NovelToon NovelToon
ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

ELEA (Tak Pantaskah Aku Dicintai?)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Tunangan Sejak Bayi / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Idola sekolah / Gadis nakal
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Dunia Elea jungkir-balik di saat dirinya tahu, ia adalah anak yang diculik. Menemukan keluarga aslinya yang bukan orang sembarangan, tidak mudah untuk Elea beradaptasi. Meskipun ia adalah darah keturunan dari Baskara, Elea harus membuktikan diri jika ia pantas menjadi bagian dari Baskara. Lantas bagaimana jika Elea merasa tempat itu terlalu tinggi untuk ia raih, terlalu terjal untuk ia daki.

"Lo cuma punya darah Baskara doang tapi, gue yang layak jadi bagian dari Baskara," ujar Rania lantang.

Senyum sinis terbit di bibir Elea. "Ya, udah ambil aja. Tapi, jangan nangis jika gue bakalan rebut cowo yang lo suka."

🌼🌼🌼

"Gue jadi milik lo? Cewe bego kek lo? Lo dan Rania nggak bisa disamain," cibir Saka dengan tatapan merendahkan.

Elea tersenyum kecut. "Ah, gitu kah? Kita bisa liat apakah pandangan lo akan berubah terhadap gue dan Rania, Saka!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22| Rahasia Zion

"Surat cerai," gumam Diana tercekat.

Diana melirik ke arah sang suami yang berdiri membelakanginya, sebelum kepala Diana tertunduk dalam. Pada akhirnya tetap berpisah, bukankah ini yang dinginkan oleh Diana. Wanita dua anak ini tidak pernah mencintai keturunan Baskara, lantas kenapa rasanya sulit untuk berpisah begitu saja.

"Aku melepaskanmu, sekarang kamu bisa hidup bahagia dengan lelaki itu," sahut Guntur, sorot matanya menatap jauh ke taman belakang mansion.

Diana mengigit bibir, napasnya terasa memberat. "Apakah keputusanmu udah bulat, buat perpisahan denganku?" tanya Diana memastikan.

Guntur mengangguk sekilas. "Maaf, karena terlambat memberikan kebebasan padamu."

Guntur membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah Diana. Diana sudah memberikan Guntur seorang putri, meskipun hanya Guntur yang mencintai Elea.

"Apa ini karena masalah Elea dan Rania, kamu jadi mel—"

"Kamu nggak pernah mencintai putri kita, Diana. Kamu nggak pernah memberikan kasih sayang seperti yang udah kamu kasih ke Rania. Bahkan sampai detik ini, kamu nggak pernah berada di pihak Elea," potong Guntur, wajahnya terlihat kecewa.

Diana terkesiap, ia meneguk kasar air liur di kerongkongannya.

"Bu—bukannya aku tidak pernah mencintai Elea, aku ..., bersalah."

Diana bahkan tidak sanggup secara langsung mengutarakan perasaannya, ia memang egois. Tapi, itu merupakan kesalahannya di masa lalu. Di mana Diana merasa stres dengan segala tuntutan, lelaki yang dia cintai tidak bisa ia miliki.

"Kamu tenang saja, aku akan membagi hakmu. Dan melepaskan nama belakang Baskara di nama Zion, kalian bisa berkumpul. Membentuk keluarga bahagia tanpa aku dan Elea," pungkas Guntur tegas.

Pria itu mengayunkan kedua tungkai kakinya melangkah meninggalkan ruangan kerjanya, Diana menahan napas. Kedua tungkai kakinya kehilangan tenaga, Diana merosot di lantai. Kedua matanya berembun, bulir bening turun deras.

Kesalahannya bahkan tidak bisa dihitung dengan jari, hamil anak pria lain. Berselingkuh di belakang sang suami, bahkan tega menabrak putrinya sendiri di saat putrinya melihat perselingkuhan yang Diana lakoni.

"Kenapa aku menangis? Kenapa rasanya hatiku sakit sekali. Bukannya ini yang kamu inginkan, Diana?"

Jari jemari Diana mengusap air mata yang jatuh, berapa lama ia menunggu perceraian. Lantas apa alasan Diana bisa sesedih ini, apakah ia mencintai pria yang sudah dikhianati selama bertahun-tahun.

...***...

Langkah kaki Elea dan Isyana berhenti di saat sosok lelaki paruh baya datang menghampiri Elea, mobil sedan yang tampak menunggu di depan pintu gerbang masuk gedung sekolah.

"Pak Guntur menjemput Non Elea untuk pulang bersama," tutur sang supir.

