Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
" Maaf mas , sepertinya aku tidak perlu menjelaskan sesuatu yang tak pernah aku perbuat , dan melihat perlakuanmu saat ini yang telah berani membentakku dengan keras hanya karena suatu tuduhan yang tak mempunyai bukti mendasar membuatku jadi semakin yakin ...." Rani tampak menjeda ucapannya dan sekilas menatap ke arah Sinta berada
" Bahwa pernikahan kita ini memang harus diakhiri sampai disini saja " ucap Rani tegas dengan sorot mata yang terlihat sangat tajam
Ia benar - benar murka dan tak terima dibentak keras seperti itu oleh Bara
Sudah cukup ia disakiti
Sudah cukup harga dirinya diinjak injak oleh keluarga suaminya
Sudah cukup pula rasa sabar yang selama ini telah ia berikan kepada Bara
Ya..semuanya sudah cukup
Ia hanyalah manusia biasa , dan Rani berhak marah akan penindasan ini
Disini dialah yang menjadi korban , kenapa dirinya yang malah dibentak bagaikan Rani lah pelaku dalam cerita pengkhianatan dalam rumah tangga ini
Mendengar ucapan Rani membuat Bara jadi langsung bungkam seketika , sungguh ia tak sengaja membentak wanita itu
Rasa cemburu yang tiba - tiba timbul merasuki karena ucapan Sinta membuat ia jadi kehilangan kontrol dan akal dalam sejenak
" Ran..a..aku mohon , maafkan aku . Aku benar - benar khilaf Ran . Kamu tahu kan aku sangatlah mencintaimu , aku tak sanggup jika melihat ataupun mendengar tentang dirimu dekat dengan pria lain " ucap Bara dengan wajah kembali terlihat mengiba , yang membuat Rani bukannya merasa empati dan berbelas kasih kepada suaminya tersebut . Wanita yang saat ini sedang memakai baju oversize berwarna kuning bermotif spongebob itu jadi merasa muak seketika
" Kalau begitu Rani juga minta maaf mas , Rani juga khilaf saat ini karena meminta cerai sama mas " balas Rani dengan sebuah decihan
Terdengar tidak sopan memang , tapi menurutnya untuk menghadapi pria brengsek didepannya sepertinya sudah tidak memerlukan sebuah kalimat norma kesopanan lagi
Enteng sekali suaminya itu mengatakan khilaf - khilaf berulang kali , khilaf kok sampai bertahun - tahun sampai memiliki anak dan menikah lagi dengan wanita lain
Benar - benar definisi dari pria brengsek tak bertanggung jawab
" Ran..!! "
" Sudahlah mas , kalau tidak ada yang ingin dibicarakan lagi . Pintu keluar masih terbuka lebar disebelah sana . Kalau mas sama mbak haus mungkin diminum dulu minuman dan cemilannya biar hati dan kepala bisa jadi lebih tenang agar bisa berpikir jernih lagi dalam berpikir " ucap Rani sedikit menyindir
Tapi itu merupakan kenyataan bukan , dua orang didepannya ini memang benar - benar seperti orang gila tak mempunyai otak untuk berpikir
Niat awal mereka ingin meminta maaf dan meminta rujuk , tapi di ending malah menuduh serta memojokkan Rani tengah berselingkuh dengan laki - laki lain . Yang lebih parah lagi di pagi yang cerah ini , wanita itu mendapat sebuah bentakan keras dari Bara
Hah...yang langsung membuat hari cerah yang Rani miliki kini seakan langsung berubah suram seketika
" Kamu mengusir kami Ran ? " tanya Bara menatap tak percaya ke arah istri pertamanya tersebut
" Sebenarnya aku tidak pernah berniat mengusir mas maupun Sinta dari sini , namun karena kalian berdua sudah menganggu kenyamanan Rani di rumah ini . Jadi Rani mohon maaf sebesar - besarnya agar tak menjadi keributan lebih lanjut di rumah Bi Dian , Rani harap kalian berdua silahkan pergi dari rumah ini dengan cara yang baik "
