NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Mau Mobil Baru

5 April 2025, pagi hari di apartemen mewah milik Feriska.

Setelah melakukan berkali-kali ronde tadi malam, Feriska bangun kesiangan. Dia mendapati tubuhnya sangat berantakan dengan berbagai macam cap menempel di kulitnya.

Dia mencari Gelio ke sekeliling rumah, namun Gelio sudah pergi ke rumah untuk menemui ku. Tubuh wanita itu lunglai lemas, dia menyadari bahwa Gelio hanya menganggap dirinya sebagai pelampiasan nafsu nya saja.

Mau melakukan usaha yang seberat apapun, dan sampai kapanpun Gelio tidak akan pernah bisa menjadi miliknya. Karena mau dilihat dari segi manapun, Gelio adalah suami orang lain, sudah berkeluarga, dan posisi Feriska saat itu hanyalah sebagai orang ketiga.

"Bukankah sebaiknya aku mengakhiri hubungan yang tak berujung kepastian ini?" gumam wanita itu.

"Aaaarghhh!" dia mengamuk, menyakiti dirinya sendiri, dan hatinya hancur sehancur-hancurnya.

Dia teringat momen saat dia jatuh cinta dengan putra sulung pengusaha kaya itu untuk pertama kalinya. Dia mencoba merayu dan semakin jatuh cinta seiring berjalannya waktu, tapi dia tidak pernah memastikan bagaimana perasaan Gelio terhadapnya.

Semua cinta yang dimilikinya murni cinta bertepuk sebelah tangan. Mau bagaimana pun juga, dia tidak bisa menyalahkan Gelio atas semua yang terjadi kepadanya.

Karena Feriska sendiri yang mendorong dirinya untuk jatuh ke dalam jurang kegelapan yang tak berujung. Dia merusak dirinya hanya untuk pria yang tidak pernah mencintai nya.

Feriska memejamkan matanya, dia mengingat bagaimana ekspresi pasangan suami istri saat acara pernikahan. Aku bahagia dan Gelio juga bahagia, jadi untuk apa hanya dia yang merasakan kesedihan di bawah kebahagiaan orang lain?

"Sadarlah Feriska! Kau itu cantik! Memang siapa pria yang tidak tertarik untuk jatuh cinta kepadamu?" dia menepuk kedua pipinya dengan keras.

Mencoba menyadarkan dirinya sendiri jika dirinya itu sebenarnya sudah bersinar bahkan tanpa bantuan Gelio sekalipun.

Dia sudah bertekad, dia akan menjalani kehidupan yang sudah ditakdirkan untuknya. Dalam artian, dia sudah merelakan Gelio hidup bahagia bersamaku.

...----------------...

5 April 2025, di rumah pribadi Gelio Allegra diwaktu yang sama.

Aku terbangun dengan kepala yang masih terasa cenat cenut. Saat ku melihat ke sekeliling kamar, aku tidak melihat tanda-tanda Gelio ada di kamar itu. Kurasa dia benar-benar menepati kata-katanya dengan berkata kalau dia akan tidur di luar malam itu.

Singkat cerita, saat ku sudah selesai mandi dan memakai baju rumahan. Aku keluar sambil berusaha menghapal setiap sudut di rumah yang akan ku tinggali untuk kedepannya.

Ku lihat Gelio sedang tertidur dengan posisi duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya ke depan. Aku merasa sangat iba dan bersalah, karena berkat diriku Gelio menyiksa dirinya dengan tidur di sofa ruang tamu.

Diluar masih sangat dingin, aku bergegas kembali ke kamar untuk mengambil selimut untuk Gelio. Setelahnya, aku kembali menghampiri Gelio yang masih terlihat terlelap dalam tidurnya.

Perlahan aku mulai menyelimuti tubuhnya yang panjang itu agar tidak kedinginan. "Aku benar-benar istri yang jahat," kataku dalam hati.

Ku melihat ke sekeliling rumah, sangat sepi. Padahal baru kemarin aku menikah, tapi kenapa aku pulang ke rumah nya Gelio? Aku bahkan belum sempat menyapa mertuaku, aku juga tidak tahu dimana rumah mertuaku, sangat menyedihkan, tidak hanya sebagai istri yang jahat, apa aku juga termasuk menantu yang durhaka juga?

Tak berselang lama setelah ku menyelimuti Gelio, 4 pelayan yang memang bekerja di rumah datang. Mereka terkejut melihat Gelio tertidur di sofa ruang tamu, aku panik, seharusnya aku membangunkan Gelio lalu meminta maaf. Tapi apa yang ku lakukan sekarang? Simpati ku malah berujung kecurigaan.

"Nyonya? Apa yang anda lakukan?" tanya Ami, salah satu pekerja di rumah Gelio.

"Ah, i-ini..." aku panik, kan tidak mungkin jika aku mengatakan jika aku berniat menyelimuti Gelio yang tertidur di sofa. Hal itu pasti akan menimbulkan pertanyaan lain.

