NovelToon NovelToon
MAS DUDA

MAS DUDA

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Duda / Perbedaan usia / Beda Usia / Tamat
Popularitas:643.6k
Nilai: 4.4
Nama Author: Ade Irvianti

Update: Senin-Jum'at
Sekuel 'REUNI'.

Eric Andreas duda yang ditinggal mati oleh istrinya. Lelaki itu sudah bangkit dari keterpurukannya. Di tengah kesibukannya, dia harus mencari pengasuh untuk si kembar, Raka dan Talita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Irvianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mas Duda

Seratus persen dirinya penasaran siapa perempuan yang mampu menarik perhatian bosnya. Pergibahan di taman belakang menjadi seru ketika Arumi dan mbak Ovi menebak seperti apa perempuan yang bosnya taksir.

Gincu menor.

Alis melengkung seperti naga.

Blush on *kemerahan seperti ditampar*.

Bulu mata anti badai cetar membahana.

Atau perempuan yang pakai rok mini (jos).

"Tidak-tidak-tidak." Keduanya menggeleng menghapus bayangan kriteria perempuan yang bosnya taksir.

"Sejauh dari foto yang aku lihat. Mantan istri pak bos orangnya tidak menor kalau dandan. Bahkan lebih banyak yang terlihat alami."

"Nah," ujar Arumi penuh semangat 45'.

"Kenapa?" kata mbak Ovi antusias.

"Sudahlah. Saya cape gosipin bos terus," ujarnya lemah.

Dari pada gibahin bosnya yang tidak-tidak, lebih baik mbak Ovi telepon mengobati rasa rindu terhadap anaknya yang paling bontot. Anak sulungnya sudah memasuki sekolah menengah pertama. Sedangkan, si bungsu baru kelas tiga SD. Jauh di kampung sana mereka LDR-an demi membangun istana dan demi meningkatkan perekonomian keluarga kecilnya.

Waktunya menjemput anak-anak. Nunggu ojek daring dan meluncur ke lokasi. Sebelum anak-anak keluar dari kelas, Arumi harus stay di tempat itu terlebih dahulu seperti biasa. Dia menunggu di pos satpam yang biasa orangtua lain juga menunggu di tempat itu.

"Kenapa kamu di sini?" Arumi kaget setengah mati ketika melihat Cipta berdiri di depan Arumi.

"Arumi, aku menyesali semuanya. Aku di sini ingin melihat Naya, anakku."

Cipta lebih rapi dibanding biasanya. Rambut ikalnya yang sedikit panjang terkuncir ke belakang. Wajahnya juga nampak lebih segar, tubuhnya juga terlihat bersih dan harum.

Arumi hanya ketawa getir mengingat perlakuan kurang ajarnya selama ini. Setelah dia yang menanggung hutangnya sampai kerja tidak digaji, dia baru minta maaf. Ke mana saja dia? Baru bangun dari mabuknya. Baru sadar kalau Naya adalah darah dagingnya.

"Enak kamu ya bilang gitu. aku yang menanggung semua kesalahan kamu, Cipta. Apa kamu kurang puas membuat aku menderita?" Emosi di dadanya meletup-letup.

"Ini area Sekolah. Jangan bertengkar di sini, kalau kamu tidak mau membuat Naya malu." Tercenganglah Arumi dengan ucapan Cipta.

Sejak kapan dia tahu rasa malu. Apa dia tidak sadar kelakuannya dulu sangat memalukan. Meluapkan emosinya di depan sang anak, sampai para tetangga hapal betul suara teriakan Cipta dan Arumi yang selalu ribut karena tingkah cipta sendiri. Sekarang dia mengungkit rasa malu. Sungguh memalukan.

"Terserah kamu. Tapi maaf, Naya sudah hidup nyaman sekarang. Jangan rusak psikis dia karena tingkah kamu."

"Manusia bisa berubah. Termasuk aku, Arumi," katanya.

