NovelToon NovelToon
Perfect Vs Casual

Perfect Vs Casual

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Dosen
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Izzmi yuwandira

Apa jadinya jika impian mu hancur di tangan orang yang paling kamu benci, tapi juga tak bisa kamu hindari?

"Satu tesis gagal, Karena seorang dosen menyebalkan, Semua hidup ku jadi berantakan"

Tapi siapa sangka semuanya bisa jadi awal kisah cinta?

Renatta Zephyra punya rencana hidup yang rapi: lulus kuliah, kerja di perusahaan impian, beli rumah, dan angkat kaki dari rumah tantenya yang lebih mirip ibu tiri. Tapi semua rencana itu ambyar karena satu nama: Zavian Alaric, dosen killer dengan wajah ganteng tapi hati dingin kayak lemari es.

Tesisnya ditolak. Ijazahnya tertunda. Pekerjaannya melayang. Dan yang paling parah... dia harus sering ketemu sama si perfeksionis satu itu.

Tapi hidup memang suka ngelawak. Di balik sikap jutek dan aturan kaku Zavian, ternyata ada hal-hal yang bikin Renatta bertanya-tanya: Mengapa harus dia? Dan kenapa jantungnya mulai berdetak aneh tiap kali mereka bertengkar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

Pagi itu udara masih sejuk, embun belum sepenuhnya mengering dari dedaunan. Renatta sudah duduk di teras rumahnya sejak matahari baru menampakkan sinarnya. Matanya sesekali melirik ke arah rumah Zavian, menanti momen di mana pria itu akan keluar seperti biasanya tepat waktu, tanpa pernah terlambat.

Dan benar saja, pagar rumah Zavian berderit pelan. Pria itu muncul, mengenakan kemeja biru muda yang rapi dan membawa tas kerja di bahu. Wajahnya seperti biasa dingin dan datar.

Namun langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok Renatta yang berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Selamat pagi pak?"

"Ada perlu apa pagi-pagi begini?"

Renatta berdiri dengan gugup, kedua tangannya saling menggenggam di depan dada.

"Aku mau minta maaf… soal tadi malam."

Zavian tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Renatta sekilas, lalu mulai membuka kunci gerbang rumahnya seperti tidak mendengar apa pun.

Renatta cepat melangkah setengah mendekat.

"Aku tahu aku salah. Aku yang ngajak mereka kumpul, tapi malah aku sendiri yang nggak pulang. Aku lupa, Pak Zavian. Dan aku tahu Bapak paling benci sama orang yang nggak tepati janji…"

Zavian membuka pagar tanpa menatap Renatta. Ia keluar dengan langkah tenang, lalu menutup kembali pagar di belakangnya.

Zavian dingin, masih tak menatap.

"Kamu nggak hanya lupa janji. Kamu bikin orang lain nunggu, kelelahan, dan kecewa."

Renatta menunduk.

"Aku sungguh minta maaf… aku nggak bermaksud nyakitin siapa pun."

Zavian akhirnya menoleh sedikit, tatapannya tajam, namun tetap tenang.

"Kamu selalu punya alasan. Tapi kamu juga selalu minta dimengerti."

Renatta terdiam, hatinya tercekat. Ia tidak menyangka Zavian akan sekeras itu kali ini. Biasanya, meski cuek, pria itu tetap menanggapi dengan tenang dan sedikit lunak. Tapi sekarang… berbeda.

Renatta berkata dengan lirih.

"Iya Pak Zavian bener… aku terlalu banyak alasan. Tapi kali ini aku bener-bener nyesel, Pak."

Zavian menatapnya sebentar. Tatapannya kosong, tidak menunjukkan apakah ia menerima maaf itu atau tidak.

"Penyesalan yang tidak diiringi perubahan, cuma akan jadi rutinitas."

Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah pergi. Hanya suara langkah kakinya yang perlahan menjauh di jalan kecil itu.

Renatta terdiam di depan pagar. Angin pagi menyapu wajahnya. Ada rasa pedih yang menggantung di dadanya. Kali ini, ia sadar, kesalahan kecilnya berdampak cukup besar… terutama bagi seseorang seperti Zavian.

***

Renatta melangkah lesu memasuki area kampus. Raut wajahnya tidak cerah seperti biasanya, alis sedikit mengerut, bibir manyun, dan langkahnya pun terasa berat. Ia masih kepikiran soal semalam, apalagi setelah pagi ini Zavian bersikap dingin seperti es di kutub selatan.

Matanya langsung menangkap Sela, Mira, dan Arya yang duduk di bangku taman kampus, tempat biasa mereka nongkrong sebelum kelas dimulai. Ketiganya tampak asyik ngobrol, meski sesekali terlihat seperti masih menyimpan sedikit rasa sebal.

Renatta menarik napas panjang, lalu mendekat.

Renatta menyapa mereka pelan dan sungkan.

"Guys..."

Ketiganya menoleh. Sela mengangkat alis, Mira menyilangkan tangan di dada, dan Arya sekadar mengangguk pelan.

"Gue minta maaf ya soal tadi malam. Sumpah gue bener-bener lupa. Bukan karena sengaja ninggalin kalian atau gimana. gue juga nggak ada niat buat ngecewain kalian, apalagi sampai bikin kalian nungguin gue selama itu."

Mereka bertiga terdiam sejenak, saling pandang. Lalu Mira akhirnya buka suara.

"Lo tau nggak, kita nungguin dari jam setengah enam sampe hampir jam sepuluh malam?"

Sela cepat menyambung.

