NovelToon NovelToon
Neophyte

Neophyte

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:873
Nilai: 5
Nama Author: penpurple_

Ini kisah tentang sepasang saudara kembar yang terpisah dari keluarga kandung mereka, karena suatu kejadian yang tak diinginkan.

Sepasang saudara kembar yang terpaksa tinggal di Panti Asuhan dari usia mereka dua tahun. Akan tetapi, setelah menginjak usia remaja, mereka memutuskan untuk keluar dari Panti dan tinggal di kontrakan kecil. Tak lupa pula sambil berusaha mencari pekerjaan apa saja yang bisa mereka kerjakan.

Tapi tak berselang lama, nasib baik mereka dapatkan. Karena kejadian tanpa sengaja mereka menolong seseorang membuat hidup mereka bisa berubah 180 derajat dari sebelumnya.

Siapa yang menolong mereka? Dan di mana keluarga kandung mereka berada?

Apa keluarga kandung mereka tidak mencari mereka selama ini?

Ayo, ikuti kehidupan si kembar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penpurple_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

THE WILSON FAMILY

Semilir angin berhembus menerpa wajah keempat wanita berbeda usia yang saat ini sedang menikmati sore hari mereka di taman belakang Mansion mewah keluarga Wilson.

Hening tercipta sejak beberapa menit yang lalu, tidak ada yang membuka suara. Keempat wanita tersebut hanya diam dengan pikiran masing-masing. Pikiran yang melayang pada kejadian beberapa tahun silam. Kejadian yang di mana menyebabkan hilangnya cucu, anak, dan adik di keluarga mereka terjadi.

Sampai tiba-tiba menantu pertama di keluarga Wilson dengan pandangan kosongnya menatap lurus ke depan membuka suara yang membuat mereka semua jadi memusatkan pandangan ke arahnya.

“Bagaimana keadaan mereka sekarang?” Itu pertanyaan Arizka Febiana Wilson yang sering sekali dia lontarkan entah pada siapa saja yang mendengarnya.

Arizka menghela nafas sejenak, sebelum kembali melanjutkan pertanyaannya dengan nada putus asa, “Sudah hampir tiga belas tahun lamanya setelah kejadian itu, apa masih ada harapan untukku bisa bertemu dengan anak kembarku kembali?”

Indah Rasvati Wilson, wanita yang usianya tiga tahun lebih muda dari Arizka, kini menatap kakak iparnya itu dengan sorot mata sendu.

“Bersabarlah sebentar lagi, Kak. Kita harus lebih banyak bersabar dan terus berdo'a. Tunggu saja kabar baik dari kak Aditya dan yang lain nanti.”

Tangan Indah bergerak merangkul dan mengelus bahu Arizka yang duduk di sebelahnya.

“Walaupun aku tau itu tidak pasti,” sambung wanita itu yang tentu saja di dalam hati. Ia mana tega mengatakannya secara langsung. Bisa-bisa akan semakin membuat kakak iparnya itu terus larut dalam kesedihan.

“Semuanya sedang berusaha untuk hasil yang terbaik, Menantuku. Entah kenapa aku begitu yakin mereka berdua pasti akan segera ditemukan dan berkumpul lagi bersama kita.” Itu kata penyemangat, sekaligus penenang yang terlontar dari mulut Alifah Isyarefanni Wilson. Wanita paruh bayah yang menjabat sebagai nyonya besar di keluarga Wilson.

Sedangkan wanita satunya lagi yang merupakan anak bungsu dari Alifah, menatap mereka bertiga secara bergantian, kemudian kembali menatap ke depan dengan pandangan yang menyiratkan sebuah kebencian.

“Damn bitch. Untung saja kau sudah mati. Kalo saja kau tidak mati karena tertabrak mobil. Sudahku pastikan, akulah yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri,” batin wanita itu mengumpat. Dia yang tak lain adalah Reyalista Fairah Wilson. Kini sudah berganti Marga menjadi Reyalista Fairah Anderson karena mengikuti Marga sang suami.