"Arumi," panggil seseorang dari kejauhan.

Arumi lebih memilih menghampiri Rai ketimbang meladeni mantan suaminya. "Jangan menampakkan diri di depan aku lagi." Sebelum Arumi pergi memberi pesan ke Cipta.

"Tunggu anak-anak di depan kelas saja yuk. Takut mereka bingung cari kita." Arumi tidak ingin kalau Cipta bertemu dengan Naya.

"Kenapa? Bukannya mereka biasanya tahu di mana kita jemput?" Arumi tidak peduli dengan Rai yang masih mematung di depan mobil.

Cipta hanya bisa melihat anaknya dari kejauhan karena Arumi telah membawanya terlebuh dahulu. Rai membukakan pintu mobil untuk mereka dan meninggalkan area sekolah.

......................

Ada ketakutan tersendiri di dalam hati Arumi. Kedatangan Cipta adalah ancaman baginya. Lelaki itu sudah berani menginjakan kaki di sekolah Naya. Bisa jadi, ketika Naya sedang sekolah Cipta membawa kabur Naya.

"Mama, kenapa?" tanya Talita yang menyadari diamnya Arumi.

"Enggak apa-apa. Kamu cepat tidur ya, besok kan sekolah."

Bukan ancaman lagi, tetapi kedatangan Cipta adalah musibah. Bisa jadi, Cipta akan menculik Naya dan meminta tebusan uang, jika tidak Naya akan berpindah ke tangan orang lain. Secara yang Cipta tahu Arumi adalah calon istri pengusaha. Memanfaatkan Arumi selalu menjadi langganan Cipta.

Lampu kamar sudah berganti agak remang-remang. Arumi sepelan mungkin menutup pintu kamar anak-anak. Beban dipikirannya terasa berat. Dia harus putar otak supaya mantan suaminya itu tidak berani menyentuh anaknya.

"Mama," panggil Naya pelan dari balik tubuh Arumi.

"Kamu ikut keluar?" tanya Arumi yang menyadari kalau anaknya membuntuti dari kamar Talita sampai ke ruang tengah.

"Naya mau tidur sama mama saja. Naya takut, kalau mama kenapa-napa." Tubuh mungilnya sudah berdiri di depan Arumi.

"Mama baik-baik saja sayang. Apa yang perlu kamu takuti." Dengan lembut Arumi menyingkirkan anakan rambut Naya yang menutupi sebagian wajahnya. Dia berjongkok untuk menyamai tinggi Naya.

"Naya tahu, papa tadi ke sekolah Naya. Mama pasti habis bertemu dia kan? Naya takut, kalau mama terluka gara-gara papa." Air matanyanya sudah merembes keluar.

Jemari Arumi menghampus air mata Naya yang jatuh. "Naya enggak usah takut. Sekarang papa sudah berubah. Lagian, tadi kan ada om Rai. Jadi, enggak usah khawatir."

"Om Rai tidak selamanya jemput kami sekolah, Ma. Kalau papa jahat lagi gimana?"

"Ada mama, yang akan jaga kamu sayang." Arumi mendekap tubuh Arumi.

Teriakan dan amukan riuh terdengar di kepala Naya. Dia takut kalau semua itu terjadi lagi dalam hidupnya. Omongan orang dewasa tentang anak kecil tidak tahu apa-apa, kini hanya omong kosong belaka. Psikis Naya sudah terbentur dengan morak-mariknya hubungan tidak sehat orangtuanya. Masa kelam orangtuanya terekam jelas di memori otaknya.

Ting.

Sebuah pesan masuk di gawainya. Dia segera mengambil gawai di dalam sakunya.

Setelah Naya tidur. Tolong ke kamar saya.

_Eric

Dia menghembuskan napas pelan. Ketika akan menyimpan ponselnya kembali, matanya bertabrakan dengan pemandangan di depannya. Eric tengah berdiri di belakang Naya.