"Dan lo bahkan nggak angkat telpon, chat juga nggak dibales."

Renatta menunduk, merasa bersalah.

Renatta berkata dengan lirih "Iya, gue salah banget. gue nyesel. Gue udah minta maaf ke pak Zavian juga tadi pagi… tapi kayaknya dia masih dingin banget."

Mira cemberut.

"Ya wajar lah, dia paling nggak suka orang ngingkarin janji. Lo kan tau itu."

Sela nada masih ketus.

"Kita juga kesel, Ren. Tapi ya… lo udah minta maaf. Gue sih udah agak lega sekarang."

Arya tersenyum kecil.

"Gue juga. Asal lo jangan ngilang lagi tiba-tiba, itu aja sih."

Renatta mengangguk cepat-cepat.

Renatta mulai bersemangat.

"Gue traktir kalian makan siang hari ini. Mau apa aja! Pokoknya bebas!"

Mira dan Sela langsung saling pandang, lalu kompak berdiri dan mendekat ke Renatta. Mira dengan gaya dramatis langsung memijat-mijat bahu Renatta.

"Kalau gitu, yang semalam udah lunas, Bu Bos!"

Sela ikut memijat bahu kiri Renatta.

"Traktiran adalah jalan damai tercepat."

Arya tertawa sambil berdiri dan membuka bukunya, lalu mengipasi wajah Renatta seolah-olah dia ratu.

"Begini baru temen sejati. Ngilang iya, tapi tau cara nebus dosa."

Renatta tertawa lepas, akhirnya merasa lega.

"Kalian bener-bener deh... Tapi makasih ya udah mau maafin gue."

Sela masih mijet sambil nyengir.

"Iya, tapi jangan ngilang lagi cuma karena cowok, ya. Apalagi cowok yang udah bikin lo nangis."

Renatta tersenyum kecil.

"Iya, janji. Kali ini beneran."

Arya berbicara dengan nada tenang.

"Gue bahkan sampe khatam baca label bahan makanan saking bosen nungguin Lo kampret."

Mira dan sela terkekeh mengingatnya.

"Dan hampir buka warung sendiri di teras rumah Pak Zavian sih..."

Renatta cengengesan, merasa bersalah.

"Gue... ketemu Bastian kemarin. Gue bukan nggak mau cerita karena gue sendiri juga belum yakin. Tapi ternyata jadi kelamaan ngobrol sampai gue lupa janji sama kalian."

Sela menyipitkan mata.

"Hmm... jadi kemarin lo senyum-senyum di mobil mewah itu sambil dicubit pipi, terus kita bertiga ngangguk-ngangguk kelaperan sambil ngeliatin?"

Mira menirukan nada dramatis.

"'Astaga aku lupa kalau hari ini ada janji bareng mereka'—gitu ya kira-kira suaranya waktu itu?"

Renatta tertawa kaku.

"Haha… ya ampun, jangan ditiruin dong... Malu tahu."

Arya tersenyum geli, akhirnya mencair.

"Ya udah... yang penting lo sadar. Tapi emang semalam tuh... yah, kacau sih. Pak Zavian juga keliatannya kecewa banget."

Bahkan ketika diingat momen pagi tadi, Zavian terlihat lebih dingin dari biasanya.

Arya mengibas wajah Renatta dengan bukunya sambil senyum.

"Ehh Dan lo harus janji: lain kali, kalau kita bikin janji, pastiin alarm otak lo nyala ya."

Renatta tertawa pelan, merasa lega.

"Gue janji. Sumpah. Next time gue akan pasang pengingat di HP, jam tangan, sticky note, bahkan di jidat kalau perlu."

Mereka akhirnya tertawa bersama, ketegangan pun mencair. Meski masih ada sisa kesal di wajah Sela dan Mira, setidaknya mereka mulai bisa menerima penjelasan Renatta. Yang tersisa sekarang hanyalah bagaimana cara Renatta menebus kesalahannya... terutama pada Zavian.

1
Nur Adam
l njur
Riyuriyus
semangat yaa kakakk,sukses trs
Nurul Fitria
Owalah Renatta /Determined//Determined//Determined/
Nurul Fitria
Wkwk lucu banget kakek dan Renatta /Facepalm//Facepalm/
minwoo
kasihan banget mereka, si Renatta nih nyebelin banget
minwoo
Mantap pak /Hey/
minwoo
Bacottt kauuu bastian
minwoo
Ihhh ngapain sih ketemu sama Bastian lagi /Puke/ sumpah gak suka bangeeeettt /Cry/
minwoo
Seruu banget ceritanya Thor, lanjut dehh/Tongue/
minwoo
Haaa mau yg kayak pak Zavian juga donggg /CoolGuy//Scream//Scream/
minwoo
Lahh ternyata kakek nya pak Zavian /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ bisa kali kek dijodohin
Kim nara
Sedih y nasib renata semangat ren
Nur Adam
lnjut
Nurul Fitria
Lanjut Thor... ❤️❤️❤️
audyasfiya
Lanjut author lanjutt... seru nih ceritanya hehehe
minwoo
Suka banget sama chemistry pak zavian dan Renatta... gemes banget /Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Sasya
wkwk lucu banget, semangat update nya Thor ❤️❤️❤️❤️
audyasfiya
Renatta bisa-bisa nya 🤣🤣🤣🤣
audyasfiya
Pengen punya pacar dosen deh 🤣🤣🤣
Lorenza82
Pak zaviannya nih kadang cuek, kadang dingin, kadang perkataan nya nyelekit, tapi dia lucu juga, perhatian sama Renatta 😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!