" Kamu itu sombong sekali ya Rani , sudah bagus mas Bara mau rujuk sama kamu . Kalau pria lain , mana mau rujuk sama wanita mandul kayak kamu . Lagi pula kamu pikir gampang apa hidup dengan status janda melekat di kehidupan kamu " Sinta tampak bersuara yang membuat Rani jadi langsung naik pitam seketika
Mulut wanita ini benar - benar kurang diblender biar jadi halus
" Siapa yang kau bilang mandul hah!! Aku sehat , keadaan rahimku pun juga sehat , dan aku memiliki hasil lab yang kuat untuk membuktikan hal itu " jawab Rani yang membuat Bi dian yang melihat dari arah ambang pintu jadi bersorak riang mendengar keberanian yang dimiliki oleh keponakannya tersebut
" Alah...alasan , buktinya kamu belum hamil - hamil juga sampai saat ini padahal mas Bara sudah bertahun - tahun berusaha membuatnya denganmu , namun berbeda denganku ..baru sekali saja mas Bara bekerja sudah langsung jadi " sindir Sinta yang bukannya membuat Rani menjadi terlihat semakin marah , wanita itu malah terlihat tersenyum sinis dengan seringaian iblis yang tiba - tiba saja muncul dari atas sudut bibirnya
" Oh...jadi kamu mengakui bahwa telah tidur dan membuat anak dengan mas Bara di luar nikah selama kami masih dalam status pernikahan begitu " kini Ranilah yang terlihat membalas sindiran Sinta dengan telak , sehingga membuat wanita yang sedang memakai hijab dengan gamis putih itu jadi langsung tergagap tak bisa mengeluarkan kata seketika
" I..itu...." Sinta terlihat tergagap di tempat
" Kau tahu wanita seperti itu disebut dengan wanita apa di luaran sana ? " tekan Rani kembali dengan raut wajah yang langsung bisa membuat orang jadi bergidik ngeri ketika melihatnya
Benar kata orang , marahnya seorang yang pendiam lebih terlihat mengerikan daripada orang yang tiap harinya suka marah - marah
" P E L A K O R " lanjut Rani dengan ejaan yang sengaja ditekan agar terdengar jelas
" Dan kau bukanlah pelakor biasa , melainkan seorang pelakor ****** yang siap membuka kedua paha untuk memuaskan nafsu lelaki yang sedang kau jerat dengan pesona alim mu ini " ujar Rani sedikit mengibaskan hijab putih yang dikenakan oleh wanita itu
" RANI !! " Bentak Bara tak terima , yang bukannya membuat wanita itu jadi merasa sedih maupun takut dengan ekspresi yang dikeluarkan oleh Bara tersebut , wanita itu malah terlihat tersenyum sinis lalu bertepuk tangan pelan ketika melihat sang suami pengkhianat sedang membela seorang pelakor ****** dihadapannya
" Wow...sepertinya cinta kalian begitu kuat , hingga bisa saling membela " tawa Rani sinis namun dalam hati perih
" Ran..aku ..."
" Stop Bara !! Aku tidak mau mendengar omong kosong tentang kata cintamu lagi saat ini . Dan kau Sinta , selamat kau sudah memenangkan cinta dari pria pengkhianat ini . Aku serahkan dia padamu , karena aku pikir pria tipe seperti ini tidaklah cocok dengan wanita setia seperti ku bukankah pria pengkhianat lebih cocok dengan wanita pelakor ****** sepertimu " ucap Rani yang langsung membuat Bara jadi langsung naik pitam dan tanpa aba - aba
PLAKKKK
Sebuah tamparan keras tampak mendarat di sebelah pipi mulus yang Rani miliki , sehingga membuat tubuh wanita itu jadi terhuyung sedikit kebelakang dengan telinga sedikit berdengung karenanya
Bara yang sedetik kemudian tersadar dengan dada masih terlihat naik turun menahan amarah , hanya bisa terbelalak diam ditempat
Ia benar - benar tak menyangka bahwa tangannya bisa seringan itu menampar pipi mulus yang istri pertamanya miliki dengan begitu sangag kerasnya
dari pada si reno masa perjaka baik baik jodohnya malah janda,harus nya di kasih peran janda bersegel