Perempuan itu berharap jika bosnya tidak mendengar percakapannya. Namun, sangat mustahil karena dia sudah mendapat perintah menemui bosnya.

"Kita tidur yuk."

Arumi menggandeng anaknya ke kamar. Naya tidur dalam pelukan Arumi. Napas Naya sudah teratur. Dengan sangat pelan, Arumi menjauhkan diri dari Naya. Beruntung Naya tidak terbangun.

"Permisi pak," kata Arumi yang sudah di ambang pintu kamar Eric.

"Masuk!" perintahnya dengan nada datar yang terdengar dingin.

"Besok, ke kantor saya tanpa penolakan. Soal pakain, Rai akan mengaturnya. Ingat! Harus tepat waktu karena ini sangat penting."

Arumi harus bermain drama lagi. Mungkin, bonusnya akan lebih besar dari kemarin. Dengan begitu, peremouan itu bisa keluar dari rumah ini dan pergi jauh supaya mantan suaminya tidak lagi menemuinya. "Iya, pak."

"Saya tadi tidak sengaja mendengar percakapan kamu dengan Naya. Cipta itu mantan suami kamu bukan? Yang membuat kamu terjebak di sini?"

Arumi hanya mengangguk. Berbohongpun percuma, Arumi rasa bosnya sudah mendengar semua percakapannya.

"Berarti benar laporan Rai akan Cipta," gumamnya pelan.

"Kenapa pak?" tanya Arumi yang samar mendengar gumaman bosnya.

"Tidak. Kamu bisa pergi sekarang."

Arumi melangkah mundur dan berjalan menjauhi bosnya. "Tunggu!" seperkian detik dari langkahnya, Eric memanggil Arumi.

"Sini," titahnya tanpa mendapat penolakan dari Arumi.

"Ada apa, pak?"

"Pakai ini. Supaya besok mereka tidak curiga." Cincin yang sempat bersemayam beberapa hari di jari Arumi, kini kembali lagi. Properti penting ini tidak boleh ketinggalan untuk meyakinkan rekan Eric.

Just info besok kemungkinan author tidak update. Tapi ini hanya kemungkinan.

1
HARTIN MARLIN
semoga cepat sembuh dan tetap semangat 💪💪
HARTIN MARLIN
permainan siapa sih 🤔🤔
HARTIN MARLIN
siapa dia 🤔🤔 kalau bukan Cipta
iYind Dewi
ngakak bgt🤣
HARTIN MARLIN
ngakak abis 😀😀😂😂🤣🤣
HARTIN MARLIN
🤭🤭😀😀😂😂🤣🤣🤣
HARTIN MARLIN
👍👍👍👍
HARTIN MARLIN
untuk apa Eric mend
HARTIN MARLIN
kenapa harus di pelihara orang seperti Cipta buang aja tu dianya
Azriel Prayoga
maaf thor, hanya sekedar saran.
kalau bisa panggilannya jangan Rai ya thor, karena kalau di Jawa Tengah & Jawa Timur itu Rai = muka thor.
LES TARI
kekel ngrasakne,oponeh nyatane
Gustein Arifin👑
pk duda makin crewet yah
Gustein Arifin👑
bner gosip digosok makin sipp🤣🤣🤣
Rinjani
oala Ayah Naya pemabuk kasian Arumi ...wah pasti ma.mas Duda nih yaa
Ati Tusmiati
semangat aku tunggu thor
Ati Tusmiati
kayak Tom and Jerry awas Erick dan Rumi benci Ama cinta itu beda tipis entar jatuh cinta
Siti Qori'ah
baru ktmu, kata2 Awa aj udah keren..
Humaira Azzahra UwU ¥°
lumayan bagus
Erina Munir
tq thoor...❤️👍💪💪💪💪
Erina Munir
😂😂😂😂🤣 othoor critanya kocak bangeet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!