapan motor..."
BERIKAN SENYUMAN
"Apa aku tidak akan di bilang ODGJ? Tiba-tiba senyum sendiri, memang benar senyuman adalah ibadah. Tapi ga gini jugakan? Masa iya,tiap ketemu kak Will senyam-senyum. Malah gue yang ngeri sendiri.."
AJUKAN PERTANYAAN YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGANNYA
"Ini lagi, hei gulu-gulu. Apa kamu pikir aku masih mempunyai muka setelah mendapatkan penolakan darinya?"
"Aaaahhh...gulu-gulu mah ga ada yang bener sarannya, ini mah bikin aku tereliminasi sebelum memulai" Mia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang, ia pun menatap langit-langit yang ada di kamarnya. Karena hari ini lelah menangis, tak terasa ia pun larut dalam mimpinya.
___________________
Good Morning
Waktu sudah menunjukkan pukul 04.30, Fia pun terbangun dan langsung ke kamar mandi. Setelah siap, ia pun berjalan keluar kamar untuk membangunkan Mia dan mengajaknya shalat subuh.
"Bangun woyyy.... subuh niihh, hayu bangun. Jangan nunggu ada malaikat Izrail datang." Fia pun membangunkan Mia dengan menggoyangkan tubuhnya, namun Mia masih tetap tak bergeming.
"Ck,,, bener-bener ya lu Mi." Fia pun menundukkan kepalanyaa dan berbisik tepat di telinganya
'Man rabbuka' Mia yang mendengarnya pun langsung membuka matanya dan mendudukkan dirinya, wajahnya terlihat ketakutan. Ia pun menoleh ke sisi tempat Fia yang memposisikan wajahnya tepat di depan wajahnya.
"HUWWWAAAAAAAAA" Mia pun berteriak dan memundurkan tubuhnya. Ia terkejut melihat sosok menggunakan kain putih (Lahhh...kan Fia pake mukena😑)
"Ampuun ya Allah, Mia belum mau mati. Masih mau berjuang dulu dapetin kak Will." Mia pun berbicara dengan menutup matanya.
"Ishhh... sadar woyy, buruan mandi. Gue tungggu di kamar gue, kita shalat berjamaah." Fia pun langsung keluar setelah melempar bantal pada wajah Mia, yang langsung menyadarkannya.
"Astaghfirullah... dia mah emang cocok jadi malaikat pencabut nyawa." Mia langsung masuk kamar mandi.
Saat pukul 06.00, terdengar bel berbunyi. Mia yang sedang duduk menunggu Fia memasak merasa heran.
"Jam segini ada yang datang? Mau ngapain? Nagih iuran? Subuh bet dah!!" Mia pun berjalan melangkah mendekati pintu dan membukanya.
"Gak kepagian mpok nagih iuran?" Mia berbicara tanpa melihat siapa yang memencet bel tersebut. Saat Mia mendongak, ia pun terkejut. Matanya hampir saja menggelinding keluar, wkwkwk.
"HAH?! Si kulkas 6 pintu" celetuk Mia, ia pun langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Saking terkejutnya, ia pun langsung membanting pintu dan bersandar.
"Siapa Mi?" teriak Fia, karena tidak ada jawaban. Fia pun berjalan menghampiri Mia.
"Ngapa sih lu? Lu beneran liat malaikat Izrail?" tanya Fia bingung melihat Mia.
Fia pun mengintip di lubang kecil yang ada di pintu.
"Abang?" Fia pun langsung membukakan pintu.
"Pagi banget bang? Ayo masuk, sebentar lagi sarapan siap." Fia pun langsung mengajak Arkana masuk. Mia yang melihat Arkana berjalan mengikuti Fia pun semakin terheran-heran.
"Mi... ayo sini." teriak Fia menyadarkan Mia. Dengan wajah penuh pertanyaan, ia pun berjalan mendekati Fia dan menatap Fia juga Arkana secara bergantian.
Fia pun paham.
"Mi, kenalin ini bang Arkana. Atasan gue di kantor." ucap Fia memperkenalkan Arkana
"Abang? Sejauh mana hubungan lu ma atasan lu Fi?" tanya Mia
"Kami menjalin kasih" jawab Arkana singkat
"Tung... WHAT?! menjalin kasih itu berpacaran kan artinya? Sejak kapan? " Mia saat ini benar-benar merasa terkejut.
"Kemarin" Jawab Fia dan Arkana bersamaan.
"Daebak.... Es sama api bersatu, yang satu pendiem yang satu bar-bar, cooocok. Jangan lupa PJ, balik lu gawe... Gue tunggu di mari ye. Gue ga bakalan balik dulu, nyampe lu balik ke rumah." Ucap Mia, ia langsung duduk dan menyantap sarapan yang sudah di siapkan Fia.
"Ayo.. ayo makan, ga usah malu-malu. Ini semua masakan calon bini, enak ko." Seraya mengunyah, ia pun mempersilahkan Arkana makan.
Fia hanya bisa menghembuskan nafasnya dan mengambilkan sarapan untuk Arkana.
"Mau nasi apa roti?" Tanya Fia
"Kamu?" Tanya Arkana balik
"Nasilah... Roti mah mana kenyang, sejam kemudian juga udah demo lagi ni perut." Jawab Fia yang masih berdiri di samping Arkana.
"Ya udah, aku juga nasi aja. Menunya bikin nafsu makan meningkat." Arkana tersenyum saat menjawabnya, membuat Mia yang memperhatikan mereka berdua, menjatuhkan sendoknya.
"Masya Allah bang, ganteng banget." Ceplos Mia, yang langsung di pelototi Fia
"Elah.. Kagak bakalan gue tikung Fi. Pan gue juga mau usaha dapetin kakak lu, takut banget kayanya. Lagian, mana mau dia ma gue." Mia pun melanjutkan kembali makannya.
Arkana pun tersenyum mendengar ucapan Mia, sedangkan Fia berdecak mendengar ucapan Mia dan Fia lanjut mengambilkan makanan untuk Arkana. Setelahnya, ia pun mengambil makan untuk dirinya.
Mereka pun sarapan bersama.
...****************...
Happy Reading All 💞💞