Isyana sontak saja melepaskan rangkulannya pada tangan Elea, mengulas senyum kecil. Elea menoleh ke samping di mana Isyana tersenyum tipis.

"Balik, gih. Bokap lo udah nyempetin waktu buat mampir di jam segini," celetuk Isyana.

"Tapi, kita mau main hari ini 'kan," balas Elea yang telah berjanji akan main bersama Isyana.

Kepala Isyana mengeleng. "Kita mah bisa kapan-kapan mainnya, lo balik aja. Besok masih ada waktu buat main."

"Ya, udah kalo gitu. Gue duluan," putus Elea.

Kepala Isyana mengangguk sekilas, Elea mengayunkan langkah kakinya dikuti oleh sang supir dari belakang. Isyana memperhatikan punggung belakang Elea, senyum segaris terbit.

"Lo beruntung banget, El! Punya Bokap yang sayang banget sama lo. Apapun dilakuin buat lo, dan selalu ada di sisi lo," monolog Isyana lirih.

Sementara di depan sana Elea telah memasuki mobil, duduk di samping sang ayah.

"Eh," gumam Elea di saat pangkuannya tergeletak buket bunga.

Elea menoleh ke samping, Guntur tersenyum tipis.

"Gimana sekolahnya hari ini? Nggak ada yang gangguin Elea, 'kan?"

Elea sontak saja mengeleng. "Lumayan seru," sahut Elea pelan, "Papi udah kasih surat cerainya ke Mami?"

"Udah."

Alis mata Elea mengerut. "Mami setuju bercerai sama Papi?" tanya Elea penasaran.

Guntur menipiskan bibirnya, lelaki yang masih tampak gagah di usianya yang tak lagi muda itu terdiam. Cukup lama ia tak memberikan jawaban, Elea menatap sang ayah tampak khawatir.

"Sudah pasti, bukan? Mami sudah sangat lama menunggu. Apakah Elea nggak berkeberatan buat hidup cuma berdua sama Papi, nggak ada lagi Mami dan Abang Zion." Guntur membawa tatapan matanya ke arah Elea.

Elea menarik kedua sisi bibirnya ke atas, dan mengangguk sebagai jawaban. Elea tidak berkeberatan, toh cinta keluarga yang diidamkan tidak dapat ia peroleh. Zion tidak pernah menyayangi Elea sebagai adik, sementara Diana tidak pernah menyayangi Elea sebagai seorang anak.

Elea merebahkan kepalanya di lengan sang ayah, memeluk buket bunga. Guntur dapat melihat ekspresi wajah Elea, putrinya tidak berharap apapun. Terlihat tanpa emosi apapun, seakan-akan tidak pernah mendengar tentang perpisahan.

...***...

KLIK!

Suara pintu terbuka tanpa ketukan, Elea yang duduk di kursi meja rias terperanjat. Derap langkah kaki mendekati dirinya, pantulan dari cermin memperlihatkan seberapa kacaunya remaja lelaki di belakangnya ini.

"Lo menikmati perpecahan keluarga ini, bukan?" tuding Zion, dengan deru napas menggebu-gebu, "menyenangkan di saat lo bisa misahin, Mami dan Papi."

Tubuh Zion membungkuk, matanya yang tampak memerah menelisik ekspresi wajah Elea.

"Entahlah," gumam Elea, ia mengulum bibirnya yang mendadak kering.

Manik mata tajam Elea melirik lurus ke cermin, di mana mereka berdua saling beradu tatap.

"Lo bahkan nggak tanya sama Mami, seberapa bahagianya Mami karena bisa pisah sama Papi. Dengan kek gini, lo, bisa langsung berkumpul sama Ayah kandung lo. Pria yang dicintai oleh Mami," lanjut Elea, menatap datar.

Kedua kelopak mata Zion berkedip, dahinya mengerut. "Apa yang lo maksud, hah?"

Garis bibir Elea meninggi. "Lo, bukan anak kandung Papi. Mami hamil lo sebelum nikah sama Papi. Ah, sebenarnya gue nggak pingin kasih tau lo rahasia ini. Berhubung lo datang ke sini buat nyalahin gue. Gue nggak punya pilihan lain, dong. Lo, bukan keturunan Baskara," jawab Elea dengan lantang.

Zion berdiri dengan tegap, kedua tungkai kakinya mundur dua langkah ke belakang. Kepala Zion mengeleng, menolak perkataan Elea.

"Nggak! Lo bohong, Mami nggak mungkin kayak gitu. Dan gue nggak mungkin bukan anak Papi," bantah Zion, degup jantungnya mendadak berdebar keras.