"Ami, kau sangat tidak peka. Memangnya apa lagi yang sedang pengantin baru lakukan di pagi hari berduaan seperti ini?" kata Gelio yang tiba-tiba. Ternyata dia sudah bangun, tapi pura-pura masih tertidur.

"Ah anda benar, maaf karena telah tidak peka. Saya akan kembali bekerja."

"Kembali lah!"

Ami pergi, Gelio menarik tanganku sambil menatapku dengan tatapan datar. Kami saling bertatapan, aku menepis tangannya Gelio dengan kasar, berdecak kesal karena apa yang Gelio lakukan benar-benar membuatku kesal, gatau kenapa.

"Jangan menyentuh ku!"

"Baik, baik. Aku tidak akan menyentuh tanpa persetujuan darimu," Gelio mengangkat kedua tangannya.

"Memang sudah seharusnya begitu! Tunggu, kenapa kita tidak ke rumah papa dan mama mertua?"

"Kalau kau mau, aku akan mengajakmu pulang ke rumah,"

"Tidak-tidak, bukankah itu salah satu acara penting saat pernikahan?"

"Tidak~ tidak ada yang mengharuskan seperti itu, kedua orang tuaku sibuk, jadi kau bisa melewatkannya."

Aku diam. Karena Gelio mengatakannya seperti itu, berarti tidak perlu di pertanyakan lebih lanjut lagi. Tapi tiba-tiba terlintas pikiran untuk acara bulan madu di kepalaku.

"Gelio, kita kan baru menikah nih, nah apakah kita akan melakukan bulan madu ke luar negeri seperti pengantin baru pada umumnya?" tanyaku.

"Aku akan melakukannya jika kau menginginkan nya,"

"Tidak, aku tidak mau pergi berbulan madu berdua denganmu!"

"Lantas?"

"Sebagai gantinya, belikan aku mobil!"

Gelio sedikit terkejut mendengar apa yang ku katakan kepadanya. Dia mengernyitkan dahinya, menatapku dengan ekspresi penuh keheranan.

"Jika kau mau keluar, aku akan menyuruh Mon Dain untuk menjadi supir pribadi mu,"

"Tidak mau."

"Kalau begitu, gunakan saja mobil yang sudah ada. Aku memiliki dua mobil atas namaku, kalau kau mau aku akan memberikan satu untukmu dan mengganti nama pemiliknya menjadi nama mu."

"Tidak mau." kata ku bebal.

"Lalu untuk apa kau mau membeli mobil?"

"Memangnya kenapa? Bukankah kamu kaya? Oh, mungkinkah kau tidak bisa membelikan mobil untuk istrimu karena sebenarnya kau itu miskin?" kataku yang seketika membuat Gelio merasa kesal.

"Baiklah, aku akan membelikan mu apapun yang ingin kau miliki. Tapi dengan satu syarat," Gelio melirikku dengan tatapan liciknya.

"Apa?" tanyaku sambil berjaga-jaga jika dia menginginkan sesuatu yang tak terduga.

"Ada deh, aku tidak akan memberitahu mu sekarang! Hahahaha,"

"Gelio! Jangan bercanda! Beritahu aku sekarang!"

...----------------...

5 April 2025, di rumah pribadi Gian Allegra.

Pria berusia 28 tahun itu terduduk tepat di atas pagar balkon rumahnya dengan tatapan kosong, dia memandangi langit pagi yang cerah berawan, sangat bertolak belakang dengan perasaannya yang gelap seperti gumpalan mendung tebal.

Dia menghisap rokoknya dengan perlahan, sangat menghayati. Butiran-butiran abu rokok yang terbakar berterbangan diterpa angin sejuk yang menyebarkan. Pria itu termenung memikirkan sesuatu yang amat sangat berat.

"Tuan Muda Gian, tolong jangan duduk di atas pagar balkon seperti itu! Sangat berbahaya!" Malio datang memperingati pria itu.

"Malio...." panggilnya.

"Iya Tuan Muda. Saya ada di sini," Malio yang setia datang menghampiri tuannya yang sedang galau itu.

"Menurutmu, apa wajahku ini tidak tampan?"

"Anda adalah pria tertampan yang pernah saya lihat seumur hidup saya. Walau tuan Gelio juga tampan, tapi anda lebih tampan dan memiliki wajah yang lebih kencang dan masih sangat muda. Saya merasa sangat iri dengan wajah anda yang tampan itu, tetapi saya juga merasa lebih percaya diri saat berjalan mendampingi Anda," sahut Malio.

"Malio, maukah kau menikah dengan ku?" tanya Gian yang sontak membuat pria dewasa itu terkejut mendengarnya. Dia langsung memasang ekspresi wajah yang serius.

"Tuan Muda Gian, saya sudah cukup lama melayani anda dengan penuh ketulusan. Saya paham jika anda jatuh cinta kepada saya, dan anda juga tahu jika saya sangat menyayangi anda. Tapi tolong tegar kan diri anda, berfikir lah dengan jernih! Saya dan anda-"

"Diam lah!"

"Baik."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!