***

Sedangkan di Fey's Cafe, tempat yang sering dikunjungi oleh anak remaja untuk menghabiskan waktu mereka di sana, terdapat empat pemuda tampan yang satunya kelas sepuluh, dua diantaranya masih kelas sebelas SMA dan satu lagi sudah kelas dua belas SMA.

Salah satu dari keempat pemuda itu melihat jam tangan yang ada di tangan kirinya yang kini sudah menunjukkan pukul 17:35 waktu Indonesia bagian Barat.

“Pulang. Udah sore, nanti semuanya pada nyariin,” ajaknya menatap ketiga pemuda satu persatu. Dia yang tak lain adalah Alghafar Putra Anderson.

“Ayo,” sahut Aldan, atau lebih tepatnya Reynaldan Fauzino Wilson, segera berdiri dari duduknya seraya memasukkan handphone miliknya ke dalam saku celana.

“Bayar, Dan.” Kini pemuda yang bernama Chandra Devanka Wilson, menyodorkan uang selembar warna merah pada Aldan, bermaksud untuk menyuruh Aldan membayarnya ke meja kasir.

Kemudian Chandra dengan tiba-tiba langsung menarik tangan adik kandungnya yang tak lain adalah Bobby Zevanka Wilson, pemuda yang saat ini masih asik bermain game online. “Pulang, Dek. Lo mah maen game mulu, gue aduin ke papa tau rasa lo.”

Bobby jadi memanyunkan bibirnya lucu dengan keadaan tangannya yang ditarik Chandra, lalu membalas, “aduan lo, nggak fren kita.”

“Bacot,” umpat Chandra asal.

***

Sedangkan di sebuah ruangan kantor perusahaan ternama, terdapat satu pria dewasa, tiga pemuda dan satu gadis berusia kepala dua.

“Gimana, Yah? Ada kabar baik hari ini?” tanya gadis bernama Reynata Faradisa Wilson itu.

Reyditya Fahrian Wilson, pria yang dipanggil ayah tersebut hanya mampu menghela nafasnya, lalu tak lama menggelengkan kepala.

Nata tanpa sadar memajukan bibir bawahnya. “Aku pulang duluan, ya, udah sore,” pamit Nata, kemudian berdiri dari duduknya.

“Bareng aja, Kak. Ayah juga mau pulang,” balas Aditya, lalu matanya menatap ketiga pemuda yang masih ada di ruangannya secara bergantian.

“Kalian nggak mau pulang?”

Reynaldo Fauzan Wilson, pemuda itu langsung berdiri dan merangkul bahu Nata yang tak lain adalah adik kandungnya seraya berkata, “ayo pulang.”

“Mereka kapan ketemunya, Yah? Lama banget, udah mau tiga belas tahun. Pasti sekarang mereka udah gede, cantik sama ganteng pula. Produk Wilson sama Anderson 'kan nggak pernah gagal,” ujar Alghifaro Pratama Anderson. Pemuda yang mendapat julukan si cerewet di keluarganya, kini sudah bergelanyut manja di lengan kiri Aditya.

Marselio Revanka Anderson yang melihat Aditya akan membuka mulut guna membalas ucapan Tama itu pun langsung mencegahnya. “Nggak usah dibales, Yah. Kalo Ayah bales, pasti dianya nanti tambah ngoceh-ngoceh nggak jelas.”

Tama jadi memandang Marsel sinis, lalu mengumpat tanpa sadar, “Bacot lo, anying.”

“Tuh, Yah, dia ngomong kasar,” adu Marsel memanas-manasi.

Aditya pun langsung mencubit tangan Tama yang masih bergelanyut di lengannya dan seketika membuat pemuda itu jadi meringis menahan perih.

“Ih, sakit. Ayah mah, kemusuhan kita.” Kemudian Tama berjalan mendahului mereka semua dengan kaki yang dihentak-hentakkan ke lantai.

“Dih, tuh bocah, kagak inget umur,” cibir Marsel tak habis pikir.

***

— t b c —

1
XVIDEOS2212
Ceritanya asik banget thor, jangan lupa update terus ya!
penpurple_: siap, makasi yaaa😍
total 1 replies
Ritsu-4
Keren banget sih, Plot twist-nya bikin baper!
penpurple_: ah, terimakasih ya😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!