Elea bangkit dari posisi duduknya, menghadap ke arah Zion. Mereka berdua kakak-beradik seibu, beda ayah. Jika boleh jujur hatinya berdenyut nyeri melihat bagaimana ekspresi terluka Zion, akan tetapi rasa sakit pria ini tidak sebanding dengan sakitnya.

"Tanyain aja sama Mami, ah, kalo lo masih ragu. Lo bisa ngelakuin tes DNA, buat tau siapa lo."

Kepala Zion mengeleng, bibirnya berkomat-kamit. Zion membalikkan tubuhnya, melangkah terburu-buru menuju pintu ke luar. Elea menghela napas berat, sudah saatnya mereka berdua tahu di mana tempat masing-masing.

...***...

Embusan napas letih mengalun, meskipun di rumah Baskara tengah kacau-balau. Di minggu pagi, Elea tetap harus pergi menyambangi rumah kediaman Buming. Mengingat status tunangan yang telah sepenuhnya menjadi milik Elea, sayangnya setelah menyapa kakeknya Saka.

Elea sama sekali tidak mendapati batang hidung Saka, hingga ia memilih berjalan-jalan di rumah kaca. Keluar, entah di mana sekarang ia berada.

"Sekarang gue malah tersesat sendiri," monolog Elea lirih.

Kediaman Buming yang sangat besar, lagi-lagi Elea berdecak kesal. Kedua tungkai kakinya kembali diayunkan, tidak tahu kemana arah. Langkah kakinya berhenti di saat ia mendapati tuan muda Buming yang juga membawa atensinya ke arah Elea, keduanya sama-sama terkejut.

"Lo, kenapa ada di sini, hah?"

Saka tidak percaya, ia sudah menghindar dari pertemuan pagi ini. Malah tetap bertatap muka dengan gadis menyebalkan satu ini, Elea mengangkat kedua sisi bahunya acuh tak acuh.

"Gue tersesat," jawabnya santai, "anterin gue balik."

"Ha? Balik aja sendiri," sahut Saka ketus.

Elea mengikis jarak di antara mereka berdua, berhenti tepat di depan Saka.

"Gue nggak tau jalan balik, makanya lo anterin gue."

Alis mata tebal Saka ditarik tinggi ke atas. "Kalo gue anterin lo balik, apa yang bisa gue dapetin dari lo. Bukankah nggak ada yang gratis di dunia ini," balas Saka.

Kedua bola mata Elea berotasi malas, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Saka.

"Kalo gue nggak balik ke rumah gue, keluarga lo yang akan berhutang penjelasan sama Bokap gue. Karena yang jemput gue ke mansion itu adalah supir keluarga Buming," sahut Elea santai, "so, lo mau apa nggak itu terserah lo."

Saka mengerang frustrasi. "Sialan, lo," ujar Saka kesal, "sekarang lo ikutin gue. Dasar cewek nyusahin gue aja."

Bersambung....

1
kalea rizuky
ngapain ngarep si bloon mending ma david
kalea rizuky
rania jalang di suka tolol dia cm anak angkat
kalea rizuky
lanjut donk
Anonymous
seru thor...smangat up y...elea ga boleh bucin ma saka...boleh sayang ma david aja.../Grin/
Yuliana langoy Yuliana
di tunggu kelanjutannya
Anonymous
ngapain elea ngarep saka...mending ma david...
Anonymous
fight girl/Scream/
Anonymous
goo eleaaa/Smile/
Anonymous
sippp nih elea ga kaleng2...
Anonymous
maaf thor...aq baru nemu novelmu...be strong elea...
Moreno
Thor, bisa tiap hari gak updatenya? Habisnya seru bangeettt 😆
Dhanvi Hrieya: author usahain up tiap hari ya kakak🫰🏻🫰🏻☺️
total 1 replies
I Rafli
lanjut toor
Ati Rohayati
mantap cerita nya ngga bertele tele ,ditunggu lanjutan nya thor bikin saka sama c zionis mati kutu
Dhanvi Hrieya: menyesal ya kan, kak😆
btw, makasih udah mampir kakak🙏🏻☺️
total 1 replies
Suryani Tohir
💪
Dhanvi Hrieya: makasih kakak atas rate bintangnya🙏🏻❤️
total 1 replies
Suryani Tohir
lanjut
Dhanvi Hrieya: mohon ditunggu kakak^^
total 1 replies
Moreno
Seru banget! Ditunggu kelanjutannya ya Thor
Dhanvi Hrieya: siap, kak. Mohon ditunggu ya, kakak. dan Makasih udah mau mampir🙏🏻☺️
total 1 replies
I Rafli
Hae kk aku mampir,,,
semangat 💪💪💪
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak💪🏻💪🏻😚
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!